Anda di halaman 1dari 83

OLEH

GALANG ASMARA
24 25 8
9
23
10
1
22 7
11
2
21 6 3
PERAWAT 12

26
20
5
13
4
19
14
18
17 15
16
NO KELOMPOK NAMA ORGANISASI
1. DOKTER IDI
TENAGA MEDIS
2. DOKTER GIGI PDGI
3. PERAWAT PPNI
4. TENAGA BIDAN IBI
5. KEPERAWATAN PERAWAT GIGI PPGI
6. PERAWAT ANASTESI IPAI
7. APOTEKER ISFI
TENAGA
8. ASISTEN APOTEKER PAFI
KEFARMASIAN
9. ANALIS FARMASI PATELKI
10 EPIDEMIOLOG KESEHATAN PAEI
11 TENAGA ENTOMOLOG KESEHATAN PEKI
KESEHATAN
12 MASYARAKAT SANITARIAN HAKLI
13 PENYULUH KESEHATAN PPKMI
14 AHLI FISIKA MEDIK IKAFMI
NO KELOMPOK NAMA ORGANISASI
15 TENAGA GIZI NUTRISIONIS DAN DIETISIEN PERSAGI
16 FISIOTERAPIS IFI
TENAGA
17 KETERAMPILAN OKUPASI TERAPIS IOTI
18 FISIK TERAPIS WICARA IKATWI
19 RADIOGRAFI PARI
20 TEKNISI GIGI PTGI
21 TEKNISI ELEKTROMEDIS IKATEMI
TENAGA
22 REFRAKSIONIS OPTISIEN IROPIN
KETEKNISIAN
23 MEDIS PEREKAM MEDIS PORMIKI
24 ORTOTIK PROSTETIK IOPI
25 PARAMEDIK TRANSFUSI IPTTDI
DARAH
26 AKUPUNKTUR THERAPI HAKTI
MALPRAKTIK KEPERAWATAN”

 Kesalahan dalam menjalankan tugas


profesional

 kelalaian,
 kecerobohan
 kesengajaan
 Pasrah/ihlas --- waspada/curiga
 Masa bodoh/penuh kepercayaan --
kritis/tdk sepenuh percaya
 Rumah sakit kebal hukum -- no ?
 Kesadaran masy akan adanya jaminan Perlind
hkm

 MEMPERTANYAKAN
 MELAPORKAN
 MENGGUGAT - MALPRAKTIK
 TUNTUTAN GANTI RUGI/PIDANA/SANKSI ADM
 Perawat masih belum sepenuhnya profesional
 IImu keperawatan masih baru berkembang
 Perawat baru mensejajarkan diriny dengan medis
 Jenis penyakit semakin banyak (flu burung,
ebola, .....)
 Perawat melaksanakan banyak tugas:
◦ Dependen (delegasi, mandat)
◦ Independen (perasat keperawatan)
◦ Kolaborasi
◦ Penugasan khusus;
◦ Tugas dalam keadaan darurat
◦ Tugas dalam keterbatasan tertentu
◦ Administrasi (kum).
 MALPRAKTIK KEPERAWATAN
 TINGKATKAN ILMU PENGETAHUAN KEPERAW.
 TINGKATKAN SKILL KEPERAWATAN
 KEMBANGKAN ILMU KEPERAWATAN (penelitian)
 KEMBANGKAN SKILL (KETERAMPILAN ASUHAN
KEPERAWATAN) (melalui percobaan2)
 Studi banding ke berbagai negara
 PAHAMI HUKUM
 PAHAMI KODE ETIK
 BUAT TIM ADVOKASI
 PERKUAT PERAN ORGANISASI
 MAL =
 MALA =
 PRAKTIK =
 PRAKTEK=
 MALPRAKTIK =
 MALPRAKTEK =
 MALPRAKTIK KEPERAWATAN
 MALPRAKTEK KEPERAWATAN
 MALAPRAKTIK KEPERAWATAN
 MALAPRAKTEK KEPERAWATAN
 Malpraxis, Malpractice
 “Nursing Malpraktice“
 “Nursing Malpraxis:
 Professional misconduct or unreasonable
lack of skill.

 failure of one rendering professional


services to exercise that degree of skill and
learning commonly applied under all the
circumstances in the community by the
average prudent reputable member of the
profession with the result of injury, loss or
damage to the recipient of those services or
to those entitled to rely upon them.
 Malpraktik=Kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan pekerjaan atau tugas
profesional.
 Malpraktik Keperawatan = Kesalahan atau
kelalaian dalam menjalankan pekerjaan atau
praktik keperawatan
◦ Praktik Keperawatan = pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk asuhan
keperawatan (Psl 4 UU Kep)
1. Pelanggaran terhadap Norma Etik
2. Pelanggaran terhadap Standar Profesi;
3. Pelanggaran terhadap hak Pengguna
Pelayanan Kesehatan;
4. Pelanggaran terhadap Standar Pelayanan;
5. Pelanggaran terhadap Standar prosedur
operasional
(Pasal 24 ayat (1) UU No 36/2009)
1. Pelanggaran Kode Etik
2. Standar Pelayanan Keperawatan;
3. Standar Profesi;
4. Standar prosedur operasional; dan
5. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
(terkait hak-hak pasien/klien dan kewajiban
perawat yang ditentukan oleh hukum)
(Pasal 37 huruf b UU Kep)
Tidak memperhatikan:
 Fungsi sosial
 Nilai
 Norma agama
 Norma sosial budaya
 Norma moral
 Etika Profesi
Pasal 49 ayat (2) UU Kesehatan
AGAMA
PELAYANAN
STANDAR

ETIKA
STANDAR PROFESI
 MALPRAKTIK ETIK (Ethical Malpractice)
 MALPRAKTIK YURIDIS (juridical malpractice)
◦ Perdata
◦ Pidana
◦ Administrasi

Jadi Perawat bisa dipersalahkan dan dituntut


atas:
1. Pelanggaran Kode Etik;
2. Pelanggaran Hukum (Perdata, Pidana,
Administrasi).
 Perawat melanggar Kode Etik Keperawatan;
 Akan dituntut oleh Organisasi Profesi
 Dikenakan sanksi oleh Organisasi Profesi;
 Dilaporkan oleh masyarakat, Klien/Pasien,
Keluarganya, tempat kerja, teman sejawat,
tenaga kesehatan lainnya);

 Lebih jelasnya Simak Pembicara Lain.


 Pelanggaran terhadap Norma Hukum yang terdapat di
dalam KITAB UU (KUHP, KUHPer)
 Pelanggaran terhadap Norma Hukum di dalam UU
(UU Kesehatan; UU Keperawatan, UU Rumah Sakit, )
 Pelangaran terhadap Peraturan Peruu (PP, Perpres,
Perda, Permen, dll).
 Pelanggaran terhadap Yurisprudensi (Putusan Hakim);
 Pelangaran terhadap Norma Hukum yang terdapat di
dalam Konvensi2 International yang diratifikasi
Pemerintah;
 Pelanggaran terhadap Azas-azas Hukum
 Pelanggaran terhadap Hukum Tidak Tertulis
No Perbuatan Melanggar Sanksi
1. Membuat Surat Palsu 263 KUHP Maks 5 th
2. Memalsukan bukti otentik 267 KUHP Maks 8 th
3. Perkosaan 285 KUHP Maks 8 th
4. Persetubuhan dg wanita bkan istri 286 KUHP Maks 9 th
tdk pingsan/berdaya
5. Pencabulan thd wanita di bwah 290 KUHP Maks 7 th
umur tdk berdaya
6. Menggugrkan kandungan seorg 299 KUHP Maks 4 th
wanita
7. Membiarkan orang dalam 304 KUHP Maks 2 th 8 bl
kesengsaraan
8. Membuka rahasia 322 KUHP Maks 9 th
9. Menyebabkan gugur/mati 347 (1) Maks 12 th
kandungan seseorang tanpa izin ybs KUHP
No Perbuatan Melanggar Sanksi
10. Menyebabkan gugur/mati 347 (2) KUHP Maks 15 Th
kandungan seseorang tanpa izin
ybs dan ybs mati
11 Dg sengaja menggugurkan kand 348 (1) KUHP Maks 5 th 6
sor wanit dg persetujuan ybs bln
12 Dg sengaja menggugurkan kand 348 (2) KUHP Maks 7 th
sor wanit dg persetujuan ybs dan
wanita tsb mati
13 Membantu melakukan kejahatan 349 KUHP + 1/3 dan
Psl 347, 348 tsb Dicabut izin
14 Karena kelalaian menyebabkan 359 KUHP Maks 5 thn
mati orang lain
15 Karena kelalaian orang lain luka 360 (1) KUHP Maks 5
berat
No Perbuatan Melanggar Sanksi
16. Tidak memberi pertolongan pada 531 KUHP Kurungan 3 bl
orang yang dlm bahaya maut dan
org tersebut jadi mati
17. Tdk memberikan pertolongan 191 (1) UU Maks 2 th
pertama Kes
18. Melakukan aborsi tanpa indikasi 194 UU Kes Maks 10 th
19. Memperjualbelikan darah 195 UU Kes Maks 5 th
20. Dgn sengaja memproduksi atau 196 UU Kes Maks 10 th
menyediakan sediaan farmasi dan/
atau alat kesehatan yg tdk
memenuhi standar
21. Tdk memiliki keahlian dan 198 UU Kes Denda Maks
kewenangan melakukan praktik 100 jt
kefarmasian
22. Dengan sengaja menghalangi prog 200 UU Kes Maks 1 th +
pemberian ASI eksklusif denda 100 jt
 DISENGAJA
◦ Psl 263, Psl 267, Psl 285, Psl 286, Psl 290, Psl 299,
Psl 304, Psl 322, Psl 347, Psl 348, Psl 349;
◦ Psl 531 KUHP
◦ Psl 191 – 198, Psl 200 UUKes
 KEALPAAN
◦ Psl 359,
◦ Psl 360,
◦ Psl 361
ALASAN PEMBENAR (obyektif)
 Terpaksa
◦ Keadaan darurat (Pasal 48 KUHP), Psl 32 UU Kes, Psl 35 UU Kep
◦ Pembelaan terpaksa (Pasal 49 (1) KUHP)
 Melaksanakan peraturan perundang-undangan (Pasal 50)
KUHP
 Perintah Jabatan (Pasal 51 (1) KUHP
ALASAN PEMAAF (subyektif)
 Tidak mampu bertanggung jawab karena jiwanya cacad
(Psl 44) KUHP,
 Pembelaan terkapaksa yang melampaui batas (Psl 49 (2)
 Dengan itikad baik melaksanakan perintah jabatan yang
tidak sah (Pasal 51 (2)
 Adanya kemampuan bertanggung jawab pada
orang yang melakukan tindak pidana, artinya
keadaan jiwa orang yang telah melakukan
tindak pidana harus normal.
 Adanya hubungan batin antara orang yang
melakukan tindak pidana dengan
perbuatannya yang dapat berupa kesengajaan
(dolus) atau kealpaan (culpa).
 Tidak adanya alasan penghapus kesalahan
(pembenar) atau (pemaaf).
 Kelalaian ringan/sepele. Tidak membawa
kerugian -- dibaikan (tidak melanggar
hukum) berdasarkan asas “De minimis
noncurat lex” . Hukum tidak mencampuri hal-
hal yang bersifat sepele;
 Kelalaian berat (culpa lata):--- Malpraktik
1) Bertentangan dengan hukum;
2) Akibatnya dapat dibayangkan;
3) Akibatnya dapat dihindarkan;
4) Perbuatannya dapat dipersalahkan
 Kecerobohan juga merupakan malpraktik:
◦ Tindakan yang tidak sesuai dengan starndar
profesi
◦ Melakukan tindakan keperawatan tanpa seizin atau
persetujuan pasien.
 ADA 2(BENTUK)

WANPRESTASI

MALPRAKTIK
PERDATA

PERBUATAN
MELANGGAR
HUKUM
 WANPRESTASI (tidak terpenuhinya isi perjanjian);
◦ Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan
wajib dilakukan.
◦ Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan, tetapi terlambat melaksanakannya;
◦ Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan, tetapi tidak sempurna dalam pelaksanaan
dan hasilnya.
◦ Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan
 Perjanjian Asuhan Keperawatan adalah Perjanjian
Usaha (Inspanning verbintenis) bukan perjanjian
(hasilresultaat verbintenis)
 Pasal 1365, berbunyi sebagai berikut :
◦ “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”.
 PMH adalah
◦ “Berbuat atau tidak berbuat yang berlawanan
dengan undang-undang atau dengan kesusilaan
atau berlawanan dengan hak subjektif orang lain
atau berlawanan dengan kewajiban hak diri sendiri
atau berlawanan dengan sikap berhati-hati yang
sepatutnya ada dalam pergaulan bermasyarakat
terhadap diri maupun benda orang lain”.
 SYARAT ADANYA PERBUATAN MELANGGAR
HUKUM
◦ Harus ada perbuatan (baik berbuat maupun tidak
berbuat).
◦ Perbuatan tersebut melanggar hukum (tertulis
ataupun tidak tertulis).
◦ Ada kerugian;
◦ Ada hubungan sebab akibat (hukum kausal) antara
perbuatan melanggar hukum dengan kerugian yang
diderita;
◦ Adanya kesalahan (schuld).
 Adanya suatu kewajiban yang dilanggar oleh perawat
atau adanya hak-hak pasien/klien yang tidak
dihormati oleh perawat.

 Adanya standar pelayanan, standar profesi dan


standar operasional ataupun ketentuan hukum yang
tidak dilaksanakan atau kurang dilaksanakan.

 Penggugat (pasien/klien atau keluarganya) telah


menderita kerugian nyata yang dapat dimintakan
ganti ruginya.

 Kerugian itu diesebabkan oleh tindakan malpraktik


(ada hubungan sebab akibat).
 Menurut KUH PERDATA:
◦ Memberikan hak kepada pihak yang dirugikan untuk
menuntut ganti rugi atas segala kerugian yang
ditimbulkan oleh tindakan malpraktik;
◦ UU 36/2009 (UU Kes) Pasal 58 ayat (1)
 Setiap orang Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
◦ Hak menuntut ganti rugi oleh klien tidak berlaku
terhadap:
 tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan darurat. (Pasal 58 ayat (2) UU
Nomor 36 Tahun 2009)
 Malpraktek administrasi terjadi apabila
perawat melakukan pelanggaran terhadap
norma hukum administrasi negara yang
berlaku.
 Norma hukum dimaksud antara lain: (UU Kep)
◦ Pasal 18
◦ Pasal 21
◦ Pasal 24 (1)
◦ Pasal 27 (1)
No PERBUATAN HUKUM NORMA YG
DILANGGAR
1. Tidak memiliki STR (Surat Tanda Regestrasi) Psl 18 (1) UU Kep
2. Tidak memasang Papan Nama Praktik Psl 21 UU Kep
Keperawatan (mandiri)
3. Perawat Warga Negara Asing yang akan Psl 24 (1) UU Kep
menjalankan praktik di Indonesia tidak
mengikuti evaluasi kompetensi
4. Perawat warga negara Indonesia lulusan luar Psl 27 (1) UU Kep
negeri yang akan melakukan Praktik
Keperawatan di Indonesia harus mengikuti
proses evaluasi kompetensi.
 Sanksi bagi perawat yang tidak memenuhi
atau melanggar ketentuan tersebut menurut
Pasal 58 UU Keperawatan adalah sanksi
administratif yang dapat berupa:
◦ teguran lisan;
◦ peringatan tertulis;
◦ denda administratif; dan/atau
◦ pencabutan izin.
 Mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
diatur dengan Peraturan Pemerintah. (belum Keluar)
(Pasal 58 ayat (2) UU Kep.
 UU Kesehatan (UU Nomor 39 Tahun 2009) Pasal
188 dinyatakan:
1) Menteri dapat mengambil tindakan administratif terhadap
tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2) Menteri dapat mendelegasikan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada lembaga pemerintah
nonkementerian, kepala dinas provinsi, atau
kabupaten/kota yang tugas pokok dan fungsinya di
bidang kesehatan.
3) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa:
 peringatan secara tertulis;
 pencabutan izin sementara atau izin tetap.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pengambilan tindakan administratif
sebagaimana dimaksud pasal ini diatur
oleh Menteri.
 Peraturan Menteri yang dimaksud oleh Pasal 188
ayat (4) UU Nomor 39 Tahun 2009 sebagai
pelaksanaan Pasal 188 tersebut antara lain
adalah:
◦ Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1239/Menkes/SK/11/2001 (masih berlaku
kecuali mengenai perizinan dicabut dengan Permenkes
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat).
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
◦ Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
 PERAWAT KEMUNGKINAN DIGUGAT OLEH:
◦ PASIEN
◦ KELUARGA PASIEN
◦ MASYARAKAT
◦ ORAGNISASI
◦ TEMAN SEJAWAT
◦ TENAGA KESEHATAN LAIN
◦ PEMERINTAH
 PERAWAT HARUS BERTANGGUNGJAWAB
 HARUS DIBUKTIKAN ADANYA MALPRAKTIK
 TUNTUTAN HUKUM BISA BERDASARKAN HUKUM PERDATA,
PIDANA, ADMINISTRASI.
 PERAWAT HARUS DIPERLAKUKAN SECARA TERHORMAT
 PERAN ORGANISASI
 TIM ADVOKASI
 Praduga tidak bersalah kecuali fakta yg tdk perlu
dibuktikan
 Harus diketahui jenis malpraktik
 Dalam hal malpraktis yuridis maka harus
dipahami norma hukum apa yang dilanggar;
 Jenis wewenang perawat
 Kalau ganti rugi, maka syarat-syarat harus
dipenuhi;
 Apakah perawat ybs menjalankan praktik mandiri
ataukah dalam suatu rumah sakit atau institusi tt
 Dahulukan mediasi (Psl 29 UU Kes);
 Dalam hal standar profesi -- MDTK
 Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional yang merupakan bagian
integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan
kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-
sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan nasional,
 Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. (Psl 1 angka 1 UKep)
 MALPRAKTIK ETIK -- PPNI (MKEK)
 MALPRAKTIK PIDANA
◦ Non Litigasi
 Somasi
 Mediasi
◦ Litigasi
 Laporan ke Polisi
 Pemeriksaan oleh polisi (penyelidikan);
 Penyidikan (Jaksa)
 Penunutan ke Pengadilan
 Keterangan: Sewaktu-waktu bisa berdamai
(Restorative justice);
 MALPRAKTIK PERDATA
◦ Non Litigasi
 Somasi
 Mediasi
◦ Litigasi
◦ BPSK (uu 8/79)
 Hubungan Pasien dengan dokter atau sarana
kesehatan dapat dianggap sbg hubungan konsumen
dan pelaku usaha; (profit)
 Psl 23 - memberi hak kpd konsumen menuntut
Pengusaha ke BPSK/Pengadilan -- Ganti rugi;
 Psl 52 - BPSK berwenang
 MALPRAKTIK ADMINISTRASI
◦ Maladministrasi dalam pelayanan publik dilaporkan
ke Ombudsman (UU 37/2008) - bagi institusi
pemerintah atau yang dibiayai pemerintah.
◦ UU Keperawatan (UU No 38/2014) Laporan ke
Pemerintah (Menkes/Konsil Kep)
 Pelanggaran Psl 18, 21, 24 (1), 27 (1)
 Sanksi Psl 58
 teguran lisan;
 peringatan tertulis;
 denda administratif; dan/atau
 pencabutan izin.
 Pegang teguh kode etik
 Buat Standar Profesi (kemampuan rata-rata)
 Standar Pelayanan/Asuhan Keperawatan
(tahap-tahap/8)
 Tingkatkan skill
 Tingkatkan ilmu pengetahuan keperawatan
 Lengkapi sarana dan prasarana
 Taat pada aturan yang berlaku
 Tingkatkan kehati-hatian
 Bangun hubungan yang sebaik mungkin
dengan klien/keluarga pasien
 Jalin hubungan kemitraan yang harmonis
sesama sejawat dan tenaga kesehatan yang
lain
 Jangan menjanjikan keberhasilan melainkan
memberikan pemahaman kepada pasien
bahwa usaha yang dilakukan belum tentu
berhasil - ada resiko
 Perhitungkan resiko dari setiap tindakan
 Tingkatkan prinsip kehati-hatian.
 CEGAH KE PENGADILAN
◦ MENJAWAB SOMASI
◦ MEDIASI
 TERPAKSA KE PENGADILAN
◦ BENTUK TIM HUKUM
◦ USAHAKAN SEWAKTU-WAKTU UPAYA DAMAI
◦ USAHAKAN PEMBUKTIAN YANG AKURAT.
 PRINSIP PEMBEBANAN PEMBUKTIAN
◦ Pada Pasien (liability based on fault principle)
◦ Pada Perawat (rebut table presumption of liability principle)
◦ Mutlak (strict liability principle )
 PERAN ORGANISASI
 Perawat adalah seorang yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan (UU kesehatan No 23 tahun
1992)
 KETIDAKTAHUAN
 KURANG TAHU/KURANG AHLI
 KELALAIAN
 TIDAK SESUAI STANDAR (tdk sesuai prosedur,
kurang lengkap tindakan)
 KESENGAJAAN
 TIDAK MELAKUKAN/BERSIKAP SESUAI DENGAN
APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN (seharusnya
dipasangkan spalk tapi tidak dipasang)
 MELAKUKAN SESUATU YANG SEHARUSNYA TIDAK
DILAKUKAN (seharusnya luka tidak ditutup akan
tetapi ditutp)
 KURANG MELAKUKAN SESUATU (seharusnya
dipasang jahitan 10 tapi hanya 5).
 TIDAK SESUAI PROTAP (seharusnya disinfeksi
terlebih dahulu tapi dia suntik dahulu baru
disinfeksi)
 Tidak sesuai standar (seharusnya dipasangkan
sunde yang kecil tapi dipasang yang besar).
MALPRAKTEK

• MISCONDUCTS – sikap buruk


misal : Penahanan Pasien, Buka Rahasia Kedokteran Tanpa Hak,
Aborsi Ilegal, Euthanasia, Penyerangan Seksual, Keterangan Palsu,
Praktek Tanpa Izin

• NEGLIGENCE – kelalaian
- Malfeasance (melakukan tindakan tidak layak, lalai membuat
keputusan)
- Misfeasance (melakukan pilihan yang tidak tepat, lalai eksekusi)
- Nonfeasance (tidak melakukan kewajiban)

• LACK OF SKILL - kekurangan kemampuan


- Dibawah standar kompetensi
- Di luar kompetensi (bukan kompetensi / kewenangan)

53
 FRAUD / MISREPRESENTASI
 PELANGGARAN STANDAR SECARA
SENGAJA (DELIBERATE VIOLATION)
 PIDANA UMUM:
◦ KETERANGAN PALSU
◦ PENAHANAN PASIEN
◦ BUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA HAK
◦ ABORSI ILEGAL
◦ EUTHANASIA
◦ PENYERANGAN SEKSUAL

54
 JENIS MALPRAKTIK TERSERING
 BUKAN KESENGAJAAN
 TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA
DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA
TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG
SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI
YG IDENTIK

55
 MALFEASANCE
◦ MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR (UNLAWFUL /
IMPROPER)
◦ SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING
◦ MIS. TINDAKAN TANPA INDIKASI
 MISFEASANCE
◦ IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA
◦ SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION
◦ MIS. TINDAKAN TAK SESUAI PROSEDUR
 NONFEASANCE
◦ GAGAL MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN
KEWAJIBAN

56
 KOMPETENSI KURANG ATAU DI LUAR
KOMPETENSI / KEWENANGAN
◦ Sering menjadi penyebab error atau kelalaian
◦ Sering dikaitkan dengan kompetensi institusi
(locality rule, limited resources)
◦ Kadang dapat dibenarkan pada situasi-kondisi
lokal tertentu

57
UNSUR KELALAIAN

• ADA KEWAJIBAN TAPI TIDAK DILAKSANAKAN


- KEWAJIBAN PROFESI
- KEWAJIBAN DENGAN PASIEN
• PENYIMPANGAN KEWAJIBAN
- PELANGGARAN KEWAJIBAN TERSEBUT
• DAMAGES (KERUGIAN)
- CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
• DIRECT CAUSIALSHIP
- HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT / CAUSALITAS

58
GEJALA GUGATAN MALPRAKTEK
1. ADANYA KEGAGALAN PENANGANAN PASIEN
2. CETUSAN RASA TIDAK PUAS THD PELAYANAN
3. ADANYA HUBUNGAN BURUK DOKTER-PASIEN/KELUARGA (RASA
TIDAK PERCAYA KE DOKTER)
4. PASIEN / KELUARGA TIDAK MAU MENDAPATKAN PENJELASAN
TIDAK MAU MENDENGAR PENJELASAN DOKTER
5. PENYAMPAIAN KELUHAN KE RS SECARA TERTULIS
6. KEINGINAN PASIEN/KEL.MENDAPATKAN BERKAS RM
7. PASIEN / KUASA HUKUM MEMBEBERKAN KE MEDIA MASA
SEOLAH-OLAH :
- SEMUA TINDAKAN DOKTER SALAH DAN DIANGGAP LALAI
- TIDAK ADA INFORMASI
- PELAYANAN RS SEDEMIKIAN BURUK
- PASIEN YANG PALING BENAR

59
DASAR GUGATAN MALPRAKTEK
• HASIL PENGOBATAN TIDAK SESUAI DGN YANG DIHARAPKAN
• CEDERA/PENYAKIT/KOMPLIKASI YANG DIKAITKAN DENGAN KELALAIAN
• KURANG MENDAPAT INFORMASI ADEKUAT (KESENJANGAN INFORMASI)

- Dokter tidak pernah memberikan informasi


- Informasi yg berbeda/bertentangan antar dokter
- Tiap spesialis menyatakan tidak ada masalah, tapi pasien makin jelek
- Keterangan dokter lain yg menjelekkan sejawatnya dpt memicu tuntutan

• PENANGANAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG TIDAK KOMPETEN


• SALAH DIAGNOSA, TERLAMBAT DIAGNOSA, SALAH TERAPI, KURANG PROFESIONAL
• TELAH TERJADI KELALAIAN, PERBUATAN MELAWAN HUKUM
• MELAKSANAKAN TINDAKAN TANPA IZIN
TUNTUTAN : - GANTI RUGI
- REHABILITASI
- PIDANA
Hati-hati : Percakapan perawat/dokter dpt dijadikan bahan gugatan, Teguran
dokter ke perawat apalagi mempersalahkan perawat akan dicatat dan menjadi
bahan gugatan
60
SIAPA YANG DIGUGAT

• DOKTER YANG MERAWAT


• ATASAN DOKTER YANG MERAWAT (RS-DIREKTUR)
(Berlaku tanggung jawab manajemen)
• DOKTER LAIN YANG IKUT MERAWAT
(Rawat bersama, Pernah dikonsulkan, Anestesist dll)
• DIREKTUR RS / PIMPINAN SARANA KESEHATAN
• OTORITAS KESEHATAN
- Dinkes Kab / Kota
- Dinkes Provinsi
- Dirjen
- Menteri

61
BILA ADA KASUS
Dilaporkan ke :
- Menkes
- Dirjen
- Kepolisian
- DPR
- MKEK
- MKDKI
- PB IDI

62
DAMPAK GUGATAN

- CITRA RS MENURUN
- REPUTASI DOKTER TERCEMAR
- TEKANAN PSIKOLOGIS (KURANG PERCAYA DIRI)
- BEBAN PIKIRAN, WAKTU, BIAYA
- SANKSI (ETIK & HUKUM)
- TIMBUL TUNTUTAN HUKUM
- Perdata
- Pidana
- TUN

63
DASAR HUKUM GUGATAN SECARA PERDATA

Gugatan dugaan malpraktek umumnya Perbuatan Melawan Hukum

• Ps. 55 UU 23 1992 tentang Kesehatan (Tiap orang berhak ganti rugi


atas kelalaian tenaga kesehatan)

• Ps. 1365 KUH Perdata (PMH dpt diminta ganti rugi atas kelalaian)
• Ps. 1366 KUH Perdata (Ganti rugi akibat kelalaian / kurang hati-hati)
• Ps. 1367 KUH Perdata (Atasan bertanggung jawab atas tindakan
bawahan)

Tuntutan Ganti Rugi :


- Materil : (Biaya RS, Honor Dokter, Biaya akomodasi, Biaya Obat dll)
- Imateril : (Pengganti rasa sakit, rasa malu, sedih, penderitaan batin
dll)

64
DASAR GUGATAN MALPRAKTEK SEBAGAI
KASUS PIDANA

• Mulai digeser ke kasus pidana


• Keluarga melapor ke Polisi  Kejaksaan, Pengadilan
• Dasar KUHP :
- 359, kelalaian menyebabkan meninggal
- 360, kelalaian menyebabkan luka berat
- 304, membiarkan orang yang perlu pertolongan
- 349, aborsi
- 344, euthanasia
- 284, penyerangan seksual
- 267-268, keterangan palsu
- 322 jo PP 10/66, membocorkan rahasia kedokteran

65
ETIK DISIPLIN HUKUM
1. Dibuat dan disepakati oleh 1. Organisasi Profesi 1. Dibuat oleh Pemerintah dan
organisasi profesi (IDI) 2. Standar Profesi Dewan Perwakilan Rakyat
2. Kode Etik 3. Diatur, Norma Prilaku 2. UU, PP, Keppres, dsb
3. Diatur, norma prilaku pelaksana profesi 3. Diatur, norma prilaku manusia
pelaksanaan profesi 4. Sanksi moral psikologis dan pada umumnya
4. Sanksi, yaitu moral psikologis teguran/pencabutan 4. Untuk pidana: mati/
5. Yang mengadili: 5. Yang mengadili : Badan yang kunjungan, penjara, denda
Ikatan/organisasi profesi terkait; dibentuk : Majelis Kehormatan Untuk Perdata: ganti rugi
Majelis Kehormatan Etik Disiplin Kedokteran Indonesia Adm : teguran/ pencabutan
Kedokteran (MKEK), Panitia dan Majelis Kehormatan 5. Pengadilan :
Pertimbangan dan Pembinaan Disiplin Kedokteran Indonesia Perdata: gugatan ke
Etik Kedokteran (P3FK) Tingkat Provinsi pengadilan
Pidana : laporan/ tuntutan
Adm : gugatan ke pengadilan

66
PELANGGARAN PROFESI DOKTER UU No 23 Thn 1992 dan UU No 29 Thn 2004

ETIK Disiplin Hukum

Organisasi Profesi Disiplin Kedokteran Perdata Pidana Administrasi

Pengaduan Pengaduan Gugat Laporan Polisi Laporan


/jaksa
MKEK-P3EK MKDKI Pusat
Tuntutan Gugatan
MKDKI Provinsi
Tindakan Disiplin Pengadilan
Tindakan Disiplin

Keputusan Keputusan
Keputusan

Pecabutan izin Praktik


Ganti rugi Mati/kurungan/ Teguran/
penjara/denda Pencabutan
Sementara Tetap Rekomendasi
Selamanya Pencabutan Tanda
Peringatan Registrasi & Surat Kewajiban mengikuti
67
Tertulis Izin Praktik Pelatihan/Latihan
TANGGUNG GUGAT

Ganti Rugi Ganti Rugi

PERBUATAN WANPRESTASI
MELANGGAR HUKUM INGKAR JANJI

68
PENYELIDIKAN

PENYIDIKAN

TUNTUTAN

PERSIDANGAN

KEPUTUSAN

69
MASYARAKAT/
ORANG PROFESI/
TENAGA KESEHATAN

GUGATAN

PENGADILAN

KEPUTUSAN
TINDAKAN
ADMINISTRASI
70
 UNTUK MENEGAKKAN DISIPLIN DR/DRG
DALAM PENYELENGGARAAN PRAKTIK
 OTONOM DI LINGKUNGAN KKI
 INDEPENDEN
 BERTANGGUNGJAWAB (adm) KEPADA KKI
 DI IBUKOTA DAN PROPINSI
 ANGGOTA DITETAPKAN MENTERI ATAS
USUL ORG PROFESI, MASA 5 TAHUN
 JURISDIKSI: DISIPLIN PROFESI

PASAL 55 – 60 UU PRADOK 71
 TUGAS :
◦ Menerima pengaduan, memeriksa, dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan
dokter gigi yang diajukan
◦ Menyusun pedoman dan tata cara penanganan
kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi

Pasal 64 UU Pradok
72
 TATA KERJA
◦ Menerima pengaduan tertulis dari setiap orang yang
mengetahui atau dirugikan kepentingannya
◦ Isi pengaduan: Identitas pengadu, nama dan alamat
dokter teradu, alasan pengaduan
◦ MKDKI memeriksa dan memutuskan
◦ Putusan: tidak bersalah atau pemberian sanksi
◦ Merujuk ke Organisasi Profesi (MKEK) bila kasus etik
◦ Ketentuan lanjut: Peraturan Konsil

Pasal 66 – 70 UU Pradok 73
KIAT PENANGANAN KASUS DI RS

I. INTERNAL (Direksi, KM, Ybs, Humas)


a. Responsif thd keluhan masyarakat
b. Prihatin, ikut merasakan, berikan bantuan
c. Niat untuk menyelesaikan
d. Cari sebab musabab
e. Periksa  Bukti
f. Analisis secara mendalam (kriteria, standar)
g. Tanggung jawab
h. Tegakkan aturan (Punishment) MDTK,
MKEK,MKDKI

74
KIAT PENANGANAN KASUS DI RS

II. EXTERNAL (MKEK, Bidang Hukum)


a. Merujuk prinsip dasar etika kedokteran dan azas-azas
hukum
b. Melakukan klarifikasi antara pengadu dengan teradu untuk
mencari kebenaran
c. Lakukan mediasi
d. Mengundang saksi ahli (second opinion)
e. Memutuskan dan memilah sengketa
- masalah etis
- masalah hukum
- gabungan Etis dan Hukum
f. Siapkan bukti (MR, TC, dll)
g. Siapkan bantuan hukum
h. Penerapan sanksi
I. Rehabilitasi bila tidak salah
75
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (1)

 SOMASI DARI PASIEN / KEL / LSM


- Terjadi kelalaian, perbuatan melawan hukum
 MENELITI KEBENARAN SOMASI
- Periksa Rekam Medis
- Informasi yg diberikan dokter, perawat
- Informasi ttg penanganan pasien (perawatan)
 MENJAWAB SOMASI
- Sesuai informasi medik dalam RM, keterangan
dokter, perawat
- Upaya membuktikan kebenaran

76
 MELAKUKAN MEDIASI
- Upaya dan saling pengertian
- Buktikan kebenaran informasi medis (RM, Ket.dokter,
perawat)
 HASIL MEDIASI
- Terjadi perdamaian
- Tidak terjadi perdamaian  tuntutan, gugatan
ke  Kepolisian (Pidana)
ke  Pengadilan Negeri (Perdata)

77
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (2)

 TIMBUL SURAT PENGADUAN (SP) KE POLISI


- Terjadi tindakan melawan hukum, kelalaian
 PROSES PEMERIKSAAN DI KEPOLISIAN
- Panggilan Polisi ke dokter atau pihak terkait
- Antisipasi panggilan dengan persiapan bukti
- Penuhi panggilan dengan didampingi Kuasa Hukum (sering
diminta RM tapi diberikan Resume Medis)
- Jelaskan dan buktikan kebenaran informasi medis (dlm RM,
keterangan dokter, perawat)
 TINDAK LANJUT POLISI
- Pemeriksaan saksi lain
- Second opinion  buktikan dengan RM
- SP3 atau lanjutkan penanganan kasus ke Kejaksaan

78
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (3)

 KEJAKSAAN
- Pemeriksaan Tersangka, Saksi
- Mencari bukti  RM, keterangan dokter, perawat
- Dapat terjadi penahanan  tahanan di LP
tahanan Kota dll
- Tersangka tetap didampingi Penasehat Hukum
- Bila cukup bukti ke PN

79
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (4)

 PENGADILAN
- Berkas Perkara dilimpahkan Kejaksaan ke
Pengadilan (pidana)
- Gugatan dari Pasien / Kel. / Kuasa pasien
- Pengadilan bentuk Majelis Hakim
- Pemeriksaan dalam persidangan
- Pembuktian melalui RM dan keterangan dokter,
perawat, second opinion dll
- Tuntutan Jaksa
- Eksepsi Penasehat Hukum
- Replik JPU
- Duplik  Penasehat Hukum

80
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (5)
PEMBUKTIAN DI PENGADILAN
• DUGAAN MALPRAKTEK
- Kelalaian, Perbuatan Melawan Hukum

• DALIL PENGGUGAT (PASIEN, KEL / KUASA HUKUM)


- Informasi medis yang didapat / didengar
- Keterangan second opinion
- Hal-hal yang dialami dalam perawatan pasien
• KETERANGAN SAKSI AHLI
- sesuai keahliannya

• JAWAB DALIL PENGGUGAT


- Buktikan informasi medis (RM, Keterangan dokter, perawat)
- Keterangan ahli
- Dokumen pendukung
• KESIMPULAN SESUAI FAKTA JURIDIS
81
82

Anda mungkin juga menyukai