Anda di halaman 1dari 7

JIM FKep Volume III No.

3 2018

INSOMNIA, KECEMASAN DAN HIPERTENSI PADA PEROKOK AKTIF

INSOMNIA, ANXIETY AND HYPERTENSION ON ACTIVE SMOKING

Lismalinda1, T. Samsul Alam2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh
e-mail:lismalinda53@gmail.com, tsa_psik_unsyiah@yahoo.co.id

ABSTRAK
Bahaya merokok bagi kesehatan dapat menyebabkan terjadinya beberapa gangguan kesehatan, diantaranya
insomnia, kecemasan, dan hipertensi. Dampak negatif merokok sangat bergantung pada seberapa banyak
jumlah rokok yang dihisap perhari dan berapa lama kebiasaan buruk tersebut berlangsung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui insomnia, kecemasan dan hipertensi pada perokok aktif di Kabupaten Aceh
Besar. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional study. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Jumlah sampel sebanyak 47 perokok aktif usia >18 tahun. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner Self Rating Anxiety Scale dan KSPBJ Insomnia Rating Scale dan pengukuran
tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Analisa data menggunakan analisa univariat. Hasil dari
penelitian didapatkan bahwa sebanyak 24 orang perokok aktif (51.1%) mengalami insomnia ringan, sebanyak
28 orang perokok aktif (59.6%) mengalami kecemasan sedang dan sebanyak 26 orang (55.3%) tidak
mengalami hipertensi. Diharapkan kepada perokok aktif untuk lebih memperhatikan kesehatannya karena
selain menyebabkan insomnia, kecemasan juga berisiko mengalami hipertensi. Rekomendasi kepada
puskesmas agar memberikan edukasi atau penyuluhan kepada masyarakat terutama perokok aktif mengenai
dampak negative dari merokok yang dapat menyebabkan insomnia, kecemasan dan beresiko mengalami
hipertensi.

Kata Kunci : Perokok Aktif, Kecemasan, Insomnia, Hipertensi

ABSTRACT
Smoking is bad for health, and it can lead to several health issues, including insomnia and hypertension. The
negative impact of smoking depends on how much the number of cigarettes smoked per day and how long
this habit lasts. The aim of this research is to examine the insomnia disorders and hypertension in active
smokers in Aceh Besar Regency. The type of the research used is descriptive with cross-sectional study
design. The sampling technique is total sampling with the population as the sample of 47 active smokers
aged >18 years old. The data collection is using Zung Self Rating Axiety Scale, Insomnia Rating Scale and
blood pressure measurement was conducted using sphygmomanometer. Data analysis is using univariate
analysis. The result from the research shows that 24 active smokers (51,1%) suffered mild insomnia, 28
active smokers (59.6%) suffered moderate anxiety and 26 active smokers (55,3%) suffered no hypertension.
Therefore, hypertension cannot easily be detected. It is expected to the active smokers to pay more attention
to their health because smoking causes insomnia, and also at risk of hypertension. Recommendation to the
community health center is to provide an education or socialization to the community, especially the active
smokers about the negative impact of smoking that leads to insomnia, anxiety, and hypertension.

Keywords : Active smokers, anxiety, insomnia, hypertension

80
JIM FKep Volume III No. 3 2018

PENDAHULUAN
Tembakau merupakan kandungan yang Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai
terdapat dalam rokok yang terdiri dari faktor diantaranya gaya hidup (konsumsi
campuran lebih dari 4.000 zat kimiawi alkohol, kopi, merokok) dan problem
(Bustan, 2007). Menurut Amstrong, merokok psikiatri (depresi, kecemasan). Kecemasan
merupakan overt behavior dimana perokok dan depresi sering kali mempengaruhi tidur
menghisap gulungan tembakau berbalut daun dan mungkin tidak mampu rileks dengan
nipah atau kertas yang dibakar ke dalam cukup untuk dapat tidur (Kozier, ERB,
tubuh dan menghembuskannya kembali Berman, & Snyder, 2010), sedangkan
keluar. Merokok dikatakan sebagai overt kecemasan yang disebabkan oleh rokok
behavior karena perilaku yang dapat terlihat dikarenakan efek nikotin yang hanya
yaitu menghisap asap rokok yang dibakar ke meredakan kecemasan selama efek dari
dalam tubuh (Kemala, 2007). Bahaya nikotin masih ada. Apabila kadar nikotin
merokok bagi kesehatan dapat menyebabkan dalam darah perokok yang telah mengalami
terjadinya beberapa gangguan kesehatan, kecanduan nikotin tersebut menurun akan
diantaranya sulit tidur, kecemasan, dan timbul sensasi kecemasan. (Benowitz, 2009).
hipertensi (Husaini, 2007). Dampak negatif
rokok sangat bergantung pada seberapa Dampak nikotin tidak hanya menyebabkan
banyak jumlah rokok yang dihisap perhari kecemasan, namun menyebabkan
dan berapa lama kebiasaan buruk tersebut peningkatan tekanan darah. Mekanisme
berlangsung (Wahyu, G.G. 2009). rokok dipengaruhi oleh jumlah rokok yang
dihisap, jenis rokok yang dihisap, cara
Gangguan yang terjadi pada tidur disaat merokok yang dihisap, dan lamanya merokok
malam hari dikenal dengan istilah insomnia yang dihisap. Dari banyaknya rokok yang
dimana akan menyebabkan rasa mengatuk dihisap dapat mengakibatkan vasokonstriksi
sepanjang hari. Insomnia yang disebabkan pembuluh darah perifer dan pembuluh di
oleh rokok karena kandungan nikotin yang ginjal sehingga terjadi tekanan darah yang
memiliki efek stimulus pada tubuh sehingga meningkat. Merokok sebatang setiap hari
dapat mengacaukan pola tidur seseorang akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25
yang membuat penggunanya selalu waspada mmHg dan menambah detak jantung 5–20
dan terjaga. Perokok biasanya mudah kali per menit. Sebatang rokok mempunyai
terbangun dan sering menggambarkan diri pengaruh besar terhadap kenaikan tekanan
mereka sebagai tidur di waktu fajar (Kozier, darah, hal ini disebabkan oleh zat-zat yang
ERB, Berman, & Snyder, 2010). terkandung dalam asap rokok (Tisa K, 2012).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Berdasarkan data Global Adults Tobacco
Dugas, et al (2017) dengan responden Survey (GATS) 2011), menunjukkan bahwa
sebanyak 405 perokok aktif dapat sebanyak 67% laki-laki dan 2,7% perempuan
disimpulkan bahwa 36% responden Indonesia adalah perokok dan Indonesia
melaporkan kualitas tidur yang buruk. Selain menduduki posisi ketiga dengan prevelensi
itu penelitian lain yang dilakukan oleh perokok aktif tertinggi. Data Survei Sosial
Hakimin, Hadi & Sutriningsih (2017) dengan Ekonomi Nasional (Susenas) dan Riskesdas
jumlah 60 responden didapatkan bahwa menunjukkan bahwa prevalensi merokok
terdapat hubungan antara perokok aktif untuk semua kelompok umur mengalami
dengan gangguan pola tidur (insomnia) pada lonjakan. Berdasarkan data Riskesdas (2013),
mahasiwa dimana sebagian besar sebanyak mengatakan bahwa proporsi perokok saat ini
38 responden (63.3%) menunjukkan di Provinsi Aceh menduduki tingkat ke dua
insomnia ringan. belas dengan proporsi perokok saat ini
81
JIM FKep Volume III No. 3 2018

sebesar 25,0%. Proporsi terbanyak perokok Tabel 1. Data demografi responden


aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun No Kategori f %
sebesar 33,4%, umur 35-39 tahun 32,2%,
sedangkan proporsi perokok setiap hari pada 1 Usia
a. Remaja awal 5 10.6
laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok
b. Dewasa awal 10 21.2
perempuan (47,5% banding 1,1%). c. Dewasa akhir 14 29.8
d. Lansia awal 10 21.3
Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan e. Lansia akhir 6 12.8
diatas maka penting dilakukan penelitian f. Manula 2 4.3
untuk mengetahui dan mengungkapkan
2 Status Perkawinan
bagaimana “Insomnia, kecemasan dan a. Menikah 38 80.9
hipertensi pada perokok aktif”. b. Belum Menikah 9 19.1
c. Duda 0 0
METODE 3 Pendidikan
Peneltian ini termasuk penelitian deskriptif Terakhir
dengan menggunakan pendekatan cross a. Pendidikan 8 17
dasar 70.2
sectional study yang dilaksanakan pada
b. Pendidikan 33
tanggal 12-14 April 2018 di Dusun Tgk.Chik menengah 12.8
Gampong Lamtimpeung Kabupaten Aceh c. Pendidikan 6
Besar. Sampel dalam penelitian ini adalah 47 tinggi
responden dengan teknik purposive sampling. 4 Pekerjaan
a. PNS 3 6.4
Sebagai alat pengukur data dalam penelitian b. Pensiunan 4 8.5
c. Petani 16 34
ini, peneliti menggunakan kuesioner baku d. Swasta 13 27.7
insomnia rating scale yang diterjemahkan e. Tidak Bekerja 1 2.1
oleh kelompok studi psikiatri biologi Jakarta f. Lainnya (kerja 10 21.3
dan pengukuran langsung. Kuesioner yang bengkel, sopir,
digunakan terdiri dari empat bagian, yaitu : mahasiswa)
data demografi, penilaian insomnia, penilaian 5 Lama Merokok
a. 1-5 tahun 6 12.8
kecemasan dan pengukuran tekanan darah.
b. 6-10 tahun 6 12.8
Data di olah dengan langkah-langkah: c. 11-15 tahun 6 12.8
editing, coding, transfering, dan tabulating. d. 16-20 tahun 8 17
e. 21-25 tahun 9 19.1
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan f. 26-30 tahun 6 12.8
surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas g. 31-35 tahun 2 4.3
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang h. 36-40 tahun 1 2.1
i. 41-45 tahun 1 2.1
bertujuan untuk melindungi dan menjamin
j. 46-50 tahun 2 4.3
kerahasiaan responden. Analisa data terdiri 6 Jumlah Rokok yang
dari analisa univariat. Analisa univariat Dihisap/Hari
digunakan untuk melihat distribusi frekuensi a. Perokok ringan 4 8.5
dari setiap variabel. (1-10
batang/hari)
HASIL b. Perokok sedang 34 72.3
(11-20
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
batang/hari)
dilakukan terhadap 47 responden, didapatkan c. Perokok berat 9 19.1
hasil sebagai berikut: (>20
batang/hari)

82
JIM FKep Volume III No. 3 2018

Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukkan


bahwa distribusi responden berdasarkan usia bahwa sebanyak 26 orang (55.3%)
paling banyak rentang usia dewasa akhir (36- menunjukkan tekanan darah dalam kategori
45 tahun) dengan frekuensi 14 orang normal.
(29.8%), status perkawinan kategori menikah
dengan frekuensi sebanyak 38 orang (80.9%), PEMBAHASAN
pendidikan terakhir kategori pendidikan
menengah dengan frekuensi sebanyak 33 Insomnia pada perokok aktif
orang (70.2%), pekerjaan pada kategori Berdasarkan hasil penelitian yang
petani dengan frekuensi sebanyak 16 orang ditunjukkan pada tabel 2 dapat disimpulkan
(34%), lama merokok pada responden yang bahwa insomnia yang terjadi pada perokok
paling banyak adalah 21-25 tahun dengan aktif berada di kategori insomnia ringan
frekuensi sebanyak 9 orang (19.1%) dan sebanyak 24 orang (51.1%). Hal ini
berdasarkan jumlah rokok yang dihisap/hari dibuktikan responden kualitas tidur yang
oleh responden yang paling banyak adalah tidak nyenyak, sering terbangun selama tidur
perokok sedang (11-20 batang/hari) dengan dan kualitas kebugaran yang dirasakan saat
frekuensi sebanyak 34 orang (72.3%). bangun tidur pada pagi hari tidak menentu.

Tabel 2. Tingkat insomnia Secara teori dapat dijelaskan bahwa salah


No Insomnia f % satu yang mempengaruhi kualitas dan
1 Tidak Insomnia 22 46.8 kuantitas tidur adalah merokok, seperti yang
2 Insomnia Ringan 24 51.1 diuraikan oleh Kozier, ERB, Berman, &
3 Insomnia Sedang 1 2.1
4 Insomnia Berat 0 0 Snyder (2010) nikotin memiliki efek stimulus
pada tubuh dan perokok sering kali lebih sulit
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tertidur dibandingkan bukan perokok.
tingkat insomnia pada perokok aktif berada Perokok biasanya mudah terbangun dan
pada kategori insomnia ringan sebanyak 24 sering kali menggambarkan diri mereka
orang (51.1%). sebagai orang yang tertidur difajar.

Tabel 3. Tingkat kecemasan Hasil penelitian yang memperkuat penelitian


No Kecemasan f % ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
1 Normal 19 40.4 Rompas, Engka, & Pangemanan, (2013)
2 Kecemasan Sedang 28 59.6 menyatakan bahwa dari 26 sampel perokok
3 Kecemasan Berat 0 0
aktif terdapat 6 orang (23%) mengalami
4 Kecemasan Panik 0 0
insomnia akibat merokok. Dalam penelitian
Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan tersebut perokok aktif berisiko tinggi
bahwa tingkat kecemasan pada perokok aktif mengalami insomnia karena durasi lama
berada pada kategori kecemasan sedang merokok ≥ 10 tahun sebanyak 6 orang
sebanyak 28 orang (59.6%). (22.3%). Sampel dari penelitian ini adalah
sebagian dari sopir angkutan umum yang
Tabel 4. Pengukuran tekanan darah berada di Kota Manado Sulawesi Utara.
No Tekanan Darah f %
Hasil penelitian lain juga memperkuat hasil
1 Optimal 12 25.5
penelitian ini adalah penelitian yang
2 Normal 26 55.3
3 High Normal 1 2.1 dilakukan oleh Chen, Steptoe, Chen, Kun, &
4 Hipertensi Tahap 1 5 10.6 Lin (2017) terdiri dari 12.728 responden
5 Hipertensi Tahap 2 2 4.3 terdapat 4.132 perokok aktif yang berusia 18
6 Hipertensi Tahap 3 1 2.1
tahun atau lebih. Dari 4132 perokok aktif
83
JIM FKep Volume III No. 3 2018

yang mengalami insomnia sebanyak 271 sebanyak 28 orang (59.6%). Hal ini
orang (6,6%). dibuktikan bahwa responden merasakan
gelisah/gugup, mengalami ketakutan tanpa
Selanjutnya, hasil penelitian ini juga alasan yang jelas dan mudah panik.
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anggara (2016) menunjukkan bahwa Kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa
terdapat hubungan yang signifikan antara hal, salah satunya adalah merokok. Nikotin
tingkat konsumsi rokok dengan gangguan yang terkandung dalam rokok memberikan
tidur pada perokok usia 25-40 tahun di efek yang hanya meredakan kecemasan
Pedukuhan Salakan, Bangunharjo, Bantul, selama efek dari nikotin masih ada. Apabila
Yogyakarta. Pada kelompok perokok ringan kadar nikotin dalam darah perokok yang
sebagian besar (88.9%) responden telah mengalami kecanduan nikotin tersebut
mengalami 1 gangguan tidur, pada perokok menurun akan timbul sensasi kecemasan.
sedang sebagian besar (72%) responden lebih Efek ketergantungan dan peningkatan
dari 1 gangguan tidur dan pada perokok berat hormon dopamin mungkin membuat
menghabiskan 1 gangguan tidur. seseorang lebih tennag dalam waktu sesaat,
Kecenderungan yang ada adalah semakin namun sesudah merokok atau berhenti
tinggi tingkat konsumsi rokok responden merokok dalam waktu beberapa jam akan
maka gangguan tidur yang dialami oleh memicu kecemasan akibat keinginan untuk
responden juga cenderung meningkat. merokok. pada dasarnya, kecemasan saat
ungin merokok tidak sebanding dengan rasa
Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan tenang saat menghisap rokok. (Benowitz,
bahwa bahwa perokok aktif memiliki resiko 2009).
mengalami insomnia. Berdasarkan hasil
kuesioner dengan pertanyaan “Bagaimana Hasil penelitian yang memperkuat penelitian
kualitas kebugaran yang anda rasakan setelah ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
bangun tidur pada pagi hari?’ dengan pilihan Noviyeni (2017) dengan 203 responden
jawaban c yaitu kadang-kadang segar dan mengalami kecemasan ringan (50,2%). Hal
kadang-kadang tidak sebanyak 19 orang ini akibat kebiasaan merokok sehingga
(40.4%). Seseorang pengidap insomnia menyebabkan kecemasan dapat dirasakan
biasanya sulit tertidur pada malam hari dan oleh perokok aktif.
terbangun awal di pagi hari sehingga
seringkali merasakan tidak segar saat bangun Berdasarkan hasil penelitian diatas
dari tidurnya. Hal tersebut berpengaruh pada menjelaskan bahwa responden yang merokok
insomnia yang dialami seseorang dan memiliki resiko mengalami kecemasan.
didukung dengan pengaruh rokok terhadap Berdasarkan hasil kuesioner dengan
insomnia yang dialami oleh responden. pernyataan “Saya mengalami ketakutan tanpa
Kepada responden diharapkan bisa alasan yang jelas” dengan jawaban tidak
mengurangi kebiasaan merokok terutama kadang-kadang sebanyak 23 orang (48.9%).
dimalam hari karena nikotin bisa Sehingga hal tersebut berpengaruh pada
menyebabkan kesulitan tidur sehingga kecemasan yang dialami seseorang dan
mengganggu siklus tidur-bangun alami. didukung dengan pengaruh rokok terhadap
kecemasan yang dialami oleh perokok aktif.
Kecemasan pada perokok aktif
Berdasarkan hasil penelitian yang Hipertensi pada perokok aktif
ditunjukkan pada tabel 3 dapat disimpulkan Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa kecemasan yang terjadi pada perokok ditunjukkan pada tabel 4 dapat disimpulkan
aktif berada di kategori kecemasan ringan bahwa tekanan darah pada perokok aktif di

84
JIM FKep Volume III No. 3 2018

Dusun Tgk.Chik Gampong Lamtimpeung Dari data diatas diketahui perokok aktif di
tidak mengalami hipertensi sebanyak 26 mengalami hipertensi, namun pada penelitian
orang (55.3%). Pada penelitian ini, responden ini perokok aktif tidak mengalami hipertensi
tidak mengalami hipertensi karena usia karena dominan usia yang masih muda.
responden yang dominan pada kategori Dengan bertambahnya usia maka semakin
dewasa akhir dengan frekuensi 14 responden bertambahnya kemungkinan hipertensi dan
(29.8%) sehingga hipertensi belum dipengarauhi juga kebiasaan merokok.
terdeteksi. Diharapkan kepada perokok aktif dengan
tekanan darah normal untuk tetap menjaga
Menurut Kowalak, Welsh & Mayer (2011) kesehatannya dikarenakan orang yang
usia merupakan salah satu faktor yang merokok berisiko mengalami hipertensi.
mempengaruhi tekanan darah. Umur
berkaitan dengan tekanan darah tinggi KESIMPULAN
(hipertensi). Semkain tua seseorang maka Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
semakin besar resiko terserang hipertensi. maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
Resiko terjadinya hipertensi tidak hanya insomnia pada perokok aktif berada pada
dipengaruhi oleh usia, namun kebiasaan tingkat insomnia ringan sebanyak 24 orang
merokok dan lama merokok akan berisiko (51.1%), tingkat kecemasan pada perokok
mengalami hipertensi. aktif berada pada tingkat kecemasan sedang
sebanyak 28 orang (59.6) dan sebagian besar
Penelitian yang dilakukan oleh Setyanda, perokok aktif tidak mengalami hipertensi
Sulastri & Lestari (2015) dengan jumlah 90 sebanyak 26 orang (55.3%).
responden yang berusia terkait hubungan
merokok 36-65 tahun menyatakan bahwa 60 SARAN
orang (65.2%) mengalami hipertensi akibat Kepada puskesmas, penulis menyarankan
kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan agar memberikan edukasi atau penyuluhan
sebanyak 33 orang (78.6%) mengkonsusmsi kepada masyarakat terutama perokok aktif
rokok selama >20 tahun. Semakin muda usia menganai dampak negative merokok yang
merokok maka semakin lama seseorang dapat menyebabkan insomnia, kecemasan
memiliki kebiasaan merokok. Hal ini dan hipertensi. Puskesmas diharapkan harus
menyebabkan semakin besar pula resiko lebih aktif memberikan informasi tentang
untuk mengalami hipertensi. dampak negatif merokok kepada perokok
aktif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Apriliana, Tawbariah, Wartoko & Sukohar Bagi institusi keperawatan, diharapkan untuk
(2013) terkait Hubungan Konsumsi Rokok perkembagan ilmu keperawatan khususnya
dengan Perubahan Tekanan Darah pada keperawatan komunitas untuk dapat
Masyarakat di Pulau Pasaran Kelurahan Kota memberikan edukasi terkait dampak merokok
Karang Kecamatan teluk Betung Timur kepada perokok aktif untuk mengurangi
Bandar Lampung menunjukkan bahwa jumlah perokok atau menghentikan kebiasaan
terdapat hubungan konsums rokok dengan merokok.
tekanan darah. Pada perokok sedang (39.1%)
mengalami hipertensi derajat 1 sebanyak 5 Kepada peneliti lain, disarankan bagi peneliti
orang (19.2). Zat kimia yang berada dalan selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih
rokok dapat mengakibatkan hipertensi. lanjut hubungan merokok dengan kesehatan
Nikotin merupakan zat kimia beracun, fisik dan psikologis dengan jumlah sampel
dimana jika asupan nikotin sedikit maka yang lebih banyak.
hipertensi yang diderita ringan.
85
JIM FKep Volume III No. 3 2018

REFERENSI Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2011).


Anggara, M. (2016). Hubungan Tingkat Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
Konsumsi Rokok dengan Gangguan EGC.
Tidur pada Perokok Usia 25-40
Kozier, B., ERB, G., Berman, A., & Snyder,
Tahun di Peduduhan Salakan
S. (2010). Buku Ajar Fundamental
Bangunharjo Sewon bantul Keperawatan: Konsep, Proses &
Yogyakarta. Praktis ( 7 3d., Vol. 2). Jakarta:
EGC.
Apriliana, E., Tawbariah, L., Wartoko, R., &
Sukohar, A. (2013). Hubungan Noviyeni. (2017). Hubungan Tingkat
Konsumsi Rokok dengan Perubahan Kecemasan dan Perilaku Merokok
Tekanan Darah pada Masyarakat di dengan Kejadian Insomnia pada
Pulau Pasaran Kelurahan Teluk Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas
Bentung Timur Bandar Lampung Teknik Universitas Andalas. Diploma
Thesis, Universitas Andalas.
Benowitz. (2009). Pharmacology of Nicotine
: Addiction, Smoking-Induced Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta:
Disease, and Therapeutics. NIH Badan Penelitian dan Pertimbangan
Public Access, 57-71. Kesehatan. Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta Rompas, G., Engka, N., & Pangemanan, D.
(2013). Dampak Merokok terhadap
Chen, L.-J., Steptoe, A., Chen, Y.H., Kun, Pola Tidur. E-Biomedik, 1, 276-283.
P.W, C.H. (2010). Physical activity,
smoking and the incidence of Setyanda, Y.O., Sulastri, D.,& Lestari, Y.
clinically diagnosed. Sleep Medicine, (2015). Hubungan Merokok dengan
189-194. Kejadian Hipertensi pada Laki-laki
Usia 36-65 Tahun di Kota Padang.
Dugas EN, Sylvestre MP, O’Loughlin, Kesehatan Andalas, 434-440.
Brunet J, Kakinami L, Constantin E,
et al. (2017). Nicotine Dependence
Tisa K, A. N. (2012). Hubungan Antara
and Sleep Quality In Young Adult.
Kebiasaan Merokok dengan Tekanan
Addictive Behavior, 154-160.
Darah Meningkat Karyawan Laki-
laki di Nasmoco Semarang.
GATS. (2011). WHO Report On The Global Kesehatan Masyarakat, 1, 241-250.
Tobacco Epidemic.
Wahyu, G. G. (2009). Stroke Hanya
Menyerang Orang Tua?.
Hakimin, K., Hadi, S., Sutriningsih., A. Yogyakarta: B First.
(2017). Hubungan Antara Perokok
Aktif dengan Gangguan Pola Tidur
(Insomnia) pada Mahasiswa.

Husaini, A. (2007). Tobat Merokok (rahasia


dan cara empatik untuk berhenti
merokok). Bandung: Mizan Media
Utama.
.
Kemala. (2007). Perilaku Merokok pada
Remaja. Semarang: Digital USU

86

Anda mungkin juga menyukai