Anda di halaman 1dari 21

ULCUS DECUBITUS

Oleh:
Hendra Surya
Seravina Ayu
Amanda Novia
Pembimbing:
dr. Gadis Nurlaila, Sp.PD
Definisi
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Namun meskipun
semua bagian tubuh bisa mengalami dekubitus, bagian bawah dari
tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian
khusus. ( Pranarka, 2011 )
Etiologi
Menurut Braden dan Bergstrom (2000) ada dua hal utama yang
berhubungan dengan resiko terjadinya luka tekan, yaitu faktor tekanan
dan toleransi jaringan. Faktor yang mempengaruhi durasi dan intensitas
tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilitas, inakitifitas, dan
penurunan sensori persepsi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
toleransi jaringan dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan
faktor intrinsik.
Faktor Risiko
Patofisiologi
Daerah yang sering mengalami Ulcus Decubitus (Bouwhuizen, 1986 )
Skala Norton
• Skala Norton pertama kali ditemukan pada tahun 1962, dan skala ini
menilai lima faktor resiko terhadap kejadian dekubitus diantaranya
adalah : kondisi fisik, kondisi mental, aktivitas, mobilisasi, dan
inkontinensia.
• Skor < 14 menunjukkan adanya resiko tinggi untuk terjadinya ulkus
dekubitus. Skor < 12 berkaitan dengan peningkatan resiko 50 kali
lebih besar untuk mendapatkan ulkus dekubitus. Skor 12 - 13,
memiliki resiko sedang. Skor > 14 memiliki resiko sangat kecil.
( Pranarka, 2011 )
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus

Nama Penderita Skor


Kondisi fisik
- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat buruk 1
Kesadaran
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Akivitas
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1

Mobilitas
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkontinensia
- Tidak 4
- Kadang – kadang 3
- Sering inkontinensia urin 2
- Inkontinensia alvi dan urin
1
Skala Braden
Skala Braden terdiri dari 6 sub skala faktor resiko terhadap kejadian
dekubitus diantaranya adalah : persepsi sensori, kelembaban, aktivitas,
mobilitas, nutrisi, pergeseran dan gesekan. Nilai total berada pada
rentang 6 sampai 23, nilai rendah menunjukkan resiko tinggi terhadap
kejadian dekubitus (Braden dan Bergstrom, 1989). Apabila skor yang
didapat mencapai ≤ 16, maka dianggap resiko tinggi mengalami
dekubitus (Jaul, 2010).
Skala Waterlow
Skala Waterlow terdapat sembilan kategori klinis yang meliputi : tinggi
badan dan peningkatan berat badan, tipe kulit dan area resiko yang
tampak, jenis kelamin dan usia, skrining malnutrisi, mobilitas,
malnutrisi jaringan, defisit neurologis, riwayat pembedahan atau
trauma, serta riwayat pengobatan (AWMA,2012). Semakin tinggi skor,
semakin tinggi resiko terjadinya dekubitus. Skor ≥ 20 diprediksi
memiliki resiko sangat tinggi terjadinya dekubitus (Carville, 2007).
Klasifikasi Ulkus Dekubitus
Pengklasifikasian ulkus dekubitus menurut “National Pressure Ulcer
Advisory Panel” pada tahun 2007.
• Stadium I: Kemerahan pada kulit utuh yang ketika ditekan tidak
berubah menjadi pucat . Tanda-tanda indikatif juga dapat mencakup
hipertermia dari indurasi, kulit atau edema, dan orang-orang dengan
warna kulit gelap mungkin menunjukkan depigmentasi. Dengan
perbaikan tekanan yang konsisten kulit yang kemerahan ini akan
menghilang setelah beberapa jam atau hari, tergantung pada tingkat
keparahan penurunan sebelumnya perfusi darah.
• Stadium II : hilangnya sebagian epidermis atau hingga bagian dermis.
Merupakan ulkus superficial yang bermanifestasi klinis seperti abrasi,
lepuhan atau cekungan.
• Stadium III: Kerusakan seluruh lapisan kulit (epidermis, dermis dan
subcutis) dan dapat lebih dalam lagi fasia bawah kulit, meskipun fasciae
tersebut belum terpengaruh. Secara klinis, ulkus tekanan tampak seperti
luka terbuka dengan atau tanpa merusak dari jaringan sekitarnya.
• Stadium IV : Kerusakan seluruh lapisan kulit dengan disertai nekrosis
jaringan yang luas hingga terjadi kerusakan otot, tendon, ataupun tulang.
• Unstageable : Dasar ulkus tertutup lapisan berwarna kuning, coklat, abu-
abu atau hijau
(Hartmann et al, 2009 )
Pencegahan &Penatalaksanaan
• Pengelolaan awal yaitu dengan mencegah terjadinya dekubitus dengan melihat resiko tinggi
terhadap terjadinya ulkus dekubitus, misalnya pada pasien dengan imobilisasi lama dan
penurunan kesadaran. Penilaian faktor resiko bisa menggunakan sistem NORTON.
( Ichwani, 2011 )
• Tindakan berikutnya adalah menjaga kebersihan penderita khususnya kulit, dengan tetap mandi
setiap hari. Sesudahnya dikeringkan dengan baik dan dioleskan dengan lotion, terutama di bagian
kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya dilakukan pemijatan secara halus untuk
melancarkan peredaran darah.
(Pranarka, 2011 )
• Pencegahan efek akibat tekanan, gesekan, dan regangan pada pasien dengan imobilisasi jangka
panjang
• Pengelolaan ulkus dekubitus adalah interdisipliner dan mencakup berbagai profesi, termasuk
perawatan dokter primer, perawat, dermatologists, keluarga, ahli gizi, psikolog, petugas
rehabilitasi profesional, dan ahli bedah.
( Firdausi, 2011 )
Evaluasi gizi
• Status nutrisi adalah salah satu faktor reversible yang turut berperan dalam
penyembuhan luka. Pasien dengan ulkus dekubitus stadium III atau IV sebagian besar
mengalami penurunan berat badan, kadar albumin darah dan asupan makanan.
Beberapa guideline merekomendasikan penilaian status nutrisi, mencakup berat badan,
asupan makanan dan cairan, dan penurunan berat badan yang tidak diketahui
penyebabnya.( Firdausi, 2011 )
• Penyembuhan luka harus terjadi dalam keadaan fisiologis yang kondusif untuk perbaikan
jaringan yaitu suplai darah dan nutrisi yang memadai pada daerah luka. Faktor yang
menghambat penyembuhan luka yaitu keadaan hipoksia, infeksi, tumor, gangguan
metabolic seperti diabetes mellitus, dan adanya jaringan – jaringan nekrotik, defisiensi
protein, vitamin, atau mineral. ( MacKay dan Miller, 2003 )
• Selain itu, proses peradangan dan aktivitas seluler pada luka mengakibatkan kebutuhan
metabolik meningkat sehingga mungkin memerlukan peningkatan kebutuhan protein
atau asam amino, vitamin, dan mineral. ( MacKay dan Miller, 2003 )
Manajemen Luka Ulkus Dekubitus
Penutupan Luka
Tujuan utama dari penutupan luka adalah menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung proses penyembuhan luka yaitu lingkungan
yang cukup lembab. Jika luka masih memproduksi cairan eksudat maka
digunakan penutup luka yang dapat menyerap cairan dengan baik.
Penutup luka yang dapat menyerap cairan berlebihan seperti eksudat,
yaitu dapat digunakan Hidrofiber, foam, alginate dan kassa. ( Ashton,
2008 )
Posisi yang tepat pada pasien dengan ulcus
decubitus
Penangan pada Ulkus Dekubitus dengan infeksi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai