Disusun oleh:
Syella Trianuary 102012421
Tommy Darmasaputra 102012425
Yudha Adi Pradana Djatioetomo 102012436
Agnes Yuditha Putriningtyas 102012450
Josephine Talitha Getruide Yvette Laksono 102012457
Ari Matea 102012464
Oldi Nelson Patadungan 102012473
Muhammad Nur Syaiful Bin Mohidin 102012490
Filzah Atikah Binti Johamin 102012491
Ariff Kamal Khairi Bin Zulkafli 102012501
1
Daftar Isi
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pengamatan
I.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Manfaat Pengamatan
Bab II. Tinjauan Kepustakaan
II.1. Definisi
II.2. Etiologi
II.3. Klasifikasi
II.4. Dampak
Bab III. Hasil Plant Survey
III.1. Pendahulan
III.2. Materi
III.2.1. Obsevasi
III.2.2.Pengukuran
III.2.3. Data Sekunder
Bab IV. Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
2
Bab I
Pendahuluan
3
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
para pekerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,
memberi penyuluhan kepada setiap karyawan mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung
diri, mematau lingkungan kerja, dan memberikan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan
setiap karyawannya.
4
Mengetahui faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja seperti
penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, air, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar/radiasi, serta suara dan getaran.
Mengetahui pentingnya penyelidikan menggunakan alat teknis untuk mengurangi faktor
resiko terjadinya kecelkaan kerja.
Mengetahui tingkat kesadaran perusahaan terhadap keesehatan dan keselamatan para pekerja.
5
3. Manfaat bagi mahasiswa:
Memahami tugas dokter perusahaan.
Dapat mengetahui proses pengelolaan bahan baku, pembuatan, cakupan pemasaran di PT.
Platindo Cipta Raya.
Dapat menyaksikan langsung di lapangan dan memahami apa yang telah dipelajari pada teori
kedokteran okupasi.
6
Bab II
Tinjauan Kepustakaan
II.1. Definisi
Kesehatan kerja ialah upaya kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mepersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan
tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat
berproduksi maksimal.1
Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan. Dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkunagnnya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.1
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang terjadi secara tidak diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
pekerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan dari
yang paling ringan sampai yang paling berat.1
II.2. Etiologi
Penyebab kecelakaan kerja antara lain:1
1. Alat kerja
Keadaan alat kerja yang unsafe condition dan unsafe action.
2. Lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja yang tidak atau kurang memenuhi persayaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
Keadaan lingkungan kerja yang unsafe condition seperti ventilasi udara yang kurang,
penerangan yang kurang, intensitas bising yang melebihi ambang batas tanpa adanya
usaha untuk pengurangan intensitas seperti peredam bunyi dan APD (Alat Pelindung
Diri)
3. Faktor manusia, yang meliputi:
Kecenderungan untuk celaka
7
Pendidikan dan pengalaman
Keterampilan
Sikap terhadap keselamatan/komunikasi seperti menggunakan APD sesuai dengan
standar yang berlaku. Apabila terjadi sesuatu terhadap alat kerja dapat berkomunikasi
dengan supervisor untuk mendapat tindakan lebih lanjut.
II.3. Klasifikasi
Penyakit akibat kerja digolongkan menjadi dua yakni:1
1. Penyakit akibat kerja timbul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis, atau psikososial
di tempat kerja.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit ini adalah penyakit dengan faktor
tempat kerja yang dapat dikaitkan sebagai penyebab timbulnya penyakit namun tidak
merupakan faktor resiko setiap kasus. Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat umum.
3. Penyakit yang bukan akibat kerja. Penyakit ini timbul karena pajanan dari luar dan bukan
berasal dari pajanan pada tempat kerja.
o Suhu
8
Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim.
Pada paparan suhu panas terus menerus dapat menyebabakan heat fatique, heat rash, heat
syncope, heat cramps, heat exhaustion, hingga heat stroke.2,3
o Getaran
Getaran merupakan salah satu pajanan yang tidak dapat dihidari apabila seseorang bekerja
di suatu pabrik, misal pada penggunaan forklift. Sumber dari pada suatu pabrik dapat
berupa mesin yang digunakan itu sendiri. Efek yang dapat timbul dari paparan vibrasi terus
meneurs yakni motion sickness, penglihatan kabur, kelelahan dan ketidaknyamanan, dan
hand-arm viration.2
o Bising
Bising merupakan suara yang tidak dikehendaki. Intensitas bunyi yang dijadikan standar
paparan maksimal yakni 85DB(A) selama 8 jam. Ketika melebihi ambang tersebut, maka
semakin lama seseorang kana mengalami ketulian sementara yang pada akhirnya menjadi
tuli permanen (NIHL (Noise Induced Hearing Loss).2,3
o Radiasi elektromagnetik
Kimia
Contoh pajanan kimia yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain las (welding),
benzen, timbal, mangan,arsen, fluor, alkohol, kromium, dan berbagai bahan kmia lainnya.efek
yang dapat terjadi pada kesehatan seperti pada pajanan benzene seseorang akan mangalami
iritasi pada mata dan membrana mukosa saluran nafas, supresi sumsum tulang.4
Biologis
Contoh faktor biologis yakni berupa jamur, virus dan bakteri yang mungkin dapat menjadi
salah satu sumber infeksi atau alergi bagi para pekerja.2,3
Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang
mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Posisi tubuh dalam suatu
pekerjaan ditentuakn sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Berbagai dapak yang dapat
9
terjadi pada pelaksanaan ergonomi yang tidak benar seperti penyakit neuromuskuloskeletal
yakni low back pain.2
Psikologis
Psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Seseorang
memiliki banyak tekanan akan menurunkan produktivitas kerjanya.
Bab III
10
Hasil Plant Survey
I. Pendahuluan
1. Nama perusahaan : PT Platindo Cipta Raya
2. Alamat : Jln Raya Serang Km.9, Desa Kadu, Curug-Tangerang
3. Berdiri pada tanggal : 18 November 1993
4. Lingkungan sekitar perusahaan :
Lingkungan sekitar perusahaan merupakan lingkungan daerah industri. Banyak kendaraan
bermotor yang melewati daerah tersebut dan rumah-rumah warga yang berdekatan dengan
pabrik
5. Jumlah karyawan : Bag.produksi = laki-laki 37 orang, perempuan 0 orang
Bag.penunjang = laki-laki 23 orang, perempuan 7 orang
6. Bidang / jenis usaha : engineering company / pemasok peralatan industri
II. Materi
A. Observasi
1. Bahan Baku : stainless steel dan carbon
2. Hasil Akhir : - High speed dissolver & mixer
- Powder mixer
- Process & storage tanks
- Painting line equipment
- Engineered products, seperti: customized machinery, hydromechanical
equipment, handling equipment, cranes & conveyor, agricultural
equipment, dan condenser, heat exchanger & reactor.
11
Customer
Sales
Finance
Marketing
Work Order
Produksi
Quality Control
Gudang
4. Pajanan potensial :
12
Gangguan
No Bagian Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi kesehatan /
kecelakaan kerja
1 Storage Bising - Posisi Target - Muscle fatigue
Panas berdiri pencapaian - Low back pain
Getaran produksi - Pneumokoniosis
produk - Noise induced
hearing loss (NIHL)
2 Assembling Bising Las - Posisi Target - Noise induced
Panas (welding) duduk pencapaian hearing loss
Cahaya dari Bau produksi
las argon welding produk
fume
Gas argon
3 Welding Bising Bau - Posisi Target - Low back pain
Panas welding berdiri penca- - Noise induced
Cahaya dari fume paian hearing loss
las argon Gas argon produksi - Luka gores akibat
produk kurang hati-hati
- Pneumokoniosis
4 Grinding Bising Cutting oil - Posisi Target - Luka gores
Panas berdiri penca- - Low back pain
paian - Pneumokoniosis
produksi - Noise induced
produk hearing loss
- Dermatitis kontak
5 Finishing Bising Welding - Posisi Target - Luka gores
Panas fume duduk penca- - Low back pain
paian - Pneumokoniosis
produksi - Noise induced
produk hearing loss
13
5. Faktor resiko kesehatan pada pekerja
6. Lingkungan di dalam pabrik :
Terdapat ventilasi, namun exhaust fan tidak dinyalakan. Kotak P3K ada, alat pemadam
kebakaran ada, tata letak barang ada sampah bagian material dan non material ada sedikit
yang tercampur, pada waktu melakukan las ada tabung besar yang las dilakukan lewat
dalam namun tabung besar itu hanya disangga dengan tong sampah.
B. Pengukuran
1. Hasil pengukuran bising > 85 db.
2. Data pengukuran sebelumnya (-).
C. Data Sekunder
1. Angka kesakitan atau dugaan PAK pertahun = belum ada kejadian
2. Angka kecelakaan kerja pertahun = Januari-Oktober 2015 12 orang. Kecelakaan kerja
mayoritas disebabkan karenea tergores akibat proses pemotongan
3. Angka absensi karyawan perbulan
4. Adakah SMK3, termasuk P2K3? Ada namun belum maksimal karena masih pada tahap
pengembangan.
5. Adakah penyuluhan/seminar/pelatihan bidang K3? Tidak ada. Hanya informasi kesehatan
dalam bentuk poster
Tugas
Bab IV
Pembahasan Hasil Observasi
Dalam setiap usaha yang dijalankan, pasti sering terdapat masalah-masalah yang tidak
dapat dihindari. Bahkan terkadang masalah-masalah tersebut tidak kita perhatikan. Pada tanggal
19 Oktober 2015, kami mahasiswa dari Universitas Kristen Krida Wacana melakukan
14
perkunjungan kesalah satu pabrik didaerah Cikupa, yaitu PT. Platindo Cipta Raya. Pada
kunjungan kami ke PT Platindo Cipta Raya kami mendapatkan ada beberapa masalah utama
yang terdapat di perusahaan tersebut, yaitu:
1. Kurangnya kesadaran atau kurangnya kepatuhan dari karyawan dalam penggunaan APD.
Misalnya penggunaan ear plug pada area dengan kebisingan tinggi (85 db). Contoh lain
misalnya penggunakan masker pada pekerjaan mesin bubut. Hal tersebut penting untuk
melindungi pekerja agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru. Para
pekerja sering lupa menggunakan alat pelindung saat bekerja, sehingga dampaknya akan
merugikan pekerja itu sendiri dan juga perusahaan.
2. Kurangnya higiene di lingkungan pekerjaan dan tempat makan. Area sekitar tempat makan
banyak debu serta ada salah satu kamar mandi yang tidak tersedia sabun.
3. Jalur evakuasi yang kurang memadai terutama dibagian belakang karena pintu evakuasi
hanya dapat dilewati satu orang saja dan terdapat hambatan didepan pintu darurat bagian
belakang sehingga bila keluar cukup membutuhkan waktu untuk evakuasi.
1. Pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) perlu ditingkatkan dengan
menetapkan seseorang untuk menjadi pengawas harian yang khusus bekerja untuk memeriksa
keamanan dan apakah pemakaian APD pada setiap pekerja sudah sesuai aturan atau tidak. Jika
tidak, maka perlu dapat diberlakukan sanksi bagi pekerja tersebut berupa surat peringatan (SP)
pertama sampai sampai yang SP ketiga. Jika peraturan penggunaan APD tidak juga diterapkan
atau dilakukan oleh pekerja tersebut, maka perusahaan mau tidak mau dapat memberikan
sanksi yang lebih berat misanya berupa pemecatan dan sebagainya.
2. Berikutnya mengenai hygiene. Tempat dimana para pekerja biasanya makan sangat dekat
dengan tempat proses produksi, sehingga debu-debu atau sisa dari bahan yang digunakan
sangat mudah mengkontaminasi makanan yang dimakan para pekerja. Mungkin sebaiknya
perusahaan menyediakan area kantin yang jaraknya cukup berjauhan dari area produksi,
sehingga makanan yang dimakan oleh pekerja sangat kecil kemungkinannya untuk
terkontaminasi.
3. Selanjutnya mengenai jalur evakuasi. Kami memberi saran agar jalur evakukuasi mungkin
harus diperbesar lagi, agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan para pekerja dan pegawai
dapat menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi yang tersedia.
Bab V
Kesimpulan
Secara umum sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT Platindo Cipta
Raya sudah cukup baik. Di setiap pabrik sudah terdapat berbagai poster mengenai pentingnya
15
penggunaan APD (alat pelindung diri) sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dan
memiliki first aider yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama ketika ada pekerja
yang mengalami kecelakaan ketika bekerja. Namun, kami melihat adanya beberapa pegawai
yang tidak mengenakan APD, kurangnya hygiene pada tempat makan siang, serta kurangnya
jalur evakuasi.
Pada kebisingan lebih dari 85 dB seseorang hanya boleh terpapar selama 8 jam per hari.
Dalam hal ini PT. Platindo Cipta Raya sudah menerapkan penggunaan APD yang baik dan benar
sesuai dengan derajat kebisingan pada setiap bagian. Namun beberapa petugas kami dapati ada
beberapa yang tidak memakai ear plug / muff.
Dalam gizi para pekerja, PT Platindo Cipta Raya memiliki kantin di tengah-tengah pabrik
yang dapat memuat para pekerja. Makan yang disediakan di kantin juga telah diperhatian sesuai
dengan kebutuhan kalori tiap pekerja. Namun tempat makan yang tersedia kurang bersih karena
masih satu tempat dengan tempat bekerja masih terpapar oleh debu dan bising.
Pada penempatan jalur evakuasi didapati jalurnya masih kurang besar dan didapati
hambatan saat akan keluar hal itu akan memakan waktu yang tidak sedikit karena pada saat
tertentu orang akan panic.
Saran yang bisa kami beri antara lain diperketat dalam menggunakan APD, penyediaan
kantin dengan tempat yang lebih nyaman dan bisa digunakan untuk istirahat, serta untuk jalur
evakuasi mungkin bisa dicarikan solusi agar bisa lebih mudah mengakses jalur evakuasi.
Daftar Pustaka
1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedoteran kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h.1-5.
16
2. Levy SB, Wegman DH, Baron SL, Sokas RK. Occupational and environmental
health,recognizing and preventing disease and injury,5th Ed, Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.p.312-9
3. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta: Sagung Seto;
2009.h.116-50.
4. World Health Organization. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; EGC.h.125-30, 169, 174-8.
5. Keselamatan dan kesehatan kerja. Diunduh dari:
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/
publication/wcms_237650.pdf
17