Anda di halaman 1dari 26

Edeme Paru Alveolar

&
Edema Paru Intertistial
Disusun oleh :
M. Fergiawan Bagus Hening Pratama
18360009

Preseptor :
dr. Silman Hadori, Sp. Rad, MH.Kes
Definisi
Edema paru adalah akumulasi cairan di paru-
paru yang dapat disebabkan oleh tekanan
intrvaskular yang tinggi (edema paru kardiak)
atau karena peningkatan permeabilitas
membran kapiler (edema paru non kardiak)
yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi
cairan
Klasifikasi edema paru berdasarkan
mekanisme pencetus
 Ketidak-seimbangan Starling Forces
 Perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler (Adult
Respiratory Distress Syndrome)
 Insufisiensi Limfatik
 Tak diketahui/tak jelas
Edema paru kardiogenik merupakan manifestasi
yang lazim pada kegagalan ventrikel kiri, dimana
edemanya akibat dari kenaikan tekanan vena
pulmonalis, atau edema dapat disebabkan oleh
hipervolemi karena infus intravena yang terlalu
cepat atau terlalu banyak
Patofisiologi
Protein yang rendah ke paru, akibat terjadinya peningkatan
tekanan di atrium kiri dan sebagian kapiler paru. Transudasi ini
terjadi tanpa perubahan pada permeabilitas atau integritas dari
membran alveoli-kapiler, dan hasil akhir yang Terdapat dua
mekanisme terjadinya edema paru:
1. Membran kapiler alveoli
Edema paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan dari darah ke
ruang interstisial atau ke alveoli yang melebihi jumlah
pengembalian cairan ke dalam pembuluh darah dan aliran cairan
ke sistem pembuluh limfe
2. Sistem limfatik
Sistem pembuluh ini dipersiapkan untuk merima larutan,
koloid dan cairan balik dari pembuluh darah.Akibat tekanan
yang lebih negative di daerah interstisial peribronkial dan
perivascular dan dengan peningkatan kemampuan dari
interstisium non alveolar ini, cairan lebih sering meningkat
jumlahnya
Edema paru kardiogenik
 Peningkatan tekanan vena paru tanpa adanya gangguan fungsi
ventrikel kiri (stenosis mitral).
 Peningkatan tekanan vena paru sekunder oleh karena
gangguan fungsi ventrikel kiri.
 Peningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karena
peningkatan tekanan arteria pulmonalis (over perfusion
pulmonary edema).
Gambaran Radiologi
 Edema paru interstisial pada dekompensasi jantung kiri atau
kelainan katup mitral
 Proses intra-alveolaris yang banyak berhubungan dengan
kegagalan jantung akut atau uremia
 Baik bentuk interstisial maupun bentuk intra-alveolaris dapat
terjadi bersamaan
 Bentuk milier banyak dihubungkan dengan infeksi akut
Edema Paru Intertisial
HILANGNYA PEMBULUH
DARAH BESAR PARU

TAMPAK SEPTAL LINE


Tanda radiografi
yang menunjukkan
Intertitial
PENEBALAN SEPTUM
Pulmonary Edema INTERLOBAR

DIFFUSE RETICULAR PATTERN


MENYERUPAI FIBROSIS
INTERTITIAL

PERIBRONCHIAL CUFFING TERLIHAT


SEBAGAI PENEBALAN DINDING
BRONCHIAL AKIBAT RETENSI CAIRAN
DALAM INTERTITIAL PARU
Septal line memperlihatkan cairan pada septa yang dalam dan
limfatik dan muncul sebagai

Kerley’s A lines Kerley’s B lines

yang berkisar dari 5 sampai 10 kurang lebih panjang 2cm,


cm panjangnya dan terlihat di perifer pada paru-paru
memperpanjang dari hilus paru- yang lebih rendah, meluas ke
paru menuju perifer berbentuk pleura
lurus atau sedikit melengkung
• Gambar 1

• Foto toraks AP (kanan) menunjukkan fitur edema paru interstitial. Tanda


radiografi menunjukkan edema paru interstitial termasuk hilangnya (kabur)
gambaran pembuluh paru yang besar, gambaran septal lines, penebalan septum
interlobar dan pola reticular difus yang berhubungan dengan kardiomegali
• Kedua Kerley’s line A dan Kerley’s line B terlihat. Diperbesar Pandangan dari
sudut kostofrenikus kiri adalah dari pasien lain, yang menggambarkan Kerley’s
line B (kiri)
Edema Paru Alveolar
 Alveolar pulmonary edema umumnya terjadi ketika tekanan
vena pulmonal melebihi 30 mm Hg dan biasanya didahului
oleh interstitial pulmonary edema [Gambar 2].
Gambar 2

Foto thoraks AP menunjukkan fitur edema paru alveolar.


Temuannya meliputi gambaran kekeruhan dari kedua paru-paru
dengan meningkatnya densitas terhadap basis paru-paru karena
kombinasi dari air space shadow dan efusi pleura, kardiomegali,
diversi darah lobus atas (pada telentang AP radiografi) dan
gambaran air bronchogram di zona kanan atas
 Temuan radiografi thoraks meliputi bilateral opacities yang
memanjang dalam bentuk fan shape keluar dari hilus sebagai
'batwing' pattern [Gambar 3].
Gambar 3

Sebuah rontgen thoraks dan CT aksial menunjukkan gambaran 'batwing'


alveolar pulmonary edema. Temuan radiografi thoraks meliputi kekeruhan
bilateral yang memperpanjang dalam bentuk kipas keluar dari hilus dengan
batwing pattern. Dengan memburuknya edema alveolar, kekeruhan paru-
paru menjadi semakin homogen
 Dengan memburuknya edema alveolar, kekeruhan paru-paru
menjadi semakin homogen. Biasanya bronkus di perifer paru-
paru tidak terlihat karena kepadatan udara di dalam bronkus dan
parenkim paru sekitarnya. Namun, seiring dengan alveoli yang
berisi cairan dari edema atau infeksi paru (pneumonia), udara
bronkus dapat dengan mudah dilihat, penampilan yang dikenal
sebagai 'air bronchogram' [Gambar 4].
Gambar 4

Foto thoraks AP menunjukkan air space shadow yang luas di


seluruh paru kanan dan basis paru kiri karena alveolar
pulmonary edema dengan efusi pleura sekunder akibat gagal
jantung. Perhatikan air bronchograms di zona kanan atas, kadang
terlihat dengan gagal jantung kongestif
Pada pasien ini terdapat gambaran lobus bawah paru edema
bilateral. Alveoli dipenuhi dengan cairan sehingga bronkus
terlihat adanya air bronchogram. Kanan atas pada panah
menggambarkan sebuah air bronchogram prominen. Kanan bawah
adalah CT scan yang menunjukkan air bronchogram yang jelas.
• Air bronchogram berhubungan dengan gagal jantung
kongestif biasanya terlihat di lobus kanan atas. Dalam edema
paru karena gagal jantung, ukuran jantung sering membesar.
• Diagnosis edema paru tidak selalu mudah, dan pola atipikal
dapat muncul dan menghasilkan kesulitan diagnostik pada
temuan radiografi. radiografi atipikal pattern edema paru
termasuk unilateral, lobar, milier atau lower-zone edema,
dan pola distribusi tidak biasa atau asimetris lainnya
• Gagal jantung kongestif menyebabkan edema paru
kardiogenik biasanya merupakan hasil dari kegagalan
ventrikel kiri, yang pada akhirnya karena cardiac output
yang turun dan peningkatan tekanan hidrostatik vena paru.
• Umumnya terjadi kombinasi dari kegagalan pompa jantung
dan overload cairan yang akhirnya menjadi gagal jantung
kongestif .
• Radiografi thoraks merupakan alat diagnostik yang penting
dalam membedakan kelebihan cairan atau kegagalan
kongestif .
Perbedaan gambaran radiologis CPE dan non CPE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai