Anda di halaman 1dari 11

ANTIHELMINTIK

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
KELAS E
SULTANTRI TALANDA G 701 17 007
SITTI MARWAH NUR G 701 17 035
LIA BETHA WIJAYANTI G 701 17 045
FARIDA ABD RASUL G 701 17 090
VANDA KEZIA KAMBODJI G 701 17 119
FADRIANI G 701 17 165
NILUH AGNES KADOENA G 701 17 132
REYNOL MOHAMAD G 701 17 217
SASMITA G 701 16 217
SRI ROZANTI ANGGRAENI G 701 15 022
PATOFISIOLOGI
Cacing gelang

Apabila telur infektif tertelan manusia


telur akan menetas menjadi larva
rhabditiform di usus, kemudian larva akan
menembus dinding usus dan masuk ke
vena atau pembuluh limfe, ikut dalam
sirkulasi darah, ke jantung dan kemudian
sampai paru-paru. Dalam kapiler alveoli
larva rhabditiform kemudian menembus
dinding alveoli, masuk ke rongga alveoli,
bergerak ke atas menuju bronkhus dan
sampai glottis. Kemudian dari glottis larva
tertelan masuk esofagus dan tumbuh
menjadi dewasa di usus. Lama siklus hidup
cacing ini dari terjadinya infeksi sampai
cacing dewasa bertelur memerlukan
waktu sekitar 2 bulan, dan cacing dewasa
Ascaris lumbricoides (CDC, 2013a)
dapat hidup selama 12 – 18 bulan.
Con`t

Cacing tambang

Setelah 5 – 8 hari larva rhabditiform


akan mengalami metamorfosa menjadi
larva filariform yang merupakan
stadium infektif dari cacing tambang.
Jika menemui hospes baru larva
filariform akan menembus bagian kulit
yang lunak, kemudian masuk ke
pembuluh darah dan ikut aliran darah
ke jantung, kemudian terjadi siklus
paru-paru (bronchus → trachea →
esopagus), kemudian menjadi dewasa
di usus halus. Seluruh siklus mulai dari
penetrasi larva filariform ke dalam kulit
sampai menjadi cacaing tambang
cacing tambang (hookworm) dewasa yang siap bertelur memakan
waktu sekitar 5 – 6 minggu.
Con`t

Cacing cambuk

Cacing dewasa hidup di sekum (cecum)


tapi pada infeksi yang berat dapat
dijumpai dibagian bawah ileum sampai
rectum. Telur keluar bersama tinja, telur
mengandung larva / menjadi infektif
dalam waktu 2 – 4 minggu. Apabila telur
tertelan manusia, telur akan menetas
menjadi larva di istestinum tenue
kemudian larva menembus villi-villi usus
dan tinggal didalamnya selama 3 – 10
hari. Setelah larva tumbuh , kemudian
larva turun sampai sekum kemudian
menjadi cacing dewasa. Waktu yang
diperlukan sejak tertelannya telur
Trichuris trichuria (CDC, 2013b) sampai menjadi cacing dewasa yang
siap bertelur kira-kira 90 hari.
Con`t
Cacing pita

mulai dari proglotid yang berisi 100.000


buah telur, kemudian keluar secara spontan
(aktif) maupun pasif (bersama feses), lalu
telur keluar dari proglotid ketika proglotid
berkontraksi sewaktu bergerak, kemudian
telur tersebut termakan oleh ternak.
Ternak yang terinfeksi di dagingnya akan
terdapat cacing gelembung (sistiserkus
bovis) yang merupakan larva dari taenia
saginata, sedangkan larva dari taenia
solium disebut sistiserkus selulose, larva
tersebut menetap di jaringan otot, apabila
pemasakan daging kurang matang dan
termakan oleh manusia, scolex (kepala)
akan keluar dari larva (sistiserkus bovis)
Cacing pita (CDC, 2013) kemudian melekat pada usus halus
(biasanya jejunum) dalam waktu 8-10
minggu akan menjadi cacing dewasa.
GEJALA

Cacing Gelang Cacing Tambang Cacing cambuk Cacing pita


dapat Efek yang paling nyeri saat Gatal-gatal
serius dari infeksi mengeluarkan pada anus,
menimbulkan cacing tambang tinja yang mual, pusing,
iritasi adalah anemia mengandung
sakit kepala,
sehingga dan defisiensi campuran lendir,
diare, lemah,
protein air, dan darah.
tidak enak di pada anak-anak merasa lapar,
perut berupa Ketika anak-anak
terus terinfeksi dapat sembelit,
mual serta oleh banyak menyebabkan penurunan
sakit perut cacing, hilangnya anemia berat, berat badan,
retardasi rasa tidak enak
yang tidak besi dan protein
pertumbuhan,
jelas dapat di lambung,
menghambat dan
perkembangan
pegal-pagal
pertumbuhan dan pada otot.
perkembangan kognitif
mental
Terapi Farmakologi dan efek samping
Dosis :
mebendazol Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut-turut

Mekanisme kerja
Mengambat pembentukan mikrotubulus
cacing pada cacing usus dewasa yang
rentan tinggal di usus

Efek samping:
Angiodema, demam, sakit kepala, pusing,
gatal, diare, mual, muntah, kantuk
Coun`t
Dosis :
albendazole Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet Albendazol (400 mg) atau
20 ml suspensi, berupa dosis tunggal

Mekanisme kerja :
Albendazole bekerja dengan merusak sel di
usus cacing, sehingga cacing tidak dapat
menyerap gula, serta kehabisan energi dan
mati.

Efek samping:
Sakit kepala , Pusing, Vertigo, Tekanan
intrakranial meningkat, Demam, Gangguan
fungsi hati, Sakit perut, Mual, Muntah.
Con`t
Dosis :
Praziquantel Umumnya, dosis akan berikan antara 20-40 mg per
hari yang dapat dikonsumsi sekaligus atau dibagi ke
dalam 3 jadwal konsumsi. Jika diperlukan, dosis
dapat dinaikan hingga 60 mg per hari.

Mekanisme kerja :
membuat otot cacing kejang-kejang dan lumpuh.
Setelah obat diminum, cacing kemudian dibuang
melalui tinja.

Efek samping:
kram atau nyeri perut, diare, kehilangan selera
makan, mual atau muntah, pusing, kantuk, gatal di
daerah dubur, dan ruam kulit.
Con`t

Dosis :

Niclosamide Dosis untuk infeksi cacing pita dari babi


• Dewasa: 2 g, sebagai dosis tunggal (dikonsumsi hanya satu kali) setelah
sarapan dengan makanan ringan.
• Anak: jika berusia kurang dari 2 tahun, 500 mg sedangkan jika berusia 2-6 tahun
sebanyak 1 g. Semua perlu dikonsumsi sebagai dosis tunggal setelah sarapan
ringan.
Dosis untuk infeksi cacing pita dwarf
• Dewasa: dosis awal 2 g pada hari pertama, lalu dilanjutkan sebanyak 1 g di hari-
hari berikutnya selama 6 hari.
• Anak <2 tahun: sebanyak 500 mg pada hari pertama, lalu dilanjutkan sebanyak
250 mg di hari-hari berikutnya selama 6 hari.
• Anak 2-6 tahun: sebanyak 1 g pada hari pertama, lalu dilanjutkan sebanyak 500
mg di hari-hari berikutnya selama 6 hari.
Dosis untuk infeksi cacing pita dari sapi atau ikan
• Dewasa: 1 g setelah sarapan dan dilanjutkan 1 g satu jam setelahnya.
• Anak <2 tahun: 250 mg setelah sarapan dan dilanjutkan 250 mg satu jam
setelahnya.
• Anak 2-6 tahun: 500 mg setelah sarapan dan dilanjutkan 500 mg satu jam
setelahnya.

Mekanisme kerja :
bekerja dengan membunuh cacing pita. Cacing yang mati dan terkadang hancur
dalam usus ini kemudian dibuang bersamaan dengan tinja.

Efek samping:
Diare, Sakit perut, Hilangnya nafsu makan, Mual atau muntah, sakit kepala, Mengantuk,
Gatal di area rektum, Ruam kulit, dan Rasa tidak enak di mulut
ADA
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai