Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kunjungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT Platindo Cipta Raya

Disusun oleh:
Syella Trianuary 102012421
Tommy Darmasaputra 102012425
Yudha Adi Pradana Djatioetomo 102012436
Agnes Yuditha Putriningtyas 102012450
Josephine Talitha Getruide Yvette Laksono 102012457
Ari Matea 102012464
Oldi Nelson Patadungan 102012473
Muhammad Nur Syaiful Bin Mohidin 102012490
Filzah Atikah Binti Johamin 102012491
Ariff Kamal Khairi Bin Zulkafli 102012501

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat

1
Daftar Isi

Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pengamatan
I.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Manfaat Pengamatan
Bab II. Tinjauan Kepustakaan
II.1. Definisi
II.2. Etiologi
II.3. Klasifikasi
II.4. Dampak
Bab III. Hasil Plant Survey
III.1. Pendahulan
III.2. Materi
III.2.1. Obsevasi
III.2.2.Pengukuran
III.2.3. Data Sekunder
Bab IV. Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

2
Bab I
Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi, penggunaan bahan kimia, perubahan sikap dan perilaku,


pengembangan sistem manajemen serta cara deteksi lingkungan kerja, berpengaruh pada
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, yang tercermin pada peningkatan upaya pengenalan,
penilaian dan pengendalian aspek tersebut sebagai kegiatan perlindungan bagi pekerja. Pendapat
bahwa kejadian kecelakaan, timbulnya penyakit atau peristiwa bencana lain yang mungkin
dialami oleh pekerja merupakan resiko yang harus dihadapi tanpa bisa dihindari, sekarang mulai
banyak ditinggalkan. Sebaliknya, kegiatan hygiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan
keselamatan kerja yang mengupayakan terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman dan higienis
serta tenaga kerja sehat, selamat dan produktif semakin dibutuhkan. Di era globalisasi ini, sektor
industrialisasi sudah semakin berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya tenaga kerja yang berkiprah di sektor industri. Dengan pertambahan tersebut, maka
konsekuensi permasalah industri semakin kompleks, termasuk masalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan kerja merupakan program kesehatan yang sangat penting. Keselamatan kerja
merupakan salah satu fokus tujuan untuk meningkatkan program K3 di samping biaya, mutu, dan
waktu. Saat ini kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja merupakan salah satu hal yang
harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Kecelakaan yang sering terjadi di lingkungan para
pekerja dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu, faktor fisik seperti: bising, suhu, pencahayaan,
dan getaran. Faktor-faktor kimia seperti berbagai bahan kima yang berbahaya yang digunakan
dalam suatu proses produksi atau di lingkungan sekitar parta pekerja. Selain itu, faktor-faktor
lainnya meliputi faktor fisiologi, psikologi, dan ergonomi.
Kesehatan suatu lingkungan kerja dapat meberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan para pekerjanya, seperti peningkatan moral kerja, penurunan absensi, dan peningkatan
produktivitas kerja. Sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang sehat atau kurang diperhatikan
maka akan meningkatkan kesakitan dan kecelakaan, dan meningkatkan angka absensi karyawan.

3
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
para pekerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,
memberi penyuluhan kepada setiap karyawan mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung
diri, mematau lingkungan kerja, dan memberikan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan
setiap karyawannya.

I.2. Tujuan Pengamatan


I.2.1. Tujuan umum
Tujuan kunjungan pabrik yang telah kami lakukan secara umum antara lain:
 Mengetahui prevalensi timbulnya penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja
yang terjadi pada pekerja industri PT. Platindo Cipta Raya
 Mengidentifikasikan adanya faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja.
 Mengidentifikasi kemungkinan adanya penurunan produktifitas kerja para karyawan dan
penyebabnya terutama berkaitan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja
 Meningkatkan kenyaman dan kesehatan di kalangan para pekerja

I.2.2. Tujuan khusus


 Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja para
karyawan PT. Platindo Cipta Raya terutama yang berkaitan dengan resiko kecelakaan kerja
bagi para karyawan serta mengevaluasi dan memberikan masukan bagi pihak manajemen PT.
Platindo Cipta Raya untuk keperluan pengembangan di masa yang akan datang.
 Mengetahui apa saja contoh yang termasuk pajanan fisik, kimia, biologi, dan gizi kerja yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
 Mengetahui proses penggunaan mesin dan peralatan/instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecekaan, kebakaran, atau peledakan.
 Mengetahui bahan-bahan yang mempunyai faktor risiko seperti dapat meledak, mudah
terbakar, beracun, menimbulkan infeksi, dan bersuhu tinggi.
 Mengetahui proses pembuangan sampah dan limbah yang tidak merugikan lingkungan kerja
dan sekitarnya.

