1 MIND MAP
REPRODUKSI WANITA MAKRO & MIKRO
PERUBAHAN SAAT
KEHAMILAN
ENDOMETRIUM OVARIUM
1
SKENARIO PEMICU
Seorang remaja putri berusia 15 tahun datang ke dokter dengan keluhan terlambat
haid sudah 2 bulan ini. Sebelum ini, haid pasien selalu datang setiap bulan. Pasien sering
mengeluh mual dan muntah. Setelah dokter menggali informasi lebih lanjut, pasien mengaku
sering berhubungan intim dengan pacarnya tanpa alat / obat kontrasepsi. Dokter menyatakan
bahwa pasien hamil setelah anamnesis dan beberapa pemeriksaan lebih lanjut.
KATA KUNCI
RUMUSAN MASALAH
2
1. Struktur makro dan mikro organ reproduksi wanita
Secarah makro organ reproduksi wanita dapat dibagi menjadi externa dan interna
Pada bagian externa dapat di liah dari gambar di bawah ini terdapat(netter,2017 hal 354)
1
1. Mons pubis
4
5 2. Labium majus
3 2
6 3. Labium minus
4. Glans Clitoridis
5. Ostium urethrae externum
6. Ostium vaginae
Labium mayor sendiri terdiri dari 2 bagian yang dimana bagian dalam epitelnya berlapis pipi
tanpa tanduk dan bagian luarnya terdapat epitel berlapis pipi
bertanduk. Serta adanya kelenjar bartholin yang muaranya di dekat
orifisium vagina (buku panduan pratikum histologi, 2015 hal 77)
(netter,2017 hal 354)
3
Lalu untuk genitalia Interna wantia dapat dibagi menjadi :
1. ovarium 2
2. Tuba utterina(fallopi)
3. Uterus
4. Vagina
(netter,2017 3hal 353) 1
1. germinal ephitelium
2. Tunica albuginea
3. Stroma ovari
Dan medulanya terdiri dari jaringan ikat kendor pada orang dewasa daerah stroma ovari te
terdapat stroma ovari, corpus luteum dan, corpus albican
1 2 3
4 6
5
4
1. Foliker primer
2. Growing folikel
3. Folikel de graaff
4. Corpus luteum
5. Corpus albicans
6. Atretik folikel
(junqueira, 2017 hal 381)
5
1. fundus uteri
1
2. Corpus uteri
3. Isthmus uteri
2
4. Cervix uteri
4
(netter,2017 hal 353)
Untuk fundus dan corpus memiliki kesamaan dalam struktur mikro yang terdiri dari 3 lapisan
1. perimetrium
2. Myometrium
3. Endometrium
bagian dari endometrium ini dapat memiliki 3 bentuk sesuai dengan fase fasenya
1 2 3
1. Fase poliferasi
2. Fase sekresi
3. Fase menstruasi
(junqueira, 2017 hal 388 dan 392)
Uterus sebagian besar menerima aliran darah dari A uterina dan sedikit dari A
ovarika(netter,2017 hal 382)
6
Siklus menstruasi setiap wanita berbeda, namun
normalnya siklus tersebut berlangsung selama
28 - 30 hari, dimulai dari hari pertama
menstruasi. Siklus menstruasi wanita
berhubungan dengan hormon dari hipotalamus,
kelenjar dari hipofisis anterior, dan juga
ovarium.
Pada wanita yang baru mengalami awal pubertas, siklus menstruasinya mengalami sedikit
perbedaan dengan wanita yang telah memasuki usia subur, yaitu siklus menstruasinya kurang
teratur dan hormon-hornon yang dihasilkan juga kurang optimal.
Fase Menstruasi (Fase Haid):
Endometrium fungsional luruh akibat aliran darah terputus karena arteri spiralis mengalami
spasme, meninggalkan lapisan basalnya saja. Otot berkontraksi untuk mengeluarkan darah
dan endometrium yang mati melalui serviks, yang terjadi selama hari ke-1 sampai 5. Pada
fase ini kadar estrogen dan progesteron di dalam darah sangat rendah. Hipotalamus mulai
mengeluarkan gonadotropin releasing hormone (GnRH) untuk merangsang kelenjar hipofisis
anterior mengeluarkan hormon follicle stimulating hormone (FSH).
Fase Proliferatif:
FSH akan digunakan untuk mematangkan folikel sekunder dalam ovarium. Akhirnya salah
satu folikel yang matang berubah menjadi folikel de Graaf. Folikel ini akan mensekresikan
hormon estrogen untuk menebalkan endometrium fungsional. Berlangsung dari hari ke-6
sampai 15.
Fase Sekretori:
Tingginya estrogen dalam darah membuat umpan balik terhadap kelenjar hipofisis anterior
untuk menekan sekresi FSH dan mengeluarkan luteinizing hormone (LH). LH akan
digunakan untuk proses ovulasi yaitu keluarnya ovum dari folikel yang akan terjadi pada hari
ke-14. Sisa dari folikel yang ovumnya sudah keluar tersebut akan berubah menjadi korpus
luteum. Korpus luteum akan menghasilkan progesteron dan estrogen untuk menebalkan dan
menjaga endometrium fungsional sebagai tempat untuk menempelnya zigot. Berlangsung
sekitar 12 hari setelah ovulasi. Jika ovum tidak dibuahi maka endometrium akan meluruh
sehingga kembali mengalami menstruasi. Pada saat ini, kadar estrogen dan progesteron
kembali menurun sampai titik terendah.
7
3. Faktor – Faktor Keterlambatan Menstruasi
Siklus Anovulasi—Siklus Seks pada Pubertas
Bila lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, dan siklus
disebut sebagai "anovulatorik”. Akhirnya, Karena tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus
luteum gagal berkembang, sehingga hampir tidak ada sekresi progesteron. Sehingga, siklus
memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut.
Beberapa siklus yang pertama setelah awal pubertas biasanya bersifat anovulatorik, demikian
juga siklus yang terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun sebelum menopause, mungkin
karena lonjakan LH tidak cukup kuat pada saat tersebut untuk menyebabkan terjadinya
ovulasi.
Menopause
Pada usia 40 sampai 50 tahun, siklus seks biasanya menjadi tidak teratur dan ovulasi sering
tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus terhenti sama sekali.
Penyebab menopause adalah "matinya" (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seks
seorang perempuan, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel matang dan
berovulasi, dan ratusan ribu ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal
sedikit folikel primordial yang harus dirangsang oleh FSH dan LH , produksi estrogen dari
ovarium menurun saat jumlah folikel primordial mendekati nol. Ketika produksi estrogen
turun di bawah nilai kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat produksi FSH dan LH.
Sebaliknya, FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar
dan kontinu, tetapi ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen
oleh ovarium benar-benar turun menjadi nol.
Hilangnya estrogen sering kali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna
pada fungsi tubuh, termasuk
(1) "rasa panas" (hot flushes) ditandai dengan kemerahan kulit yang ekstrem
(2) sensasi psikis berupa dispnea
(3) gelisah
(4) letih
(5) ansietas
(6) penurunan kekuatan serta kalsifikasi tulang di seluruh tubuh.
Kelainan Sekresi Ovarium
Hipogonadisme Berkurangnya Sekresi Ovarium. Sekresi ovarium yang kurang dari normal
dapat terjadi karena ovarium yang terbentuk kurang sempurna, tidak terbentuk ovarium, atau
ovarium yang abnormal secara genetik .
8
Menstruasi yang Tidak Teratur, dan Amenore Akibat Hipogonadisme.
Seperti disebutkan pada pembahasan terdahulu mengenai menopause, jumlah estrogen yang
diproduksi ovarium harus meningkat di atas nilai kritis agar dapat menimbulkan siklus seks
ritmis. Akibatnya, apabila gonad menyekresi estrogen dalam jumlah kecil akibat faktor-
faktor lain, seperti hipotiroidisme, sildus ovarium sering tidak berlangsung normal.
Sebaliknya, menstruasi mungkin tidak datang selama beberapa bulan, atau menstruasi
terhenti sama sekali (amenore).
Hipersekresi Ovarium.
Hipersekresi hormon-hormon ovarium yang ekstrem oleh ovarium merupakan kejadian klinis
yang langka, karena sekresi estrogen yang berlebihan secara otomatis menurunkan produksi
gonadotropin oleh hipofisis, sehingga membatasi produksi hormon-hormon ovarium.
9
untuk mencerna zona pelusida. Sperma pertama yang mencapai berfusi dengan membran
plasma ovum memasuki sitoplasma ovum. Ekor sperma akan dilepaskan dan hanya bagian
kepala yang membawa materi genetik yang masuk. Penggabungan sperma dan sel telur
memacu perubahan kimiawi di membran yang mengelilingi ovum sehingga lapisan luar tidak
dapat ditembus sperma lainnya, dikenal sebagai block to polyspertny.
10
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara.
Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus.
Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi Panjang dan
lebih lunak.
Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.
Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
Tanda Piscasec
Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi
di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa
hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada
mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di
dalam uterus.
11
Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin
pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat
membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda Pasti Kehamilan
Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
6. Resiko kehamilan pada pasien dibawah umur dan cara memberikan edukasinya
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah umur antara lain:
Resiko bagi ibunya :
1. Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu
lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan
darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan
juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.
2. Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan
oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan
maupun memakai alat.
3. Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan
lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan
his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah kematian ibu.
4. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
Dari bayinya :
12
1. Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi
karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
2. Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebany
akan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20
tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3. Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom,
infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
4. Kematian bayi, kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.
(Manuaba,1998)
13
1. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
HCG merupakan suatu glikoprotein dengan fungsi yang sama dengan leutinising
hormone yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Beberapa fungsi yang dimiliki oleh HCG adalah mencegah terjadinya involusi korpus
luteum dan menyebabkan korpus luteum untuk menyekresikan lebih banyak estrogen
dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi dan mempertahankan sifat
desidua endometrium yang diperlukan untuk perkembangan awal fetus.
Selain itu HCG juga berperan dalam pembentukan testosteron dalam jumlah sedikit
pada janin laki-laki. Testosteron yang terbentuk ini berfungsi dalam pembentukan
organ seks laki-laki dan mendekati masa kelahiran, testosterone yang disekresi oleh
janin menyebabkan testis turun ke dalam skrotum.
2. Estrogen
Selama masa kehamilan produksi estrogen mengalami peningkatan dan menyebabkan
terjadinya beberapa perubahan pada ibu hamil diantaranya adalah pembesaran pada
uterus, pembesaran dan pertumbuhan struktur ductus payudara, pembesaran genitalia
eksterna, dan merelaksasi liganmentum pelvis sehingga persendian sakroiliaka
menjadi relatif lentur.
3. Progesteron
Progesterone juga memiliki peran yang penting selama kehamilan, dibuktikan oleh
peningkatan jumlah produksinya yang mencapai 10 kali lipat selama masa kehamilan.
Fungsi dari progesterone antara lain adalah menyebabkan tumbuhnya sel-sel desidua
di endometrium uterus yang berperan sebagai nutrisi embrio muda, menurunkan
kontraktilitas uterus gravid sehingga mencegah terjadinya abortus spontan, serta
membantu estrogen menyiapkan payudara ibu untuk laktasi.
14
Hal tersebut dikarenakan hormon ini menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan
penurunan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang
tersedia untuk fetus lebih banyak. Selain itu hormon ini juga meningkatkan pelepasan
asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energy
pengganti untuk metabilosme ibu selama kehamilan.
1. Membesarnya kelenjar hipofisis anterior hingga 50% yang menekan FSH dan LH
sebagai efek inhibisi estrogen dan progesterone plasenta.
2. Membesarnya kelenjar paratiroid menyebabkan absorbs kalsium dari tulang ibu untuk
mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ekstraselular ibu
meskipun janin sedang mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulanya sendiri.
3. Sekresi “relaksin” oleh ovarium dan plasenta melunakkan serviks ibu hamil pada saat
melahirkan.
(Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, hal. 966-969)
Tinggi rahim atau fundus uteri ibu hamil dapat digunakan untuk memperkirakan usia
kehamilan, namun sebaiknya hal ini dilakukan oleh tenaga profesional (dokter atau bidan)
agar hasilnya akurat
Menggunakan Palpasi (perabaan) tinggi rahim.
Pemeriksa akan melakukan perabaan (palpasi) untuk mencari fundus uteri, untuk menghitung
usia kehamilan tinggi fundus uteri yang didapat akan dibandingkan dengan patokan standar.
Biasanya usia kehamilan 12 minggu memiliki tinggi fundus uteri 1/3 di atas simpisis, 20
minggu memiliki tinggi di antara simpisis dan pusat, 24 minggu memiliki tinggi setinggi
pusat, dan 36 minggu memiliki tinggi setinggi processus xipoideus
Menggunakan Metline : Cara pengukurannya dengan menggunakan metline (pita ukur) dari
tepi atas symfisis pubis menuju puncak tertinggi rahim. Ikuti langkahnya berikut :
15
Posisikan angka nol berada di atasa simfisis.
Membalikkan meteran lalu baca hasil pengukurannya.
Metode kontrasepsi dibedakan menjadi dua, yaitu hormonal dan non hormonal.
Hormonal
Pil KB
Merupakan pil yang mengandung kombinasi dari progesteron & estrogen.
Progesteron dalam dosis yang baik berperan untuk menghalangi penetrasi dan
pergerakan dari sperma karena dapat membuat lendir dari serviks menjadi lebih
pekat. Estrogen yang baik memiliki efek untuk mempengaruhi ovulasi, yaitu
perjalanan sel telur.
Suntik KB
Metode yang hampir sama dengan pil KB hanya saja menggunakan jarum suntik
Cincin vagina
Merupakan alat berupa cincin plastik yang digunakan untuk melepaskan hormon
yang sama seperti pil KB
16
Non hormonal
Kondom
Merupakan metode barier fisik yang dapat digunakan pada pria maupun wanita.
Kondom berguna untuk mencegah masuknya sperma kedalam tubuh wanita
Intra Uterine Device
Meupakan suatu plastik berbentuk huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD
berguna untuk menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur
Spermisida
Merupakan suatu produk berbentuk jeli /krim/ busa yang diberikan kedalam
vagina sebelum berhubungan seksual. Produk ini mengandung bahan-bahan kimia
yang dapat membunuh sperma.
Cervical Cap
Merupakan suatu kubah berbahan karet yang diletakan di mulut rahim sebelum
melakukan hubungan seksual. Cervical cap berguna untuk menutup jalan
masuknya rahim.
Penarikan
Merupakan suatu metode dimana penis ditarik keluar dari vagina sebelum terjadi
ejakulasi, sehingga sperma tidak bisa masuk.
Sistem Kalender
Metode ini merupakan metode kontrasepsi alami dengan menggunakan
perhitungan masa subur wanita, lalu menghindari berhubungan seksual pada masa
subur tersebut.
Sterilisasi
Merupakan metode kontrasepsi permanen yang bertujuan agar tidak terjadi
fertilisasi / pembuahan lagi. Wanita yang ingin melakukan kontrasepsi permanen
dapat dengan cara tubektomi, sedangkan pada pria dengan cara vasektomi.
17
Kesimpulan
18
Daftar pustaka:
https://media.neliti.com/media/publications/143672-ID-peran-tenaga-kesehatan-dan-
keluarga-dala.pdf
http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/default/files/file-unggah/jurnal/HUBUNGAN
%20KEHAMILAN%20PADA%20USIA%20REMAJA%20-3.pdf
19