NAMA KELOMPOK 3:
Nefrolitiasis atau batu ginjal merupakan
gangguan klinis akibat adanya komponen batu
kristal yang menyumbat dan menghambat kerja
ginjal pada kaliks atau pelvis ginjal yang
disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada
kelarutan dan pengendapan garam di saluran
urin dan ginjal.
Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di saluran kemih.
Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal
kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah
struvit atau magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi
bahan-bahan tersebut. Batu ginjal dapat disebabkan oleh
peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau
penurunan pH urine (mis., batu asam urat). Konsentrasi bahan-
bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta
kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang
pembentukan batu. Adanya yang menghambat aliran urine dan
menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian saluran
kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.
Batu berbasis kalsium adalah yang paling umum, terhitung sekitar
80% dari semua batu pembentuk batu ginjal. Kalsium oksalat
adalah jenis batu yang paling berpengaruh, membentuk sekitar
60% dari semua jenis batu ginjal. Batu kalsium fosfat membentuk
sekitar 20% batu ginjal. Jenis batu pembentuk batu ginjal yang
tersisa adalah asam urat, struvite, sistin, asam amonium urat.
Batu kalsium
Kebanyakan batu kalsium ditemukan dalam bentuk kalsium oksalat. Oksalat
merupakan zat yang di hasilkan dalam tubuh dan juga terdapat pada
makanan, seperti kacang dan coklat yang memiliki kandungan oksalat yang
tinggi. Pembentukan batu kalsium dimediasi melalui beberapa faktor.
Supersaturasi kalsium dan oksalat dalam urin memicu terjadinya
pembentukan batu ginjal, seperti halnya beberapa gangguan metabolisme,
termasuk volume urin rendah, pH urin rendah atau tinggi, ekskresi kalsium,
oksalat, dan asam urin yang tinggi, dan ekskresi sitrat urin yang rendah
Batu asam urat
Batu asam urat paling sering dijumpai pada pasien dengan kebiasaan kon-
sumsi air minum yang tidak cukup ataupun kehilangan cairan yang
berlebihan, konsumsi protein yang tinggi. Batu ginjal asam urat berkontribusi
hingga 10% dari semua batu ginjal. PH urin mempengaruhi kelarutan asam
urat. Ketika pH urin menurun, demikian juga kelarutan asam urat. Selain pH
urin yang rendah, volume urin yang rendah dan hyperuricosuria mendorong
pembentukan batu asam urat.
Batu struvit
Batu struvit muncul akibat respon terhadap suatu infeksi, seperti
infeksi saluran kemih. Infeksi urin berulang karena disebabkan adanya
bakteri dapat menyebabkan batu struvite. Batu-batu ini terdiri dari
magnesium amonium fosfat dan sering terlibat dalam pembentukan
batu ginjal. Batu stuvit / batu infeksi menyebabkan 5% hingga 15%
dari semua batu. Pasien yang berisiko batu struvite termasuk orang
tua, wanita, penderita diabetes, dan pasien dengan pengalihan urin,
gangguan neurologis, dan stasis urin
Batu cystine
Batu cystine ditemukan pada orang orang dengan kelainan bawaan
yang mengakibatkan ginjal mengeksresikan asam amino cystin yang
banyak pada urin (cystinuria). Pada anak-anak, cystinuria
menyebabkan hingga 10% pembentukan batu ginjal. Kelarutan sistin
dipengaruhi oleh konsentrasi sistin, pH urin, kekuatan ionik, dan
makromolekul urin.
Gejala umum yang biasa dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu :
1. Nyeri pada pinggang
2. Nyeri pada perut bagian bawah atau samping
3. Nyeri pada selangkangan
4. Disertai mual dan muntah
Jika batu ginjal disertai dengan infeksi maka gejala umum yang
biasanya terjadi yaitu :
1. Urin berwarna keruh
2. Urrin berbau tidak sedap
3. Demam tinggi
4. Badan lemas
5. Menggigil
Pengendapan substansi yang terdapat dalam air
kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor
lain yang mempengaruhi daya larut substansi
Konsumsi protein hewani dengan jumlah yang
berlebihan
Terlalu lama duduk ketika bekerja
Kebiasaan menahan buang air kemih
Konsumsi vitamin C dengan dosis tinggi
Obesitas
Jenis kelamin
Usia
Keturunan
Hibiscus sabdariffa (Rosella)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divis : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Rosanae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus L.
