GASTROINTESTINAL
KULIAH 1-5
Usus buntu: bagian dari kolon.. merupakan perluasan caecum (awal kolon). Dia sama Jalur portal/kanal/segitiga kirnan : Terdiri cab.arteri hepatica, vena porta, lalu pembuluh
kayak kolon daerah lain, terdiri atas lapis mukosa selapis torak dengan sel goblet. Sama limf, dan duktus biliaris…khas karena selapis epitel kuboid.
semua. Kecuali di lamina proprianya dia punya banyak banget nodulus limfatikus. Hati yang besar dibagi jadi unit2.. lobulus klasik.lobulus portal. Dan asinus hati.
Tergantung dari aktivitas nodulus limfatikus melawan agen luar. Kalo dia jadi aktif gara2 Lobulus klasik.. bayangkanlah dia seperti segienam.. di hati babi, lobulus klasik jelas
mikroorganisme, maka terjadilah appendicitis. Fungsi appendik sampe sekarang belum banget. Kepentingannya secara histologis
ketauan. Pasti ada gunanya sih..entah apa Lobulus portal imajiner..dengan jalur portal sebagai pusatnya, bentuknya segitiga prisma.
Kebalikan lobulus klasik. Kalo klasik kan vena sentralis, sudut2nya portal. Sedangkan si
Anus portal pusatnya jalur portal dan sudut2nya vena sentralis. Lobulus portal memiliki makna
Epidermis dan dermis.. karena langsung bersambungan dengan kulit. Makin dia kearah fisiologis..karena memberikan penjelasan tentang arah aliran cairan empedu. Karena si
luar, maka lapisan gepengnya makin ada tanduknya. Tapi di lebih dalam epitel gepeng duktus biliaris kan masuk ke lobulus hati.
berlapis gak punya lapisan tanduk. Daerah dermisnya banyak kelenjar sirkum anal yg Asinus hati.. portal acinus of rappaport :
merupakan kelenjar apokrin. Lapisan muskularisnya khusus karena sangat tebal Ireguler tapi membayangkan seperti belah ketupat dengan sudut2nya 2 vena centralis
membentuk 2 bangunan yang disebut sfingter ani internum dan externum. Yang internum berhadapan dan 2 jalur portal. Bayangkan, sekali lagi, bayangkan.
terdiri dari otot polos yang tebal. Yang externum otot rangka yang tebal. Setelah internum Pentingnya..misal kalo kita minum obat dalam jumlah besar, sel2 yang rusak duluan
terangsang karena feses udah deket, dia juga rangsang yang externum, penting dong kita adalah sel yang lebih jauh dari daerah arteri hepatica.
menahan supaya feses ga keluar. Rapaport membagi 3 bagian.. 1,2,3.. … (baca sendiri deh kayaknya)….rapaport 1 adalah
daerah yang paling dekat arteri hepatica.. 2 yang deket vena centralis, 3 yang jauh bener.
Recto-Anal. Di dalam. Jadi gak ada lap.tanduk. tapi makin luar makin skuamosa. Yang necrosis duluan adalah sel2 yg deket vena centralis ato rapaport 3..
Gambar: (slide 59) - kiri atas, appendix.. gak ada vilus, di lamina propria banyak nodule Sel hati : polygonal yang mempunyai daerah berikatan dengan sel hepatosit sekitarnya
limfatikus; Yang bawah tengah.. ileum karena vilus panjang2 dan banyak; Yang kanan atas tapi ada yang bebas juga yang berhadapan dengan sinusoid terhadap penonjolan
kolon sitoplasma. Sedangkan di daerah yang berhubungan erat dengan sel hati di sebelahnya, di
tengahnya ada celah yang disebut kanalikuli biliaris.. sisanya daerah tautan/desmosom.
HATI Ada celah di tengahnya si kanalikuli itu. Sitoplasmanya banyak mengandung mitokondria
Saluran cerna juga punya kelenjar2. Ada liur dan kelenjar besar pencernaan:hati dan dan golginya ekstensif terutama di deket inti dan deket kanalikuli. Membrane selnya jelas.
pankreas. Vesica felea (kandung empedu) Cuma kantung penampung empedu. Membrane sel hati itu ada sisi yang berhub sel hati dan ada yang sinusoid. Di antara
Hati dibungkus kapsula glisson, menginvasi ke dalam jadi septa yang membagi2 hati. membrane sel hati dan sinusoid ada celah/ruang perisinusoid ato celah Disse. Yang lain,
Secara histologis ada kapsula jar.ikat.. khususnya, si hepatosit tersusun radial terhadap permukaan gak teratur.. di enterosit membentuk hubungan dengan plasmalemma sel di
vena sentralis. Sel2 hati tersusun dalam lempengan2 yang saling berhubungan. Struktur sebelahnya.. ada desmosom. Di tengah ada celah buat kanalikuli.
segienam. lobulus dengan pusatnya, yaitu vena sentralis, adalah lobulus klasik. Sinusoid dibatasi endotel. Dia bukan kapiler..kegedean! lamina basalnya tidak kontinu,
Sel hati tersusun di lempeng yang radial.. lalu beranastomosis.. dan diantara plate sel hati ada daerah yang keputus2.. juga endotel pada hubungan dengan lainnya itu tidak kontinu,
terdapat sinusoid. Sinusoid bermuara ke v.centralis, dilapisi endotel.
ada celahnya. Sinusoid bermuara ke v.centralis. yang melapisi sinusoid adalah epitel, Mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam
terdiri dari 3 macam.. endothelial yg kecil2 plasma tipis.. beberapa lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Lapisan ini juga
Ada sel fagosit..perannya kayak makrofag. Berperan memfagosit zat yg tidak diperlukan. mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Auerbach) yang terletak diantara
Kalo berkembang jadi fagosit intinya jadi besar pucat dan sitoplasma menyebar.. biasa lapisan otot. Terdapat juga pembuluh darah dan pembuluh limfe dalam jaringan ikat
melintang di dinding sinusoid depannya. Biasanya dia memfagosit eritrosit dan granula diantara lapisan.
pigmen. 4. Serosa/Adventisia
Hati adalah organ yang sangat khusus, merupakan sel yang sangat hebat, karena jika Lapisan tipis, terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan
kelenjar lain kita bisa bedain endokrin eksokrin, di hati setiap selnya punya fungsi pembuluh limfe serta jaringan lemak, dan epitel selapis gepeng mesotel sebagai
endokrin dan eksokrin. Jadi satu sel tiap sel hati punya fungsi ganda..endokrin dan pelapis (jika tanpa mesotel disebut sebagai adventisia).
eksokrin.
Kuppfer sel lebih besar, pucat.. juga penyusun dinding sinusoid. Bisa melintang ke
dapannya juga. Keliatan kuppfer ada pigmen coklat.. bisa empedu ato eritrosit..
di sisi lain ada celah antara endotel dan sel hati yang namanya ruang perisinusoid. Di
ruang perisinusoid ada sel Ito..celah disse lebih keliatan di situ.
Aliran empedu : kanalikulistrus duktus duktus
sel oval sel induk akan gantikan hepatosit yang rusak
Aliran darah hati: kebanyakan vena porta.. lainnya a.hepatika. ..liat di slide urut2annya
Usus Halus
Usus halus merupakan tempat utama terjadinya digesti dan absorpsi. Usus halus
terbagi menjadi 3: duodenum, jejunum, dan ileum.
MOTILITAS. Motilitas usus halus terdiri dari: segmentasi dan migrating motility complex.
1. Segmentasi
Merupakan primary method yang terjadi selama digesti makanan.
Mencampur dan mendorong kimus
Kerjanya adalah dengan kontraksi otot polos sirkuler sepanjang usus halus, di antara
area relaksasi terdapat kimus. Setelah beberapa waktu, area yg relaksasi akan
berkontraksi dan sebaliknya.
Kimus akan tercampur, terpecah-pecah.
Segmentasi diinisiasi oleh sel pacemaker usus halus yang memproduksi Basic
Electrical Rhythm (BER). Apabila BER usus halus membawa otot polos sirkuler usus
halus menuju threshold, terjadi stimulasi segmentasi dengan frekuensi segmentasi
sesuai dengan frekuensi BER.
Kontrol sekresi empedu
Responsivitas otot polos dan intensitas kontraksi segmentasi dapat dipengaruhi oleh
distensi usus, hormon gastrin, dan aktivitas saraf ekstrinsik.
Bilirubin
Segmentasi hanya sedikit terjadi atau bahkan tidak terjadi di antara waktu makan,
Bilirubin adalah komponen utama empedu, tetapi tidak berperan dalam proses
pencernaan. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian bagian namun menjadi sangat aktif segera setelah makan.
heme (mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Duodenum dan ileum mulai bersegmentasi secara simultan ketika makanan pertama
Bilirubin diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan ke dalam masuk ke usus halus. Duodenum mulai bersegmentasi terutama karena respons
empedu. Warna bilirubin yang kuning akan dimodifikasi oleh bakteri di usus besar distensi lokal karena adanya kimus. Ileum yang kosong juga bersegmentasi karena
adanya hormon gastrin yang disekresikan sebagai respons adanya kimus di gaster 2. Otot polos di beberapa cm dinding terminal ileum menebal, membentuk sphincter
(refleks gastroileal). yang berada di bawah kontrol neural dan hormonal. Hampir sepanjang waktu,
Parasimpatis --> meningkatkan segmentasi. Simpatis --> mengurangi segmentasi. sphincter ileocecal ini berada pada keadaan konstriksi ringan. Tekanan dari sisi cecum
Fungsi segmentasi: menyebabkan kontraksi lebih dari sphincter, namun distensi dari sisi ileum
o Mencampur kimus dengan getah sekret digesti menyebabkan relaksasi sphincter. Reaksi tsb dimediasi oleh plexus intrinsik.
o Mengekspos kimus ke permukaan absorpsi Dengan cara tersebut, daerah ileocecal mencegah bakteri dari usus besar
o Mendorong kimus sepanjang usus halus secara perlahan mengkontaminasi usus halus. Relaksasi sphincter diperkuat oleh gastrin pada saat makan
Semakin distal, frekuensi segmentasi berkurang. Sel pacemaker di duodenum (saat aktivitas gastrin tinggi), sehingga sisa-sisa makanan yang berasal dari makan
berdepolarisasi lebih cepat drpd bagian distal. Frekuensi kontraksi di duodenum sebelumnya terdorong maju dan makanan yang baru masuk ke traktus pencernaan.
sekitar 12x/menit, pada ileum terminal 9x/menit. Frekuensi proksimal > frekuensi SEKRESI. Tiap harinya, kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mensekresi sekitar
distal, shg kimus lebih banyak didorong maju daripada didorong mundur --> gerakan 1,5 L larutan mukus dan garam yang disebut succus entericus. Sekresi meningkat setelah
maju perlahan. makan sebagai respons dari stimulasi lokal akibat adanya kimus.
Gerakan lambat tsb menguntungkan karena memberikan waktu lebih untuk digesti Sekresi mukus memberikan proteksi dan lubrikasi. Sekresi larutan ini juga
dan absorpsi (3-5jam) memberikan banyak H2O untuk hidrolisis (digesti). Tidak ada enzim digesti yang
disekresikan dalam sekret ini --> Usus halus mensintesis enzim digestif tetapi enzim-enzim
2. Migrating motility complex tsb beraksi pada membran brush-border sel epitel yang melapisi lumen, bukan
Setelah makanan hampir habis diabsorpsi, segmentasi menghilang perlahan-lahan disekresikan ke lumen.
dan digantikan o/ migrating motility complex yg terjadi di antara waktu makan. DIGESTI. Digesti pada lumen usus halus dikerjakan oleh enzim pankreatik dengan
Gerakan ini merupakan gerakan gelombang peristaltik lambat dan berulang. digesti lemak diperkuat oleh sekresi empedu. Hasil dari aktivitas pankreas:
Gelombang bermula di gaster dan bermigrasi turun ke usus halus. Gelombang ini 1. Lipid dipecah seluruhnya menjadi monogliserida dan asam lemak bebas
berlangsung selama 100-150 menit untuk bermigrasi dari gaster ke akhir usus halus, 2. Protein dipecah menjadi fragmen peptida dan sejumlah asam amino
dgn tiap kontraksinya menyapu sisa-sisa makanan plus debris mukosa, serta bakteri 3. Karbohidrat dipecah menjadi disakarida dan sejumlah monosakarida.
menuju kolon --> “intestinal housekeeper.” Digesti lipid selesai pada lumen usus halus, sedangkan karbohidrat dan protein
Setelah mencapai terminal usus halus, siklus dimulai kembali dan terus berlanjut belum benar-benar komplet. Proyeksi seperti sikat pada permukaan epitel lumen usus
sampai makan selanjutnya. halus (microvilli / brush border). Membran plasma mikrovili mengandung 3 kategori
Motilitas ini diduga diregulasi oleh hormon motilin yang disekresikan saat keadaan enzim terikat membran:
1. Enterokinase: mengaktivasi tripsinogen (enzim pankreas)
tidak makan oleh sel endokrin mukosa usus halus. Pelepasan motilin diinhibisi dengan
makan. 2. Disakaridase (maltase, sukrase, laktase) : hidrolisis disakarida
3. Aminopeptidase: hidrolisis peptida menjadi asam amino
Pada perbatasan usus halus dan usus besar, bagian akhir ileum berhubungan
dengan cecum (valvula ileocecal). Daerah ini berperan sebagai barrier karena: Sehingga, digesti karbohidrat dan protein benar-benar komplet di mikrovili.
ABSORPSI. Absorpsi terjadi terutama di duodenum dan jejunum. Sedikit sekali
1. Susunan anatomisnya berupa lipatan seperti katup yang mencuat dari ileum ke lumen
cecum. Ketika isi ileum didorong maju menuju lumen cecum, katup dengan mudah terjadi di ileum. Hali ini bukan karena ileum tidak punya kemampuan absorpsi, tetapi
karena sebagian besar absorpsi sudah selesai terjadi sebelum mencapai ileum.
terbuka, namun akan tertutup apabila isi cecum bergerak mundur.
50% usus halus dapat dihilangkan dengan gangguan absorpsi yang tidak dalam kriptus. Sel-sel baru diproduksi terus-menerus dalam kriptus, bermigrasi ke atas
bermakna. Namun, apabila ileum terminal dihilangkan, vitamin B12 dan garam empedu villi dan akhirnya mendorong sel yang tua pada ujung villi menuju lumen. Dengan cara ini,
tidak dapat diabsorpsi dengan baik, karena mekanisme transpor untuk substansi tsb lebih dari 100juta sel intestin lepas per menit. Perjalanan dari kriptus sampai puncak villi
hanya terdapat pada regio itu. berlangsung selama kurang lebih 3 hari, sehingga epitel tsb diganti tiap 3 hari.
Mukosa usus halus sangat baik untuk fungsi absorpsi karena 2 alasan: Sel baru mengalami beberapa perubahan selama migrasi ke puncak villus.
1. Usus halus memiliki area permukaan yang luas Konsentrasi enzim brush-border meningkat dan kapasitas absorpsi meningkat --> sel pada
2. Sel epitel di daerah usus halus memiliki bervariasi mekanisme transpor puncak villus memiliki kemampuan digesti dan absorpsi paling optimal.
Adaptasi yang meningkatkan area permukaan usus halus: Turnover yang cepat pada sel-sel usus halus penting karena kondisi lumen yang
1. Permukaan dalam usus halus berupa lipatan-lipatan sirkuler yang dapat terlihat keras --> sel terekspos kepada isi lumen yang abrasif dan korosif --> mudah rusak dan
dengan mata biasa --> area permukaan meningkat 3x lipat. tidak dapat hidup lama. Sel yang lepas didigesti kembali dengan konstituen sel diabsorpsi
2. Villi --> proyeksi dari permukaan yang terlipat-lipat tsb. Dapat dilihat dengan ke darah dan salah satunya dapat digunakan untuk sintesis sel baru.
mikroskop --> meningkatkan luas permukaan 10x lipat. Sel Paneth juga dapat ditemukan di kriptus. Sel ini berfungsi sebagai mekanisme
3. Mikrovilli --> meningkatkan luas permukaan 20x lipat. Tiap sel epitel memiliki 3000- pertahanan, menjaga stem cell. Sel tsb memproduksi 2 bahan kimia yang mencegah
6000 mikrovilli. Terlihat hanya dengan mikroskop elektron. bakteri:
Total --> luas permukaan meningkat sekitar 600x lipat. 1. Lisozim --> enzim lisis bakteri yang juga ditemukan di saliva
Tiap villus memiliki komponen berikut: 2. Defensin --> protein kecil dengan kekuatan antimikrobial.
1. Sel epitel yang melapisi permukaan villus. Antara sel epitel yg 1 dgn yang lainnya
dihubungkan oleh tight junction. Pada brush border, sel-sel epitel ini memiliki carrier Usus Besar
untuk absorpsi nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen, serta enzim terikat Usus besar terdiri atas: cecum membentuk kantong setelah perbatasan usus
membran. halus-usus besar pada valvula ileocecal; appendix vermiformis merupakan jaringan limfoid
2. Inti jaringan ikat --> lamina propria yang menyimpan limfosit; Kolon merupakan komposisi utama usus besar, terdiri atas
3. Network kapiler colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoid.
4. Pembuluh limf --> tiap villus disupply oleh sebuah pembuluh limf buntu yang dikenal Kolon normalnya menerima 500 ml kimus dari usus halus tiap harinya, yg terdiri
sebagai lacteal sentralis. atas residu makanan tak tercerna (misal: selulosa), komponen empedu yg tak terabsorpsi,
dan cairan sisa. Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari kimus tsb. Dan yg tersisa untuk
Absorpsi --> Substansi melewati sel epitel, berdifusi melalui cairan interstitial dieliminasi adalah feces. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feces
dalam inti jaringan ikat, dan menyeberangi dinding kapiler/limf. Absorpsi dapat aktif sebelum defekasi.
maupun pasif. Menjorok ke dalam dari permukaan mukosa di antara villi terdapat Otot polos longitudinal luar tidak seluruhnya mengelilingi usus besar. Namun,
invaginasi yang disebut cryptus Lieberkuhn --> tidak mensekresi enzim (tidak seperti terdiri atas 3 otot longitudinal yg terpisah (taenia coli), yg berada sepanjang usus besar.
sumur gaster), namun mensekresi air dan elektrolit yang turut berperan dalam Taenia coli lebih pendek daripada otot polos sirkular dan lapis mukosa di bawahnya
pembentukan succus entericus. apabila lapisan tsb diregangkan. Karena itulah lapisan tsb membentuk kantong-kantong yg
Kriptus berfungsi sebagai tempat produksi sel pengganti. Sel epitel yang melapisi disebut sebagai haustra. Haustra tidaklah permanen pasif, tetapi secara aktif berganti
usus halus lepas dan digantikan dengan kecepatan tinggi karena aktivitas stem cell di lokasi sebagai akibat kontraksi dari lapis otot polos sirkular. Hampir sepanjang waktu,
pergerakan usus besar lambat dan nonpropulsif, sesuai dengan fungsi absorpsi dan Ketika defekasi terjadi, biasanya disertai dengan gerakan sadar yang
storagenya. menghasilkan tekanan, yaitu melibatkan kontraksi simultan dari otot abdomen dan
MOTILITAS. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustral yg diinisiasi oleh ekspirasi paksa melawan glotis yang tertutup. Manuver ini meningkatkan tekanan
ritmik autonom sel otot polos. Kontraksi tersebut menyerupai segmentasi namun terjadi intraabdominal yang membantu mengeluarkan feces.
