Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

BLOK 5.3 SEKENARIO 2


PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

KELOMPOK 5

Niko Setiawan 1523017010


Christian Viery Gosal 1523017023
Fatimatus Zahroh 1523017031
Gwenn Laethicia 1523017032
Cindy Abelia Lukito 1523017035
Devi Ari 1523017036
Johanes Ferdinand Eduardo 1523017037
Granrich De Christo Tahir 1523017039
Virianda Ayu Diah Kumala 1523017040
Skenario pemicu
• Seorang perempuan usia 22 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
perdarahan jalan lahir disertai nyeri perut bawah. Keluhan dirasakan sejak 2 hari
terakhir. Pasien diketahui sedang hamil usia sekitar 9 minggu.

Kata Kunci Rumusan Masalah


• Perempuan 22 tahun 1. Sebutkan batasan perdarahan pada kehamilan !
2. Menjelaskan diagnosis kerja dan diagnosis banding
• Perdarahan jalan lahir
pada kasus:
• Nyeri perut bawah a. Abortus
• Keluhan sejak 2 hari b. Kehamilan Ektopik
terakhir c. Kehamilan Mola
• Hamil usia sekitar 9 3. Penegakan diagnosa pada kasus !
minggu 4. Menjelaskan tatalaksana dan edukasi pada abortus !
5. Menjelaskan komplikasi dan prognosis pada abortus !
II
Status Medik
I. Anamnesis : B. Keluhan utama :
A. Identitas pasien : • Perdarahan jalan lahir disertai nyeri
perut bawah sejak 2 hari yang lalu
1. Nama : Ny. Tuti
C. Riwayat penyakit sekarang :
2. Umur : 22 Tahun
• Darah keluar cair, berwarna merah,
3. Pekerjaan : Penjual Sayur volume sedikit
4. Status : Menikah sudah • Kehamilan pertama
1 tahun • Nyeri perut dirasakan hilang timbul
5. Alamat : Jl. Rungkut • Tidak ada demam
Surabaya • Tidak ada mual dan muntah
D. Riwayat Obstetri II. Pemeriksaan Fisik :
1. Siklus haid teratur, durasi normal A. Keadaan Umum = Compos mentis
2. Tidak ada nyeri haid GCS = 4-5-6
3. HPHT : 3 september 2019 B. Tanda Vital
4. Pemeriksaan oleh bidan 1 kali BB/TB = 52 kg/155 cm
E. Riwayat Penyakit Dahulu Suhu aksiler = 37oC
1. Diabetes (-) Tekanan darah = 110/80 mmHg
2. Hipertensi (-) Denyut nadi = 90 kali per menit
F. Riwayat Trauma Frekuensi pernapasan = 20 kali per menit
1. Terpleset di kamar mandi 3 hari C. Pemeriksaan Fisik
yang lalu a) Kepala-Leher : Dalam batas normal
G. Riwayat Pengobatan b) Toraks : Dalam batas normal
c) Abdomen : Dalam batas normal, tidak
1. Asam folat
teraba fundus uteri
2. Penambah darah d) Ekstremitas : Dalam batas normal
• Status Lokalis : III .Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan genitalia eksterna : A. Pemeriksaan darah lengkap :
dalam batas normal
-Hb: 11,5 g/dL
• Spekulum : Serviks teraba tidak
ada massa, tampak perdarahan -HCT : 36%
tidak aktif dari osteum uteri -WBC: 11.000/uL
eksterna, tidak ada pelepasan
jaringan -PLT : 240x10ᶾ/uL
• Bimanual : Uterus kesan sedikit B.Pemeriksaan urin : Plano test (+)
membesar, perabaan serviks C. Diagnosis
licin, tidak teraba ada massa, Diagnosis kerja : Abortus
adnexa tidak teraba massa kanan
Diagnosis banding:
dan kiri, osteum uteri eksterna
tertutup Kehamilan Ektopik
Kehamilan Mola
Batasan Perdarahan pada Kehamilan

• Perdarahan pada kehamilan muda yaitu usia


kehamilan < 20 minggu.
• Perdarahan pada kehamilan tua yaitu usia
kehamilan > 20 minggu.
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan batasan
berat janin < 500 gram atau umur kehamilan < 20 minggu.
Terjadi akibat dari 3 faktor :
1. Maternal
2. Janin
3. Paternal
Patofisiologi

