Penderita Urologi
Nyeri Testis
Nyeri pada skrotum dapat primer atau referred.
Dapat disebabkan oleh epididimitis akut atau torsio testis atau
appendiks testis
Nyeri skrotum kronis sering berhubungan dengan kondisi non
inflamasi seperti hidrokel dan varikokel.
Sifat nyeri tumpul, sensasi berat dan tidak menyebar.
Nyeri yang ditimbulkan oleh ginjal atau retroperitoneum dapat
menjalar ke testis oleh karena secara embriologi testis terbentuk
dekat dengan ginjal.
Hematuria
Definisi : adanya sel-sel darah merah pada urine dengan jumlah
lebih dari 3 sel darah merah per lapangan pandang mikroskop
Kemungkinan identifikasi kelainan patologi semakin besar sesuai
dengan peningkatan derajat hematuria.
Hematuria inisial biasanya berasal dari urethra
Hematuria total paling sering terjadi dan berasal dari buli-buli atau
traktus urinarius atas
Hematuria terminal terjadi pada akhir miksi dan berhubungan
dengan inflamasi di daerah leher buli (bladder neck) atau urethra
pars prostatika
Nyeri akan timbul bila terdapat pembuntuan (obstruksi) atau
inflamasi ureter oleh clot
Traktus Urinarius Bawah
Gejala Iritatif
Frekuensi
Frekuensi normal miksi orang dewasa sebanyak 5-6x/hari dengan
setiap miksi sebanyak 300cc
Penyebab :
1. penurunan kapasitas buli-buli termasuk bladder outlet obstruction
dengan penurunan daya regang buli, peningkatan residu urine,
dan/atau penurunan kapasitas fungsional buli karena iritasi
2. neurogenic bladder dengan peningkatan sensitivitas dan penurunan
daya regang buli
3. penekanan dari luar
4. anxietas.
Disuria : nyeri pada saat kencing yang disebabkan oleh
proses inflamasi
Nokturia : merupakan frekuensi yang terjadi malam hari
Normal : orang dewasa tidak terbangun lebih dari 2x semalam untuk
miksi
Produksi urine pada penderita geriatri meningkat pada malam hari
Merupakan efek sekunder dari bladder outlet obstruction dan
panurunan daya regang buli
Gejala Obstruksi
1. Penurunan pancaran kencing
Merupakan akibat dari bladder outlet obstruction (biasanya oleh
BPH atau striktur urethra).
Karena prosesnya berjalan perlahan-lahan maka seringkali tidak
dikeluhkan oleh penderita.
2. Hesitansi : memerlukan waktu yang lama untuk memulai miksi
3. Intermittensi : proses miksi terputus-putus
4. Post void dribbling : keluarnya urine setelah akhir proses miksi
5. Straining : harus mengejan untuk memulai proses miksi
Penyakit-penyakit lain yang dapat menimbulkan keluhan iritatif :
Penyakit neurologis (contoh : cerebrovascular accidents, diabetes
mellitus dan Parkinson's)
Karsinoma buli-buli in situ
The International Prostate Symptom Score (I-PSS) merupakan
instrumen yang membantu untuk menegakkan diagnosa berdasar
keluhan traktus urinarius bawah serta dapat menentukan terapi
apakah medikamentosa atau pembedahan bagi penderita dengan
disfungsi miksi.
Skor 0-7 : gejala ringan
Skor 8-19 : gejala sedang
Skor 20-35 : gejala berat
Inkontinensia Urine
Definisi : Keluarnya urine tanpa disadari (involunter)
a. Continuous Incontinence
Penyebab : fistula traktus urinarius, ektopik ureter
b. Stress Incontinence
Stress incontinence merujuk pada keluarnya urine
secara tiba-tiba pada saat batuk, bersin olahraga atau
aktivitas lain yang meningkatkan tekanan intra-
abdominal.
c. Urgency Incontinence
Merupakan keluarnya urine yang disebab dorongan
kuat yang mendadak untuk berkemih.
Biasanya terjadi pada penderita sistitis, neurogenic
bladder atau obstruksi bladder outlet berat dengan
hilangnya daya regang buli.
d. Overflow Urinary Incontinence /Inkontinensia paradoksal
Merupakan efek sekunder dari retensio urine dan volume residual urine
yang tinggi. (terjadi distensi buli secara kronis dan tidak dapat
mengosongkan kandung kemih secara tuntas)
e. Enuresis
Merupakan inkontinensia urine yang terjadi pada waktu tidur.
Secara normal terjadi pada anak-anak hingga usia 3 tahun, tetapi tetap
ada pada 15% anak usia 5 tahun dan 1 % pada usia hingga 15 tahun (
Forsythe and Redmond, 1974 ).
Setiap anak berusia diatas 6 tahun dengan enuresis harus dilakukan
pemeriksaan urologis
Disfungsi Seksual
a. Hilangnya Libido
Merupakan tanda defisiensi androgen (kelainan di kelenjar
hipofise atau disfungsi testis)
b. Impotensi
Definisi : ketidakmampuan untuk mendapatkan dan
mempertahankan ereksi yang baik selama hubungan seksual.
Dapat disebabkan kelainan organik atau psikogenik
c. Kegagalan ejakulasi
Dapat disebabkan oleh :
1. Defisiensi androgen
2. Gangguan denervasi sistem saraf simpatis
3. Pengaruh obat
4. Post operasi prostat atau bladder neck
d. Absence of Orgasm.
Anorgasmia biasanya disebabkan faktor psikologis atau penggunaan
obat untuk terapi penyakit psikatri.
Dapat disebabkan oleh penurunan sensasi penis karena kerusakan n.
pudendus (biasanya pada neuropahty diabetikum)
e. Premature Ejaculation
Ejakulasi yang terjadi sebelum tercapainya kepuasn seksual
f. Hematospermia
Adanya darah pada cairan ejakulat.
Biasanya disebabkan proses inflamasi nonspesifik pada prostat atau
vesikula seminalis dan akan menghilang dengan sendirinya pada
beberapa minggu.
g.
Pneumaturia
Merupakan keluarnya gas pada urine
Hampir selalu disebabkan fistula antara usus dan buli
h. Urethral Discharge
Merupakan gejala utama dari infeksi kelamin
Keluarnya sekret (duh pus) di ujung penis meskipun pasien tidak
sedang berkemih
Pemeriksaan fisik
Status Generalis/ Keadaan Umum
Tanda-tanda yang sering berhubungan dengan
kelainan di bidang urologi umum:
edema
uremic frost
anemia
septic
ginekomastia
cachexia
striae
jaundice
hiperpigmentasi
Pemeriksaan Khusus di Urologi
Ginjal
Buli-buli
Penis
Skrotum & isi
Rektal & pemeriksaan prostat (laki2)
Pemeriksaan pelvis dan genetalia eksterna
(perempuan)
Pemeriksaan Ginjal
Palpasi bimanual
Bila teraba : catat permukaan, konsistensi,
nyeri tekan
Bila perlu : perkusi, transilluminasi
Buli-Buli
Palpasi : kandung kemih pada orang dewasa tidak
dapat dipalpasi atau hingga terisi volume urine 150cc
Perkusi lebih superior dibandingkan palpasi pada
diagnosis kandung kemih yang penuh
Palpasi bimanual dapat dilakukan antara abdomen
dan vagina (pada perempuan) dan antara abdomen
dengan rektum (pada laki-laki).
Mobilitas buli-buli
Pemeriksaan rektal dan prostat
Urinalisis
pd semua pend urologi
UL: kimiawi & mikroskopik
cara koleksi:
pria:arus tengah (midstream)
perempuan: bersihkan & arus tengah atau urin
dg kateter
neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture /
aspiration)
Pemeriksaan Laboratorium
Analisa Sperma
Pemeriksaan Darah:
Darah Lengkap: Hb, leuko, diff, PCV, LED
Faal ginjal: BUN, kreatinin serum, as.urat, Klirens
kreatinin atau Cystatin C (untuk mengukur GFR
pada penderita CKD)
Elektrolit (natrium , kalium)
Tumor marker : PSA (Ca Prostat), alfa feto protein
dan β-HCG (Ca Testis)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Lain