Anda di halaman 1dari 45

HOMEOSTASIS

TEKANAN
DARAH
Henry Pratama 201821010
Naomi Maria Gunawan 201820015
Vira Yeremia Abigail 20182100021
Lilis Putri Rahayu 2018210028
Achmad Faqiruddin Aziz 21018210035
2

Digunakan untuk menjelaskan pengaturan kondisi


statis atau konstan dalam lingkungan dalam

HOMEOSTASIS
3

Homeostasis
Tekanan Darah
Tekanan Darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh
darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh
4
MEKANISME PENGATURAN TEKANAN DARAH

• Jangka Pendek
 melibatkan refleks neuronal susunan saraf pusat dan regulasi curah jantung
 mempertahankan MAP (Mean Arterial Blood Pressure)
• Jangka Menengah
 sistem humoral endokrin dan parakrin vasoaktif
 melibatkan ginjal sebagai organ pengatur distribusi cairan ekstraseluler
• Jangka Panjang
 sama dengan jangka menengah
JANGKA PENDEK
5
6
REFLEKS
BARORESEPTOR
7
8

PARASIMPATIS PADA JANTUNG


9
SIMPATIS KE JANTUNG
JANGKA MENENGAH & JANGKA PANJANG 10

Bertujuan:
1. Meningkatkan volume darah
2. Memelihara keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme di ginjal
3. Menstimulasi pemasukan air untuk normalisasi volume darah dan
tekanan darah
11
Pengukuran A. Secara Langsung B. Secara tidak langsung
Tekanan Dengan Dengan
memasukkan mendengarkan suara-
Darah kanula/kateter ke suara Korotkoff
dalam arteri/vena/ menggunakan
jantung kemudian sphygmomanometer
diukur dengan 1). Metode Palpasi
menggunakan 2). Metode Auskultasi
manometer air
raksa
Terdiri dari 5 fase :
Bunyi Fase I
Korotkoff Bunyi ketukan nyaring disebut Tekanan
Sistolik
Fase II
Tekanan dalam manset diturunkan, aliran
yang melewati pembuluh meningkat
timbul bunyi mendesir
Fase III
Bunyi Bunyi menjadi lebih keras dan nyaring
Korotkoff Fase IV
Bunyi tiba-tiba redup, lemah, dan meniup
Fase V
Bunyi sama sekali tak terdengar
(TekananDiastolik)
Pengantar

○ Mekanisme kontrol tekanan darah terkadang tidak


berfungsi secara benar atau tidak mampu secara total
mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi.
Tekanan darah dapat meningkat diatas rentang normal
(hipertensi apabila di atas 140/90 mmHg) atau dibawah
normal (hipotensi apabila kurang dari 100/60 mmHg).
○ Garam >> Garam mengikat banyak air
Etiologi ○
sehingga volume darah meningkat.
Stres >> saat stres otak melepaskan
Hipertensi hormon kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang
dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung.
Hormon-hormon ini juga menyempitkan diameter
pembuluh darah.
○ Obesitas >>Semakin berat massa tubuh,
semakin banyak darah yang diperlukan untuk
mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan
tubuh dan kerja jantung semakin berat.
○ Merokok >>kandungan nikotinnya memicu
sistem saraf di otak untuk menyempitkan pembuluh
darah sekaligus meningkatkan tekanan darah
PATOGENESIS
HOMEOSTASIS TEKANAN
DARAH
HIPERTENSI

○ Hipertensi: suatu gangguan pada sistem peredaran darah yaitu


terjadinya peningkatan tekanan darah yang sama tingginya
tergantung umur individu yang terkena dan dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya
komplikasi pada beberapa organ tubuh seperti otak, jantung
dan ginjal.
Hipertensi terbagi menjadi: (berdasarkan penyebab)
1. Hipertensi primer (hipertensi se)
2. Hipertensi sekunder
HIPERTENSI PRIMER (esensial atau idiopatik)