Khasiat: profilaksis dan pengobatan batu kemih
Senyawa aktif: polifenol, hibiscus anthocyanin, L- asam
askorbat, kuersetin, dan asam protocatechuic.
Uji in vivo: ekstrak cair tanaman ini memiliki
Nama Preparasi Hasil
Uji in vivo Ekstrak cair 1. aktivitas antiurolitiatik =
adanya penurunan
deposisi konstituen
pembentuk batu di ginjal
dan serum tikus urolitik
yang diinduksi etilen
glikol.
2. efek antilitik pada tikus
pada diet glikolat =
penurunan waktu retensi
oksalat di ginjal dan lebih
banyak ekskresi urin
Klasifikasi
Nama spesies: Orthosiphon
aristatus (BI.) Miq., yang disebut
juga Orthosiphon grandiflorus Bold.
Dan Orthosiphon stamineus Benth.
Nama lokal : Daun kumis kucing,
daun remujung, java tea
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: viridiplantae
Super Divisi: Embryophyta
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Spermatophytina
Komposisi: Kelas: Magnoliopsida
•Orthosiphonis folium Super ordi: Asteranae
•Centella asiatica Ordo: Lamiales
•Andrographis Famili: Lamiaceae
paniculata Genus: Orthosiphon Benth
Kandungan senyawa: flavonoid, asam organik dan terpenoid.
Flavonoid dalam ekstrak cair secara in vivo dapat mengurangi
pembentukan kristal kalsium oksalat pada tikus hyperoxaluria. Cara
kerjanya sebagai diuretik, mencuci atau membersihkan saluran kencing.
Selain itu, zat aktif yang terdapat di dalamnya juga bisa
menyembuhkan peradangan yang terdapat pada ginjal, kandung
kemih, dan saluran kencing.
Cara penggunaan:
Air panas 150ml dituang bersama 2-3 gram kumis kucing kemudian
setelah 15 menit disaring. Dapat juga dibuat dengan air dingin dan
dibiarkan tertutup selama beberapa jam, secangkir kumis kucing ini
diminum 2-3 kali sehari pada waktu makan.
Cuci 90 gram kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan
mendidih sampai airnya tersisa 750cc. Setelah dingin minum 3 kali
sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Data penelitian penunjang:
pengaruh infus daun kumis kucing, terhadap kelarutan kalsium batu
ginjal secara in vitro 0,5 persen, 7,5 persen dan 10 persen, dinyatakan
bahwa kadar kalsium batu ginjal yang terlarut adalah lebih baik. (Agus,
1990)
23 pasien penderita batu kandung kemih yang diberi ekstrak air daun
kumis kucing. Hasilnya, 40 persen pasien mengalami penurunan ukuran
batu kandung kemih sebesar 0,5 cm, dan 20 persen merasakan
hilangnya sakit (Muangmun W., 1984)
A. Klasifikasi
Nama lokal : pegagan
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo: Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
B. Kandungan senyawa:
madasiatic acid, meso-inositol, karotenoid, hidrokotilim, vellarin, tanin serta garam mineral
seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Selain itu terdapat flavonoid,
saponin, tanin dan terpenoid.
• Mekanisme: kalium bersifat diuretik = batu-batu yang menyumbat saluran dapat
terdorong keluar. Kalium bereaksi dengan batu ginjal yang berupa kalsium karbonat.
Sehingga endapan batu ginjal larut dan keluar bersama urin. Selain itu flavonoid juga
memiliki aktivitas diuretik dengan meningkatkan urinasi dan laju filtrasi glomerulus.
Dengan adanya peningkatan laju ini maka zat nefrotoksik yang masuk ke ginjal akan
dikeluarkan secara cepat akibat aktivitas urinasi yang meningkat. Pengeluaran ini dapat
mengurangi terjadinya akumulasi kalsium oksalat.
C. Cara penggunaan secara tradisional
Bahan: 60 gr Kumis Kucing segar (daun serta batangnya), 30 gr daun
Sendok segar, 30 gr Rumput Mutiara segar dan 800 cc air.
Langkah membuatnya : Cuci bersih semua bahan serta rebus sampai
air tersisa 450 cc. Saring serta minum ramuan itu 3 kali satu hari,
masing-masing 150 cc.
D. Data penelitian penunjang
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan
mempunyai aktivitas diuretik pada dosis 500 mg/kg BB (Roopesh,
2011) dan pada penelitian Sri Endah Suhartatik (1989) menyatakan
bahwa infusa daun pegagan dengan kadar 7,5% yang paling baik
untuk melarutkan kalsium batu ginjal yaitu sebesar 153,7275 ± 1, 0155
mg/L.
penelitian lain menunjukkan dari data penetapan kadar kalsium batu
ginjal melalui metode uji t didapatkan % diperoleh : Untuk infusa
10% yang dibuat dari tanaman segar dengan kontrol didapatkan t
hitung (36,99) > t tabel (1,796). Berdasarkan uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.)
dapat bermanfaat sebagai penghancur batu ginjal secara in
vitro. (Widiyanti, Rahmi,2000)
A. Klasifikasi
Nama lokal : Sambiloto
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : viridiplantae
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Subdivisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Kelas : Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Sub ordo : Asteranae
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
B. Kandungan senyawa
Komponen kimia: diterpene, lactone, dan flavonoid. Empat senyawa lakton yang
ditemukan di dalam daun sambiloto (Akbar, 2011), yaitu deoxyandrographolide,
andrographolide, neoandrographolide dan 14- deoxy-11, 12-
didehydroandrographolide. Senyawa flavonoid banyak ditemukan pada bagian akar,
tetapi juga dapat ditemukan pada bagian daun (Ratnani et al., 2012). Selain itu
terdapat kandungan Andirgafolida, neoandrografolida, homoandrografolida,
andrografin. Senyawa yang diduga digunakan untuk penyakit batu ginjal adalah
flavonoid.
C. Cara penggunaan secara tradisional
Bahan: 20 g Sambiloto segar (batang serta
daunnya), 60 gr Krokot segar (berikut dengan
akarnya), 60 gr rambut Jagung segar, 800 cc
air.
Cara membuatnya : Cuci bersih semua bahan
serta rebus sampai air tersisa 450 cc. Saring
serta minum 3 kali satu hari masing-masing
150 cc.
Kejibeling mengandung zat-zat kimia antara lain:
kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida,
saponin, flavonoida, dan polifenol. Kalium berfungsi
melancarkan air seni (diuretik) serta menghancurkan
batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih.
Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler
yang menyebabkan peningkatan volume darah.
Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan
darah, juga sebagai katalisator berbagai proses
biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi
membran sel. Sedangkan asam silikat berfungsi
mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-
polar lainnya
Pada tahun 2000 telah melakukan penelitian
toksisitas subkronik pada tikus percobaan,
penelitian formulasi untuk mendapatkan
calon fitofarmaka kencing batu dan penelitan
konfirmasi identitas formula. Hasil penelitian
toksisitas subkronik dari ekstrak etanol 70%
daun kejibeling pada tikus putih selama tiga
bulan ternyata tidak menimbulkan efek
keracunan.
Ekstrak metanol daun keji beling
(Strobilanthes crispus BI.) tidak tidak
menunjukkan adanya potensi toksisitas akut
terhadap Artemia salina L. dengan nilai LC50
sebesar 4427,95 µg/mL
Dosis batugin adalah 1 gelas takar sebanyak 3
hingga 4 kali dalam sehari. Dosis tersebut
adalah dosis sebelum batu ginjal
keluar.Namun, jika batu ginjal Anda sudah
keluar maka dosisnya menjadi lebih sedikit
karena bertujuan untuk perawatan bukan
pengobatan. Dosis batugin untuk masa
perawatan adalah 1 gelas takar sebanyak 1
kali sehari.
Tanaman Meniran
(Phyllanthus niruri L.)
Sistematika Tanaman :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri
Linn.
Morfologi Kandungan Kimia
Tanaman ini mengandung banyak
Batang : Bulat, tidak berbulu, senyawa berguna, seperti lignan,
licin, hijau keunguan, diameter flavonoid, alkaloid, triterpenoid, asam
±3 mm, sering bercabang lemak, vitamin C, kalium, damar, tanin,
dengan tangkai dan cabang- geraniin, phillanthin, dan
cabang hijau keunguan. hypophyllanthin.
Daun : Majemuk berseling,
warna hijau, anak daun 15-24 Data Farmakologis
helai, bular telur, tepi rata, Tanaman meniran untuk mengatasi
pangkal membulat, ujung berbagai penyakit, seperti batu ginjal, batu
tumpul. kandung kemih, batu kandung empedu,
Bunga : Tunggal. serta gejala infeksi yang menyertainya.
Daun kelopak : Berbentuk Hasil penelitian farmakologi yang
bintang, mahkota putih kecil. dilakukan oleh Campos & Schor, 1999
Buah : Kotak, bulat, hijau ekstrak meniran juga telah diketahui
keunguan. efektif dalam menghambat pembentukan
Biji : Kecil, keras, bentuk ginjal, kristal kalsium oksalat sebagai pembentuk
coklat tua. batu ginjal.
Dugaan Mekanisme Kerja UjiYang Dilakukan
Kandungan utama flavonoid Ekstrak tanaman meniran dibuat dengan cara
dan glikosida flavonoid menimbang 20,00 gram tanaman meniran
menghambat kerja enzim kemudian ditambahkan 200 mL air untuk
xanthine oksidase dan
superoksidase. Flavonoid membuat ekstrak pekat 10% dan dipanaskan
akan berikatan dengan selama 30 menit pada suhu 90°C. Hasil yang
kalium dari batu ginjal diperoleh setelah pemanasan berlangsung
membentuk senyawa adalah berupa ekstrak kental yang berwarna
kompleks kelat yang mudah
larut. Ion-ion Na dan K akan coklat tua. Selanjutnya ekstrak tersebut dibuat
berikatan dengan asam urat variasi konsentrasi menjadi 2%, 4%, 6%, 8% dan
membentuk senyawa garam 10%.
yang mudah larut dalam air Uji daya larut kalsium dalam ekstrak tanaman
sehingga asam urat yang
telah mengkristal di dalam meniran dilakukan dengan tujuan untuk
darah dan ginjal akan mengetahui efektifitas dari ekstrak tersebut
terlarut secara perlahan- yang secara empiris mempunyai kemampuan
lahan dan akan dikeluarkan. dalam melarutkan kalsium. Ekstrak tanaman
meniran dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%
dan 10% sebanyak 25 mL diukur kadar
kalsiumnya menggunakan flame fotometer
Berdasarkan data pada Tabel 2, maka dapat dikatakan
bahwa meningkatnya konsentrasi ekstrak tanaman
meniran dapat meningkatkan konsentrasi kalsium yang
terkandung dalam ekstrak.
a. Khasiat dan Kegunaan
Membantu meluruhkan
batu urine di ginjal dan
saluran kemih, membantu
melancarkan buang air kecil.
b. Cara Pemakaian
Sebungkus jamu diseduh
dengan 1/2 gelas (100 ml) air
panas lalu diminum
seluruhnya 2 x 1 bungkus
sehari, pagi dan sore selama
5-7 hari. Selanjutnya diulang
setelah berhenti 7 hari.
RAMUAN DAUN MENIRAN
UNTUK BATU GINJAL 1 a. Bahan
Daun kumis kucing 30 g.
Daun meniran 30 g.
Air 3 gelas.
b. Cara Pembuatan
Rebus semua bahan dengan 3
gelas air hingga tersisa 1
gelas.
c. Aturan pakai
Setelah dingin, airnya
diminum 2 kali sehari,
masing-masing 1/2 gelas.
Ramuan daun meniran untuk Ramuan daun meniran untuk batu
batu ginjal 2 ginjal 3
a. Bahan a. Bahan
Daun keji beling 50 g. Daun keji beling 7 lembar.
Meniran segar 7 batang. Daun kumis kucing 1
genggam.
Daun ungu 7 lembar.
Tanaman meniran beserta
Air 4 gelas. akarnya .
b. Cara Pembuatan Kunyit 2 jari tangan.
Semua bahan dicuci bersih, b. Cara Pembuatan
lalu direbus dengan 4 gelas air Cuci semua bahan hingga
hingga tersisa 2 gelas. bersih, lalu kupas kunyit dan
Setelah dingin, air rebusan
iris tipis.
disaring. Rebus semua bahan dengan
c. Aturan pakai
4 gelas air hingga tersisa 4
gelas.
Minum air rebusan daun c. Aturan pakai
meniran tersebut 3 kali sehari, Minum ramuan 3 kali sehari
masing-masing 2/3 gelas. setelah makan, masing-
masing 3/4 gelas.
Kumis kucing
(Orthosiphon aristatus )
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon
aristatus
Mengandung minyak atsiri 0,02-0,06% terdiri dari 60 macam
sesquiterpens dan senyawa fenolik, 0,2% flavonoid lipofil
dengan kandungan utama sinensetin, eupatorin, skutellarein,
tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida flavonol,
turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam 2,3-
dikaffeoil tartarat), metilripariokromen, saponin serta garam
kalsium (3%) dan myoinositol.
Hasil ekstraksi daun dan bunga Orthosiphon aristatus
ditemukan metilripariokromen senyawa golongan flavonoid
yaitu sinensetin, tetrametilskutellarein, salvigenin, kirsimaritin,
pilloin, rhamnazin dan 9 macam golongan senyawa flavon
dalam bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam
senyawa kumarin, asam kafeat dan 7 macam senyawa depsida
turunan asam kafeat, skutellarein, 6-hidroksiluteolin,
sinensetin (Dalimartha, 2000).
Pengaruh infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium
batu ginjal secara in vitro telah dilakukan oleh Cahyono (1990)
dan terbukti bahwa kalsium batu ginjal dapat dilarutkan oleh
infus daun Orthosiphon aristatus. Kemampuan melarutkan
kalsium tersebut dibandingkan dengan infus daun tempuyung
(Sonchus arvensis L.) dan diperoleh hasil infus daun kumis
kucing pada kadar 5%; 7,5%; dan 10% memiliki kemampuan
melarutkan kalsium batu ginjal lebih baik dari infus daun
tempuyung pada kadar yang sama, sementara pada kadar
0,5%; 1%; dan 2,5% kemampuan infus daun tempuyung lebih
baik.
Zhong dkk. (2012) meneliti efek pencegahan pembentukan
kristal kalsium oksalat pada tikus yang diinduksi nefrolitiasis
dari kandungan flavonoid total, fenolik total, dan polisakarida
dalam ekstrak kumis kucing. Hasilnya membuktikan bahwa
polisakarida menunjukkan efek pencegahan yang paling
tinggi
Dugaan Mekanisme Dosis dan Cara
Kerja Penggunaan
Hossain & Merebus 10 g daun
Rahman (2011) kering atau 30 gram daun
mengemukakan kumis kucing segar
bahwa kemampuan dengan 250 ml air,
tunggu sampai volume
ekstrak kumis kucing air sampai tersisa 150 ml,
dalam pengobatan kemudian dinginkan dan
batu ginjal berkaitan saring. Minum 3 kali
dengan aktivitas dalam sehari
antioksidannya yang (Tampubolon, 1995).
mampu menghambat Atau dapat juga dengan
peroksidasi lipid. penggunaan peroral 3 x 2
kapsul sehari.
TEMPUYUNG
(Sonchus arvensis L.)