Anda di halaman 1dari 36

Laporan “Field Study”

PT. Pindad Enjiniring Indonesia (PEI)


Unit Isian Pendorong Pokok (IPP)

Kelompok 12

PUBLIC HEALTH 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
Anggota Kelompok

Widyawati Hunta 21601101100


Shabrina Yasyfi Hanifah 21601101101
Nurma Aulia Urrohma 21601101102
Zahra Tazkiya Nurul H. 21601101103
Nanda Yunita Ayu F. 21601101106
Sofia Nissa Auliya 21601101107
Faiqo Nabila 21601101108
Mohammad Alfian A. A. 21601101109
Juvinta Diva Fabiola 21601101110
Chusnul Kotimah 21601101111
PT. PINDAD
Enjinering Indonesia
Pendahuluan
01 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Laporan
“Field Study”

02 Temuan “Field Study”

03 Hasil Diskusi

Penutup
04 Kesimpulan dan Saran
Pendahuluan
Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan upaya yang harus dikelola dengan baik
dalam suatu perusahaan atau industri (ILO,2013). Menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan para pekerja dari potensi bahaya di
lingkungan tempat kerja sehingga tercipta kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan
proses produksi menjadi lancar sehingga dapat menekan risiko kerugian.
K3 perlu diterapkan dengan baik di dunia perusahaan atau industri guna mencegah
kecelakaan kerja serta penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan, karena setiap tahun
terdapat lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja
menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal
akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja (ILO,2013).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Manajemen Organisasi PT.
Pindad Enjiniring Indonesia ?

2. Apakah jenis Industri dari PT. Pindad


Enjiniring Indonesia ?

3. Bagaimana Pengelolaan industri PT.


Pindad Enjiniring Indonesia ?

4. Bagaimana Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pindad
Enjiniring Indonesia ?
Rumusan Masalah
5. Apa saja faktor risiko potensi bahaya di
lingkungan kerja PT. Pindad Enjiniring
Indonesia ?

6. Bagaimana upaya pengendalian


potensi bahaya di lingkungan kerja PT.
Pindad Enjiniring Indonesia ?

7. Bagaimana Prevalensi PAK, PAHK, dan


Kecelakaan Kerja di lingkungan Kerja PT.
Pindad Enjiniring Indonesia ?
Tujuan dan Manfaat
TUJUAN “FIELD STUDY”
1. Untuk Mengetahui Manajemen Organisasi
PT. Pindad Enjiniring Indonesia.

2. Untuk Mengetahui jenis Industri dari PT.


Pindad Enjiniring Indonesia.

3. Untuk Memahami Pengelolaan industri PT.


Pindad Enjiniring Indonesia.

4. Untuk Memahami Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT.
Pindad Enjiniring Indonesia.
Tujuan dan Manfaat
TUJUAN “FIELD STUDY”
5. Untuk Mengetahui faktor risiko potensi
bahaya di lingkungan kerja PT. Pindad
Enjiniring Indonesia.

6. Untuk Memahami upaya pengendalian


potensi bahaya di lingkungan kerja PT.
Pindad Enjiniring Indonesia.

7. Untuk Mengetahui Prevalensi PAK, PAHK,


dan Kecelakaan Kerja di lingkungan Kerja PT.
Pindad Enjiniring Indonesia.
Tujuan dan Manfaat
MANFAAT “FIELD STUDY”

1. Dapat Menambah wawasan


tentang sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja di industri PT. Pindad
Enjiniring Indonesia.

2. Dapat menambah pengetahuan


tentang prinsip dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan
perkembangannya dalam
penerapannya pada Kedokteran
okupasi atau kesehatan kerja
Temuan “Field Study”
Insert the Sub Title of Your Presentation
PT. Pindad Enjinering Indonesia
Data Umum Perusahaan
PT Pindad (Persero) adalah perusahaan industri dan manufaktur yang
bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia
dan memperkerjakan sekitar 3000 karyawan. Pada 22 Desember
2014, PT Pindad (Persero) berubah status menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) pada tanggal 29 April 1983, kemudian sempat beralih
kepemilikan, akan tetapi tahun 2002 beralih status kembali dan tetap
dibawahi pengelolaan kementrian BUMN sampai dengan sekarang.
Saat ini proses produksi PT. Pindad dilaksanakan di 2 tempat
Lokasi Tempat Produksi

1. Divisi Amunisi di Turen Kabupaten Malang, Jawa Timur.


Pabrik ini menempati lahan seluas 160 hektar.

2. Divisi Senjata, Divisi Mekanikal, Divisi Elektrikal, Divisi


PT. PINDAD Forging & Casting, Unit Bisnis Toko Perlengkapan, Unit
Bisnis Stamping, dan Unit Bisnis Laboratorium, yang
ENJINERING semuanya ditempatkan di Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Komplek ini menempati lahan seluas 66 hektar.
INDONESIA Khusus Direktorat Produksi Militer, mempekerjakan
1.546 karyawan yang terdiri dari 1.072 karyawan di
DIVISI pabrik dan 474 karyawan di bagian Staff.
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Pindad Enjinering Indonesia (PEI)
Profil Tenaga Kerja
Jenis Industri dan Pengelolaan

PT Pindad Enjinering Indonesia (PT PEI) merupakan anak perusahaan dari PT Pindad, dimana PT Pindad
sendiri adalah perusahaan yang bergerak pada pembuatan peralatan militer dan non militer serta bergerak
dalam layanan jasa. PT Pindad mengerjakan pembuatan peralatan militer seperti senjata dan berbagai
jenis produk munisi. Sedangkan anak perusahaannya sendiri adalah PT Pindad Enjinering Indonesia
merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan peralatan pendukung kegiatan militer, beberapa
produk yang dihasilkan adalah Pelor gapura dengan berbagai ukuran kaliber, kemudian bom mortir latih
dan peralatan pendukung senjata seperti digunakan pada clip penarik peluru senjata, pembuatan alat
untuk membawa kotak munisi plastik dan pembuatan tali pengangkat kotak munisi bukan hanya itu saja
tetapi PT Pindad Enjiniring Indonesia juga memproduksi IPT ( Isian Pendorong Tambahan). Untuk
layanan jasa dari PT Pindad Enjinering Indonesia seperti hotel dan jasa transportasi.
Program K3 pada Perusahaan

Pengenalan, pengujian,
Pelatihan dan
pengendalian potensi bahaya Pemantauan lingkungan kerja Penyusunan NAB
di lingkungan kerja Informasi lingkungan kerja
Program K3 pada Perusahaan

Koordinasi dan kerjasama


Riset kedokteran atau Pembuatan label dan dengan unit lain
Kesehatan serta Tanda peringatan di perusahaan, instasi atau
profesi lain
Identifikasi Faktor Resiko
Kategori A
Potensi bahaya yang mengakibatkan dampak risiko jangka
panjang pada kesehatan

Kategori B
Keselamatan Listrik, Penanggulanagan Kebakaran,
Keselamatan Kerja Pada Pesawat/Peralatan/Permesinan
Produksi

Kategori C
Risiko terhadap kesejahteraan atau kenyamanan (Air Minum,
Ruang makan, Kantin, Kamar Mandi)

Kategori D
Risiko pribadi dan psikologis (Penganiyayaan dan pelecehan
Seksual)
Faktor Resiko Kategori A
Faktor Kimia
Aseton bersifat mudah terbakar,
menimbulkan iritasi bila terkena mata
dan kulit, serta berbahaya apabila
terhirup dan tertelan. Faktor Kimia

Faktor Fisik
Pencahayanaa, Getaran Iklim
Faktor Biologi Faktor Biologi
Faktor Fisik
Higenitas tempat kerja dan kamar
mandi yang kurang bersih.

Option A Option A
Faktor Psikososial
Get a modern Get a modern Shift Kerja lebih dari 8 jam
PowerPoint PowerPoint
Faktor Ergonomi
Posisi duduk yang dapat menyebabkan
Low Back Pain.
Upaya Pengendalian Potensi Bahaya di Lingkungan
Kerja Perusahaan

Eliminasi Substitusi Pengendalian Teknik Pengendalian APD


Administratif
bersifat permanen dan mengganti bahan-bahan
harus dicoba untuk dan peralatan yang • Pemasangan kipas • Air minum untuk • Menggunakan tutup
diterapkan sebagai bahaya dengan bahan- angin dan general mencegah dehidrasi telinga (ear muff)
prioritas utama dengan bahan dan peralatan yang exhauster. selama bekerja. biasanya lebih efektif
menghilangkan suatu kurang berbahaya atau • Memasang alat • Jarak antar pekerja satu daripada penyumbat
bahan/tahapan proses lebih aman pelindung mesin dengan yang lain. telinga (ear plug).
bahaya (mechine guarding). • Pembentukan shift • Kacamata pelindung,
kerja. • Perlindungan
• Pelatihan karyawan. pendengaran,
• Pelindung wajah,
Respirator, Sarung tangan.
Prevalensi Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat
Hubungan Kerja, dan Kecelakaan Kerja di Lingkungan
Kerja Perusahaan

Tindakan Karyawan yang tidak aman

Kondisi kerja tidak aman


Tindakan Karyawan
yang tidak aman
Kondisi Kerja Tidak aman
HASIL DISKUSI
Pengamatan Potensi Bahaya

A B C D
Risiko terhadap Resiko Pribadi
RESIKO JANGKA Resiko Langsung kesejahteraan atau dan Psikologis
PANJANG kesehatan sehari-hari
1. Penggunaan Bahan 1. Peletakan Kabel
Kimia Aceton baik
2. Suhu Ruangan panas 2. Mesin tak banyak 1. Kamar Mandi 1 unit Pekerjaan Monoton.
3. Posisi Duduk Yang tidak digunakan 2. Tidak ada p3K
ergonomis 3. Adanya APAR 3. Ada galon air namun
4. Exhoust Fan hanya 1 4. Terdpat banyak peletakan tidak
5. Getaran dan kebisingan box pada unit ini sesuai
di tempat kerja akibat
mesin
6. Kurangnya kesadaran
Penggunaan APD
Pengamatan Potensi Bahaya

Resiko Pribadi
dan Psikologis

Resiko Langsung Risiko terhadap


kesejahteraan atau
kesehatan sehari-hari

RESIKO JANGKA
PANJANG
Penerapan K3
oleh PT. Pindad
Hasil pengamatan pada PT Pindad Enjiniring
Indonesia berdasarkan penerapan program
keselamatan dan kesehatan khusunya pada unit
pembuatan Isian Pendorong Pokok antara lain :

Penyediaan Pemeriksaan Pelabelan dan


APAR dan Awal, Pemberian Pembekalan
APD Profilaksis, Pengoperasian
Pemenuhan Gizi
Permasalahan Kesehatan Pekerja

Adapun permasalahan kesehatan yang kami temukan pada perusahaan ini kebanyakan
berupa pusing (sakit kepala) yang dirasakan oleh pekerja unit pembuatan Isian Pendorong
Pokok (IPP). Pada unit IPP permasalahan kesehatan terjadi karena terhirupnya bahan
kimia aseton dan NC yang digunakan untuk pembuatan produksi IPP. Selain itu,
permasalahan kesehatan tersebut dapat juga disebabkan oleh stressor pekerjaan, yakni
salah satunya duduk dalam jangka waktu yang lama selama proses pembuatan, pekerjaan
yang dilakukan mononton, dan beban kerja untuk mencapai stock pengiriman yang telah
ditentukan. Hal-hal tersebut mungkin dapat mengakibatkan pekerja bosan bahkan stress
dan juga lelah. Sehingga, para pekerja mudah terserang sakit kepala.
Upaya Pengendalian
Berdasarkan Faktor
Resiko
Faktor Biologis
Pada Unit Isian Pendorong Pokok (IPP) masalah biologi yang sangat
mengganggu produktivitas pekerja adaalah higine kamar mandi yang
cukup kotor dan dapat mengganggu produktivitas pekerja, dimana hal
ini belum diatasi sama sekali oleh pihak PT.Pindad

Faktor Fisik
kebisingan mesin dan getaran mesin jahit dan mesin press, dimana untuk
kebisingan mesin pada unit ini tidak diatasi karena dirasa kebisingan masih
dinggap tidak terlalu parah menurut pihak PT.Pindad namun kami sebagai
pengamat merasa bahwa kebisingan tersebut cukup mengganggu dan
memerlukan APD berupa alat peredam suara,

Getaran Mesin  Diatasi dengan penggunaan sarung tangan


Faktor Kimia
Penggunaan Aceton  atasi dengan APD masker dan sarung tangan

Faktor Ergonomis
Posisi Duduk yang dapat menyebabkan LBP  tidak diatasi

Faktor Psikologis
Jam Kerja pekerja yang panjang  Atasi dengan Shift
pekerja
Harapan sebagai Dokter Okupasi pada Pengendalian
Potensi Bahaya di Lingkungan Kerja Perusahaan

Eliminasi Substitusi Pengendalian Teknik Pengendalian APD


Administratif
• Untuk mengatasi • Penambahan ventilasi pada
bahaya potensi getaran • Pemasangan kipas Mengurangi mobilisasi • Alat Peredam Suara
unit IPP guna mengatasi
pada mesin angin dan general pekerja dengan membuat dan Getaran
agar jalur pertukaran udara
pengepresan dan exhauster. jarak antara pekerja lebih
lebih baik, sehingga ruangan
pencelupan bahan ke dekat agar pekerja bias
tidak panas dan pekerja
dalam aseton dapat di • Memasang alat lebih efektif
merasa lebih nyaman.
eliminasi dengan pelindung mesin
menggunakan mesin. (mechine guarding).
• Melakukan pengencekan
Hal ini dapat setiap mesin unit tersebut
mengurangi resiko sebelum produksi, serta
bahaya pada pekerja memastikan pekerja telah
memahami benar bagaimana
• Mengurangi kebisingan cara pengoprasian mesin
dengan mengganti mesin tersebut
model mesin yang baru
PENUTUP
Kesimpulan
PT. Pindad Enjiniring Indonesia merupakan perusahan
manufaktur yang menerapkan sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja serta penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan.

Pada proses field study ditemukan beberapa potensial


bahaya berupa faktor fisik (iklim kerja yang relatif panas,
penerangan yang kurang, kebisingan < 85dB dan getaran
sekitar 5 meter/detik2) ,faktor kimia (zat kimia cair seperti
aseton), faktor ergonomi, keselamatan listrik dan
sebagainya.

Upaya pengendalian potensi bahaya di lingkungan kerja


dilakukan dengan eliminasi, substitusi, pengendalian
teknik, pengendalian administratif dan penyediaan alat
pelindung diri. Selain itu, terdapat potensi terjadinya
kecelakaan kerja akibat adanya kondisi kerja yang tidak
aman maupun tindakan karyawan yang tidak aman
seperti tidak mengenakan APD yang telah disediakan.
Dokumentasi Field Study PT. Pindad Enjiniring Indonesia
Sumber :

International Labour Organization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja (Sarana untuk
Produktivitas). Modul 5. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : ILO

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan


Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Tenaga Kerja
Dankeschön

Anda mungkin juga menyukai