4
 Mengetahui faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja seperti
penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, air, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar/radiasi, serta suara dan getaran.
 Mengetahui pentingnya penyelidikan menggunakan alat teknis untuk mengurangi faktor
resiko terjadinya kecelkaan kerja.
 Mengetahui tingkat kesadaran perusahaan terhadap keesehatan dan keselamatan para pekerja.

I.3. Manfaat Pengamatan


1. Manfaat bagi perusahaan:
 Mengidentifikasikan dan menentukan faktor resiko atau pajanan yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja pada karyawan.
 PT. Platindo Cipta Raya dengan adanya pengetahuan yang lebih dalam mengenai kecelakaan
kerja dan PAK diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
 Memaparkan informasi kesehatan dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan yang
dimungkinkan untuk meningkatkan hasil produksi, kualitas produksi, dan produktivitas
pekerja.
 Memonitor dan memberikan masukan tentang pengaturan lingkungan kerja.
 Memberikan masukan terhadap masalah kesehatan, beban kerja, beban tambahan kepada
pekerja dan pemecahan permasalahan yang ada.
 Membina kesehatan tenaga kerja dan mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.

2. Manfaat bagi perguruan tinggi:


 Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi/ tugas perguruan tinggi
sebagai lembaga yang menyelengarakan pendidikan penelitian dan pengabdian bagi
masyarakat.
 Berperan serta dalam pengembangan riset Universitas Kristen Krida Wacana untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Dapat memperluas dan mempererat hubungan antara Universitas Kristen Krida Wacana
dengan PT. Platindo Cipta Raya.

5
3. Manfaat bagi mahasiswa:
 Memahami tugas dokter perusahaan.
 Dapat mengetahui proses pengelolaan bahan baku, pembuatan, cakupan pemasaran di PT.
Platindo Cipta Raya.
 Dapat menyaksikan langsung di lapangan dan memahami apa yang telah dipelajari pada teori
kedokteran okupasi.

6
Bab II
Tinjauan Kepustakaan

II.1. Definisi
Kesehatan kerja ialah upaya kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mepersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan
tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat
berproduksi maksimal.1
Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan. Dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkunagnnya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.1
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang terjadi secara tidak diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
pekerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan dari
yang paling ringan sampai yang paling berat.1

II.2. Etiologi
Penyebab kecelakaan kerja antara lain:1
1. Alat kerja
 Keadaan alat kerja yang unsafe condition dan unsafe action.
2. Lingkungan kerja
 Kondisi lingkungan kerja yang tidak atau kurang memenuhi persayaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
 Keadaan lingkungan kerja yang unsafe condition seperti ventilasi udara yang kurang,
penerangan yang kurang, intensitas bising yang melebihi ambang batas tanpa adanya
usaha untuk pengurangan intensitas seperti peredam bunyi dan APD (Alat Pelindung
Diri)
3. Faktor manusia, yang meliputi:
 Kecenderungan untuk celaka

7
 Pendidikan dan pengalaman
 Keterampilan
 Sikap terhadap keselamatan/komunikasi seperti menggunakan APD sesuai dengan
standar yang berlaku. Apabila terjadi sesuatu terhadap alat kerja dapat berkomunikasi
dengan supervisor untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

II.3. Klasifikasi
Penyakit akibat kerja digolongkan menjadi dua yakni:1
1. Penyakit akibat kerja timbul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis, atau psikososial
di tempat kerja.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit ini adalah penyakit dengan faktor
tempat kerja yang dapat dikaitkan sebagai penyebab timbulnya penyakit namun tidak
merupakan faktor resiko setiap kasus. Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat umum.
3. Penyakit yang bukan akibat kerja. Penyakit ini timbul karena pajanan dari luar dan bukan
berasal dari pajanan pada tempat kerja.

II.4. Pajanan Potensial dan Dampaknya


Pajanan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain:
 Fisika
Pajanan fisika dibagi menjadi 4 yakni:
o Penerangan
Penerangan merupakan salah satu faktor utama dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
Tanpa penerangan yang cukup, seseorang kan mudah terjadi kecelakaan dalam
pekerjaanya. Berdasarkan teori, standar penerangan untuk kerja kasar,rutin,detil
besar,bahan kontras jelas : 100-200 lux ;kerja sedang tanpa konsentrasi besar : 200-500 lux
; detil semakin halus,kontras kurang,pekerjaan makin luas,menyangkut inspeksi dan bahan
baku : 500-1000 lux ;sangat halus, tepat dan teliti : 1000-2000 lux. Penerangan diperlukan
pada kerja bangunan,gedung, penerangan darurat, tempat berbahaya dan mesin-mesin
pabrik.2

o Suhu

8
Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim.
Pada paparan suhu panas terus menerus dapat menyebabakan heat fatique, heat rash, heat
syncope, heat cramps, heat exhaustion, hingga heat stroke.2,3
o Getaran
Getaran merupakan salah satu pajanan yang tidak dapat dihidari apabila seseorang bekerja
di suatu pabrik, misal pada penggunaan forklift. Sumber dari pada suatu pabrik dapat
berupa mesin yang digunakan itu sendiri. Efek yang dapat timbul dari paparan vibrasi terus
meneurs yakni motion sickness, penglihatan kabur, kelelahan dan ketidaknyamanan, dan
hand-arm viration.2
o Bising
Bising merupakan suara yang tidak dikehendaki. Intensitas bunyi yang dijadikan standar
paparan maksimal yakni 85DB(A) selama 8 jam. Ketika melebihi ambang tersebut, maka
semakin lama seseorang kana mengalami ketulian sementara yang pada akhirnya menjadi
tuli permanen (NIHL (Noise Induced Hearing Loss).2,3
o Radiasi elektromagnetik

 Kimia
Contoh pajanan kimia yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain las (welding),
benzen, timbal, mangan,arsen, fluor, alkohol, kromium, dan berbagai bahan kmia lainnya.efek
yang dapat terjadi pada kesehatan seperti pada pajanan benzene seseorang akan mangalami
iritasi pada mata dan membrana mukosa saluran nafas, supresi sumsum tulang.4
 Biologis
Contoh faktor biologis yakni berupa jamur, virus dan bakteri yang mungkin dapat menjadi
salah satu sumber infeksi atau alergi bagi para pekerja.2,3
 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang
mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Posisi tubuh dalam suatu
pekerjaan ditentuakn sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Berbagai dapak yang dapat

9
terjadi pada pelaksanaan ergonomi yang tidak benar seperti penyakit neuromuskuloskeletal
yakni low back pain.2

 Psikologis
Psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Seseorang
memiliki banyak tekanan akan menurunkan produktivitas kerjanya.

Tabel 1. Potensi bahaya pada pekerja.5

Bab III

10
Hasil Plant Survey

I. Pendahuluan
1. Nama perusahaan : PT Platindo Cipta Raya
2. Alamat : Jln Raya Serang Km.9, Desa Kadu, Curug-Tangerang
3. Berdiri pada tanggal : 18 November 1993
4. Lingkungan sekitar perusahaan :
Lingkungan sekitar perusahaan merupakan lingkungan daerah industri. Banyak kendaraan
bermotor yang melewati daerah tersebut dan rumah-rumah warga yang berdekatan dengan
pabrik
5. Jumlah karyawan : Bag.produksi = laki-laki 37 orang, perempuan 0 orang
Bag.penunjang = laki-laki 23 orang, perempuan 7 orang
6. Bidang / jenis usaha : engineering company / pemasok peralatan industri

II. Materi
A. Observasi
1. Bahan Baku : stainless steel dan carbon
2. Hasil Akhir : - High speed dissolver & mixer
- Powder mixer
- Process & storage tanks
- Painting line equipment
- Engineered products, seperti: customized machinery, hydromechanical
equipment, handling equipment, cranes & conveyor, agricultural
equipment, dan condenser, heat exchanger & reactor.

3. Diagram alir proses :

11
Customer

Sales
Finance
Marketing

Plan and PPIC (Production


Design Planning Inventaries
Control)

Work Order
Produksi

Quality Control

Gudang

4. Pajanan potensial :

12
Gangguan
No Bagian Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi kesehatan /
kecelakaan kerja
1 Storage Bising - Posisi Target - Muscle fatigue
Panas berdiri pencapaian - Low back pain
Getaran produksi - Pneumokoniosis
produk - Noise induced
hearing loss (NIHL)
2 Assembling Bising Las - Posisi Target - Noise induced
Panas (welding) duduk pencapaian hearing loss
Cahaya dari Bau produksi
las argon welding produk
fume
Gas argon
3 Welding Bising Bau - Posisi Target - Low back pain
Panas welding berdiri penca- - Noise induced
Cahaya dari fume paian hearing loss
las argon Gas argon produksi - Luka gores akibat
produk kurang hati-hati
- Pneumokoniosis
4 Grinding Bising Cutting oil - Posisi Target - Luka gores
Panas berdiri penca- - Low back pain
paian - Pneumokoniosis
produksi - Noise induced
produk hearing loss
- Dermatitis kontak
5 Finishing Bising Welding - Posisi Target - Luka gores
Panas fume duduk penca- - Low back pain
paian - Pneumokoniosis
produksi - Noise induced
produk hearing loss

13
5. Faktor resiko kesehatan pada pekerja
6. Lingkungan di dalam pabrik :
Terdapat ventilasi, namun exhaust fan tidak dinyalakan. Kotak P3K ada, alat pemadam
kebakaran ada, tata letak barang ada sampah bagian material dan non material ada sedikit
yang tercampur, pada waktu melakukan las ada tabung besar yang las dilakukan lewat
dalam namun tabung besar itu hanya disangga dengan tong sampah.
B. Pengukuran
1. Hasil pengukuran bising > 85 db.
2. Data pengukuran sebelumnya (-).
C. Data Sekunder
1. Angka kesakitan atau dugaan PAK pertahun = belum ada kejadian
2. Angka kecelakaan kerja pertahun = Januari-Oktober 2015  12 orang. Kecelakaan kerja
mayoritas disebabkan karenea tergores akibat proses pemotongan
3. Angka absensi karyawan perbulan
4. Adakah SMK3, termasuk P2K3? Ada namun belum maksimal karena masih pada tahap
pengembangan.
5. Adakah penyuluhan/seminar/pelatihan bidang K3? Tidak ada. Hanya informasi kesehatan
dalam bentuk poster

Tugas

1. Tetapkan 3 prioritas masalah di perusahaan ini


2. Penatalaksanaan selanjutnya
3. Saran-saran perbaikan

Bab IV
Pembahasan Hasil Observasi
Dalam setiap usaha yang dijalankan, pasti sering terdapat masalah-masalah yang tidak
dapat dihindari. Bahkan terkadang masalah-masalah tersebut tidak kita perhatikan. Pada tanggal
19 Oktober 2015, kami mahasiswa dari Universitas Kristen Krida Wacana melakukan

14
perkunjungan kesalah satu pabrik didaerah Cikupa, yaitu PT. Platindo Cipta Raya. Pada
kunjungan kami ke PT Platindo Cipta Raya kami mendapatkan ada beberapa masalah utama
yang terdapat di perusahaan tersebut, yaitu:

1. Kurangnya kesadaran atau kurangnya kepatuhan dari karyawan dalam penggunaan APD.
Misalnya penggunaan ear plug pada area dengan kebisingan tinggi (85 db). Contoh lain
misalnya penggunakan masker pada pekerjaan mesin bubut. Hal tersebut penting untuk
melindungi pekerja agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru. Para
pekerja sering lupa menggunakan alat pelindung saat bekerja, sehingga dampaknya akan
merugikan pekerja itu sendiri dan juga perusahaan.
2. Kurangnya higiene di lingkungan pekerjaan dan tempat makan. Area sekitar tempat makan
banyak debu serta ada salah satu kamar mandi yang tidak tersedia sabun.
3. Jalur evakuasi yang kurang memadai terutama dibagian belakang karena pintu evakuasi
hanya dapat dilewati satu orang saja dan terdapat hambatan didepan pintu darurat bagian
belakang sehingga bila keluar cukup membutuhkan waktu untuk evakuasi.

Saran dan Penatalaksanaan

1. Pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) perlu ditingkatkan dengan
menetapkan seseorang untuk menjadi pengawas harian yang khusus bekerja untuk memeriksa
keamanan dan apakah pemakaian APD pada setiap pekerja sudah sesuai aturan atau tidak. Jika
tidak, maka perlu dapat diberlakukan sanksi bagi pekerja tersebut berupa surat peringatan (SP)
pertama sampai sampai yang SP ketiga. Jika peraturan penggunaan APD tidak juga diterapkan
atau dilakukan oleh pekerja tersebut, maka perusahaan mau tidak mau dapat memberikan
sanksi yang lebih berat misanya berupa pemecatan dan sebagainya.
2. Berikutnya mengenai hygiene. Tempat dimana para pekerja biasanya makan sangat dekat
dengan tempat proses produksi, sehingga debu-debu atau sisa dari bahan yang digunakan
sangat mudah mengkontaminasi makanan yang dimakan para pekerja. Mungkin sebaiknya
perusahaan menyediakan area kantin yang jaraknya cukup berjauhan dari area produksi,
sehingga makanan yang dimakan oleh pekerja sangat kecil kemungkinannya untuk
terkontaminasi.
3. Selanjutnya mengenai jalur evakuasi. Kami memberi saran agar jalur evakukuasi mungkin
harus diperbesar lagi, agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan para pekerja dan pegawai
dapat menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi yang tersedia.

Bab V
Kesimpulan
Secara umum sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT Platindo Cipta
Raya sudah cukup baik. Di setiap pabrik sudah terdapat berbagai poster mengenai pentingnya

15
penggunaan APD (alat pelindung diri) sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dan
memiliki first aider yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama ketika ada pekerja
yang mengalami kecelakaan ketika bekerja. Namun, kami melihat adanya beberapa pegawai
yang tidak mengenakan APD, kurangnya hygiene pada tempat makan siang, serta kurangnya
jalur evakuasi.
Pada kebisingan lebih dari 85 dB seseorang hanya boleh terpapar selama 8 jam per hari.
Dalam hal ini PT. Platindo Cipta Raya sudah menerapkan penggunaan APD yang baik dan benar
sesuai dengan derajat kebisingan pada setiap bagian. Namun beberapa petugas kami dapati ada
beberapa yang tidak memakai ear plug / muff.
Dalam gizi para pekerja, PT Platindo Cipta Raya memiliki kantin di tengah-tengah pabrik
yang dapat memuat para pekerja. Makan yang disediakan di kantin juga telah diperhatian sesuai
dengan kebutuhan kalori tiap pekerja. Namun tempat makan yang tersedia kurang bersih karena
masih satu tempat dengan tempat bekerja masih terpapar oleh debu dan bising.
Pada penempatan jalur evakuasi didapati jalurnya masih kurang besar dan didapati
hambatan saat akan keluar hal itu akan memakan waktu yang tidak sedikit karena pada saat
tertentu orang akan panic.
Saran yang bisa kami beri antara lain diperketat dalam menggunakan APD, penyediaan
kantin dengan tempat yang lebih nyaman dan bisa digunakan untuk istirahat, serta untuk jalur
evakuasi mungkin bisa dicarikan solusi agar bisa lebih mudah mengakses jalur evakuasi.

Daftar Pustaka

1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedoteran kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h.1-5.

16
2. Levy SB, Wegman DH, Baron SL, Sokas RK. Occupational and environmental
health,recognizing and preventing disease and injury,5th Ed, Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.p.312-9
3. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta: Sagung Seto;
2009.h.116-50.
4. World Health Organization. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; EGC.h.125-30, 169, 174-8.
5. Keselamatan dan kesehatan kerja. Diunduh dari:
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/
publication/wcms_237650.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai