Anda di halaman 1dari 26

Konvergensi

International
Standards
of
Auditing
(ISA)
Struktur Baru Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
Struktur Baru Standar Audit (SA) yang ditetapkan
oleh Dewan Standar Profesi (DSP) IAPI
Struktur Standar Auditing (SA)

O INTRDUCTION – tujuan, lingkup, pokok bahasan


O OBJECTIVE – tujuan auditor
O DEFINITIONS – makna istilah dalam SA
O REQUIREMENTS – ketentuan bahwa auditor wajib...
O APPLICATIONS ...
O APPENDICES
Summary of the Audit Process – (Arens, 2012)

Perform analytical
Plan and design procedures and
Phase I an audit approach. Phase III tests of details
of balances.

Perform tests of
Complete the
controls and
Phase II Phase IV audit and issue
substantive tests
an audit report.
of transactions.
Summary of the Audit Process –
(Tuanakotta, 2013)

Risk Risk Response/


Reporting/
Assessment/ Menanggapi
Melaporkan
Menilai Risiko Risiko
Kapan ISA berlaku ?

a) 1 Januari 2013 – Emiten


b) 1 Januari 2014 – Non-Emiten
c) Penerapan dini dianjurkan
SPAP lama vs SA baru

1) Persamaan (tanggung jawab entitas vs auditor)


2) Penekanan kembali, dengan modifikasi
(professional judgment/kearifan profesional,
misalnya dalam menentukan materialitas dan
prosedur audit)
3) Perbedaan (ABR, risiko signifikan)
Risk Assessment/
Menilai Risiko
Melaksanakan prosedur penilaian risiko
untuk mengidentifikasi dan menilai
risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan.
Keharusan Dalam Tahap
Risk Assessment
1) Sejak awal, libatkan “auditor yang mumpuni”
2) Tekankan skeptisisme profesional –
dokumentasikan due process nya
3) Rencanakan auditnya
4) Laksanakan diskusi tim audit dan
komunikasi berkelanjutan
5) Fokus pada identifikasi risiko
6) Evaluasi secara cerdas tanggapan manajemen
mengenai risiko
7) Gunakan kearifan profesional
Risk Identification
vs
Risk Assessment
ORisk Identification dilakuan
sebelum perikatan audit

ORisk Assessment dilakukan


setelah perikatan audit dan
hukumnya wajib dilakukan!!
Risk Response/
Menanggapi Risiko
Merancang dan melaksanakan prosedur
audit selanjutnya yang menanggapi risiko
(salah saji yang material) yang telah
diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat
laporan keuangan dan asersi.
Pertimbangan auditor dalam merencanakan
kombinasi prosedur audit
1) Uji pengendalian (tests of controls)
2) Prosedur analitikal substantif
(Substantive analytical procedures)
3) Pendadakan (Unpredictability)
4) Management override
5) Significant risks
Reporting/
Melaporkan
Tahap melaporkan meliputi:
a) Merumuskan pendapat berdasarkan
bukti audit yang diperoleh; dan
b) Membuat dan menerbitkan laporan yang
tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik.
Manfaat
Audit Berbasis Risiko

1) Fleksibilitas waktu
2) Upaya tim audit terfokus pada area kunci
3) Prosedur audit terfokus pada risiko
4) Pemahaman atas pengendalian internal
5) Komunikasi tepat waktu
Prosedur Audit
Prosedur audit harus sepadan dengan risikonya!!

Prosedur audit dalam audit program setiap entitas


akan berbeda-beda!!
Pergeseran Paradigma

Dasar hukum: UU No.5/2011 tentang Akuntan Publik


Auditor bukan merupakan profesi yang kebal hukum, oleh karena itu
prinsip kehati-hatian dan kearifan profesional harus dipegang teguh –
yang terkena imbas dari kelalaian auditor adalah USER bukan KLIEN

Apa yang diungkapkan oleh klien tidak boleh diterima begitu saja –
skeptisisme
Pembenaran akan membawa auditor untuk tidak melakukan audit
secara aktif dan hati-hati.

Fraud sekecil apapun jangan disepelekan, karena biasanya


mengindikasikan adanya kondisi yang lebih besar – fenomena gunung es
Year-end Reminder
O Kas dan Bank – Surat Konfirmasi Bank harus masuk
sebelum opini terbit.

O Pastikan sudah membuat/mendapatkan Position


Paper – bagaimana accounting treatment yang
dipakai klien.

O Aspek kepatuhan – Tanyakan kepada klien, apakah


mereka sudah meng-assess kepatuhan terhadap UU,
dll ?
Year-end Reminder (2)
O NO DOCUMENTATION NO AUDIT !!
(ISA 230)

Bukti audit harus dapat menunjukkan bahwa pekerjaan


audit telah direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan
SA dan menjadi dasar dikeluarkannya audit report.

Bukti audit minimal harus mencantumkan:


1. Identifikasi dari jenis data yang diuji.
2. Siap yang melakukan pekerjaan audit dan waktu saat
pekerjaan tersebut selesai dilakukan.
3. Siapa yang melakukan reviu atas pekerjaan audit dan
waktu saat pekerjaan tersebut selesai direviu.
Year-end Reminder (3)
O Reviu antar Partner WAJIB dilakukan.

(ISA 220: Quality Control is a pivotal aspect of an audit; adanya


Compliance Partner yang tidak boleh terlibat di proses audit)

Hot & Cold Review

O HOT Review – sebelum audit report ditandatangani.

O COLD Review – s.d. 45 hari setelah audit report ditandatangani. 


saat ditemukan ada prosedur yang tidak dijalankan, cover up dengan
prosedur lain yang memungkinkan.
Special Notes
O Tiap KAP harus punya Audit Manual sendiri.
O Independence Letter dari tiap staf harus dibuat –
treatment di KAP bisa per klien, bisa per tahun
buku.
O Pada audit perdana, harus ada audit awal tahun
dengan melakukan komunikasi dengan (bisa
mengunjungi) KAP terdahulu untuk meyakinkan
saldo awal.
O Interim audit besed on ISA  fokus pada risiko,
bukan hanya untuk melakukan sebagian
substantive tests.
Special Notes (2)
O Komunikasi dua arah (tatap muka) dengan Pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola minimal tiga
kali dilakukan, yaitu pada saat
1. Perencanaan Audit
2. Pelaksanaan Audit
3. Penyelesaian Audit

dan di-dokumentasi-kan!!
Summary
Hal-hal prinsip yang mempengaruhi audit berdasarkan SA
1. Dokumentasi audit
2. Audit atas estimasi akuntansi
3. Evaluasi atas kesalahan penyajian
4. Penggunaan pekerjaan pakar auditor
5. Audit atas pihak berelasi
6. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas
Tata Kelola (those charged with governance)
7. Audit atas laporan keuangan grup

Anda mungkin juga menyukai