jauh lebih jarang. Antara kontraksi haustral terdapat jarak 30 menit. Pergerakan kontraksi Apabila defekasi ditunda terlalu lama, dapat terjadi konstipasi karena lebih dari
ini nonpropulsif; secara perlahan mencampur kimus maju-mundur yang mengekspos isi jumlah normal H2O direabsorpsi dari feces sehingga feces menjadi keras dan kering.
kolon ke mukosa untuk absorpsi. Kontraksi haustral dikontrol oleh refleks lokal yg Frekuensi normal defekasi berkisar antara tiap setelah makan sampai 1x seminggu. Ketika
melibatkan pleksus intrinsik. frekuensi kurang dari normal untuk orang tertentu, konstipasi dan gejala-gejalanya
3-4x sehari, umumnya setelah makan, terdapat peningkatan motilitas, yaitu (ketidaknyamanan abdomen, nyeri kepala, hilangnya nafsu makan, mual, depresi mental)
segmen ascendens dan transverse colon berkontraksi secara simultan, membawa feces dpt terjadi. Gejala tsb terjadi bukan karena toksin yang diabsorbsi dari feces yang
1/3 – 3/4 dari panjang colon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini disebut dgn mass tertahan. Meskipun metabolisme bakteri memproduksi sejumlah substansi yang toksik di
movement, membawa isi kolon menuju area distal usus besar, di mana material disimpan kolon, substansi tsb akan melalui sistem portal dan dibuang oleh hati sebelum mencapai
sampai defekasi terjadi. sirkulasi sistemik.
Ketika makanan masuk ke gaster, mass movement terpicu terutama karena SEKRESI. Usus besar tidak mensekresi enzim apapun karena memang tidak
refleks gastrocolic, yg dimediasi dari gaster ke kolon oleh gastrin dan oleh saraf autonom diperlukan --> digesti sudah selesai sebelum kimus mencapai colon.
ekstrinsik. Pada kebanyakan orang, refleks ini paling terasa setelah makan pagi yang Sekresi colon terdiri atas larutan mukus alkali (NaHCO 3) yg berfungsi untuk
biasanya diikuti dengan keinginan untuk defekasi. Karena itu, ketika makanan baru masuk melindungi mukosa usus besar dari trauma mekanik dan kimia. Mukus memberikan
ke saluran cerna, refleks diinisiasi untuk menggerakkan isi yang telah ada sebelumnya lubrikasi untuk memfasilitasi gerakan feces, sedangkan NaHCO 3 menetralisasi asam iritan
lebih jauh untuk memberikan tempat bagi makanan yang baru. Refleks gastroileal yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi meningkat sebagai respons
menggerakkan isi sisa usus halus menuju usus besar dan refleks gastrocolic mendorong isi stimulasi mekanik dan kimia mukosa colon yg dimediasi oleh refleks pendek dan
colon menuju rectum dan memicu refleks defekasi. persarafan parasimpatis.
Ketika mass movement colon mendorong feces ke rectum, distensi resultan dari DIGESTI. Tidak ada digesti terjadi di usus besar karena tidak terdapat enzim.
rectum menstimulasi reseptor regang di dinding rectum, menginisiasi refleks defekasi. Namun, bakteri colon mencerna sejumlah selulosa.
Refleks ini menyebabkan sphincter ani internus (otot polos) untuk relaksasi dan rectum Karena gerakan colon yang lambat, bakteria memiliki waktu untuk tumbuh dan
serta colon sigmoid untuk berkontraksi. Apabila sphincter ani eksternus (otot rangka) juga berakumulasi di usus besar. Sebaliknya, di usus halus, pertumbuhan bakteri tidak terjadi
relaksasi, maka terjadilah defekasi. Namun, sphincter ani eksternus berada di bawah karena pergerakan kimus terlalu cepat. Mulut, gaster, dan usus kecil mensekresikan agen
kontrol sadar. Distensi dinding rectal dibarengi dengan keinginan sadar untuk defekasi. antimikrobial, namun colon tidak. Tidak semua bakteria yang tertelah dihancurkan oleh
Apabila keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi, kontraksi sadar dari sphincter ani lisozim dan HCl. Bakteria yg bertahan hidup berkembang biak di usus besar.
eksternus dapat mencegah terjadinya defekasi meskipun terdapat refleks defekasi. Mikroorganisme colon ini memberikan keuntungan, yaitu:
Apabila defekasi ditunda, dinding rectum yang tadinya berdistensi secara gradual 1. Meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi dengan mikroba patogen dalam
berelaksasi, dan keinginan untuk defekasi menghilang sampai adanya mass movement mendapatkan nutrien dan ruang
berikutnya yg akan kembali memicu refleks defekasi. 2. Promote motilitas colon
3. Membantu menjaga integritas mukosa colon
4. Kontribusi nutrisi. Misal: bakteri mensintesis vitamin K dan meningkatkan asam colon tinggi menyebabkan ujung dari lubang anus bervibrasi, menimbulkan suara berfrekuensi
yang membantu absorpsi Ca, Mg, dan Zn; sejumlah glukosa yg dilepas selama rendah.
memproses serat diet diabsorpsi oleh mukosa colon.
ABSORPSI. Absorpsi di colon tidak sebanyak di usus kecil. Permukaan lumen KEBUTUHAN ENERGI
colon halus shg area absorpsi rendah. Colon juga tidak dilengkapi dengan mekanisme Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen
transpor spesifik seperti di usus halus. Apabila motilitas usus halus yang berlebih penggunaan energi terdapat enam langkah dalam menghitung kebutuhan energi untuk
memberikan isinya ke colon sebelum absorpsi nutrien selesai, colon tidak dapat setiap atlet. Pertama, tentukan status gizi atlet dengan menggunakan Indeks Massa
mengabsorbsi materi tsb dan akan terbuang melalui diare. Tubuh (IMT). IMT merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam
Colon normalnya mengabsorbsi garam dan H2O. Na diabsorbsi secara aktif, Cl satuan meter dikuadratkan.
mengikuti gradien elektrik secara pasif, dan H2O mengikuti secara osmosis. Colon Kedua, tentukan Basal Metabolic Rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin,
mengabsorbsi sejumlah elektrolit termasuk vitamin K yang disintesis bakteri colon. umur dan berat badan. Cara menentukan BMR dengan melihat BMR untuk laki-laki dan
Dari 500 ml materi yg masuk ke colon per hari, 350 ml diabsorbsi, meninggalkan perempuan berdasarkan berat badan. Tambahkan BMR dengan specific dynamic action
150 gr feces untuk dibuang per harinya. Feces terdiri atas 100 gr H2O dan 50 gr solid (SDA) yang besarnya 10 % BMR.
(termasuk selulosa yg tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam). Produk Ketiga, tentukan aktivitas fisik setiap hari, kemudian hitung besarnya energi
sisa utama yg diekskresikan dalam feces adalah bilirubin. untuk aktivitas fisik tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Keempat, kalikan faktor aktivitas
Kadang, selain feces yg keluar melalui anus, gas intestinal / flatus juga dapat fisik dengan BMR yang sudah ditambahkan dengan SDA. Kelima, tentukan penggunaan
keluar. Gas ini berasal dari: energi sesuai dengan latihan atau pertandingan olahraga dengan menggunakan tabel
1. Udara yg tertelan (500 ml udara dapat tertelan selama makan) tersendiri. Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan besar
2. Gas yg diproduksi oleh fermentasi bakteri di colon energi yang dikeluarkan untuk aktivitas olahraga.
Keberadaan gas di dalam lumen menimbulkan suara gurgling yang disebut borborygmi. Total energi didapatkan dari perhitungan energi dalam sepekan kemudian dibagi
Sendawa menghilangkan sebagian besar udara yg tertelan dari gaster, namun tujuh untuk mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan
sisanya menuju intestinal. Biasanya, gas yg terdapat di usus halus sangat sedikit, karena besarnya penggunaan energi ini dengan besarnya energi yang dapat pada perhitungan
gas cepat diabsorbsi atau berjalan menuju colon. Sebagian besar gas di colon disebabkan langkah 4. Dengan cara ini, akan didapatkan kebutuhan energi berdasarkan aktivitas
oleh aktivitas bakteri, dengan kuantitas dan nature gas tergantung dari tipe makanan dan olahraga dilihat dari berat badan dengan satuan kalori per menit.
karakteristik dari bakteri colon. Beberapa makanan, misal kacang-kacangan, mengandung Langka keenam, apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka
tipe karbohidrat yg tdk dapat dicerna manusia namun dapat dicerna oleh bakteri yg tambahkan kebutuhan energi berdasarkan umur dan jenis kelamin.
memproduksi gas. Sejumlah gas diabsorpsi melalui mukosa intestinal. Sisanya dikeluarkan
melalui anus.
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feces juga terdapat di rectum, seseorang K-4 : BIOKIMIA SISTEM GI
secara sadar mengkontraksi otot abdomen dan sphincter ani externus pada saat yg sama. Oleh: dr. Parwati Abadi
Ketika kontraksi abdomen menghasilkan tekanan yg cukup melawan sphincter ani yg
berkontraksi, gradien tekanan memaksa udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui Aspek biokimia yang terlibat dalam sistem pencernaan terutama mengenai bagaimana
lubang yg terlalu sempit untuk keluarnya feces solid. Keluarnya udara dengan kecepatan nutrien dicerna, diserap, ditranspor ke tempat-tempat tujuan, serta metabolisme mereka.
DEFINISI DASAR PROSES DIGESTI-ABSORBSI-TRANSPORTASI cairan limfe via pembuluh lakteal sentral di villi usus halus. Beberapa zat kecil seperti
Pada dasarnya, nutrien yang terdapat dalam makanan terdiri dari dua jenis: makronutrien glukosa larut dalam plasma darah, sementara zat-zat lainnya perlu berikatan dengan
dan mikronutrien. Proses digesti diperlukan oleh makronutrien, sementara absorpsi dan protein plasma untuk bisa diangkut. Khusus untuk lemak, pengangkutan membutuhkan
transportasi dibutuhkan oleh keduanya. Alasannya tidak lain adalah bahwa mikronutrien molekul khusus yang disebut chylomicron.
dapat dengan mudah diserap, sementara makronutrien seringkali berukuran terlalu besar
untuk bisa diserap dan/atau dimanfaatkan, sehingga perlu direduksi menjadi partikel lebih PENCERNAAN KARBOHIDRAT
kecil lagi. Biasanya proses ini disebut proses hidrolisis. Karbohidrat memiliki tiga bentuk: polisakarida, yang merupakan polimer dari berbagai
Proses digesti, sebagaimana proses kimia lainnya, merupakan serangkaian reaksi kimia. jenis monosakarida; oligosakarida; tri-/disakarida, dan monosakarida. Bentuk karbohidrat
Oleh karena itu, proses digesti memiliki properti-properti yang sama, yaitu keperluan terutama dalam makanan sehari-hari adalah pati/amilum. Pencernaan karbohidrat
untuk mengefisiensikan reaksi. Misalkan, proses digesti berlangsung lebih efektif pada bertujuan memecah polisakarida menjadi bentuk monomernya agar mudah diserap dan
suhu tubuh dan diefektifkan dengan pengecilan ukuran partikel makanan (prinsip luas diutilisasi dalam jaringan. Karbohidrat dicerna di mulut dan usus halus.
permukaan reaksi)---terutama di lambung, di mana makanan dicairkan oleh gerak Proses pencernaan dasar karbohidrat:
peristaltik dan lainnya menjadi cairan chyme. Untuk mempercepat reaksi, proses digesti amilum tri-/disakaridase
banyak dikatalisasi oleh enzim-enzim, yang sebagian besar merupakan enzim hidrolase. Polisakarida ========> oligo-/tri-/disakarida ============> monosakarida
Perlu diketahui bahwa enzim pencernaan memiliki dua cara kerja: memutus ikatan di pemecahan amilosa dan amilopektin
tengah struktur dan menghasilkan beberapa rantai yang lebih pendek (endohidrolase)
atau memutuskan ikatan satu per satu dari ujung rantai (eksohidrolase). DIGESTI: Di mulut, terjadi pencernaan secara
Biasanya enzim-enzim ini disekresikan dalam bentuk zimogen untuk mengantisipasi mekanis dan kimiawi. Pencernaan mekanis oleh
kemungkinan enzim mencerna sistem gastrointestinal (GI) sendiri. Selain itu, untuk gigi bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel
mengoptimalkan kerja enzim dan sistem gastrointestinal, ada sekret-sekret tertentu yang supaya lebih mudah ditelan dan dicerna.
turut memberi andil, seperti HCl, NaHCO 3, garam empedu, dan hormon-hormon lainnya. Pencernaan kimiawi dimediasi enzim α-
Tentunya enzim-enzim dan sekret ini tidak dikeluarkan secara asal. Pengaturan terjadi di glukoamilase1, yang lebih dikenal dengan α-
level sel yang mensekresikan enzim-enzim tersebut. Umumnya regulasi sekresi amilase. Hasil utama dari reaksi ini adalah maltosa,
diperankan oleh zat-zat tertentu yang memicu ataupun menghambat sekresi. Zat-zat yang maltotriosa, α-dekstrin, dan isomaltosa.
bersifat demikian dinamakan secretagogues. Sayangnya, pencernaan kimiawi tidak berlangsung
Proses penyerapan zat pada umumnya berlangsung dengan dua cara: transpor aktif dan lama di mulut; makanan segera ditelan dan
transpor pasif (kadang bisa difasilitasi protein transpor). Selain itu, dari jalurnya, ada dua memasuki gaster, di mana sebagian besar reaksi
jenis transpor, yakni transpor transelular dan paraselular. Masalah utama dari proses hidrolisis segera terhenti oleh karena perbedaan
absorpsi adalah fakta bahwa selalu ada selapis tipis fluid yang tidak bergerak di dinding pH, kecuali pada pusat bolus di mana HCl tidak
lumen apapun, termasuk di daerah lumen sistem GI. Hal ini menghambat absorpsi, mampu masuk ke dalam. Segera setelah memasuki usus halus dan pH asam dinetralisasi,
mengingat lapisan ini bersifat ‘menjebak’ zat-zat yang berusaha menembusnya, α-amilase duodenum (yang memiliki properti yang sama dengan ptialin) akan segera
menyebabkan konsentrasi zat di lapisan ini rendah. Setelah melewati ini, maka zat akan bekerja, menghidrolisis amilum yang masih ada. Hasilnya sama dengan pencernaan pada
melewati salah satu dari dua mekanisme di atas (baik mekanisme ataupun sawar yang rongga mulut, dengan tambahan berupa limiting dextrine.
dilewati) dan keluar dari sel, melewati batas kontralumen. Dari sini, pencernaan selanjutnya terjadi di jejunum-ileum, dengan memanfaatkan enzim-
Nantinya, setelah diabsorpsi, zat tentunya perlu diangkut menuju ke tempat tujuan. Ada enzim disakaridase dan trisakaridase spesifik. Sebagian besar enzim ini bersifat
dua mekanisme, yakni pengangkutan melewati darah via v. porta hepatica atau melewati 1
Bekerja pada pH netral. Cara kerja: memutuskan ikatan α-1,4 normal dari dalam (endoglikosidase).
eksoglukosidase. Enzim-enzim ini biasanya terdapat pada dinding sel epitel lumen, Untuk transpor, tidak ada jalur khusus, mengingat semua monosakarida mudah larut
tepatnya di sisi brush border-nya. Enzim-enzim yang ada (serta substratnya) antara dalam plasma darah.
lain: Absorpsi Glukosa, Fruktosa, Galaktosa
ENZIM SUBSTRAT TARGET HASIL
Maltose, PENCERNAAN PROTEIN
Maltase/α-glukosidase isomaltosa, limiting Ikatan α-1,4 Glukosa Protein pada dasarnya merupakan polipeptida yang sudah mengalami modifikasi. Ini
dextrine secara tidak langsung menyatakan bahwa protein merupakan polimer dari asam amino.
Sukrosa dan derivat Dalam tubuh, protein dibutuhkan bukan dalam bentuk utuhnya, melainkan dalam bentuk
Kompleks sukrase- Ikatan α-1,4
maltosa selain Glukosa, fruktosa asam amino yang nantinya akan digunakan untuk membentuk bermacam-macam protein
isomaltase2 dan α-1,6
maltosa yang dibutuhkan. Khusus pada anak kecil dan bayi, protein kecil bisa diserap dalam jumlah
Laktase/β- Glukosa, galaktosa, banyak. Pencernaan protein terjadi di lambung dan usus halus.
Laktosa, glikolipid Ikatan β-1,4
galaktosidase3 ceramide Proses dasar pencernaan protein:
Trehalase Trehalosa Ikatan α-1,1 Glukosa peptidase protease
Protein (polipeptida) ===============> pepton ===============> asam amino
Patut ditekankan bahwa aktivitas α-amilase tetap ada sepanjang usus halus dan malah
cenderung meningkat secara progresif; tujuannya adalah untuk membatasi jumlah
DIGESTI: Protein dicerna pertama kali di lambung. Sebelum dicerna, protein terlebih
amilum yang lolos tak tercerna.
dahulu didenaturasi oleh HCl. Ini berguna supaya protein lebih mudah dicerna.
(1) Pemecahan oligomer glukosa yang linear. (2) Pemecahan rantai -dextrin.
Pencernaan dilakukan oleh enzim pepsin 4, yang disekresikan dalam bentuk inaktif namun
diaktifkan oleh HCl dan juga mampu melakukan autoaktivasi. Protein akan segera diubah
Kaitan klinis
menjadi protein pendek yang dinamakan pepton. Pentingnya aktivitas pepsin bukan
Defisiensi oligosakaridase mengakibatkan diare, flatulence, dan bloating.
terletak pada jumlah hasilnya, namun lebih pada fungsi hasilnya sebagai salah satu
Defisiensi laktase biasanya berhubungan dengan intoleransi terhadap susu (lactose secretagogue CCK di duodenum. Karena itu, pencernaan protein di lambung tidak bersifat
intolerance). Gangguan ini banyak dierita oleh orang kulit hitam, oriental dan esensial bagi hidup.
mediteranean. Namun, biasanya orang yang menderita lactose intolerance dapat Beberapa enzim protease lainnya yang penting adalah renin dan gelatinase. Gelatinase
menerima yoghurt dnegan baik karena pada yoghurt terdapat laktase bakterial. mengkatalisasi perombakan gelatin, sementara renin berfungsi mencerna kasein pada
ABSORPSI DAN TRASNPOR: Dari sini, hasil yang berupa glukosa, galaktosa, dan fruktosa susu sehingga mudah dirombak oleh pepsin. Renin terutama bekerja pada anak kecil dan
diabsorpsi di lumen usus. Ada dua mekanisme yang berbeda untuk setiap zat. Golongan bayi.
heksosa(glukosa, galaktosa) akan diangkut secara simpor bersama ion Na +, dengan Setelah memasuki duodenum, maka enzim-enzim protease pankreas akan dikeluarkan
protein transpor SGLT1. Gula-gula pentosa lainnya (fruktosa), di lain pihak, akan diangkut sebagai respon dari sekresi CCK. Enzim-enzim ini disekresikan dalam bentuk zimogen dan
secara difusi terfasilitasi oleh bantuan protein GLUT5. namun, hal tersebut juga dapat akan diaktifkan oleh enzim tripsin. Enzim tripsin sendiri juga dihasilkan pankreas dalam
terjadi pada glukosa dan galaktosa. Setelah masuk ke dalam sel, semuanya akan bentuk tripsinogen, yang diaktifkan pertama kali oleh enzim enteropeptidase pada brush
dikeluarkan ke pembuluh darah dengan menggunakan protein GLUT2. Walaupun border sel epitel duodenum dan juga secara autokatalisis. Mengingat bahayanya enzim ini
demikian, ada bukti bahwa gula heksosa bisa diangkut dengan proses transpor aktif. bila teraktivasi dalam pankreas, sekresi pankreas mengandung zat inhibitor tripsin. Enzim-
enzim ini mencerna pepton lambung menjadi oligoprotein dan asam amino bebas.
2
Aktivitas tertinggi di jejunum. 4
Bekerja pada pH asam. Bersifat endoprotease. Ada banyak jenis, namun yang terutama adalah
3
Aktivitas tertinggi di jejunum. Pada manula dan orang berkulit gelap, aktivitas menurun. pepsin A.
Daftar enzim-enzim protease pankreas dan kekhasannya: banyak asam amino sekaligus, maka satu asam amino biasanya bersifat inhibitor
SYARAT A.A. SPESIFIK kompetitif bagi asam amino tipe lainnya. Tipe-tipe yang telah dikenali:
ENZIM SIFAT KERJA PROENZIM
KERJA SUBSTRAT Pengangkut asam amino netral (beberapa harus dengan rantai samping hidrofobik
Adanya residu Tyr, Trp, Phe, Leu ATAU aromatik)
Chymotripsin Endoprotease Chymotripsinogen
serin (hidrofobik)
Pengangkut asam amino imino
Adanya residu Ala, Gly, Ser (rantai
Elastase Endoprotease Proelastase Pengangkut asam amino β
serin sampingan pendek)
Eksoprotease Pengangkut asam amino bersifat asam
Karboksipeptidase Adanya Prokarboksipeptida Val, Leu, Ile, Ala
(dari gugus Pengangkut asam amino bersifat basa
A koenzim Zn2+ se A (hidrofobik)
karboksil) Terkadang asam amino bisa diangkut ke dalam sel dengan memanfaatkan cara berbeda,
Eksoprotease yakni siklus γ-glutamil. Meskipun siklus ini lebih utama digunakan di hati dan ginjal,
Karboksipeptidase Adanya Prokarboksipeptida
(dari gugus Arg, Lys (basa)
B koenzim Zn2+ se B namun pada sel epitel usus, ini digunakan
karboksil)
terutama apabila sistein perlu disimpan
dalam jumlah besar.
Di jejunum dan ileum,
Untuk dipeptida dan tripeptida, protein
oligoprotein yang masih ada
transpor bersifat simpor dengan
akan dicerna lebih lanjut + +
memanfaatkan ion H alih-alih Na . Pada
menjadi asam amino bebas
anak kecil dan bayi, protein utuh mampu
dan dipeptida ataupun
diserap dengan memanfaatkan endositosis,
tripeptida. Enzim yang
meskipun pada orang dewasa, penyerapan
mencernakan oligoprotein
protein utuh (biasanya secara paraseluler)
adalah aminopeptidase5.
akan memicu reaksi hipersensitivitas. Asam
Meskipun semua ini
amino diangkut dalam darah dalam bentuk
diabsorpsi di epitel lumen,
terlarut dalam plasma darah.
hasil yang masuk ke dalam
mekanisme penyerapan asam amino
darah semuanya berupa asam amino. Ini dikarenakan dalam sitoplasma sel epitel lumen
PENCERNAAN LIPID
terdapat enzim dipeptidase dan tripeptidase, yang mencerna dipeptida dan tripeptida
Lipid terutama dalam makanan adalah TAG. Bentuk ini, bersama dengan lipid lainnya,
yang ada. Kekecualian terdapat pada protein dengan asam amino prolin, hidroksiprolin,
seperti fosfolipid dan kolestrol, dicerna di mulut, lambung, dan usus halus. Kesulitan
dan asam amino tidak umum. Biasanya asam amino hasil akhir merupakan L-amino.
utama dalam mencerna lipid adalah bahwa lipid bersifat tidak larut dalam air, sementara
enzim pada umumnya bersifat larut air. Enzim yang mencernakan lipid dinamakan lipase
ABSORPSI DAN TRANSPOR: Asam amino diabsorpsi dengan menggunakan sistem yang
dan memiliki keunikan yaitu tidak mencernakan asam lemak yang lebih pendek dari 12
mirip dengan sistem absorpsi monosakarida. Setidak-tidaknya ada tujuh 6 tipe protein
karbon. Asam lemak tipe ini disebut asam lemak rantai pendek.
transpor dengan asam amino yang berbeda-beda untuk diangkut dengan cara angkut
Garis besar pencernaan lemak (semuanya oleh lipase; hanya berbeda tempat kerja saja):
yang berbeda; lima bersifat simpor dengan ion Na + dan dua di antaranya rupanya juga
membutuhkan ion Cl-. Dua lagi bersifat unipor. Karena satu protein mampu memfasilitasi
TAG 1,2-DAG MAG (+asam lemak) MAG (+asam lemak) gliserol (+asam
lemak)
5
Bekerja dari ujung gugus amina protein.
6
Baru enam jenis yang diketahui persis asam amino spesifik yang difasilitasi.
DIGESTI: Dalam mulut dan lambung, lipase 7 bekerja dengan lamban, namun tujuan
utama mereka bukanlah untuk menguraikan lipid, melainkan untuk mensintesis MAG dan
asam lemak. Alasannya adalah karena kedua hasil ini relatif lebih larut dalam air sehingga
bersifat detergen sederhana bagi lipid. Di duodenum barulah lipid dicerna dengan
sesungguhnya dengan bantuan garam empedu.
Garam empedu adalah senyawa yang bersifat amfifilik. Dalam air, garam empedu akan
membentuk struktur oval yang identik dengan struktur membran sel. Struktur ini
dinamakan misel dan memiliki kemampuan untuk mengemulsi lipid di dalamnya.
Akibatnya, lipid terdetergenisasi dan membentuk emulsi-emulsi kecil. Keuntungannya
adalah lipid seolah-olah larut air dan dapat dengan lebih mudah diabsorpsi dan juga
memperluas luas kontak dengan enzim.
Setelah teremulsi, barulah lipase pankreas bisa bekerja. Masalah utama di sini adalah
lipase pankreas diinhibisi oleh garam empedu. Untuk menyelesaikan permasalahan ini,
enzim colipase disekresikan. Enzim ini akan menempel di dinding misel dan nantinya
akan mengikat lipase, menyebabkan lipase menempel pada misel dan tidak terinhibisi
oleh garam empedu. Reaksi pun berjalan seperti di atas.
Ada dua enzim lainnya8, yakni kolestrol esterase dan fosfolipase, yang sesuai namanya,
mencernakan kolestrol dan fosfolipid. Reaksi keduanya membutuhkan keadaan
teremulsi.
ABSORPSI DAN TRANSPOR: Absorpsi lipid sangat dibantu oleh garam empedu, terutama
untuk menembus daerah yang diam di atas epitel. Setelah itu, MAG, asam lemak bebas
(termasuk yang asam lemak rantai pendek), dan gliserol akan memasuki sel epitel.
Gliserol akan menembus epitel sampai ke daerah kontralumen tanpa hambatan. Namun
untuk sebagian besar asam lemak dan MAG, di dalam sel mereka akan dikembalikan
menjadi TAG sebelum akhirnya dikeluarkan ke sisi kontralumen.
Untuk transpornya, gliserol dan asam lemak rantai pendek akan segera memasuki darah
dan terlarut di dalamnya. Sementara TAG akan diangkut dalam chylomicron dan
memasuki pembuluh lakteal sentral. Garam empedu, sebaliknya, akan dilepas dan diserap menyingkirkan kelebihan kolestrol dalam sel dengan keberadaan protein ABC. Nantinya
ulang oleh ileum untuk dikembalikan ke hati dan disekresikan ulang. kelebihan ini akan disingkirkan di faeces.
Untuk kolestrol, penyerapannya dilakukan secara langsung dan segera memasuki
chylomicron untuk diangkut dalam peredaran limfe. Sterol tumbuhan sulit diserap, namun
bersifat inhibitor terhadap absorpsi kolestrol. Sel sendiri memiliki mekanisme untuk
7
Pada anak kecil dan bayi, justru enzim ini sangat aktif bekerja.
8
Keduanya diaktifkan oleh garam empedu
PROSES PEMBUSUKAN
Makanan yang tidak dapat dicerna ataupun lolos dari pencernaan akan memasuki colon.
Di sini, akan terjadi penyerapan air dan mineral-mineral, sekaligus terjadi pembusukan
sisa makanan oleh flora normal usus, terutama oleh Eschericia coli. Karbohidrat sisa akan
difermentasikan oleh bakteri, menghasilkan produk sampingan berupa gas-gas (CO 2, H2S,
CH4). Kolestrol juga diolah di sini; beberapa hasilnya diserap kembali sementara sisanya
dibuang. Yang terpenting adalah dekarboksilasi asam amino, yang menghasilkan senyawa
amina yang bersifat toksik. Bersama dengan ammonia, senyawa amina direabsorpsi dan
dimetabolisme di hati, membentuk urea yang dibuang di urin. Terkecuali triptofan, yang
diproses membentuk indol dan skatol, yang memberi bau pada faeces. Serat tidak dapat
dicernakan dan terbuang utuh.
Asam empedu adalah kolat, kenodeoksikolat, deoksikolat, dan litokolat. Asam garam
empedu adalah steroid dengan 24 atom karbon. Asam ini disintesis dari kolesterol oleh
hati.
Ada 2 macam asam empedu berdasarkan pembentukannya:
Asam empedu primer: Asam kolat (posisi α hidroksil: 3, 7, dan 12) dan kenodeoksiolat
(posisi α hidroksil: 3 dan 7 saja) dibentuk di hati.
Asam deoksikolat dan litokolat (asam empedu sekunder) dibentuk dari asam empedu
sekunder di usus halus bagian bawah (lower intestines) oleh bakteri.
Asam empedu berkonjugasi dengan glisin dan taurin di hati. Sebagai contohnya: asam
kolat berkonjugasi dengan glisin dan taurin glikokolat dan taurokolat disekresikan
ke empedu disimpan dalam kandung empedu dilepaskan ke usus pada waktu makan
Sintesis pigmen empedu/katabolisme hem dan porfirin
membantu pencernaan dan absorpsi lipid.
Biokimia pigmen empedu dan porfirin penting untuk dibahas karena heme disintesis dari
Perjalanan garam empedu:
porfirin dan besi sementara produk degradasi heme adalah pigmen empedu (bile
> 95% garam empedu direabsorpsi di ileum ditranspor ke hati sekresi kembali oleh
pigments) dan besi.
hati ke empedu disekresikan ke usus saat diperlukan (siklus ini disebut sirkulasi
Pigmen empedu: bilirubin dan biliverdin. Prosesnya adalah ketika hemoglobin
enterohepatik).
dihancurkan terjadi:
< 5% garam empedu diekskresi bersama faeces jalur utama ekskresi kolesterol.
(1) globin dipecah menjadi asam-asam amino
Kolesterol yang diekskresikan keluar dari tubuh kira-kira 1gram/hari.
(2) besi (Fe) dilepaskan dari hem dan bagian porfirin dikatabolisme menjadi biliverdin dan
Batu empedu (kolelitiasis/cholelithiasis dari kata chole = empedu dan lithos: batu):
bilirubin.
Empedu mengandung sejumlah kolesterol yang larut di dalamnya. Bila kadar kolesterol ini
Biliverdin (warna hijau) dihasilkan terutama di sel retikuloendotel hati, limpa, dan
meningkat dapat terjadi pengendapan terbentuk batu di saluran empedu/
sumsum tulang biliverdin direduksi bilirubin (warna kuning).
kolelitiasis.
Bilirubin, yang bersifat non-polar, ditranspor ke hati oleh albumin plasma dikonjugasi 1. memudahkan defekasi
dengan glukuronat bilirubin diglukuronida (lebih polar) sekresi ke empedu 2. Beberapa jenis serat larut dihubungkan dalam pencegahan penyakit tertentu:
glukuronat dilepaskan di usus bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen a. Menurunkan kadar kolesterol darah (pektin, β glukan)
dan urobilin ekskresi melalui feses dan urin (setelah direabsorpsi). b. Memperlambat pengosongan lambung dan absorpsi gula sederhana,
Bilirubin yang berkonjugasi (bilirubin glukonida) disebut juga bilirubin direk, sedangkan contoh: terhadap glukosa mencegah kadar glukosa tinggi setelah
bilirubin bebas disebut bilirubin indirek. makan menguntungkan bagi penderita diabetes mellitus dan orang
dalam diet.
Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik: zat/senyawa kimia yang berasal dari luar dan asing bagi tubuh (obat ,
pengawet, pewarna makanan, karsinogen, polutan, dan lainnya). Xenos sendiri artinya
adalah asing (Greek)
Xenobiotik dimetabolisme melalui 2 fase:
Fase 1:
Reaksi hidroksilasi terutama dikatalisis oleh monooksigenase (sitokrom
P450/CYP/P450, mixed function oxidase)
Reaksi: R-H + O2 + NADPH + H+ R-OH + H2O + NADP+ ,
dimana RH adalah xenobiotik
Sitokrom P450 merupakan hemoprotein yang terdapat didalam retikulum
endoplasma, terbanyak di dalam hati.
TUMOR GANAS
EPITHELIAL
o Adenokarsinoma Tipe Intestinal
Dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori
o Adenokarsinoma Tipe Difus
Signet Ring Cell Carcinoma
Diferensiasi buruk
NEUROENDOKRIN
o Contoh CARCINOD
MESENKIMAL PERDARAHAN DI SALURAN CERNA
o Leiomiosarkoma
o MPNST
o GIST
LIMFOMA MALIGNUM
o Lymph Gland
o Maltoma, dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori
KONSTIPASI
Penyebab Konstipasi:
1. Megakolon (pembesaran dan dilasi kolon)
2. Disinergi dinding pelvis
3. Lemahnya otot abdominal
4. Lesi anal
5. Low reside diet
ISKEMI USUS
GEJALA KLINIK : osmolaritas feses >> cairan sehingga cairan tubuh akan lari dari osmolaritas rendah
Iskemik : Nyeri 15-30 menit sesudah makan ke tinggi. Misalnya di malabsorpsi lemak. Kalau lemak tidak diabsorpsi, osmolaritas
Infark: nyeri, demam, muntah, perut kembung, diare, shock, peritonitis dinding usus jadi tinggi.
PERUBAHAN HISTOLOGIK DAN GEJALA KLNIK BRGT: Zat makanan tidak dapat diserap, tekanan osmotik rongga usus halus meninggi, air
Luas masuk rongga usus diare.
Lama * beberapa obat pencahar ; garam magnesium
Akut/kronik 3. Gangguan motilitas/gerakan
MAKROSKOPIK:
Usus bagian luar : MALABSORPSI
Licin Ada zat tidak bisa diabsorpsi, mungkin karena enzim yg berperan tidak berfungsi
Kebiruan dengan baik, bisa juga karena mukosanya
Usus bagian mukosa: Penyebab: digesti yang tidak berjalan sempurna. Juga pada digesti akhir, misal
Granuler kerusakan pankreas sehingga pasien tidak bisa memproduksi lipase.
Lipatan usus Krucuk2 : gejala gangguan
Nekrosis
MIKROSKOPIK : ENTEROKOLITIS INFEKTIF
Tahap I : NEKROSIS - KONGESTI a. Gastroenteritis virus
1. Rotavirus
Tahap II : PEMULIHAN, JARINGAN GRANULASI
- diare berat pada bayi dan anak
Tahap III : FIBROSIS
- infeksi pada enterosit matur, tidak pada epitel kripta
- Regenerasi enterosit menjadi sel sekretori imatur
DIARE
- Sel sekretori bertambah, fungsi absorpsi berkurang
Diare adalah buang air besar cair dengan frekuensi 3x/hari atau lebih. Selain itu bisa juga
- Sekresi air dan elektrolit meningkat
dilihat dari jumlahnya, yaitu sebanyak 200gram/hari atau lebih. Diare dibedakan menjadi
- Virus menginfeksi epitel mukosa ileum
dua yaitu akut dan kronik. Diare akut berlangsung kurang dari 15 hari dan diare kronik
2. Adenovirus
berlangsung lebih dari 15 hari. Istilah lain yang sering terkait dengan diare adalah disentri
- Sering pada bayi
yang adalah diare disertai darah dan lendir. Penyebab infeksius terjadinya diare bisa
- Gejala klinik : muntah, diare
bermacam-macam seperti bakteri, parasit, virus, sedangkan penyebab lainnya adalah
- Atrofi villi, hyperplasia kompensatori kripta
malabsorpsi dan radang usus (idiopatik).
- Gangguan yang terjadi : malabsorpsi, kehilangan cairan
Mekanisme terjadinya diare :
- Infeksi terjadi pada epitel mukosa ileum dan kolon
1. Diare sekretorik
Bakteri induksi sel epitel mengeluarkan sekret dan membuat perubahan membran
b. Enterokolitis bakterial
cairan tidak masuk epitel tapi balik lumen BAB encer.
Pembagian berdasarkan penyebab kerusakan jaringan :
* Rangsangan/toksin sekresi air & elektrolit : virus, enterotoxin v.cholera/e.coli,
a. Toksin, tanpa adanya organisme yang infektif
laxan, karsinoid
- Diare berat dan nyeri abdomen disebabkan : Staphylococcus aureus, Vibrio,
2. Diare osmotik
Clostridium perfringens
- Gangguan saraf hingga gagal nafas disebabkan : Clostridium butolinum. Gejala klinik Diare Diare
b. Organisme berproliferasi di lumen usus & menghasilkan toksin Darah+ingus (lendir/mucus) Darah + ingus
- bakteri berproliferasi di dalam lumen usus, tidak menginfeksi mukosa usus, Tenesmus Tenesmus
namun menghasilkan enterotoksin atau sitotoksin Demam
- Seperti H.pylori, hanya saja di lumen. Helicobacter pylori adalah bakteri gram Komplikasi / akibat Striktura Abses hati
negatif bentuk spiral yang memiliki flagella multipel pada satu kutub dan bersifat Prolaps (pada anak) Perforasi
motil, katalase dan oksidase positif. Infeksi H. pylori diasosiasikan dengan Amoeboma
gastritis kronik aktif, ulkus peptikum duodenum/lambung,
adenokarsinoma/limfoma lambung. KOLERA
- enterotoksin diare (Vibrio cholerae) Bakteri tidak menginfeksi epitel mukosa, kerusakan mukosa akibat eksotoksin bakteri.
- sitotoksin disentri (Traveler diare) Kerusakan sel-sel epitel sangat minimal.
c. Organisme menginvasi mukosa usus, tidak sistemik
- Bakteri menginfeksi mukosa berproliferasi dan merusak Mekanisme terjadinya kolera adalah sebagai berikut:
- Gejala klinik: disentri , tensmus, kram perut Air yang terkontaminasi V.cholerae terminum bermutiplikasi dalam lumen usus
- Penyebab : Shigella, E coli, Salmonella V.cholerae menghasilkan eksotoksin yang melekat pada permukaan sel-sel epitel usus
d. Organisme menginvasi mukosa usus diikuti infeksi sistemik toksin terikat pada reseptor sel ada bagian subunit dari toksin yang masuk ke dalam sel
- Bakteri menginfeksi epitel, makrofag serta bakteremi enzim adenilil siklase teraktivasi peningkatan aktivitas CAMP sekresi air dan
- Gejala klinik : demam, nyeri abdomen elektrolit yang banyak ke dalam lumen diare dengan adanya v.cholerae dehidrasi
- Penyebab : Salmonella typhi ekstrim dan toksemia kematian
Mekanisme kerja beberapa mikroorganisme di usus :
o Virus menembus dinding sel kerusakan sel infeksi lokal diare sekretorik SHIGELLOSIS
(darah - ) Disentri basiller. Inflamasi akut usus besar yang bervariasi tingkat keparahannya
o V.cholerae tidak menembus dinding sel enterotoksin diare sekretorik tergantung pada agen penginfeksinya. Bakteri menginvasi mukosa dan tetap terlokalisasi
pada usus.
o Shigella & Salmonella menembus dinding usus kerusakan jaringan usus
o Shigella sonnei inflamasi akut sederhana pada kolon. Bentuk yang sering terjadi di
infeksi lokal, sistemik diare+nanah+darah
UK. Histologi : sekresi mukus berlebih, kongesti akut, eksudat neutrofil, abses kripta
o Shigella flexneri inflamasi akut parah. Terjadi perdarahan kecil, hilangnya epitel
Dys Basiler Dys. Amoeba
dan kerusakan superfisial, inflamasi akut, abses
Etiologi Kuman shigella E. Histolityca
o Shigella dysenteriae tipe yang paling parah, terjadi pada daerah tropis
Patogenesis / patofisiologi Kuman ileum / colon Parasit
Makroskopik Tukak dongkal tak teratur Tukak bergaung Terdapat pseudomembran fibrin, mukus, sel nekrotik, nekrosis pada permukaan
Pseudopolip jaringan yang lama-lama menyebar ke lapisan yang lebih dalam, edema, inflamasi
Pseudomembran submukosa. Selain itu bisa terdapat ulserasi yang menyebar dengan batas yang
Mikroskopik PMH ++ Nekrosis ++ terkikis akibat lepasnya jaringan nekrotik.
Nekrosis + kuman Amoeba ++
Hipersekresi Sel mononukleus KOLITIS PSEUDOMEMBRANOSA
Perdarahan Sel eosinofil
Disebabkan Clostridium defficile. Penyakit ini disebut juga Antibiotic Associated Colitis. Tuberkel terdapat di usus, disertai nekrosis perkijuan di kelenjar getah bening
Lesi-lesi akan bergabung membentuk plak tipikal meliputi area yang luas, menyebabkan regional
outcome yang fatal. Lesi-lesi tersebut disebabkan oleh toksin dari Clostridium diffcile, Dapat sembuh dengan fibrosis dan mengalami kalsifikasi
bakteri anaerob yang secara normal ada dalam jumlah yang sedikit, yang kemudian TB usus sekunder
berproliferasi akibat eliminasi bakteri kompetitor lain karena antibiotik. Dari pemeriksaan, Berasal dari Mycobacterium tuberculosis paru yang tertelan
dapat ditemukan toksin pada feses. Lokasi lesi mukosa usus di plak Peyer dan kelenjar getah bening
Pada keadaan lanjut ditemukan fibrosis, obstruksi, dan fistula
AMEBIASIS
Penyebab : Entamoeba histolytica INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
Bentuk infektif : kista, tahan asam lambung Penyakit idiopatik inflamasi pada usus besar adalah suatu kondisi inflamasi kronik yang
Penularan lewat makanan dan air disebabkan aktivasi yang tidak tepat dan persisten dari sistem imun mukosa, diakibatkan
Diare lendir, darah, dan pus oleh adanya flora intralumen normal. Dua kelainan yang termasuk dalam inflammatory
Lesi ulkus multiple, bentuk menggaung bowel disease (IBD) adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Kedua penyakit ini
Penyebaran E.histolytica: masuk ke vena splanchnic, abses hati soliter/multiple, abses memiliki banyak karakteristik yang sama seperti sama-sama kronis dan memiliki
berwarna coklat (Anchovy sauce) manifestasi ekstralumen, tetapi memiliki manifestasi klinis yang jelas berbeda. Penyakit
Dari liver menyebar ke jantung, paru Crohn adalah penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi bagian mana pun dari
saluran gastrointestinal dari esofagus sampai anus, tetapi paling banyak pada usus halus
TYPHOID distal dan kolon. Sedangkan kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi kronik yang terbatas
Terjadi infeksi mukosa dan bakteremi. Plak Peyer juga bisa membengkak dan mengalami pada kolon dan rektum.
ulserasi serta nekrosis. Mekanisme penyakit ini adalah sebagai berikut
Tertelannya S.typhi melalui makanan atau minuman
Fase I : invasi jaringan limfoid usus dan proliferasi bakteri (2minggu). Fase ini masih Penyakit Crohn
tidak menunjukkan gejala. Penyakit ini memiliki karakteristik patologi berupa (1) berbatas jelas dan
Fase II : invasi aliran darah à bakteremia. Terdapat demam akibat toksemia. Selain itu mencakup transmural usus besar oleh adanya proses inflamasi dengan kerusakan mukosa,
ditemukan “rose spot” pada kulit, splenomegali, kardiopati toksik. Pada pemeriksaan (2) adanya granuloma non-perkijuan, dan (3) fisura dengan formasi fistula.
kultur darah +, dan terdeteksi adanya antibodi terhadap S.typhi melalui tes Widal. Gambaran histologi: inflamasi mukosa, kerusakan mukosa kronik, ulserasi,
Fase III : lokalisasi bakteri pada jaringan limfoid usus, nodul mesenterik, gall bladder, inflamasi transmural pada semua lapisan, granuloma non-perkijuan, dan perubahan-
hati, tulang. Bisa terdapat lesi-lesi usus, endokarditis, meningitis, artritis. Pada perubahan yang terjadi pada dinding, yaitu pada segmen yang patologis, muskularis
pemeriksaan didapatkan hasil + pada feses dan urin, sedangkan pada tes Widal mukosa mengalami reduplikasi, penebalan, dan iregularitas. Fibrosis submukosa,
didapatkan titer yang meningkat. muskularis propria, dan mukosa menimbulkan penyempitan.
* autoimun antibody anti kolon, kronik, pada usia 20-40, terjadi pada semua
TUBERKULOSIS USUS lapisan ulkus bentuk fisura, fibrosis, granuloma penyempitan cobble stone,
Tuberkulosis usus dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu tuberculosis primer dan sekunder. string-sign, sakit perut kanan bawah.
TB usus primer
Berasal dari Mycobacterium bovine Kolitis Ulseratif
Kunci utama dari penyakit ini adalah kerusakan mukosa yang berlanjut dari rektum Jenis-jenis karsinoma:
meluas ke daerah proksimalnya. Pada penyakit Crohn, kerusakan mukosa terjadi pada Karsinoma sel cincin (signet ring cell ca )
kolon dan mungkin berlanjut tetapi kemungkinan menunjukkan area yang terlompati. Adenokarsinoma berlendir
*autoimun, gen antibodi anti kolon, pada usia 10-50, kronik, hanya terdapat pada Karsinoma sel skuamosa
mukosa ulkus dan pseudopolip displasia atau kanker in situ karsinoma rektum, Karsinoma adeno – skuamosa
tipe-stem, sindroma disentri. Karsinoma tanpa klasifikasi
Melano – karsinoma : rektum anus
TUMOR GANAS Gambaran makroskopik antara lain terdapat adanya polip (menunjukkan adanya
Adenokarsinoma obstruksi), tonjolan bertukak (darah dan lender), dan datar (terdapat penebalan dan
Keganasan ini adalah sekitar 10% dari kanker pada dunia barat. Tumor pada sisi kanan dan pengerasan dinding usus).
kiri cenderung berbeda.
a. Kolon kanan HATI
Lumen lebar + feses cair à tidak ada obstruksi, tumor muncul terlambat à hilangnya
darah sehingga anemia, adanya masa abdominal, metastasi liver. Polypoid carsinoma Hati adalah alat tubuh terbesar dengan berat 1200-1600 gram. Hati menempati
biasanya terjadi pada sisi kanan misalnya pada sekum. seluruh bagian atas kanan rongga abdomen dengan lobus kanan 3/5, lobus kiri 3/10, lobus
b. Kolon kiri caudatus dan quadratus 1/10 bagian.
Lumen sempit + feses padat à habit usus besar berubah atau obstruksi atau Hati memiliki sel epitel yang berfungsi melakukan metabolisme karbohidrat,
perdarahan rektum. Stenosing carcinoma biasanya terdapat pada sisi kiri misalnya protein, lemak; sebagai tempat penyimpanan glikogen, protein, lemat, vitamin;
daerah rekto-sigmoid mensekresi glukosa, protein, enzim, empedu, faktor koagulasi; dan melakukan proses
Stadium tumor pada adenokarsinoma usus besar: detoksifikasi. Sedangkan sel Kupffer hati berperan dalam penghancuran Hb menjadi
- Kebanyakan karsinoma bermula sebagai adenoma bilirubin; pembentukan gamma globulin dan antibodi, fagositosis mikroorganisme, dan
- Stage A Dukes : Invasi pada muskularis mukosa, submukosa, sampai muskularis pigmen.
propria tetapi tidak melalui seluruh ketebalan Sistem bilier terdiri atas sel hati , kanalikulus , duktulus intralobuler = cholangiole,
- Stage B Dukes : Penyebaran pada peritoneum, invasi struktur sekitar seperti, canal of hering =duktulus periportal, duktus hepatika, duktus koledokus, dan duktus
penyebaran melalui dinding ke serosa atau lemak perirektum. sistikus.
- Stage C Dukes : Penyebaran limfatik ke nodul limfa mesenterik, nodua limfe
lokal, dan nodus limfe apikal. OBSTRUKSI BILIER
Lihat kedalaman invasi. Skarang lebih digunakan sistem TNM. Dukes sudah tidak banyak Mekanisme hepatobilier :
digunakan lagi. - Jaundice obstruktif intrahepatik kerusakan hepatoselular atau obstruksi kanalikuli
bilier penurunan kemampuan hati menghasilkan bilirubin hiperbilirubinemia
Perkembangan kanker kolon: terkonjugasi dan tak terkonjugasi deposisi bilirubin pada jaringan (jaundice)
Peristiwa epigenetik, aktivasi proto-onkogen, inaktivasi gen supresor tumor à induksi - Jaundice obstruktif ekstrahepatik obstruksi duktus bilier (cholestasis) feses yang
mutasi somatik sel normal melalui kimia, virus, radiasi à sel terinisiasi (terjadi ekspansi berwarna muda, bilirubin terkonjugasi diakumulasi pada hati dan masuk dalam aliran
klonal) à lesi preneoplastik (terjadi perubahan genetik) à tumor jinak (terjadi perubahan darah hiperbilirubinemia terkonjugasi peningkatan ekskresi bilirubin pada urin
genetik) à tumor ganas (terjadi invasi, perubahan genetik lagi) à kanker klinis. dan deposisi bilirubin pada jaringan (jaundice)
Mekanisme hematologis : menerus ( hepatitits virus,) nekrosis periportal, bridging necrosis, stelata
- Jaundice hemolitik à lisis berlebihan pada sel darah merah hepatosis tidak dapat menjadi sel yang membentuk kolagen perubahan keseimbangan fibrosis
melakukan konjugasu dan menghasilkan bilirubin secepat sevelumnya, sehingga periportal fibrosis berjalan terus hubungan septa fibrosis antara lobus
bilirubin masuk dalam aliran darah hiperbilirubinemia tak terkonjugasi à deposisi (bridging fibrosis) fibrosis berkelanjutan, kerusakan hepatosit sirosis
bilirubin pada jaringan (jaundice). dengan septa fibrosis dan nodul regenerative sirosis makronodular
* hepatitis virus, intoksikasi, peny. Wilson
SIROSIS HATI mikronodular (nodul<3mm)
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir septa regular, nodul kecil regenerasi, setiap lobus. Disebabkan terganggunya
fibrosis, berjalan progresif, difus, ditandai dengan distorsi akhir hepar dan pembentukan kapasitas u/ tumbuh kembali c:/ alkoholisme, malnutrisi, usia tua, anemia.
nodulus regeneratif, terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Penyebabnya sebagian besar * kekurangan gizi, alkoholisme, hemokromatosis, sumbatan saluran bilier (sirosis
penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. bilier)
Hati normal berisi intertisial kolagen (I,III dan IV) pada portal dan sekitar vena campuran mikro dan makronodular
centralis, dan sedikit sekitar parenkim hati. Serat retikulin yang longgar berada pada celah Regenerasi sirosis mikronodular menyebabkan tampilan spt makronodular
Disse. Pada sirosis, tipe I dan II terkumpul pada lobus sehingga sel endotel kehilangan Komplikasi : penyebab kematian pada sirosis adalah : kegagalan hati, komplikasi akibat
fenestrasinya pertukaran larutan antara plasma dan hepatosit berlangsung lambat, hipertensi portal, pembentukan ca. hepatoseluler.
memerlukan tekanan tinggi gangguan dalam pergerakan protein (albumin, factor
pembekuan darah, lipoprotein) antara hepatosit dan plasma. Makronodul (postnekrotik) :
Kelebihan jmlah kolagen akibat sl stelata yang berisi lemak di perisinusoid Mikronoduler :
aktivasi transformasi menjadi sel seperti miofibroblas. Hal ini distimulasi oleh: Sirosis kardiak : bendungan, fibrosis sentral
1. Inflamasi kronik menghasilkan sitokin spt: TNF, lymphotoksin, IL1 Sirosis bilier : primer (intra hepatic), sekunder (ekstra hepatik)
2. Kerusakan sel (Sel kupfer, endotel, hepatosit, dan sel epitel duktus sal.
Empedu) sitokin KARSINOMA HATI
3. Disrupsi ECM Jenis : karsinoma sel hati, cholangiocarcinoma, hepato cholangio carcinoma
4. Toksin stimulasi sel stelata secara langsung. Karsinogenesis : sirosis, parasit, virus B, C, B dan D, myco-aflatoxin.
Secara klinis, dibagi menjadi
sirosis kompensata (belum ada gejala klinis yang nyata, diagnosis sulit ditegakan GALL BLADDER CHOLELITHIASIS
pada kompensata sempurna merupakan kelanjutan hepatitis kronik), Faktor risiko penyakit ini antara lain wanita, lemak, usia 40 tahun, fertil. Penyakit ini
ditemukan pada pemeriksaan rutin,kematian akibat sebab lain, dapat berlanjut memiliki beberapa tipe seperti batu kolesterol, batu pigmen, atau campuran. Sedangkan
menjadi gagal hati, hipertensi portal perdarahan esofagus komplikasi yang dapat terjadi adalah kolesistitis, jaundice obstruktif, abses hati,
sirosis dekompensata (ditandai gejala dan tanda yang jelas) pankreatitis, dan karsinoma. Patologinya normal, terdapat hipertrofi muskular, hilangnya
Secara konvensional, dibagi menjadi lipatan papiler mukosa, inflamasi, dan kista.
makronodular / pasca nekrosis (nodul >3mm)
Lobus normal pada nodul yang besar, terbentuk skar fibrosa pada 3 atau lebih CHOLECYSTITIS
portal.Regenerasi ditandai oleh sel besar. Cholecystitis akut dibedakan menjadi akut dan kronik. Yang akut terdapat
Dalam keadaan normal sel stelata menjaga keseimbangan pembentukan matriks empiema (einfeksi E.coli, Klebsiella), gangren yang biasanya disebabkan etiologi yang
eekstraseluler dan proses degradasi. Paparan factor yang berlangsung terus iskemik, dan perforasi. Sedangkan yang kronik terdapat acalculous cholecystitis,
cholecystitis emfisema (gas pada lumen), xanthogranulomatosa, kantung empedu Gambaran klinis yang ditemukan adalah nyeri abdomen atas dan nyeri tulang belakang
porcelain (kalsifikasi distrofi pada mukosa). serta turunnya berat badan.
Pada kebanyakan kasus, gejala jenis yang kronik adalah indigesti yang tidak jelas, Patologi pankreatitis kronik adalah fibrosis.
intoleransi makanan berlemak, dan nyeri hipokondrial kanan yang tidak jelas, dan pada Mekanisme pankreatitis kronik:
beberapa kasus terdapat riwayat serangan akut. Gambaran histologisnya antara lain Proses penyakit ini dimulai dalam duktulus yang lebih halus dan asinus yang
penebalan dinding dan fibrosis, infiltrasi inflamasi kronik, hipertrofi serat otot, pulsion terkait
diverticulum (Aschoff Rokitansky sinus) Penyumbat (plak) yang kaya protein tampak dalam duktulus
Duktulus dan asinus jadi berdilatasi di belakang protein yang mengobstruksi.
NEOPLASMA Selain itu terdapat nekrosis pada epitel duktus tempat terjadinya obstruksi.
Pada neoplasma jinak terdapat polip mukosa : polip kolesterol, polip inflamasi, Epitel asinus juga menjadi kubik rendah
polip adenomatosa. Neoplasma mesenkimal jarang terjadi. Epitel berdegenerasi dan menghilang. Asinus kemudian mengalami atrofi dan
Karsinoma atau tumor ganas memiliki faktor predisposisi batu empedu dan kolaps. Tampak adanya infiltrasi sel-sel bulat di sekitar unt kelenjar yang
kantung empedu porcelain. Sarkoma dan karsinosarkoma adalah sekitar 1,5% dari tumor berdegenerasi.
kantung empedu ganas. Sedangkan limfoma malignum sangat jarang terjadi. Jaringan kelenjar digantikan oleh fibrosis (jaringan parut)
Semakin banyak protein plak terbentuk, beberapa terdapat dalam duktus yang
PANKREAS lebih besar. Obstruksi ini dapat menimbulkan terbentuknya kista-kista.
PANKREATITIS AKUT Dilatasi kista pada epitel duktus, biasanya atrofi atau tidak komplit. Duktus kecil
Etiologi terjadinya pankreatitis akut antara lain: mungkin mengalami hiperplasia reaktif (hal ini menyeruoai karsinoma pada
o Obstruksi saluran empedu biopsi). Bisa juga terdapat protein plak eosinofilik.
o Refluks empedu Pada akhirnya sejumlah besar jaringan eksokrin pun hancur.
o Intoksikasi akut alkohol
o Insufisiensi vaskular akut NB: Asinus adalah kelompok sel-sel eksokrin yang membentuk bangunan mirip anggur.
o Infeksi virus Mumps Asinus adalah bentuk tunggalnya, bentuk jamaknya adalah asini.
Gambaran klinis pancreatitis akut:
Nyeri perut parah yang tiba-tiba KARSINOMA PANKREAS
Nausea, muntah Karsinoma pankreas biasanya jarang terjadi pada wanita, tetapi tetap tidak menutup
Klinis yang memburuk dengan cepat kemungkinan penyakit ini menyerang wanita. Adapun penyebab dari karsinoma pankreas
Syok adalah merokok, diabetes melitus, pankreatitis familial. Patologinya antara lain
adenokarsinoma, stroma desmoplastik, lokasi, dan paling banyak terjadi pada bagian
PANKREATITIS KRONIK kapus pankreas. Karsinoma jenis ini dapat bermetastasi ke hati secara hematogen dan
Etiologi terjadinya pankreatitis kronik adalah: secara limfogen ke nodus kelenjar getah bening.
o Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan kronik (terus-menerus)
o Pankreatitis familial
o Obstruksi yang lama pada duktus pankreas
o Jaringan parut setelah pankreatitis akut
o Konsumsi lemak