Pendarahan Janin terlepas Janin


di Desidua dianggap
benda asing
Basalis

Kontraksi
Uterus
Abortus spontan: tanpa tindakan
PERDARAHAN NYERI PERUT PEMBUKAA KONSEPSI USG
N SERVIKS

ABORTUS ± ± - Masih didalam Ukuran sebesar


IMMINES buah anggur

ABORTUS ++ ++ + Masih didalam Hasil konsepsi di


INSIPIENS segmen bawah
rahim
ABORTUS ± / ++ ± + Masih ada sisa Terdapat sisa
INKOMPLETUS jaringan buah
kehamilan
ABORTUS ±/- - - Sudah Keluar Kosong
KOMPLETUS
Abortus Provokatus: dengan tindakan

medisinalis
Untuk menyelamatkan
Kriminalis Ibu Janin
3 dokter + 1 pemuka
agama
Abortus Lain-lain
Febrilis Septik

Tertunda/missed Janin Mati, dalam rahim


selama 8 minggu

Habitualis Abortus spontan 3x atau


lebih berurutan
Mola Hidatiform
Definisi : Subkategori penyakit di bawah penyakit trofoblas gestasional
(GTD), yang berasal dari plasenta dan dapat bermetastasis. Bentuk lain
dari penyakit trofoblas gestasional termasuk koriokarsinoma gestasional
(yang bisa sangat ganas dan invasif) dan tumor trofoblas situs plasenta.
Etiologi : Mola hydatiform dibagi menjadi mola lengkap dan parsial.
Mola lengkap - tidak mengandung janin, diploid, peningkatan human
chorionic gonadotropin (hCG), hanya DNA ayah yang diekspresikan.
Mola parsial - terdapat janin yang cacat yang tidak dapat hidup, triploid,
DNA ibu dan ayah diekspresikan.
Patofisiologi Mola Hidatiform
Keduanya disebabkan oleh proliferasi vili korionik yang berlebihan dan
menyebabkan pembengkakan.

Hanya DNA ayah


Mola Lengkap yang diekspresikan

Ekspresi DNA ibu


Mola Parsial dan ayah
Tanda dan Gejala
• Pendarahan vagina digambarkan sebagai penampilan "jus prune"
• Tinggi fundus uteri lebih besar dari kehamilan normal
• Tidak dirasakan gerakan pada janin
• Kehamilan mola lengkap adalah hiperemesis (mual dan muntah parah)
• Gambaran kluster atau vesikel mirip anggur
• Temuan penyakit yang terlambat (setelah trimester pertama sekitar 14 hingga 16
minggu kehamilan) termasuk tanda dan gejala hipertiroidisme, termasuk
takikardia dan tremor, yang disebabkan oleh tingginya tingkat sirkulasi hCG
• Sekuele lanjut lainnya adalah pre-eklampsia yang merupakan hipertensi dan
proteinuria yang diinduksi kehamilan atau disfungsi organ akhir yang terjadi
biasanya setelah 34 minggu kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
- Tingkat beta-hCG kuantitatif
- Hitung sel darah lengkap dengan trombosit:
- Ultrasonografi

