Anda di halaman 1dari 13

Balance Scorecard

Penilaian Kinerja dengan Metode Balance Scorecard


(BSC)
Konsep BSC
 Penilaian kinerja yang menggunakan ukuran keuangan dan
non keuangan untuk menentukan kinerja divisi/perusahaan
 Penilaian kinerja yang berdasarkan pada ketercapaian visi dan
misi perusahaan
 Kinerja didasarkan pada ketercapaian visi perusahaan dalam
jangka panjang dan dicapai melalui tahapan jangka pendek
yang terarah
Konsep BSC
 Penyusunan kerangka kinerja berdasarkan pada visi, misi,
strategi dan sasaran perusahaan
 Kerangka kinerja diturunkan dalam pencapaian tujuan dengan
mempertimbangkan pada siklus hidup perusahaan
 Aktivitas pencapaian kinerja berdasarkan rencana jangka
pendek yang diturunkan dari pencapaian tujuan dalam jangka
menengah.
Contoh penerapan konsep
 Visi: menjadi perusahaan yang unggul (Jangka panjang).
 Tujuan: Menjadi perusahaan the big five dalam jangka waktu
5 tahun (Jangka panjang)
 Sasaran: dalam 3 tahun ke depan harus menerapkan teknologi
informasi yang lebih unggul dari pesaing (jangka menengah/
sesuai siklus perusahaan)
 Aktivitas: investasi dalam TI, pelatihan karyawan untuk
menguasai TI, penggunaan web untuk meningkatkan
penjualan
Perspektif BSC
 Penilaian kinerja berdasarkan empat perspektif dalam
menjalankan aktivitas bisnis. 4 perspektif nya yaitu:
1. Perspektif Proses bisnis internal
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran
4. Perspektif Keuangan
Persepektif proses bisnis internal
 Menilai kinerja berdasarkan pada proses bisnis yang dilakukan
oleh divisi/manajer
 Proses bisnis internal meliputi tiga aspek, yaitu: proses
inovasi, proses operasi dan proses layanan purna jual.
 Pada perspektif ini, divisi akan dinilai berdasarkan inovasi
yang telah dilakukan, proses operasi yang sesuai dengan
ketentuan anggaran serta bagaimana divisi melakukan layanan
purna jual
Proses bisnis internal
Proses Inovasi Proses Operasi Proses Layanan Purna Jual

Kebutuhan
Kebutuhan Ciptakan Bangun LuncurkanPro Layani
pelanggan
pelanggan Produk Produk/ duk/ Pelanggan
terpuaskan
diidentifikasi jasa Jasa

Tolok ukur kinerja proses bisnis internal:


1. Proses Inovasi dinilai berdasarkan pada kemampuan divisi untuk melakukan
Inovasi. Terutama inovasi produk dan jasa yang dihasilkan. Score yang digunakan
Jumlah inovasi yang dihasilkan
2. Proses operasi dinilai berdasarkan proses yang dilakukan untuk menciptakan
Produk atau jasa. Score yang digunakan adalah kecepatan waktu proses
3. Proses layanan purna jual dinilai berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan
Layanan. Score yang digunakan adalah kecepatan waktu layanan.
Perspektif Pelanggan
 Kinerja didasarkan pada bagaimana pengelolaan pelanggan
yang dilakukan oleh divisi
 Ukuran perspektif pelanggan terdiri dari market share,
costumers acquition, costumers retention, costumers satisfaction dan
costumers profitability.
 Skor yang digunakan adalah peningkatan pangsa pasar, jumlah
pelanggan baru, jumlah pelanggan lama yang tetap bertahan,
jumlah keluhan pelanggan dan nilai profitabilitas atas suatu
target segmen pasar.
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
 Merupakan kemampuan organisasi untuk tumbuh dan berkembang
dalam jangka panjang
 Kinerja dalam perspektif ini diukur berdasarkan usaha-usaha yang
dilakukan divisi untuk selalu tumbuh dan berkembang dengan
memanfaatkan SDM yang ada.
 Tolok ukur kinerjanya adalah employment capabilities, Information
capabilities dan employment softskill yg terdiri dari motivasi
karyawan, keselarasan yang dirasakan serta kemampuan karyawan
untuk mempengaruhi organisasi.
 Skor yang digunakan adalah jumlah karyawan yang kompeten,
tingkat penggunaan TI, tingkat motivasi karyawan dan tingkat
komitmen karyawan terhadap organisasi.
Persepektif Keuangan
 Penilaian kinerja divisi berdasarkan pada aspek keuangan yang
harus dicapai.
 Pada perspektif ini tolok ukur keuangan yang digunakan
untuk menilai kinerja tergantung pada siklus hidup produk
dan jasa yang dihasilkan divisi.
 Siklus hidup produk terdiri dari tahap pengenalan, tahap
pertumbuhan, tahap pendewasaan dan tahap penurunan.
Tolok ukur kinerja keuangan
 Tahap pengenalan (introduction stage), pada tahap ini produk
masih diperkenalkan di pasar, nilai investasi belum kembali,
dan mungkin masih rugi. Pada tahap ini tolok ukur kinerja
keuangan adalah perputaran produk atau inventory turnover.
 Tahap pertumbuhan (growth stage), pada tahap ini produk
mulai dikenal di pasar dan terjadi peningkatan penjualan.
Tolok ukur kinerja yang digunakan pada tahan ini adalah
pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan pangsa pasar
Tolok ukur kinerja keuangan
 Tahap kedewasaan (maturity stage). Pada tahap ini produk
sudah mendapatkan posisi di pasar, atau dengan kata lain pada
tahap ini terjadi permintaan yang sangat besar, karena produk
dipercaya oleh konsumen. Fokus utama divisi pada
pengembalian investasi. Tolok ukur keuangan nya berupa ROI
dan EVA.
 Tahap penurunan (decline stage). Pada tahap ini permintaan
atas produk/jasa mengalami penurunan karena pasar jenuh.
Tolok ukur kinerja keuangannya adalah arus kas masuk dan
efektivitas modal kerja atau tingkat perputaran modal.
Kaitan antar perspektif
Meningkatnya ROI

Perspektif Meningkatnya Berkurangnya biaya


Keuangan pendapatan

Meningkatnya kepercayaan Meningkatnya kepuasan


Perspektif pelanggan
Kecepatan layanan pelanggan
pelanggan

Meningkatnya kualitas Meningkatnya penggunaan


Proses layanan pelanggan Terintegrasinya proses
TI layanan pelanggan
Bisnis internal

Perspektif pembelajaran Meningkatnya produktivitas dan


Dan pertumbuhan komitmen

Anda mungkin juga menyukai