Adalah jenis hipertensi yang paling umum, akibat genetic yang belum
jelas dan factor lingkungan. Tekanan darah yang disebabkan oleh
berbagai sebab yang tidak diketahui. Memiliki kecenderungan
genetik kuat yang dapat diperparah oleh faktor-faktor kontribusi,
seperti kegemukan, stress, merokok, dan ingesti garam berlebihan.
HIPERTENSI SEKUNDER

Disebabkan oleh penyakit sebagai hasil naiknya kadar hormon dengan


efek hipertensi.
1. Hipertensi kardiovaskular : peningkatan kronik resistensi perifer total
yang disebabkan oleh aterosklerosis (pengerasan arteri-arteri)
2. Hipertensi renal (ginjal) : akibat dua defek ginjal yaitu oklusi parsial
arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
a. Lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri renalis atau
kompresi eksternal pembuluh oleh suatu tumor dapat mengurangi aliran
darah ke ginjal.
b. Hipertensi renal juga terjadi jika ginjal sakit dan tidak mampu
mengeliminasi beban garam normal. Terjadi retensi garam yang
menginduksi retensi air, sehingga volume plasma bertambah dan timbul
hipertensi.
3. Hipertensi endokrin terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin:
a. Feokromositoma adalah suatu tumor medulla adrenal yang mengeluarkan
epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah berlebihan. Peningkatan abnormal kadar
kedua hormon ini mencetuskan peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi
umum, keduanya menimbulkan hipertensi yang khas untuk penyakit ini.
b. Sindrom Conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini adalah bagian dari jalur hormonal yang menyebabkan
retensi garam dan air oleh ginjal (jalur renin-angiostensin-aldosteron). Beban garam
dan air yang berlebihan didalam tubuh akibat peningkatan kadar aldosterone
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4. Hipertensi neurogenik terjadi akibat lesi saraf
a. masalahnya mungkin adalah kesalahan control tekanan darah akibat
defek di pusat kontrol kardiovaskuler atau di baroreseptor.
b. Hipertensi neurogenik juga dapat terjadi sebgai respon kompensasi
terhadap penurunan aliran darah otak
24

KOMPLIKASI DAN CACAT

1. Aterosklerosis
2. Rusaknya organ tubuh, misalnya jantung, mata, ginjal, otak,
dan pembuluh darah besar.
3. Rusaknya endotel arteri.
25

PROGNOSIS

1. Terapi nonfarmakologi
a. menerapkan gaya hidup sehat
b. Mengurangi berat badan untuk individu yang gemuk
c. Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
kaya akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium
d. Aktivitas fisik
e. Kurangi atau jangan mengonsumsi alkohol
2. Terapi farmakologi
a. Menggunakan obat antihipertensi. Diuretik, penyekat beta, penghambat
enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB),
dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama
MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI ATAU DIBATASI OLEH
PENDERITA HIPERTENSI
○ Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,gajih).
○ Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripik
dan makanan kering yang asin).
○ Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran sertabuah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
○ Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).
○ Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuningtelur, kulit ayam).
○ Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
○ Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
27
Manifestasi Klinis dan
Patologis
○ Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi
Nyeri kepala nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
saat terjaga disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial.
○ Mereka yang mengalami hipertensi
Pandangan cenderung lebih rentan terkena degenerasi
Kabur makula.
○ Hal ini disebabkan oleh kemampuan tekanan
darah tinggi dalam membuat pembuluh
darah menjadi lebih kaku sehingga
mempengaruhi suplai darah ke retina. Retina
yang tidak mendapatkan asupan nutrisi dan
oksigen dalam darah dengan cukup akhirnya
mengalami degenerasi atau penuaan.
○ Nokturia suatu adalah kondisi yang mana
orang bangun di malam hari karena mereka
Nokturia perlu buang air kecil.
○ Nokturia terjadi karena peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
○ Edema adalah pembengkakan pada anggota tubuh
yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam
jaringan.
Edema ○ Hipertensi menyebabkan kerusakan pada arteri,
yang merupakan salah satu komponen penting pada
ginjal
○ Kerusakan pada arteri nefron mengakibatkan darah
tidak tersaring dengan baik
○ Ginjal tidak dapat mengeluarkan cairan berlebih
atau garam dari dalam tubuh, sehingga
mengakibatkan edema.
EPIDEMIOLOGI
HIPERTENSI
Hipertensi ditemukan pada semua populasi dengan
angka kejadian yang berbeda-beda, sebab ada faktor-
faktor yang mempengaruhi, antara lain:
○ Jenis kelamin;
○ Genetik (faktor resiko yang tdk. dpt. dikontrol);
○ Kebiasaan merokok;
○ Mengkonsumsi garam (NaCl) berlebihan;
○ Mengkonsumsi lemak jenuh berlebihan;
○ Kebisaan minum-minuman beralkohol;
○ Obesitas;
○ Kurang berolahraga;
○ Stress
○ Penggunaan obat estradiol (estogen)
TAHUN 2007 & 2013
HIPOTENSI

Definisi
Kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg/terjadi
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler dan volume darah atau jika jantung
terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan yang dapat mendorong darah.

Berkurangnya sirkulasi volume


darah yang aktual atau efektif
ETIOLOGI HIPOTENSI
○ Kehamilan
○ Konsumsi obat-obatan tertentu: furosemide,
atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.
○ Ketidakseimbangan hormone
○ Dehidrasi
○ Infeksi
○ Penyakit jantung
○ Kekurangan nutrisi
○ Perdarahan
○ Reaksi alergi parah
○ Selain itu ada hipotensi ortostatik atau hipotensi postural
>>Terjadi saat mengubah posisi dari duduk menjadi berdiri
○ Neural Mediated Mypotension (NMH)
>>saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian
tungkai
Manifestasi ○ Pusing
Klinis dan ○ Mual dan muntah
Patologis ○ Lemas
Hipotensi ○ Pandangan buram
○ Konsentrasi berkurang
○ Tubuh terasa tidak stabil
○ Sesak napas
42

KOMPLIKASI DAN CACAT

1. Stroke
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah
a. Takikardia dan bikardia
b. Gagal jantung
3. Syok (kehilangan cairan atau darah dalam jumlah banyak)
 mengancam nyawa
43

PROGNOSIS

1. Terapi farmakologi
a. Obat vasopressin mempersempit pembuluh darah (utk hipotensi kritis)
b. Catecholamine membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat serta
menyempitkan pembuluh darah
c. Obat darah rendah lainya
 untuk mengobati kondisi jantung. Masalah pembuluh darah, atau masalah
sirkulasi darah yang bisa menyebabkan hipotensi
d. Hipotensi ortostik : fludrokortison (meningkatkan volume darah), dan
midodrine (hipotostik kronik)
44

Bagian Farmakologi FKUI.1997. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Gaya


DAFTAR Baru : Jakarta.
Guyton, A.C., Hall, J.E.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , edisi 9. Editor
PUSTAKA bahasa Indonesia :Setiawan, I. EGC. Jakarta.
J.C.E. Underwood. Patofisiologi Umum dan Sistematik. Edisi 2.
Marrieb, Branstrom, M.J. 1996. Interactive Physiology:
E.N.,
Cardiovascular System.A.D.A.M. and Benjamin/Cummings Publishing
Company,Inc.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. VI. Jakarta: Interna Publishing
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
45

○ Pusat Data dan Informasi Kementerian


DAFTAR Kesehatan RI
PUSTAKA https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:
//www.depkes.go.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/infodat
in/infodatin-
hipertensi.pdf&ved=2ahUKEwiQgauh4dvkAhXXZCsKHdBPBy4QFjAAegQ
IAxAB&usg=AOvVaw3F-DVJP64aFe2cKyBtZala

Anda mungkin juga menyukai