Anda di halaman 1dari 56

PENGUJIAN KAYU

BULAT RIMBA

Oleh :
Dewi Puspita, S.Hut
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
P.45/Menhut-II/2011 Tentang Pengukuran dan
Pengujian Hasil Hutan,
 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan No. P.2/VI-SET/2015 tentang Metoda
Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan,
 SNI 7533.1.2010 : Bagian 1. Istilah dan Definisi
Kayu Bundar,
 SNI 7533.2.2011 : Bagian 2. Pengukuran dan Tabel
Isi,
 SNI 7534.1.2010 : Bagian 1. Klasifikasi, Persyaratan
dan Penandaan Daun Bundar,
 SNI 7536.1.2010 : Bagian 1. Klasifikasi, Persyaratan
dan Penandaan Daun Jarum.
Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti pelajaran Pengujian Kayu
Bundar Daun Lebar, peserta diharapkan
mampu:
 Melaksanakan pengujian kayu bundar daun
lebar dengan metode yang benar
(standar);
 Menentukan mutu kayu bundar daun
lebar.
Kayu Budar
1. Daun Lebar = Kelas Dicotiledonae yg
termasuk subdivisi Angiospermae
SELAIN JATI
Pengujian kayu 2. Daun Lebar Lainnya = jenis pada
adalah suatu Lampiran H
kegiatan dalam 3. Daun Jarum = Agathis (Agathis spp.) dan
rangka menetapkan Pinus (pinus spp.)
jenis, menetapkan isi
(volume) dan
menetapkan mutu Klasifikasi
(kualita) kayu 1. Mutu P (Pertama)
2. Mutu D (Kedua)
3. Mutu T (Ketiga)
4. Mutu M** (Keempat)

* PerDirjen BUK Nomor P.2/VI-SET/2015 tentang Metode Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan
** Tidak terdapat dalam kayu bundar daun jarum
PENGERTIAN
 Kayu Bundar adalah bagian batang dan atau cabang dari
pohon, berbentuk bundar memanjang dengan ukuran
tertentu.
 Kayu Bundar Daun Lebar adalah jenis-jenis kayu dari
kelas Dicotiledonae yang termasuk subdivisi Angiospermae
selain jati.
 Kayu Bundar Daun Lebar Lainnya adalah kayu bundar
daun lebar yang jenisnya seperti tercantum pada Lampiran H.
 Kayu Bundar Besar (KBB) adalah kayu bundar dengan
ukuran diameter 30 (tiga puluh) cm atau lebih.
 Kayu Bundar Sedang (KBS) adalah kayu bundar dengan
ukuran diameter 20 (dua puluh) cm sampai dengan 29 (dua
puluh sembilan) cm.
 Kayu Bundar Kecil (KBK) adalah kayu bundar dengan
ukuran diameter kurang dari 20 (dua puluh) cm.
 Isi Kayu (I) : Hasil Pengukuran yang didapat dari hasil
pengukuran panjang dan diemeter dengan menggunakan
rumus tertentu.
 Isi Bersih (Ib) : Isi kayu bundar yang bebas dari cacat
bontos (Tb, Gr) dan cacat gubal (Gb, Lgb10bh/tmp)
dinyatakan dalam satuan meter kubik.
 Isi Sehat (Is) : Isi kayu bundar yang bebas dari cacat bontos
(Tb, Tr, Gr) dan cacat gubal (Gb, Gts, Lgb10bh/tmp) yang
dapat mengurangi isi, dinyatakan dalam satuan persen.
 Mutu Kayu : Kemampuan kegunaan kayu untuk tujuan
tertentu berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.
 Nilai Konversi (Nk) : Perkiraan hasil kayu gergajian yang
akan diperoleh dari kayu bundar.
 Pengukuran hasil hutan adalah kegiatan untuk
menetapkan jumlah, jenis, volume/berat hasil hutan.
 Pengujian hasil hutan adalah kegiatan untuk menetapkan
jumlah, jenis, volume/berat dan mutu hasil hutan.
 Persyaratan Cacat : Ketentuan-ketentuan/batasan –
batasan mengenai jenis, jumlah, ukuran, lokasi dan
penyebaran cacat yang dipergunakan dalam penetapan
mutu.
 Persyaratan Hasil : Ketentuan-ketentuan/batasan –
batasan mengenai besarnya persentase isi sehat atau
nilai konversi dalam penetapan mutu.
 Persiapan Pengujian:
Batang bebas banir, cabang dan ranting.
Bebas kulit, kecuali untuk jenis kayu yang mudah
terserang jamur biru dan kumbang ambrosia
Potongan batang siku dan rata.
 Prinsip Pengujian
Pengujian dilakukan dengan kasat mata (visual)
terhadap kecermatan penetapan jenis kayu, ukuran
dan penilaian cacat-cacat yang nampak.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pelaksanaan pengukuran dan pengujian hasil hutan
adalah:
 Melindungi hak-hak negara atas hasil hutan berupa pungutan Provisi
Sumber Daya Hutan (PSDH) dan/atau Dana Reboisasi (DR).
 Melindungi kepentingan masyarakat atas hasil hutan yang berkualitas
baik dari aspek ekologi maupun aspek ekonomi.
 Meningkatkan daya saing produk hasil hutan dan pengelolaan hutan
lestari.

Tujuan pelaksanaan pengukuran dan pengujian hasil hutan


adalah:
 Sebagai dasar perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH),
Dana Reboisasi (DR) dan/atau ganti rugi nilai tegakan.
 Untuk mengetahui perhitungan harga jual.
 Sebagai dasar perhitungan laba-rugi perusahaan dan upah/gaji
karyawan perusahaan.
 Sebagai dasar untuk menentukan kualitas dan umur tegakan pohon,
baik dari aspek ekonomi maupun aspek ekologi.
Persiapan Pengujian
 Setelah penebangan, banir, cabang, dan
ranting dipapras rata dengan badan,
kemudian dilakukan pembagian batang dan
atau cabang serta pengupasan kulit (kecuali
bagi jenis kayu yang mudah terserang oleh
jamur biru dan kumbang ambrosia).
 Pemotongan batang dilakukan siku dan rata.
 Untuk jenis kayu yang mudah terserang
jamur biru dan kumbang ambrosia, pada
kedua bontos dan bagian yang terbuka
dilaburi dengan bahan pencegah
Banir, cabang dan ranting dipapras rata dengan badan

Bagi batang/cabang

Kupas kulit

Letakan kayu sedemikian rupa untuk memudahkan pengukuran dan pengamatan cacat

Tentukan Jenis TABEL LAMPIRAN


*Kelas Sortimen
Ukur* Diameter
0 – 19 cm KBK
20 – 29 cm KBS
30 – cm KBB

Hitung Nilai Konversi Amati Cacat Hitung Isi Sehat


PELAKSANAAN PENGUJIAN
 Persiapan pengujian
 Penetapan Jenis
 Penetapan Ukuran

PENETAPAN MUTU
Sistem penetapan mutu terdiri dari perpaduan
antara persyaratan ukuran, persyaratan cacat
dan persyaratan hasil (isi sehat/nilai
konversi). Setiap unsur dari ketiga persyaratan
tersebut dinilai dan ditetapkan mutunya, kemudian
diambil mutu Terendah

PENANDAAN HASIL PENGUKURAN


Cacat Mutu Terendah

Petapan Mutu Hasil (Isi Sehat) Persen Isi Sehat

Hasil (Nilai Konversi) Nilai Konversi


PROSEDUR PERSYARATAN MUTU
BERDASARKAN PERSYARATAN CACAT

 Amati, ukur dan nilai cacat yang terdapat


pada kayu bundar. Baik cacat bentuk, cacat
badan maupun cacat bontos.
 Setelah cacat dinilai kemudian tentukan
mutu dari kayu bundar berdasarkan cacat
yang ada.
 Mutu kayu bundar adalah mutu yang
terendah.
PROSEDUR PERSYARATAN MUTU
BERDASARKAN PERSYARATAN HASIL
(ISI SEHAT)

 Periksa kayu bundar apakah mempunyai


cacat yang dapat mempengaruhi isi sehat
( Tr, Tb, Gr, Gb, Gts dan Lgb  10 bh/tmp)
 Apabila ada cacat tersebut, ukur diameter
dan atau tebal cacat.
 Hitung persentase cacat tersebut.
 Tentukan prosentase isi sehat kayu bundar
tersebut.
PERSYARATAN MUTU BERDASARKAN
PERSYARATAN HASIL (ISI SEHAT)
Penilaian isi sehat ditetapkan oleh besarnya persen isi sehat yang diakibatkan oleh
adanya isi yang tidak sehat, yaitu isi cacat (Ic)
Isi sehat dihitung dan ditetapkan dengan menggunakan rumus :

Isi Sehat ( IS) = 100 % - %Ic

Keterangan :
 Isi sehat dinyatakan dalam persen
 Ic adalah cacat dalam persen

Cacat yang dapat mempengaruhi isi sehat adalah : Teras rapuh (Tr), Teras Busuk (Tb),
Gerowong (Gr), Gubal busuk (Gb), Gubal tidak sehat (Gts) dan Lgb > 10 buah
/tmp .
Rumus :

IS = 100 % - % ( Tr/Tb/Gr + Gts/Gb/Lgb > 10bh/tmp)

 Cara menghitung % Tr menggunakan rumus sama dengan mencari % Tb/Gr .


 Cara menghitung % Gts menggunakan rumus sama dengan mencari % Gb
PROSEDUR PERSYARATAN MUTU BERDASARKAN
PERSYARATAN HASIL (NILAI KONVERSI)

 Buat gambar persegi pada salah satu bontos yang


menggambarkan perkiraan jumlah batang kayu
gergajian yang dapat dihasilkan dari kayu bundar
tersebut dengan ukuran tebal dan lebar minimum 5
cm x 10 cm untuk sortimen KBB dan panjang minimal
50 % dari panjang kayu bundar, serta menghasilkan
kayu gergajian yang tidak tolak uji, dengan tetap
memperhatikan bontos lainnya.
 Hitung jumlah gambar persegi/batang yang dapat
dihasilkan dan ukur perkiraan panjang yang dapat
digunakan, kemudian hitung isinya.
 Nk adalah perbandingan antara isi seluruh kotak
dengan isi kayu bundar dalam persen.
 Cacat yang dapat dihitung nilai konversinya adalah alur,
pecah yang tidak berhadapan,gerowong/busuk/rapuh,
pakah, pecah lepas/slemper dan lengar.
a

b
P’

Keterangan gambar:
a adalah lebar kotak
b adalah tebal kotak
p’adalah panjang kotak, kebetulan sama dengan panjang kayu (p)
Jadi:
Jumlah batang = 1 kotak (1 batang)
Panjang kotak > 50 % p

% Nk = a × b × p‘ ×100 𝑽𝒐𝒍 𝒈𝒂𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒈𝒊


% 𝑵𝑲 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
I 𝑰𝒔𝒊 𝒌𝒂𝒚𝒖 𝒌𝒐𝒕𝒐𝒓
Pernyataan Hasil Nilai Konversi
Persentase nilai konversi dihitung dengan
menjumlahkan isi seluruh kayu gergajian
yangdihasilkan dibagi dengan isi kayu bundar,
sesuai dengan rumus sebagai berikut:
%Nk=  (axbxp’) x 100%
I
Keterangan:
 Nk adalah nilai konversi, dinyatakan dalam persen;
 n adalah jumlah kotak atau batang yang bisa dihasilkan dari
kayu bundar;
 a adalah lebar batang kayu gergajian yang dapat dihasilkan;
 b adalah tebal batang kayu gergajian yang dapat dihasilkan;
 p’ adalah panjang batang kayu gergajian yang dapat dihasilkan;
 I adalah isi kayu bundar keseluruhan.
PENANDAAN HASIL PENGUKURAN

Penandaan hasil pengujian pada KBB:


 Nomor Kayu (nomor petak, nomor pohon, nomor
batang/potongan)
 Kode Jenis
 Ukuran panjang dan diameter
 Tanda Mutu Kayu

Penandaan hasil pengujian pada KBS/KBK:


 Ukuran panjang dan diameter
 Tanda Mutu Kayu
Tanda Mutu Pada kayu
Kayu Keterangan Sortimen Lampira Keteranga
Bundar n n
Daun Lebar Kayu bundar daun lebar KBK A.1 SNI
KBS dan KBB A.2 7534.1:2010

Kayu bundar daun lebar lainnya (Lampiran H) KBK A.3


KBS dan KBB A.4
Eboni (Diospyros spp.) KBK, KBS dan KBB B
Gmelina (Gmelina arborea) dan Akasia (Acacia spp.) KBK, KBS dan KBB C
Mahoni (Swietenis spp.) KBK D.1
KBS dan KBB D.2
Rasamala (Altingia excelsa) dan Puspa (Schima wallichii) KBK E.1
KBS dan KBB E.2
Sengon/Albizia (Paraserianthes falcataria/Albizia KBK, KBS dan KBB F
chinensis/Enterolobium spp.) dan Jabon (Anthocepalus
cadamba)
Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb.) KBK G.1
KBS dan KBB G.2
Daun Jarum Agathis (Agathis spp.) KBK, KBS dan A SNI
KBB 7536.1:201
Pinus (Pinus spp.) KBK, KBS dan B 0
KBB
No Nama No Nama No Nama Dagang No Nama Dagang No Nama Dagang No Nama Dagang
Dagang Dagang
1 Anggerit 16 Ekaliptus 31 Kedondong 46 Klumprit 61 Parak 76 Tales
hutan
2 Anggerung 17 Gadog 32 Kelat 47 Laban 62 Pasang 77 Talok
besar
3 Bayur 18 Gempol 33 Keledang 48 Laban bunga 63 Pasargunung 78 Tancang

4 Berasan 19 Gondang 34 Kelumpang 49 Lerak 64 Pilang 79 Tanjung

5 Binong 20 Gopasa 35 Kemiri 50 Lokus 65 Pulai 80 Tongi

6 Bintangur 21 Gula 36 Kenitu 51 Mangir 66 Putat gajah 81 Trembesi

7 Bungur 22 Hamerang 37 Keruing 52 Manii 67 Rambutan 82 Trenggulun

8 Cemara 23 Huru 38 Kesambi 53 Mara 68 Raja bunga 83 Walikukun


kacang
9 Cempaga 24 Iwil-iwil 39 Ketapang 54 Mareme 69 Rengas 84 Waru

10 Cempaka 25 Jambu 40 Ki beusi 55 Matoa 70 Riung anak 85 Wunut

11 Dadap bong 26 Johar 41 Ki soka 56 Medang 71 Saninten

12 Dahu 27 Katulampa 42 Kiharendong 57 Melur 72 Sawo kecik

13 Duabanga 28 Kaya 43 Kina 58 Meranginan 73 Solo

14 Dungun 29 Kecapi 44 Kitaniang 59 Nangka 74 Sonokembang

15 Durian 30 Kedo 45 Klampis 60 Nyatoh 75 Surian


A. PERSYARATAN MUTU KAYU
BUNDAR DAUN LEBAR
A.1. Kayu Bundar daun Lebar sortimen KBK
Kecuali :
 kayu bundar daun lebar lainnya (Lampiran H); dan
 kayu bundar daun lebar yang sudah ada SNI sendiri.

Mutu Sortimen KBK terdiri dari :


 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
Persyaratan Umum :
◦ Tidak diperkenankan ada Gerowong, Teras busuk dan
Lubang Gerek Laut (Lgl)
A. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR
A.2. Kayu Bundar daun Lebar sortimen KBS dan KBB
Kecuali :
 kayu bundar daun lebar lainnya (Lampiran H); dan
 kayu bundar daun lebar yang sudah ada SNI sendiri.

Mutu Sortimen KBK terdiri dari :


 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Lubang gerek laut (Lgl) tidak diperkenankan.
◦ Mks berdiameter < 5 cm dianggap bukan cacat.
◦ Retak dianggap bukan cacat.
◦ Lgk, Lgs pada bontos dianggap bukan cacat.
◦ Pecah busur (Peb), pecah gelang (Peg) pada gubal dianggap bukan
cacat.
A. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR
A.3. Kayu Bundar daun Lebar Lainnya sortimen
KBK (Daftar Jenis Kayu Mengacu Pada Lampiran H)
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 3 cm dianggap bukan cacat.
◦ Gubal yang tidak jelas batas antara gubal dengan
terasnya, dianggap bukan cacat
◦ Alur dianggap bukan cacat.
A. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR
A.4. Kayu Bundar daun Lebar Lainnya sortimen
KBS dan KBB (Lampiran H)
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 5 cm dianggap bukan
cacat.
◦ Gubal yang tidak jelas batas antara gubal dengan
terasnya, dianggap bukan cacat.
B. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS EBONI ( Diospyros spp.)

Mutu terdiri dari :


 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mata kayu sehat yang berdiameter kurang dari 3
cm dianggap bukan cacat.
C. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS GMELINA ( Gmelina
arborea) DAN AKASIA (Acacia spp.)
Mutu terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
Persyaratan Umum :
◦ Lubang gerek kecil dan lubang gerek sedang
dianggap bukan cacat.
◦ Kesilindrisan dan kebundaran tidak dipersyaratkan.
◦ Gubal untuk jenis kayu gmelina tidak
dipersyaratkan.
D. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS MAHONI (Swietenia
spp.)
D.1. Kayu Bundar daun Lebar Jenis Mahoni
sortimen KBK
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 3 cm dianggap bukan
cacat.
D. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS MAHONI (Swietenia
spp.)
D.2. Kayu Bundar Daun Lebar Jenis Mahoni
sortimen KBS/KBB
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 5 cm dianggap bukan
cacat.
E. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR RASAMALA (Altingia excelsa)
DAN PUSPA (Schima wallichii)
E.1. Kayu Bundar Daun Lebar Jenis
Rasamala dan Puspa sortimen KBK
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter < 3 cm dianggap
bukan cacat.
E. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR RASAMALA (Altingia excelsa)
DAN PUSPA (Schima wallichii)
E.2. Kayu Bundar Daun Lebar Jenis
Rasamala dan Puspa sortimen KBS/KBB
Mutu Sortimen KBS/KBB terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 5 cm dianggap
bukan cacat.
F. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR DAUN
LEBAR JENIS SENGON/ALBISIA (paraseanthes
falcataria/ Albizia chinensis/ Enterolobium spp.) DAN
JABON (Anthocepalus cadamba)

Mutu terdiri dari :


 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 3 cm dianggap bukan
cacat.
◦ Uter-uter tidak diperkenankan.
◦ Untuk sortimen KBK, kesilindrisan tidak
dipersyaratkan
G. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS SONOKELING
(Dalbergia latifolia Roxb)
G.1. Kayu Bundar Daun Lebar Jenis Sonokeling
sortimen KBK
Mutu Sortimen KBK terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 3 cm dianggap bukan
cacat.
G. PERSYARATAN MUTU KAYU BUNDAR
DAUN LEBAR JENIS SONOKELING
(Dalbergia latifolia Roxb)
G.2. Kayu Bundar Daun Lebar Jenis Sonokeling
sortimen KBS/KBB
Mutu Sortimen KBS/KBB terdiri dari :
 Mutu Pertama :P
 Mutu Kedua :D
 Mutu Ketiga :T
 Mutu Keempat :M
Persyaratan Umum :
◦ Mks yang berdiameter ≤ 5 cm dianggap bukan
cacat.
LAMPIRAN A – DAUN JARUM JENIS AGATHIS
Persyaratan Umum : Kesilindrisan dan kebundaran tidak dipersyaratkan
Persyaratan Khusus :
LAMPIRAN B – DAUN JARUM JENIS PINUS
Persyaratan Umum : Kesilindrisan dan retak tidak dipersyaratkan
Persyaratan Khusus :
Terima Kasih
CONTOH SOAL

1. Diketahui sebatang kayu bundar daun lebar jenis meranti merah


dengan ukuran sebagaimana tertera pada gambar sebagai berikut :
5 CM

Pe = 105 cm

Pe = 80 cm Pe = 75 cm

P = 6,78
d1 = 97 cm
d2 = 107 cm
d3 = 100 cm
d4 = 115 cm

ditanya:
~ Berapakah isi/ volume bersih?
~ Termasuk mutu/ kualita berapa kayu tersebut?
11/12/2019 55
Penyelesaian :
I. Ukuran :
P’ = 6,78 M = 6,70 M  masuk kualita P
du = (97+107)/2= 102cm dp = (100+115)/2 = 107,5= 107 cm
d = 102 + 107 = 104,5 = 104 cm  masuk KBB
2
IK = 0.7854 x 1042 x 6,70 = 5,69 M3
10.000
II. Cacat bentuk dan keadaan umum
a. Kelurusan = 5 cm x 100% = 0,75% , ≤ 1%p  masuk kualita P
670 cm
b. Kesilindrisan = 107-102 x 100% = 0,75%, Si ≤ 1%p  masuk kualita P
670
c. Kebundaran = (97/107)x100% = 90,65%, Br ≥ 90%
(100/115)x100% = 86,95%, Hbr ≥ 80% - <90%  P
III. Cacat badan
% Pe = 105 + 80 +75 x 100% =38,81 %, ≤ 50%p  masuk kualita D
670

IV. Cacat Bontos


-
V. IS = 100%
Kayu tersebut masuk kualita D karena % pecah lebih besar dari 25%P

Anda mungkin juga menyukai