0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan12 halaman
Farmakogenetik mempelajari pengaruh genetik terhadap respon obat seseorang. Respon obat dapat bervariasi antar individu karena perbedaan genetik yang mempengaruhi metabolisme obat. Contohnya adalah perbedaan kecepatan asetilasi antar ras yang memengaruhi efek toksik obat tertentu.
Farmakogenetik mempelajari pengaruh genetik terhadap respon obat seseorang. Respon obat dapat bervariasi antar individu karena perbedaan genetik yang mempengaruhi metabolisme obat. Contohnya adalah perbedaan kecepatan asetilasi antar ras yang memengaruhi efek toksik obat tertentu.
Farmakogenetik mempelajari pengaruh genetik terhadap respon obat seseorang. Respon obat dapat bervariasi antar individu karena perbedaan genetik yang mempengaruhi metabolisme obat. Contohnya adalah perbedaan kecepatan asetilasi antar ras yang memengaruhi efek toksik obat tertentu.
18340229 Utami wijayanti 18340230 Idris Marina 18340231 Rabitha Rusita 18340232 Sepa Nurmania S 18340042 Henny Widya Wijayanti PENDAHULUAN • Keterikatan antara genetik dan pengaruh lingkungan terhadap respon obat merupakan salah satu minat atau topik yang saat ini sedang meningkat.
• Farmakogenetik merupakan salah satu
bidang dalam farmakologi klinik yang mempelajari keanekaragaman pengaruh respon obat yang di pengaruhi oleh faktor genetik. Tabel 1. Respon Obat Abnormal yang Ditentukan Secara Genetik CONTOH KASUS Pada ras putih sekitar 60% dari populasi adalah asetilator lambat. Akan tetapi pada suku eskimo hampir 100% dari total populasi merupakan asetilator cepat. Isoniazid yang merupakan asilator lambat lebih memungkinkan mengalami efek toksik seperti neuropati perifer. Disisi lain pasien tuberkolosis yang merupakan asilator cepat mungkin mempunyai respon kurang baik terhadap isoniazid jika obat diberikan dengan dosis dua kali dalam seminggu. Asilator cepat lebih mungkin mengalami kerusakan hati karena penggunaan isoniazid, toksisitas ini disebabkan oleh karna metabolit asetil hidrazin. Aksilator cepat akan memproduksi zat ini didalam konsentrasi tinggi sementara pada asilator lambat dari procainamide dan hidrazin lebih cenderung terkena lupus daripada asilator cepat. CONTOH KASUS
Sekitar 100 juta orang didunia beresiko terkena hemolisis
karena dipicu oleh obat, dikarenakan kekurangan enzim glucose 6 phosphate dehydrogenase dalam sel darah merah. Hemolisis dapat dipicu oleh berbagai jenis obat seperti primakuin, nitrofurantoin dan sulfonamide. Hipertermia malignan, yaitu kondisi yang ditemukan baru-baru ini terjadi setidaknya pada 1 banding 20.000 akibat penggunan obat anastesi seperti halothane, suxamethonium atau nitrous oksida, temperatur tubuh dapat meningkat 2 derajat atau lebih perjamnya Tabel 2. Beberapa Obat yang Menyebabkan Hemolisis pada Pasien yang Kekurangan glukosa 6- Phosfat INDIKASI MONITORING OBAT-OBATAN DI DALAM PLASMA
• Pemantauan efek terapi untuk beberapa jenis obat
lebih sulit dinilai efek klinis obat daripada pemantauan konsentrasi plasma. • konsentrasi plasma adalah petunjuk yang lebih baik untuk keampuhan dan potensi toksisitas daripada pengamatan klinis murni meskipun ini harus selalu memainkan peran yang sangat penting dalam penyesuaian dosis. • Kepatuhan pasien merupakan salah satu masalah yang paling sulit dalam pengobatan untuk menentukan apakah seorang pasien itu mengkonsumsi obatnya sesuai yang dianjurkan. • Jika seorang pasien merespon buruk terhadap obat, hal ini penting untuk memantau konsentrasinya dalam cairan tubuh, misalnya pada plasma atau urin. • Pasien dengan disfungsi ginjal dan hati. Obat-obatan yang Konsentrasi Plasmanya harus dipantau : • Antikonvulsan • Obat Kardiovaskuler • Bronkodilator • Obat Sistem Saraf Pusat • Antibiotik • Obat yang menyebabkan overdosis TERIMA KASIH • Autosom adalah kromosom yang terdapat pada sel- sel tubuh (somatis) sehingga disebut juga kromosom tubuh, disingkat dengan huruf A. • Gonosom adalah kromosom yang terdapat pada sel kelamin (Gamet) • Resesif gen yang lemah • Adalah reaksi kimia dimana molekul molekul kecil yang disebut gugus asetil di tambahkan ke molekul lain • Steroid glukoma adalah salah satu jenis glukoma yang disebabkan oleh efek samping dari obat kortikosteroid. Contoh : dexamethasone, prednisolone • Apnea nafas berhenti selama 20 detik atau lebih • Hipertemia ganas adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa, oleh paparan obat obatan tertentu yang digunakan untuk anastesia • Porphyria adalah kelainan genetic yang timbul akibat proses pembentukan heme yang tidak sempurna. • Suxamethonium adalah injeksi untuk mengendurkan otot selama oprasi • Beberapa obat seperti isoniazid, procainamide dan hidralazin dimetabolisme melalui asetilasi. Proses ini dilakukan enzim N-Asetil Transferase pada hati.