Anda di halaman 1dari 43

DIAGNOSTIC

K3-VE ENGINE XENIA


SISTIM KONTROL MESIN / EFI
LOKASI SENSOR & ACTUATOR
LOKASI KOMPONEN
POWER SUPLY PADA SISTIM KONTROL EFI
SISTIM KONTROL EFI
SISTIM KONTROL EFI
SISTIM KONTROL EFI
PEMERIKSAAN POWER SUPLY

Pemeriksaan power suply.

1. Lakukan pemeriksaan
tegangan baterai.
2. Periksa kondisi sekering
EFI 15A yang terdapat di
JB .
3. Periksa kondisi sekering
Engine 10A yang terdapat
di JB 2.
4. Periksa kerja EFI Main
Relay.
PEMERIKSAAN SEKERING EFI 15A
Pemeriksaan dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan sekering EFI 15A dari R/B


yang terdapat di ruang mesin.
• Periksa tahanan Fuse EFI : nilai
tahanan dibawah 1 Ohm.
• Jika sekering OK pasang kembali.
• Periksa tegangan pada posisi kaki Fuse
EFI dan pastikan tegangan akan ada
terus menerus walaupun kunci kontak
OFF
PEMERIKSAAN SEKERING ENGINE 10A
Jika pemeriksaan pada Sekering EFI 15A sudah OK tetapi mesin masih tidak
mau hidup juga maka lakukan pemeriksaan pada Fuse Engine 10A. Pemeriksaan
dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan Fuse E/G 10A dari J/B 2


yang terdapat di ruang pengemudi
diatas pedal gas.
• Periksa tahanan Fuse E/G : nilai
tahanan dibawah 1 Ohm.
• Jika sekering OK pasang kembali.
• Periksa tegangan pada posisi kaki
Fuse E/G dan pastikan tegangan
akan ada jika kunci kontak pada
posisi ON
PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY
EFI main Relay berfungsi untuk mengaktifkan Engine ECU ( Control Unit EFI ).
Jadi walaupun tidak ada sekering yang putus tetapi relay ini rusak maka sistim
EFI menjadi tidak dapat berfungsi.

• Lepaskan Relay EFI dari J/B 2 yang


terdapat di ruang pengemudi diatas
pedal gas.
• Periksa tegangan pada kaki relay ( 3
) yang terdapat pada J/B 2, tegangan
> 11 Volt. Dan aka ada terus
walaupun kunci kotak OFF
• Periksa tegangan pada kaki relay ( 2
) yang terdapat pada J/B 2, tegangan
> 11 Volt. Ketika kunci kontak ON.

PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY
Jika tegangan pada dudukan EFI Main Relay yang terdapat pada J/B 2 Ok,
pemeriksaan kita lanjutkan ke EFI Main Realy

• Ukur tahanan pada kaki relay antara


no 1 dan no 2 nilai tahanan kurang
lebih 170 ohm.
• Ukur nilai tahanan antara kaki relay
no 3 dan 5, nilai tahanan harus > 10
Kilo ohm.
• Beri tegangan dengan baterai pada
kaki no 1 dan 2, kemudian ukur nilai
tahanan antara kaki relay no 3 dan 5,
nilai tahanan harus dibawah 1 Ohm.
PEMERIKSAAN POWER SUPLAY PADA ECM
Jika pemeriksaan sampai pada relay sudah Ok sekarang pemeriksaan kita
lanjutkan pada ECU ( Engine ECU )

Lepaskan Connector E8 pada engine ECU


Putar kunci kontak pada posisi ON.Periksa
tegangan yang terdapat pada pin no 7
• Tegangan pada pin no 7 harus sama
dengan tegangan baterai.
• Jika pada pin no 7 tidak terdapat
tegangan. Periksa hubungan antara pin
no 5 pada EFI main relay yang terdapat
pada J/B 2 dengan pin no 7 pada
connector E8 ( nilai tahanan < 1 Ohm )
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar relay bahan bakar menjadi ON
pada saat kunci kontak pada posisi start

1. Ada input ke ECM pada


terminal STA
2. Pada saat signal STA
masuk ke ECM, ada signal
N1 dan N2 ( dari crank
sensor )
3. Selama mesin hidup signal
N1 dan N2 harus tetap
masuk ke ECM
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Pompa bahan bakar tidak diberikan sekering khusus ( tersendiri ), sebagai
pengaman jika terjadi konsluiting pada pompa bahan bakar dijaga oleh Fuse
EFI 15A.
Pemeriksaan Realy Fuel Pump.

