Anda di halaman 1dari 54

(JATIDIRI)

Oleh :
Mukti Ali, S.Sos., M.PSDM.
Manusia terlalu bebal untuk membaca isyarat yang telah dikirimkan Tuhan
dari waktu ke waktu. Kita butuh suara genderang yang dapat menggigit
telinga kita sebelum kita terjaga dari kondisi setengah sadar dan mendengar
peringatan. (Mahatma Gandhi)

Tinggalkan kebaikan, lepaskan kebijaksanaan,


orang akan menarik manfaat seribu kali.

Tinggalkan kasih sayang, lepaskan moralitas,


orang akan merangkul cinta kasih dan bakti kepada orang tua.

Tinggalkan kecerdikan, lepaskan ketamakan,


bandit dan pencuri akan sirna.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, JATIDIRI
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Jatidiri yang sempurna atau dalam filosofi Cina
Jatidir, Jatidiri, digambarkan sebagai Si Mental Baja, Pantang
Jatidir, Jatidiri,
Menyerah melukiskan rahasia hukum alam yang
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, mendominasi sikap atau tingkah laku yang membawa
Jatidir, Jatidiri, sukses dalam setiap segi kehidupan. Sejak jaman
Jatidir, Jatidiri, kuno hingga era sekarang ini, segenap orang sukses
Jatidir, Jatidiri, telah memanfaatkan rahasianya. Jatidiri yang
Jatidir, Jatidiri, sempurna adalah kearifan hati, dan ia tak mengenal
Jatidir, Jatidiri, kebhinekaan bangsa, ras, atau agama. Pelaksanaan
Jatidir, Jatidiri, hukum ini terbukti telah membawa manfaat bagi
Jatidir, Jatidiri, banyak orang, baik dalam praktik-praktik bisnis
Jatidir, Jatidiri,
maupun dalam kehidupan pribadi mereka.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 3
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Kesetiaan terhadap hukum alam dalam menghadapi
Jatidir, Jatidiri,
keseharian kita akan mengisi penuh potensi tertinggi, baik
Jatidir, Jatidiri,
di dalam maupun di sekeliling kita, dan mampu menuntun
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, kita ke pengungkapan nasib kita secara layak. Dengan
Jatidir, Jatidiri, memanfaatkan kekuatan jatidirinya, orang akan
Jatidir, Jatidiri, menemukan nasibnya, dan kita harus setia menjalaninya.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Dalam setiap kegiatan selalu ada dua aspek : Batiniah dan
Jatidir, Jatidiri, Lahiriah. Aspek batiniah adalah kekuatan yang memotivasi
Jatidir, Jatidiri, tindakan seseorang. Ia tak tampak oleh orang lain. Aspek
Jatidir, Jatidiri,
lahiriah adalah ungkapan dari kondisi batiniah. Ia tampak
Jatidir, Jatidiri,
dengan jelas di mata orang lain. Berlawanan dengan
Jatidir, Jatidiri,
pengertian umum, tindakan baik seseorang tidak
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, selamanya lembut. Bisa saja kejam, dingin, dan tidak
Jatidir, Jatidiri, menyenangkan. Seorang teman saya pernah melontarkan
Jatidir, Jatidiri, komentar yang sangat tepat saat ia berkata, “Kalau ada
Jatidir, Jatidiri, seseorang yang selalu bersikap baik, saya malah
Jatidir, Jatidiri, mencurigai maksudnya”.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 4
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Cara alami dari kekuatan Jatidiri yang sempurna berada di
Jatidir, Jatidiri, luar kemampuan manusia, di luar batasan sempit pemikiran
Jatidir, Jatidiri, manusia. Bila seseorang bertindak sesuai dengan hukum
Jatidir, Jatidiri, alam, maka semua tindakan yang dilakukannya akan sesuai
Jatidir, Jatidiri, dengan kebaikan dan bermanfaat untuk semua. Anda tidak
Jatidir, Jatidiri, akan menjadi seseorang yang hanya mementingkan diri
Jatidir, Jatidiri, sendiri dan ambisius untuk mendapatkan pengakuan dari
Jatidir, Jatidiri, orang lain. Dalam bertindak, anda gesit, mampu, dan tenang.
Jatidir, Jatidiri,
Untuk mencapainya, anda tidak merasa malu dan tidak
Jatidir, Jatidiri,
mempedulikan penilaian orang lain. Dalam menundukkan,
Jatidir, Jatidiri,
anda sangat efektif dan tidak mengenal ampun. Dalam
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, keadaan diam ataupun bertindak, anda tidak berubah. Anda
Jatidir, Jatidiri, telah mencapai jatidiri yang sempurna dan anda adalah
Jatidir, Jatidiri, pelaku sejati mental baja, pantang menyerah.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 5
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Dengan selalu berhubungan dengan kekuatan ini di dalam diri
Jatidir, Jatidiri, anda, anda akan memperoleh kejelasan dan fokus yang tak
Jatidir, Jatidiri, tergoyahkan yang akan membantu anda menemukan dan
Jatidir, Jatidiri, mencapai apa yang anda inginkan dalam, suratan takdir.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Pencarian diri itu merupakan proses spiritual. Kita tidak mungkin
Jatidir, Jatidiri, secara jujur memanfaatkan diri sejati kita tanpa menyinggung
Jatidir, Jatidiri, sisi spiritual dari kehidupan, karena aspek ini ikut mewarnai
Jatidir, Jatidiri, kenyataan-kenyataan dari seganap kegiatan usaha dan tingkah
Jatidir, Jatidiri, laku pribadi kita.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Rahasia meraih kondisi jatidiri yang sempurna adalah tak ada
Jatidir, Jatidiri, yang harus di raih, karena jatidiri (“jatining awakmu”) adalah
Jatidir, Jatidiri, kondisi alami diri anda sendiri. Anda tidak akan bisa meraih apa
Jatidir, Jatidiri, yang sudah anda miliki, namun anda hanya perlu menghapus
Jatidir, Jatidiri, rintangan-rintangan untuk mendapatkan kembali apa yang
Jatidir, Jatidiri, menjadi milik anda.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 6
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Seekor harimau tidak harus menjadi buas, samudera tidak
Jatidir, Jatidiri, perlu belajar menjadi lautan, si “jago merah” yang membakar
Jatidir, Jatidiri, habis hutan tidak perlu bertanya “Bagaimana hasil
Jatidir, Jatidiri, pembakaran saya?”.Demikian pula manusia, tidak perlu
Jatidir, Jatidiri, belajar bagaimana caranya menjadi makhluk hidup?
Jatidir, Jatidiri, Pencipta kita telah menanamkan kecerdasan yang
Jatidir, Jatidiri, sempurna, yang telah menyatu di dalam intisari semua
Jatidir, Jatidiri, benda.
Jatidir, Jatidiri, Melalui pendidikan sosial “yang sepatutnya”, kita telah salah
Jatidir, Jatidiri, merubah bentuk naluriah dari hukum alam dalam upaya
Jatidir, Jatidiri, mencapai apa yang kita inginkan, yang sebenarnya telah
Jatidir, Jatidiri, terpatri dalam diri kita masing-masing. Sejauh ini kita telah
Jatidir, Jatidiri, memutarbalikkan kesanggupan alamiah dari jatidiri kita, yang
Jatidir, Jatidiri, dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan rohani dan
Jatidir, Jatidiri, fisik kita. Kini sudah menjadi tugas kita untuk menemukan
Jatidir, Jatidiri, dan memulihkan kembali apa yang telah kita miliki.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 7
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Setiap manusia sepenuhnya dikaruniai kebebasan-
Jatidir, Jatidiri, kecerdasan yang menyeluruh dan lengkap yang diberikan
Jatidir, Jatidiri, sang pencipta untuk digunakan menurut kebutuhan kita
Jatidir, Jatidiri, dalam memenuhi manfaat-manfaat tertinggi. Melalui
Jatidir, Jatidiri, kebebasan kita, yang puncaknya adalah adanya takaran
Jatidir, Jatidiri, wajar kebodohan dan kebingungan, sering kali kita menjalani
Jatidir, Jatidiri, kehidupan ini seperti orang buta yang mengemudikan mobil.
Jatidir, Jatidiri, Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan
Jatidir, Jatidiri, cara menabrak.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Hadiah dari kebebasan yang dikaruniakan Tuhan kepada diri
Jatidir, Jatidiri, kita masing-masing merupakan rahmat yang paling besar
Jatidir, Jatidiri, sekaligus juga kutukan terbesar.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 8
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Alam selalu mengikuti hukum yang sempurna. Hukum ini
Jatidir, Jatidiri, menanamkan dirinya sendiri sebagai disiplin yang
Jatidir, Jatidiri, sempurna, keadilan yang sempurna, tenaga yang
Jatidir, Jatidiri, sempurna, pengorbanan yang sempurna, penaklukan
Jatidir, Jatidiri, yang sempurna, keselarasan yang sempurna, dan
Jatidir, Jatidiri, kekejaman yang sempurna. Dengan merenungkan
Jatidir, Jatidiri, kekuatan alam, seseorang akan meraih kondisi
Jatidir, Jatidiri, jatidirinya.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Unsur-unsur alam tidak mempedulikan penilaian
Jatidir, Jatidiri,
manusia. Mereka tidak punya kompromi dengan ukuran-
Jatidir, Jatidiri,
ukuran manusia. Mereka memiliki keleluasaan dan
Jatidir, Jatidiri,
keberanian untuk bertindak. Tindakannya dapat bersifat
Jatidir, Jatidiri,
pasrah atau agresif, kejam atau lembut, berbelas kasihan
Jatidir, Jatidiri,
atau garang, namun selalu tetap bersemangat, aktif dan
Jatidir, Jatidiri,
disiplin. Ia selalu setia pada dharmanya dan tidak pernah
Jatidir, Jatidiri,
terpengaruh.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 9
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Sebagian besar usaha kita adalah kepura-puraan,
Jatidir, Jatidiri,
Sementara kita mencoba memenuhi
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, dahaga kehidupan yang tak terpuaskan.
Jatidir, Jatidiri, (Filosophi Cina)
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Manusia sangat bersusah payah
Jatidir, Jatidiri,
untuk mendapat pengetahuan tentang dunia materi.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Dipelajarinya seluruh cabang ilmu pengetahuan duniawi.
Jatidir, Jatidiri, Ia menjelajah bumi,
Jatidir, Jatidiri, dan bahkan berwisata ke bulan.
Jatidir, Jatidiri, Namun ia tidak pernah mencoba mencari tahu
Jatidir, Jatidiri,
apa yang ada dalam dirinya sendiri.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Karena ia tidak menyadari kekuatan yang luar biasa,
Jatidir, Jatidiri, yang tersembunyi di dalam dirinya,
Jatidir, Jatidiri, ia mencari dukungan dari dunia luar.
Jatidir, Jatidiri, (Naskah Hindu)
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 10
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Sering kita mudah terpengaruh pada apa yang membuat kita
Jatidir, Jatidiri, bahagia hingga kita lupa pada apa yang telah menjadikan diri
Jatidir, Jatidiri, kita hebat. Memahami bagaimana mengatasi kesedihan,
Jatidir, Jatidiri, keraguan, dan kegagalan merupakan hal yang penting untuk
Jatidir, Jatidiri, memenangkan permainan hidup.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, Karakter tidak tercipta dari sinar matahari atau bunga mawar.
Jatidir, Jatidiri, Seperti baja, ia harus ditempa dalam bara api, di antara palu
Jatidir, Jatidiri, dan godam.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Kehidupan yang sukses sesungguhnya dijalani melalui
Jatidir, Jatidiri,
pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-liku kehidupan
Jatidir, Jatidiri,
kita sendiri, bukan dari pengejaran mimpi-mimpi atau
Jatidir, Jatidiri,
harapan-harapan orang lain.
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri,
Jatidir, Jatidiri, 11
KESEMPURNAAN HIDUP,
KESUKSESAN

12
KESEMPURNAAN HIDUP,
KESUKSESAN
Kesempurnaan hidup, kesuksesan, bukan sekedar cara pintar
memanipulasi dunia untuk kepentingan pribadi anda sendiri. Ini adalah
kondisi alami dari keberadaan kita. Kondisi ini hilang dari kita karena
citra batin yang terlanjur kita ciptakan tentang diri kita sendiri dari
harapan-harapan dan keyakinan orang lain. Meraih kesempurnaan
hidup, kesuksesan, berarti mengakui kembali jatidiri alami dalam diri
kita sendiri.

Dunia ini terdiri atas suatu keseimbangan yang rapuh dari dua
kekuatan besar yang saling bertentangan. Ilmu alam mengenalnya
sebagai energi positif dan energi negatif (Yin dan Yang). Kedua hal
yang bertolak belakang itu bukanlah wujud yang saling berimbang.
Keduanya, dalam kenyataan, adalah dua aspek dari hal yang sama.
Kegelapan tidak akan ada tanpa cahaya, begitu juga kebaikan tidak
akan ada tanpa kejahatan. Kekerasan dan kelembutan muncul dari
tempat yang sama dalam jiwa manusia.

13
Sama seperti adanya dua aspek dari segala hal, ada dua
aspek dalam tindakan manusia; motivasi batiniah dan
tindakan lahiriah. Tanpa memperhitungkan motivasi batiniah,
mustahil bagi kita untuk menilai tindakan kita sendiri maupun
tindakan orang lain. Seseorang yang suci atau jahat pun bisa
saja melakukan kejahatan melawan negara karena dua motif
yang sepenuhnya berbeda.

Anda harus memahami bahwa anda memiliki kekuatan yang


bersifat kreatif dan destruktif dalam porsi yang seimbang.
Keduanya saling melengkapi akan tetapi hal tersebut tidak
dapat dinilai berdasarkan standar baik atau buruk secara
umum. Masing-masing memiliki saat-saatnya sendiri. Itu
hanyalah bagian dari pengenalan diri anda dan nasib anda
sendiri untuk mengetahui kapan saatnya melancarkan
kekuatan destruktif dan kapan saatnya mengalah terhadap
kekuatan destruktif yang dilancarkan orang lain.

14
Rerumputan yang bergoyang melambai
dengan ringan dalam hembusan angin.
Pohon beringin berdiri tegak tidak
bergeming. Hembusan angin yang dahsyat
bisa menumbangkan pohon beringin
tersebut, namun hembusan angin yang
sangat dahsyat sekalipun tak akan sanggup
mencabut akar rerumputan yang meliuk-liuk
gemulai.

15
Meraih kesempurnaan hidup, kesuksesan, membutuhkan
kekuatan diri di dalam batinnya, sementara penampilan
lahiriahnya bisa menguasai atau menyesuai-kan situasi
yang diperlukan saat itu. Ia sangat fleksibel atau lentur
dalam bersikap. Ia tidak membutuhkan citra umum atau
khusus untuk dirinya sendiri ataupun seseorang yang bisa
mengatur bagaimana ia harus bersikap.

Sebuah kiat mengatakan, “Berpura-puralah menjadi seekor


babi untuk memangsa harimau”. Di Asia, para pemburu
tidak dinilai karena kepiawaiannya dalam berburu dan
menembak harimau dengan jitu, namun lebih karena
kekuatan dan kesanggupannya dalam mengatasi hina yang
diterimanya saat menyamar menjadi babi.

16
Apabila anda tidak dapat membuktikan bahwa anda lebih
tangguh daripada lingkungan di mana anda berada, jangan
pernah sekalipun melepaskan visi bahwa anda akan meraih
kemenangan pada suatu hari nanti. Einstain tahu bahwa
seseorang yang besar tahu akan kebesarannya sebelum
orang lain mengetahuinya. Jika anda mau melakukan apa
saja yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan yang
berat sekalipun – termasuk ikut arus dan sanggup berbuat
apa saja jika perlu terlihat seperti babi – maka anda akan
menang. Pepatah jawa mengatakan, “Jadilah air, dimana
ada tempat yang lebih rendah ia akan menggenanginya,
semakin ia mengalir ketempat yang paling rendah ia akan
menjadi lautan atau samudera”.

Lebih lanjut, Anda harus mampu menahan hinaan yang


sedemikian menyakitkan dari orang lain atas kegagalan
anda. Orang yang dapat berbuat demikian, ditakdirkan
menjadi orang besar.

17
LEPASKAN BELENGGU RASA TAKUT SUKSES
DAN TAKUT GAGAL

• Rasa takut akan keberhasilan jauh lebih kuat


ketimbang rasa takut akan kegagalan. Itulah
sebabnya mengapa begitu banyak orang yang
cenderung gagal daripada sukses.

18
Kita sering tergugah pada tahap tertentu oleh rasa takut – takut
berhasil, takut gagal, takut bahwa kita akan tetap berada di
tempat semula. Banyak diantara kita yang berangan-angan
menjadi kaya, terkenal, dan meraih hal-hal yang besar, namun
kerapkali perasaan kita akan tetap menjadi angan-angan yang
pasif. Biasanya, semua yang kita angankan harus ditebus dengan
meninggalkan kehidupan bersama keluarga kita, lalu terjun ke
dunia yang tak dikenal. Setiap kali kita berhasil meraih sesuatu
dan melangkah ke depan, kita harus menukarkan kondisi
kehidupan kita yang sudah di kenal sebelumnya dengan
ketidakpastian dan yang berpredikat asing. Walaupun banyak
orang mengira mereka sedang berupaya untuk berhasil,
kenyataannya mereka hanya sekedar mengikuti arus. Hal terakhir
di dunia yang mereka ingikan adalah beranjak dari jalur titian
yang sudah sedemikian dikenal dan akhirnya sampai di suatu
tempat.

19
Sebelum kita dapat berhasil, kita harus memahami dengan jelas
bahwa sukses berarti perubahan dan resiko kegagalan.
Kegagalan dari mereka yang tidak mencoba sesuatu yang besar
adalah lumrah dan pribadi. Kegagalan dari mereka yang mencoba
meraih prestasi luar biasa lebih bersifat luas dan biasanya diiringi
dengan desah kepuasan dari kegagalan yang lazim.

Sukses juga menuntut keberanian untuk menghadapi risiko


tantangan orang lain. Sebagian besar pemikiran yang
independen, gagasan yang baru, atau upaya yang melebihi
ukuran lazim akan disambut dengan perlawanan, mulai dari rasa
tidak percaya dan bentuk kecaman-kecaman hingga ledakan
amarah. Untuk tetap bersikap gigih membela semua yang
termasuk pengecualian, dibutuhkan kekuatan batin dan
keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa sikap anda adalah benar.

20
Rasa takut itu emosi yang paling mengerikan. Rasa takut bagi
jiwa manusia bagai meneteskan setetes racun dalam sumur
bermata air. Rasa takut memakai berbagai topeng dan dapat
berwujud dalam berbagai bentuk. Jauh di ambang kesadaran kita,
kita cukup bijak untuk menyadari betapa rapuhnya sifat alam
semesta ini, hingga keberadaan dan kelangsungan hidup kita
seakan bergantung pada seutas benang rahmat Tuhan. Dalam
pengertian sadar kita, ketakutan adalah keresahan yang
mengganggu kita. Kebanyakan orang malah tidak tahu bahwa
sesungguhnya mereka selalu merasa takut.

Emosi dari rasa takut tidak buruk, karena segala sesuatu yang
ada di bawah langit ini memiliki fungsi. Jika kita memahami
fungsi dari rasa takut itu untuk kita manfaatkan dalam kehidupan
kita ketimbang memperkuat rasa takut tersebut hingga bisa
menghancurkan kita.

21
• Rasa takut tidak perlu bersifat destruktif. Bila kita belajar
menghormati rasa takut lalu menyalurkan emosi rasa takut itu
demi tujuan yang lebih mulia, maka ia akan bermanfaat bagi
kita. Coba pikirkan : Jika anda tidak pernah mengalami
ketakutan, itu karena anda hidup dalam keadan yang sangat
aman, di bawah kapasitas anda dan anda selalu menghindari
tantangan. Hidup seperti itu dapat disimpulkan dengan satu
kata saja – hampa. Seorang bijak pernah berkata, “Lebih baik
saya punya rasa takut dan khawatir daripada tidak merasakan
apa-apa”.
• Berkat rasa takut itu, kita belajar menghormati hukum alam.
Kita tidak begitu saja melompat ke tengah kobaran api atau
terjun ke laut yang dalam. Kita tidak terjun dari pesawat udara
tanpa latihan dan perlengkapan yang benar. Berkat rasa takut
juga, seorang ibu akan selalu mengawasi anaknya dengan
lemah lembut dan melindungi dari bahaya.

22
Jangan takut terhadap rasa takut. Pencipta kita tidak
menempatkan rasa takut da dlam hati kita untuk menghancurkan
kita namun untuk membimbing dan melindungi kita. Pahamilah
rasa takut anda, temanilah dia. Bicaralah dengannya, dan
tanyakan bagaimana caranya anda bisa memanfaatkannya, bukan
membinasakan anda. Kepada berkah adanya rasa takut, saya
sangat menghargai dan membungkuk dalam-dalam.
Sukses datang dalam segala bentuk dan wujudnya. Takterhitung
buku-buku yang membahas topik ini. Semua informasi ini mampu
mendukung upaya keras kita menuju sukses, namun
kebenarannya masih tetap sama – sukses tidak memiliki
peraturan tertentu. Sukses dapat menyapa mereka yang berupaya
setengah mati dan bahkan juga mereka yang hanya berupaya
sedikit.

23
MEMAHAMI DIRI SENDIRI & TUHAN

I. Segala sesuatu itu ada


musimnya, suatu saat bagi
setiap maksud di muka bumi ini.

Jika anda berpendapat bahwa hidup Daripada membenci kehidupan,


anda bagaikan sampah dan anda “bencilah Tuhan”. Ini tidak salah – jika
membencinya, saya takkan mencoba anda membacanya dengan benar.
untuk mendebat pendapat anda. “Membenci Tuhan”. Ironisnya, begitu
Namun, saya kira anda dapat lebih banyak orang yang mencintai Tuhan
banyak menggali manfaat bila anda tapi membenci sesamanya. Orang yang
mengubah sasaran dari rasa benci membenci sesamanya dan hanya
anda tersebut. mencintai Tuhan, bukan kekasih Tuhan.
Seandainya rasa benci bersemayam dalam hati anda, hal terbaik yang
dapat anda lakukan adalah menyalurkan kembali rasa benci anda itu
kepada Tuhan, karena intisari dari Tuhan adalah cinta kasih. Sikap orang
lain terhadapnya tidaklah penting. Tuhan tidak peduli apakah anda
membenci atau mencintaiNya. Ia bagaikan api, yang boleh anda cintai atau
benci, tetapi selama anda dekat denganNya, ia akan menghangatkan anda.
Emosi, benci, dan cinta datang dari sumber yang sama. Rasa benci adalah
sisi lain dari rasa cinta, dan hanya karena rasa cinta tersebut rasa benci
dapat bertahan.

Selama anda memusatkan perhatian anda kepada Tuhan, Ia akan


memurnikan, menopang dan memulihkan anda. Anda pun akan melihat
bahwa rasa benci anda akan berubah menjadi cinta yang tulus.
II. Sebagian besar agama di muka bumi ini mengakui adanya sang
Pencipta atau Kekuatan Yang Menciptakan. Semua agama mungkin
memiliki perbedaan sesuai dengan pengidentifikasian dan predikat
tentang sang Pencipta, namun yang menakjubkan adalah ide yangh
mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi atas dasar kehendakNya.
Salah satu misteri terbesar di sini adalah mengapa sang Pencipta Yang
Maha Agung dan Pemurah membiarkan penderitaan turun ke dunia ini.
Tuhan mungkin mengetahui saat seekor burung jatuh ke bumi namun Ia
tetap membiarkan burung itu terjatuh. Kekuatan destruktif dari sang
Pencipta sedemikian hebat dan menimbulkan kesengsaraan yang luar
biasa bagi manusia, baik melalui kekuatan alm yang buta maupun aksi-
aksi keji, hingga seakan Ia tidak peduli dan tidak adil.
Namun alam semesta ciptaanNya ini sangat luar biasa, meliputi rentang
waktu dan jarak yang takterpikirkan oleh akal manusia. Galaksi merupakan
gabungan dari gumpalan awan debu yang melayang-layang dalam
kepekatan hitam dan dingin yang membeku di ruang angkasa yang
bertaburan bintang. Kemudian bintang-bintang pun berpijar, planet-planet
terbentuk, dan kehidupan pun dimulai. Semua ini akan habis oleh apinya
masing-masing dan kembali menjadi debu, siap bagi awal siklus berikutnya.
Sang Pencipta sendiri tidak merubah rencanaNya untuk keuntungan
sebagian kecil ciptaanNya, dan Ia pun tidak menjelaskan diriNya sendiri.
Seluruh jagad raya ini digerakkan oleh prinsip-prinsip abadi yang luas,
sangat luas melebihi akal budi manusia.

Penciptaan dan penghancuran bukan kutub yang bertolak belakang, seperti


tampaknya. Keduanya adalah dua aspek dari kekuatan tunggal. Alam
semesta adalah siklus dari penciptaan dan penghancuran. Keduanya sama
pentingnya.
Coba kita pikirkan, ketika terjadi kebakaran hutan yang sangat dahsyat dan
sukar dikendalikan yang telah melahap habis barisan pegunungan di
dekatnya. Di balik kenyataan bahwa para ilmuwan memahami dengan baik
kebutuhan akan kebakaran berkala guna mempertahankan hutan sehat,
ratusan orang dengan perlengkapan yang bernilai jutaan dolar tengah
berupaya keras untuk memadamkan kebakaran itu. Industri kayu setempat
tidak bisa memahami hal-hal di luar kepentingan mereka, selain kenyataan
hilangnya pasokan bahan baku dari industrinya. Para penyayang binatang
meratapi satwa yang terbujur mati tanpa mempertimbangkan bahwa
bencana itu justru penting dan merupakan bagian alami dari penyiapan jalan
bagi generasi-generasi satwa liar selanjutnya. Hanya dengan memahami
diri sendiri & Tuhan, kita mengerti mengapa sang Pencipta membiarkan
ciptan akbarNya terungkap sebagaimana mestinya, tanpa mempedulikan
hal-hal tersebut diatas.

Ketika kita mengkategorikan sesuatu sebagai yang salah dan buruk, itu
karena kita tidak memiliki visi untuk menyadari kepentingannya secara
keseluruhan.
TITAH HIDUP ATAU DHARMA

Dharma berasal dari bahasa Sanskerta “dhar”


yang artinya: mendukung, menegakkan,
memelihara. Jadi Dharma sering didefinisikan
Sesuai dengan sebagai hal yang menunjang kehidupan.
kehidupan anda, Kekuatan yang menopang dunia, koherensi
kewajiban Anda telah antara alam semesta. Dharma dalam istilah
digariskan untuk Jawa disebut “titah”. Menetapi titah berarti
Anda; memahami takdir yang digariskan sang
Pencipta.
Dharma atau titah adalah pemahaman tindakan
ikuti saja dan yang sesuai dengan keadaan yang sedang
keinginan Anda berlangsung. Ini berarti “bertindak sesuai
akan terpenuhi dengan dengan kewajiban seseorang”. Petuah Jawa
sendirinya. mengatakan: “Lungguho sing weruh
palungguhanmu” & “Duweo roso sing iso
ngrumangsani, ananging ojo rumongso iso”.
Setiap orang, tergantung dari kedudukannya dalam kehidupan, akan
memiliki dharma/titah yang berbeda. Sebagai contoh, titah prajurit
adalah mengalahkan musuh bangsanya. Dharma seorang dokter
adalah menyelamatkan nyawa pasiennya, meskipun itu adalah nyawa
musuhnya. Kedua tindakan tersebut, mesklipun sangat berbeda, sama
benarnya. Jika Dharma/titah dipatuhi dunia akan selaras dengan hukum
alam.

Orang yang mempraktekkan dharma atau memahami titah, menerima


kehidupan sebagaimana mestinya dan melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan itu. Titah adalah hukum alam yang menuntun kita
mengenali peran kita masing-masing setiap saat dalam kehidupan.
Dengan jujur selalu melakukan kewajiban, dan tindakan menerima dan
melaksanakannya sebaik mungkin sesuai kemampuan kita – adalah
mengikuti titah. Tindakan tersebut akan menjadi pelindung sekaligus
penyelamat kita.
Kita semua adalah ksatria dalam hak diri kita sendiri. Kita ini adalah
ksatria kehidupan, dan hehidupan itu sendiri adalah pertempuran abadi.
Kita memilih untuk terjun di kancah pertempuran sejak kita dilahirkan.
Kita telah berkomitmen untuk memenangkan setiap pertempuran hidup
– sama seperti seorang prajurit di tengah berkobarnya pertempuran, tak
ada jalan keluar. Ia bisa memilih untuk bertempur secara ksatria guna
menjamin kelangsungan kehidupan dan kejayaannya atau ia dapat
memilih untuk tewas terbunuh. Kita tidak perlu menyukai pertempuran
itu. Yang dibutuhkan adalah kesanggupan kita untuk bertempur. Untuk
bisa bertahan dalam kehidupan, kita harus menghadapi sifat negatif
batiniah dan realita dunia nyata.

Pada kenyataannya, tak ada yang gampang atau yang sulit. Kompetisi
untuk bertahan hidup sudah menjadi kondisi kehidupan. Sudah menjadi
titah kita untuk menjalankan pertempuran hidup secara ksatria dan
benar.
Saya sepenuhnya yakin bahwa apa pun jenis pekerjaan anda, anda
akan berhasil bilamana anda mampu menunjukkan dharma (menetapi
titah) anda bagi pekerjaan itu. Sebuah kursi, supaya berguna harus
memahami dharmanya dan harus rela diduduki oleh manusia. Sebatang
pensil hanya berguna bila ia melaksanakan dharma sebatang pensil.
Jika kursi itu menolak untuk diduduki dan pensil menolak untuk
melaksanakan fungsi menulisnya, kedua barang tadi tidak berguna. Bila
seorang insinyur pabrik yang disewa untuk menciptakan produk-produk
baru bersikeras untuk membagi “kearifannya” dalam bidang akuntansi
dengan kepala bagian akuntansi perusahaan; maka ia takkan bekerja
lama di perusahaan tadi.
TITAH HIDUP DAN TAKDIR

“Anda pikir kehidupan ini memang takdir atau hasil dari upaya sendiri?”

Alam telah melengkapi lebah dengan segala sesuatu yang


dibutuhkannya guna memenuhi takdirnya. Dengan cara yang serupa,
Sang Pencipta kita telah pula melengkapi kita dengan segala sesuatu
yang kita perlukan untuk mencapai potensi kita yang tertinggi. Jadi,
bukan merupakan kebetulan jika anda dilahirkan dalam keluarga anda
sekarang, menerima pendidikan tertentu, dan dihadapkan dengan
pengalaman tertentu yang unik dalam kehidupan. Semua itu adalah
bagian yang diperlukan untuk menyiapkan seseorang menempuh
perjalanan hidupnya dengan sukses.
Kita masing-masing dilahirkan dalam lingkungan tertentu untuk mengisi takdir
kita, yang telah ditentukan. Mungkin saja, upaya sendiri yang menggabungkan
kehendak, hasrat, dan kesanggupan manusia merupakan bagian dari takdir.
Namun takdir tidak dapat menguak dengan sendirinya. Sekalipun anda sudah
tahu takdir anda, ia hanya bisa jadi berarti sesuai dengan seberapa jauh upaya
yang telah anda curahkan untuk membuatnya menjadi kenyataan. Karena itu,
takdir dan upaya sendiri merupakan dua roda dari gerobak yang sama. Pepatah
mengatakan: “Surga akan menolong mereka yang menolong diri mereka
sendiri”.

Walaupun pengetahuan akan takdir itu bisa menjadi topik yang menarik, akan
tetapi tidak banyak berguna bagi kita bila tanpa upaya yang datang dari kita
sendiri, khususnya karena sebagian besar sumber yang menyajikan informasi
mengenai takdir tersebut ia patut dipertanyakan dan sering kali tidak bisa
diandalkan. Karena itu, upaya dari diri sendirilah satu-satunya hal yang mampu
kita andalkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Beberapa orang berkata, “Seandainya Tuhan sendiri mau bicara pada saya,
biarkan saya tahu profesi apa yang harus saya kerjakan. Saya akan
melakukannya dengan senang hati, tak peduli betapa tidak berarti atau
rendahnya pekerjaan tersebut”.

Sebenarnya Tuhan telah bicara sampai bosan, sayang mereka tidak


mendengarkan. Kadang mereka merasa bahwa profesi apa pun yang mereka
kerjakan itu bukanlah yang dimaksudkan Tuhan bagi mereka. Dalam hal ini,
kesalahan bukan dalam memilih profesi namun pada kurangnya pemahaman
terhadap profesi mereka sekarang dalam konteks gambaran yang lebih besar di
dalam takdir mereka.

Memahami Dharma atau menetapi titah membutuhkan dukungan. Hal itu sangat
penting bila anda ingin berhasil dalam kehidupan, atau mencari dukungan untuk
mendukung anda tanpa syarat dalam mewujudkan impian anda, atau sadarilah
pula bahwa pikiran anda harus mendapat pasukan pendukung dari anda
sendiri. Tanpa dukungan dalam dunia yang keras dan kompetitif demi
kelangsungan hidup kita, tugas untuk meraih sukses yang luar biasa akan
sangat sulit.
KENEGATIFAN DAN KREATIVITAS

Pribadi-pribadi tertentu bagaikan kereta yang bergerak perlahan, selalu


meniti rel dengan mantap. Yang lain melejit bagaikan roket, membubung
tinggi menembus awan, kemudian sirna. Dunia membutuhkan kedua-
duanya.

Mereka yang langkahnya teratur dan mantap jarang memiliki kapasitas


untuk mencapai sesuatu yang besar. Lain dengan mereka, kenegatifan
dan suasana hati anda yang murung justru mampu menjadi harta yang
tak ternilai.
Bagi sejumlah orang, masa tidak aktif dan beristirahat itu adalah proses
inti untuk menghasilkan energi kreatif yang tinggi. Yang paling penting
adalah mencintai kenegatifan anda dan jangan menghukumnya,
belajarlah untuk memanfatkannya guna membangkitkan diri sendiri.
Nikmatilah periode non-produktivitas itu, akuilah ia pun bagian dari
produktivitas anda. Saya sering mengatakan pada anda, “Tembuslah
gelap, terbitlah terang”. Perjalanan hidup kita dan masa depan kita
adalah ibarat kegelapan, maka tembuslah ia dengan upaya pendekatan
diri kepada Sang Pencipta kita. Begitu anda mendapatkan ilham, anda
akan melejit bagaikan pesawat ulang alik dan terbakar bagaikan komet.

Penulis Amerika terkenal, Jack London pernah berkomentar, “Saya lebih


suka seperti meteor yang dinamis, setiap molekul atom dalam tubuh
saya berpijar berkilauan, daripada seperti planet yang lelap dan tenang”.
KEAJAIBAN KEKUATAN DARI DAYA TAHAN
Perjuangan akhir bukanlah mencapai garis batas
Namun menyelesaikan yang tidak terbatas

 Semangat bertahan adalah sifat yang diharuskan dalam penjelajahan


pertumbuhan pribadi. Semangat ini sudah tak asing lagi bagi para perintis dan
pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Melalui daya tahan itulah
Bangsa Indonesia dilahirkan dan menjadi besar.
 Meski seseorang telah ditakdirkan untuk mencapai prestasi besar dalam
kehidupannya, persiapan untuk mencapainya bisa jadi sangat sukar.
 Kekalahan adalah ibu dari kesuksesan.
 Seorang yang mahir mengalahkan tak kan melihat kebinasaan.
 Bertahan dengan daya tahan – memahami kesulitan, bertahan dari
kesukaran, memprediksi resiko, dan mentorelansi siksaan, semua itu
memastikan kemasyhuran dan sukses bagi orang seperti itu.
 Semangat bertahan adalah sifat yang diharuskan dalam penjelajahan
pertumbuhan pribadi. Semangat ini sudah tak asing lagi bagi para perintis dan
pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Melalui daya tahan itulah
Bangsa Indonesia dilahirkan dan menjadi besar.

 Meski seseorang telah ditakdirkan untuk mencapai prestasi besar dalam


kehidupannya, persiapan untuk mencapainya bisa jadi sangat sukar.

 Kekalahan adalah ibu dari kesuksesan.

 Seorang yang mahir mengalahkan tak kan melihat kebinasaan.

 Bertahan dengan daya tahan – memahami kesulitan, bertahan dari


kesukaran, memprediksi resiko, dan mentorelansi siksaan, semua itu
memastikan kemasyhuran dan sukses bagi orang seperti itu.
 Apa yang menjadikan seseorang benar-benar hebat adalah mengetahui
bagaimana cara menanggung penderitaan yang tak terperi dan menahan
yang tak tertahan. Semua orang pasti tahu bagaimana bisa tumbuh subur
dalam saaat-saat yang menjanjikan. Justru, masa ujian itulah yang dapat
membedakan mana orang yang benar-benar berisi dan mana orang-orang
yang hanya memiliki citra.

 Melalui cobaan dan penderitaan, seseorang bertahan dengan memikul


bebannya. Jadi, semangat manusia mengalahkan dirinya sendiri.

 Kekuatan batin adalah dasar yang menopang anda menanggung penghinaan


karena kekalahan dan kritik, untuk bangkit melawan dan melakukan apa yang
benar dalam memenuhi panggilan takdir anda.

“Bimbingan Tuhan sering muncul saat cakrawala dalam keadaan paling gelap”.
 Kita semua menyambut hangat perubahan yang membawa perbaikan.
Namun, perubahan yang membawa serta perbaikan kadang menjadi sesuatu
yang tersamar. Sama seperti rumah tua, untuk merenovasi dan menghias
kembali tempat itu, sebelumnya anda harus menghancurkannya. Kemudian
merapikannya kembali. Rumah tua itu tidak menjadi panik karena itu. Namun,
begitu tiba saatnya kita harus memperbaiki kehidupan kita, kita menjadi panik
dan melawannya.

 Ketika krisis muncul, itu adalah saat yang tepat untuk menguji kesanggupan
kita menghadapinya. Tanpa kesanggupan untuk memikul gejolak emosi kita
dan kekacauan yang datang seiring dengan perubahan itu, tak akan ad
harapan bagi rekonstruksi. Memikul beban memang bukan tugas yang
gampang, namun itulah unsur inti dalam mengatasi krisis.
 Tanpa kekuatan untuk bertahan dari krisis, kita tidak akan melihat peluang di
balik semua itu. Justru, di balik usaha bertahan itulah, peluang akan
membuka dirinya sendiri.

 Peluang selalu hadir dalam situasi yang ditandai krisis, jika kita sampai
berkecil hati menghadapi krisis yang mendera kita, kita akan dibutakan oleh
emosi kita sendiri. Sebaliknya, bila kita mampu bertahan dari yang tak
tertanggungkan dengan tenang, peluang mendapatkan alternatif yang lebih
baik akan muncul ke permukaan dengan sendirinya.

 Berenang mengikuti arus bukan berarti berhenti berupaya, namun menerima


kenyataan. Menyadari kapan saatnya bertindak dan kapan saatnya hanya
duduk-duduk menunggu hasil.
 Bila anda tenggelam karena berdiam diri, anda tengah mengumpulkan dan
menyirami batin anda. Dengan berbuat begitu, tanpa kecemasan dan tanpa
sikap terpengaruh anda akan sanggup memusatkan perhatian pada diri
sendiri dan kemudian akan berhasil menciptakan tenaga momentum yang
sangat kuat dan kejernihan pandangan yang tak tergoyahkan.

 Kekurangan-kekurangan dalam diri bergantung pada bagaimana anda


menafsirkannya; Anda dapat dengan mudah mengubahnya menjadi kelebihan
seandainya anda mulai memandang kekurangan itu dari segi positif. Namun,
tak seorang pun mampu mengubah kekurangan- kekurangan dalam dirinya,
kecuali ia sanggup bertahan dalam saat-saat yang penuh dengan
keputusasaaan dan lembaran hitam.
 Situasi kehidupan kita yang negatif justru merupakan unsur terpenting bagi
kita untuk memenuhi panggilan takdir yang telah ditentukan. Kecuali kita
memiliki daya tahan yang luar biasa untuk menjalani kepekatan malam, kita
tidak akan menyaksikan cahaya kemenangan fajar yang merekah.

Saat anda bekerja, anda memenuhi


sebagian dari mimpi bumi yang paling disukai,
yang ditugaskan pada anda saat mimpi itu dilahirkan.
(Kahlil Gibran)
MEMAHAMI KEHIDUPAN

Tingkat pemahaman anda tentang alam


semesta tempat dimana anda hidup
Orang bijak mendengar ajaran terkait langsung dengan tingkat
yang luhur dan mempraktikkannya pemahaman anda tentang diri sendiri.
dengan giat. Selain itu, keberhasilan dari prestasi
anda pun berhubungan langsung
dengan kemampuan anda mengatasi
Orang awam mendengar ajaran rintangan-rintangan di sepanjang jalan
yang luhur dan merenungkannya kehidupan anda.
sekarang dan nanti.
Untuk menemukan keadaan alami
Orang bodoh mendengar ajaran anda, anda perlu memulihkan
yang luhur dan tertawa terbahak- kesalahan yang telah dipaksakan
bahak. kepada anda sejak anda dilahirkan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah mawas diri dan menemukan diri
anda sendiri.
Segala sesuatu di dalam hidup – apakah itu mengawali bisnis baru, menikah,
melahirkan, pindah kerja – dimotivasi oleh hasrat dasar kita untuk “merasa
enak”, untuk merasakan hubungan dengan sumber Yang Suci di dalam diri kita.
Meskipun tindakan kita mungkin saja dituntun baik oleh kebodohan maupun
kearifan, motivasi kita selalu mulia: hasrat untuk tetap dapat membenamkan diri
dalam kondisi yang hikmat dan membahagiakan.

Sebagian besar dari kita menggunakan metode tunggal yang kita ketahui untuk
berhubungan dengan keceriaan batiniah: aktivitas lahiriah kita. Jika jatuh cinta
atau mendapatkan pasangan baru, hal itu memuaskan keinginan kita bagi
kondisi ini, kita akan sering bertukar pasangan. Jika berpindah profesi dapat
membawa perasaan baru dan menggugah semangat, kita pasti akan sering
berpindah profesi. Orang-orang yang bodoh terus mengejar kebahagiaan
batiniah ini, seperti anjing yang mengejar ekornya sendiri. Mereka selalu
bergerak dan tak pernah puas.
Bagaimana seseorang dapat menemukan kebahagiaan batiniah ini? Segelintir
orang melemparkan tanggung jawab kepada Sang Pencipta kita karena salah
mengendalikan hidup kita, karena mereka percaya bahwa Sang Pencipta kita
telah lupa mengirimkan salinan buku pedoman kehidupan mereka.

Sang Pencipta kita tidak pernah sekalipun meninggalkan hamba-hambaNya


tanpa buku pedoman sama sekali, hanya kita saja yang tidak tahu di mana harus
menemukan buku pedoman seperti itu dan bagaimana cara membacanya.

Bila kita bisa menemukan buku itu dan tahu bagaimana cara membacanya, kita
akan menemukan rahasia kehidupan kita. Buku pedoman ini ditulis tanpa kertas
atau tinta. Ia akan selamanya berada di dalam diri anda atau tanpa anda.
Beberapa orang tidak menyadari pentingnya mencari dan menemukan peran
mereka yang layak dan benar dalam hidup. Memahami kehidupan berarti
menyadari betul kedahsyatan tantangan ini. Penting menemukan apa yang
benar bagi anda dan, pada akhirnya, untuk membuat diri anda mampu
mewujudkan rencana anda ke dalam tindakan. Anda harus mengikuti dengan
tekun rencana anda tersebut serta menerima dan menanggung koensekuensi
apa pun yang akan terjadi. Lebih jauh, sadarilah kapan anda harus membuat
penyesuaian yang pantas dan beranikan diri anda untuk melakukan sementara
setiap tahap kehidupan anda membuka dan mengungkapkan dirinya sendiri.
Sebaliknya segelintir orang saleh merasa bahwa mereka sama sekali tidak
punya minat untuk berpartisipasi dalam masalah-masalah bersifat duniawi.
Mereka merasa tempat yang tepat bagi mereka adalah kuil-kuil atau tempat-
tempat keramat, dan mencari nafkah jauh berada di bawah standar itu. Bagi
orang-orang yang benar-benar mendalami kehidupan rohani, jalur rohaniah
bagaikan meniti jalur kesempurnaan, ketekunan menuju kesempurnaan hidup.
Namun, bagi yang lain, mengejar kehidupan rohani hanyalah ide yang kabur,
kalau tidak bisa dikatakan dalih atau alasan guna mempraktikkan
ketidakberdayaan atau menghindari tantangan-tantangan hidup. Padahal,
mustahil meraih kesempurnaan rohaniah sejati bila kita menghindari jalur yang
telah ditemukan, jalur anda untuk menyumbang kepada masyarakat sebagai
individu.
Bayangkan jika saya bisa memberikan kepada anda resep ajaib atau pil yang
seketika bisa menjadikan anda sanggup menghilangkan pengalaman pahit
dalam hidup anda. Betapa indahnya kehidupan anda, bukan? Anda tidak akan
dibebani kekhawatiran dan bebas dari stres. Bukankah ini impian yang pada
akhirnya yang ingin diwujudkan?

Tapi faktanya, bila pil semacam ini benar-benar ada, justru hal tersebut tidak
akan menjadikan kehidupan anda bahagia atau bebas dari stres. Para peneliti di
California University di Berkeley telah menunjangnya dengan serangkaian
penyelidikan yang menunjukkan bagaimana masyarakat kita terlalu menekankan
pada menghilangkan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan ketika
berupaya untuk menghilangkan stres.
Tidak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan di dalam kehidupan bukan
satu-satunya hal yang ikut menyumbangkan sesuatu yang berkualitas dalam
kehidupan kita. Sebagai manusia, kita perlu tantangan untk berkembang secara
penuh dan memunculkan segenap segi positif di dalam diri kita sendiri.

Satu-satunya cara untuk benar-benar merasa gembira adalah menghadapi


semua tantangan itu dan mengatasinya. Sebagai hamba Tuhan Yang Maha
Kuasa, kita ingin menyentuh setiap serat kehidupan – bahkan yang negatif
sekalipun – dan merasa hidup dengan terus menjalani kehidupan itu sendiri.

Bagi sebagian besar kita, apakah keinginan kita adalah obyek yang berwujud
atau tak berwujud, sebagai ambisi yang mulia atau tercela, satu hal yang pasti –
kita ingin mendapatkannya saat itu juga. Jika keinginan kita tersebut tidak
mendapatkan sambutan saat disampaikan, akan timbul amarah, ketegangan,
kekecewaan, rasa putus asa, dan akhirnya menjadi berkecil hati lalu menerima
kekalahan kita begitu saja.
Dalam hal ini kita lebih mirip bayi yang selalu menuntut botol susu saat itu juga.
Jika botol susu itu agak dijauhkan dari mulut kita, kita akan menangis sebagai
tanda protes. Untuk meredakan situasi yang tidak nyaman ini, sang ibu harus
menerima rengekan si bayi dan menyesuiakan kebutuhannya sendiri dangan
waktu makan si kecil.

Berbeda dengan Sang Pencipta kita yang bersikukuh agar kita, belajar untuk
menyelaraskan pengertian kita tentang waktuNya kepada kita menurut
kehendakNya, terlepas dari tuntutan kita. Bila anda mengenal kehendak Tuhan,
dengan sendirinya anda akan menyadari bagaimana cara hidup dan bekerja
selaras dengan diri anda sendiri dan sesama di sekeliling anda. Yang terpenting,
anda akan memahami seni menyatukan diri dengan suara hening dari kehendak
alam semesta.
Dalam beberapa hal, kemakmuran berkaitan erat dengan kesanggupan kita
untuk mengungkapkan setiap segi dari kualitas Sang Pencipta kita. Di samping
kualitas-kkualitas yang disebitkan di sini, kualitas daya tahan, rasa percaya diri
yang kuat, kegigihan, penghargaan terhadap diri sendiri, tekad yang mantap,
disiplin pribadi, kasih sayang, belas kasih, kedermawanan, kegembiraan,
keberanian, sifat membenarkan diri sendiri, efisiensi, dan bahkan kekejian pun
harus dipertimbangkan. Semakin sering kita menonjolkan beragam kualitas
tersebut, semakin sering kita mampu mengalirkan kekuatan dari Sang Pencipta
kita. Pada akhirnya, melalui perjuangan lahir maupun batin, kita akan mampu
merasakan hubungan langsung dengan Tuhan YME, sumber dari segala rahmat
alam semesta.

Bagi orang-orang yang memahami kehidupan, semua ini merupakan tugas yang
tidak pernah selesai. Setiap hari kita akan mengalami ribuan keberhasilan dan
ribuan kegagalan. Kemenangannya terletak pada ketabahan kita masing-
masing. Bila kita tabah dalam memperbaiki kehidupan kita, mungkin kita akan
berulang kali membentuk diri kita sebagai satu ahli waris kehidupan dunia.
The end
Thank You…..!

Anda mungkin juga menyukai