Alasan diterima : Adanya perdarahan


Alasan ditolak : Hyperemesis (mual dan muntah), terkdang keluarnya vesikel
kecil mirip anggur dari vagina, adanya riwayat trauma.
Kehamilan Ektopik
Definisi: Merupakan kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi terjadi di luar
endometrium kavum uteri
Etiologi:
- Adanya hambatan transport buah kehamilan di dalam tuba, sehingga terjadi nidasi
di dalam tuba.
- Adanya keadaan di dalam tuba yang memudahkan terjadinya implantasi di dalam
tuba.
Patofisiologi
Ada 3 kemungkinan :
1. Ovum mati dan diresorbsi
2. Trophoblast dan villus khorialisnya menembus lapisan pseudokapsularis dan menyebabkan timbulnya
perdarahan dalam lumen tuba.
3. Trofoblast dan villus korialis menembus lapisan muskularis dan peritoneum pada dinding tuba dan
menyebabkan perdarahan langsung ke rongga peritoneum.
Tanda dan Gejala
• Nyeri perut bagian bawah
• Amenore , kadang kadang tidak terjadi
• Abortus tuba : sakit perut , perdarahan pervagina
• Rupture tuba : gejala hebat dan membahayakan ibu
• Mual dan muntah
• Perdarahan vagina warna coklat.
• Kavum dauglas menonjol
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin
Leukosit untuk menyingkirkan adanya infeksi - pada infeksi ada tanda leukositosis
• Dilatasi dan kerokan (kuretase) :
- Untuk melihat adanya perubahan desidua, tp tdk ada villi.
• Kuldosentesis :
Untuk mengetahui adannya darah bebas di kavum abdomen
• Laparaskopi : bila belum pecah / intak.
Alasan diterima: terdapat perdarahan, mual muntah,
Alasan tidak diterima : nyeri terus menerus, serviks nyeri goyang, cavum douglas menonjol, tidak ada
demam.
Tatalaksana Farmakologi
• Melakukan penilaian terhadap tanda vital. Pada kondisi di jumpai
tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, diberikan
antibiotic.
• Acetaminophen 325-500mg 4x/hari peroral.
• Penambah darah
• Konsumsi vitamin yang sudah ada tetap di lanjutkan serta tambahkan
vitamin K 90 µg dan B12 2,6 µg.
• Progesteron
Tatalaksana Non Farmakologi dan Edukasi
• Tirah baring
• Tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan
• Apabila pendarahan sudah berhenti, pasien dapat memulai aktivitas
fisik dari yang ringan terlebih dahulu untuk membiasakan diri
• Menghindari melakukan hubungan seksual
• Pasien dirujuk
Komplikasi Aborsi Prognosis
1. Perdarahan • Umumnya bonam apabila tidak
2. Hematometra disertai komplikasi
3. Perforasi Uterua
4. Infeksi
5. Syok
Kesimpulan
Pada kasus ini seorang ibu berusia 22 tahun dengan keluhan perdarahan jalan lahir dengan nyeri
perut bawah yang sudah berlangsung selama 2 hari. Pasien ini sedang hamil muda dengan usia kandungan
kurang lebih 9 minggu. Dalam kasus ini diagnosa kerjanya adalah abortus dan untuk diagnosa banding
untuk kasus ini adalah kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Dari hasil anamnesis ditemukan bahwa
pasien mengalami perdarahan yang konsistensinya berupa darah segar cair dan jumlahnya sedikit. Tetapi
pasien tidak mengeluhkan adanya hiperemis (mual & muntah), yang bisa menyingkirkan salah satu gejala
dari mola hidatidosa. Selanjutnya pasien juga memberi tahu bahwa ia telah jatuh 3 hari yang lalu. Untuk
pemeriksaan lebih lanjut, dilakukan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan pada kepala, leher,
thoraks, abdomen dan ekstrimitas. Terutama pada abdomen tidak ditemukan adanya nyeri tekan yang hebat
dan terus menerus yang merupakan salah satu gejala khas dari kehamilan ektopik, hal ini bisa menjadi
salah satu alasan untuk menyingkirkan diagnosa banding kehamilan ektopik pada pasien. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan obstetric, yang pertama dilakukan pemeriksaan menggunakan speculum. Pada
pemeriksaan dengan speculum ditemukan adanya pendarahan pada ostium uretra dan ostium uretri masih
tertutup. Lalu pada pemeriksaan bimanual terdapat uterus yang kesannya sedikit membesar dan adnexa
tidak teraba adanya massa. Dari hasil pemeriksaan fisik ini, dilanjutkan lagi dengan pemeriksaan
penunjang yakni pemeriksaan darah lengkap, dari hasil pemeriksaan darah lengkap tidak didapatkan
kelainan, selain itu juga dilakukan plano test yang hasilnya positif. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, diagnosa yang paling mendekati pada pasien ini adalah abortus imminens.
Diagnosa abortus immines ini sebenarnya bisa diperkuat lagi dengan adanya pemeriksaan USG, yang bisa
dilakukan dengan merujuk pasien ke rumah sakit yang memiliki USG.

Anda mungkin juga menyukai