Lakukan pemeriksaan relay


• Periksa nilai tahanan relay antara
terminal 1 dan 2 pada relay pompa ( nilai
tahanan berkisar 170 Ohm ).
• Ukur nilai tahanan antara terminal 3 dan
5 ( nilai tahanan diatas 10 Kilo Ohm )
• Berikan arus pada terminal 1 dan 2,
kemudian ukur nilai tahanan antara
terminal 3 dan 5. ( Nilai tahanan dibawah
1 Ohm )
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock )

• Putar kunci kontak pada posisi


“ ON “.
• Periksa tegangan pada
terminal no 3 yang terdapat
pada J/B 2. ( tegangan sama
dengan tegangan baterai ).
• Periksa tegangan pada
terminal no 2 yang terdapat
pada J/B 2. ( tegangan sama
dengan tegangan baterai ).
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Jika pada terminal No 2. J/B 2


tidak ada tegangan.
Cabut Fuse E/G 10A dari J/B 2
ukur hubungan diantara kedua
kaki fuse.
Nilainya tahanan dibawah 1 Ohm
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Jika Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock ) dan Realy OK tetapi
Fuel Pump tidak juga mau bekerja
Pemeriksaan kita lanjutkan dengan menggunakan wirring diagram.
Jadi kita telusuri dimana hilangnya tegangan maupun arus yang menuju ke
pompa.

Langkah – langkah yang harus kita ikuti.

• Temukan jalur kabel ( harnes yang menuju ke pompa /


Fuel Pump ).
• Temukan lokasi Connector.
• Temukan no pin yang menghubungkan kabel dari Fuel
Pump Relay menuju ke Pompa.
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Contoh :
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Membaca Wirring Diagram
Dari pembacaan wirring diagram kita menemukan bahwa diantara relay
pompa menuju ke pompa terdapat dua buah Connector to Connector, satu
buah Connector to Componen dan satu buah Grounding Point.

1. Connector “ IF1 “
2. Connector “ BC1 “.
3. Grounding point “ BA “.
4. Connector to Componen “ F15 “

Setelah ini kita temukan, kita cari lokasi komponen tersebut didalam list
lokasi komponen.
Tentukan posisi pin yang terdapat pada connector yang bersangkutan.
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Lokasi Komponen
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Connector List
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Lokasi Komponen
Seperti ditunjukkan didalam gambar lokasi komponen, Connector IF1
terdapat disisi kanan dekat pedal gas.
Bentuk Connector IF1 dapat kita lihat seperti didalam connector list

Lakukan pada bagian berikut ini

• Periksa mengunakan Ohm meter


hubungan pin no13 pada Female
Connector IF1 dengan Pin no 5
Relay Pompa pada J/B 2, nilai
tahanan kurang dari 1 Ohm.
• Jika dari hasil pemeriksaan Ok
lakukan pemeriksaan pada
langkah berikutnya.
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Lokasi Komponen
CONNECTOR LIST
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Lokasi Komponen
Connector BC1 terletak diatas didepan roda belakang kanan. Periksa
hubungan antara pin no 13 pada connector IF1 dan pin no 5 pada connector
BC1. Nilai tahanan harus kurang dari 1 Ohm.
SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR
Lokasi Komponen
Connector F15 bergabung dengan fuel pump assy . Periksa hubungan
antara pin no 5 pada connector BC1. Dan pin no 3 F15. Nilai tahanan < 1
ohm.
• Jika nilai tahanan terminal no 5 BC1 dengan pin no 3 F 15 tidak putus,
lakukan pemeriksaan antara ternminal 4 BC 1 dengan terminal no 3 F 15
• Jika hubungan antara terminal 4 BC! Dengan terminal no 3 F 15 ok lakukan
pemeriksaan hubungan grounding point BA. Jika Ok . Periksa atau ganti
pompa
SIGNAL NE ( CRANK SENSOR )
Signal NE, akan memberi inputan ke Engine ECU / ECM mengenai Rpm
Mesin untukmenentukan ijeksi bahan bakar dan mengaktifkan kerja pompa
secara terus menerus
PEMERIKSAAN CRANK SHAFT POSISI SENSOR
Periksa nilai tahanan antara terminal 1 dan 2 pada Crank Posisi Sensor
Pada suhu 20o C. Nilai tahanannya 1.850 ~ 2.450 Ohm
PEMERIKSAAN HARNESS

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin


no 1 dengan connector E8 pin no 11 serta
Connector C2 pin no 2 dengan connector
E8 pin no 21. nilai tahanan dibawah 1 Ohm

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin


no 1 dengan body serta Connector C2 pin
no 2 dengan body. nilai tahanan > 1Ohm
VVT-i CONTROL
UMUM
VVT-i Mencakup ECM, OCV, dan VVT-i Controller. Cam Sensor

• ECM mengirim target duty control ke OCV.


• OCV mengatur tekanan oli yang disuplay ke VVT-i
Controller,
• Cam sensor melakukan penyesuaian dengan kondisi
kerja mesin.
• VVT-i Controller mengatur mengatur maju dan mundur
sudut pembukaan Camshaft Intake
VVT-i CONTROL
DIAGRAM
PEMERIKSAAN VVT-i CONTROL
Penyebab tidak berfungsinya VVT-i control terdiri dari 2 unsur.

1. Akibat sistim mekanical ( mekanis )

• OCV macet.
• Rantai timing kendor.
• Filter oli pada OCV mampet

2. Akibat sistim electrical ( Electris )

• Hubungan kabel antara OCV dan ECM terputus.


• Kabel antara OCV dan ECM ada yang short .
• Tidak ada signal duty dari ECM ke OCV
PEMERIKSAAN OCV / OIL CONTROL VALVE
Memeriksa fungsi dan kerja OCV

• Memeriksa nilai tahanan kumparan

Specifikasi nilai tahanan kumparan


6,9 ~ 7,9 Ohm pada 20o C

• Memeriksa kerja OCV


Berikan tegangan + pada pin no 1
dan pin no 2, katup spool harus
bergerak dengan lembut
OCV / OIL CONTROL VALVE
PEMERIKSAAN TIMING CHAIN

Memeriksa Valve Timing Chain dari kemungkinan kendor atau


loncat

• Luruskan tanda TOP yang


terdapat pada pulley Crankshaft.

• Pastikan tanda pada Camshaft


Timing sprocket menghadap ke
atas ( TOP ) .

• Periksa kekendoran rantai timing.


PEMERIKSAAN FILTER OCV
( OIL CONTROL VALVE )
Memeriksa filter OCV dari kemungkinan tersumbat ( mampet )

• Lepas filter OCV ( Camshaft


Timing Oil Control Valve )

• Bersihkan agar filter tidak


mampet

• Pasang kembali filter


SISTIM KELISTRIKAN VVT-i CONTROL
Sirkuit ini mengoperasikan spool valve menggunakan signal duty dari ECM,
sehingga spool valve memindahkan saluran oli dari sisi advance ke sisi retard
untuk mengaktifkan VVT-i Controller. Sehingga valve timing optimum dapat
dipertahankan.
Jika mesin berhenti camshaft timing oil control valve diset ke posisi retarded
sepenuhmya.
PEMERIKSAAN CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL
VALVE
• Lepaskan Connector C7.
• Berikan tegangan positive baterai
pada pin no 1 dan negative pada pin
no 2 OCV.
• Periksa putaran mesin, jika idle
menjadi kasar atau mesin mati berarti
OCV OK
• Hubungkan kemabali connector OCV
PEMERIKSAAN SIGNAL OCV DARI ECM
OCV disuplay arus dari connector E9 pada ECM
Connector E9 pin no 7 menyuplay arus positive dan pin no 6 adalah massa

Pada saat kunci kontak ON Spec tegangan antara pin no 7 dan no 6.


adalah 0,4 volt

Connector E9. Cara pengukuran.


PEMERIKSAAN SIGNAL OCV
Signal OCV, signal ini berfungsi untuk mengaktifkan OCV dalam menentukan
aliran minyak pelumas yang menuju ke sisi retard maupun advance.

• Putar kunci kontak ke posisi ON.


• Ukur tegangan antara pin no 6 ( - ) dan pin no 7 ( + ).
Spesifikasi tegangan 0,4 atau kurang.
PEMERIKSAAN HARNESS DAN CONNECTOR
( ECM – OCV )
Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah harness ada yang putus atau
short dengan harness lain.

• Ukur nilai tahanan antara pin no 6 ECM


connector ( E 9 ) dan pin no 2 OCV
connector ( C 7 ) ( nilai < 1 Ohm ).
• Ukur nilai tahanan antara pin no 7 ECM
connector ( E 9 ) dan pin no 1 OCV
connector ( C 7 ) ( nilai < 1 Ohm )
• Ukur juga pin – pin tersebut dengan pin
yang ada disekitarnya ( nilai > 10 Kilo
Ohm )

Anda mungkin juga menyukai