Bentuk-Bentuk Makanan
Bentuk-Bentuk Makanan
Makanan biasa
Makanan khusus
(tidak
(memerlukan
memerlukan diet
diet khusus)
khusus)
Makanan khusus
• makanan lunak, makanan saring, makanan
Perubahan konsistensi cair, diet serat rendah & diet serat tinggi
Komplikasi Saluran
Tinggi serat Perioperatif
kehamilan cerna
Penyakit
hati & sal. DM Jantung Stroke
Empedu
Gout Gangguan
Kanker Batu ginjal
arthritis ginjal
Berbasis
Makanan biasa
nasi
Makanan lunak
Makanan cair
parenteral
Makanan biasa
• Syarat diet :
– Energi sesuai kebutuhan normal
– Protein 10-15% (≈1 g/kg BB/hr)
– Lemak 10-25%
– KH 60-75%
– Cukup mineral, vitamin, kaya serat
– Tidak merangsang saluran cerna
– Makanan harian, beraneka ragam,
bervariasi
• Susunan zat gizi seimbang
• Syarat diet :
– Energi, protein, & zat gizi lainnya cukup
– Bentuk makanan cincang/lunak
• Sesuai kemampuan makan & penyakit
pasien
– Porsi sedang 3x makan utama + 2x
makan selingan
– Makanan mudah dicerna, rendah serat,
& tidak mengandung bumbu “tajam”
• Susunan zat gizi seimbang
• Syarat diet :
– Hanya untuk jangka waktu singkat (1-3
hari)
• Kurang memenuhi gizi (energi, serat, vit C,
& thiamin)
– Rendah serat bentuk saring/di-
blender
– Porsi kecil & sering 6-8x/hari
Makanan cair jernih
• Diberikan :
– Secara langsung
• Syarat
– Tidak merangsang GI tract
• etc
Makanan di blender Nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu,
tempe, wortel, labu kuning, sari buah
– Hanya sumber KH
• Pemeriksaan benzidin
• Pemeriksaan pielografi intravenus
• Pemeriksaan kolesistografi
• Pemeriksaan toleransi glukosa
• Pemeriksaan keseimbangan lemak
• Pemeriksaan kolonoskopi
MAKANAN ENTERAL &
PARENTERAL
Parenteral Nutrition
• Peripheral (PPN) • Central or Total (TPN)
– Short term parenteral support – For long term use,
(up to 2 weeks)
catheters are surgically
– Hypertonic solutions (> 900
placed
mOsm/L) may cause phlebitis;
– May have surgically
thus must limit PPN solution’s
osmolarity implanted catheters which
– Energy and protein provided by lie beneath the skin and are
• Rute pemberian :
a) Nasogastric, nasoduodenal
b) Gastrostomi
c) Jejunostomi
Metode pemberian
INDIKASI:
• Kegagalan pemenuhan asupan via
oral:
a) Kebutuhan metabolik meningkat,spt: luka
bakar, sepsis, trauma, jantung bawaan
b) Anoreksia karena penyakit kronik, spt:
kanker, liver, ginjal
c) Gangguan psikologis, spt: anorexia
nervosa
• Gangguan absorbsi & metabolisme, spt:
diare kronis, short bowel sindrome, reflux
gastro-esofagus