Anda di halaman 1dari 13

Perdarahan post partum ecAtoni uteri

Kelompok D1
102011008 - Fransisca Hilda Carolina Pratiwi
102011063 - Yehiel Flavius Kabanga
102011101 - Nila Septianti
102011186 - Jodie Josephine
102011236 - Alfonso
102011320 - Intan Jessica Pardosi
102011423 - Jemie Rudyan
102011444 - Patricia Hapsari
Anamnesis
• Identitas
• Keluhan utama
• Keluhan Tambahan
• Riwayat obstetri
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
• Kesadaran umum
• Tanda – tanda vital
• Pemeriksaan obstetri
• Tinggi fundus uteri
• Kontraksi uterus
• Pemeriksaan dalam
• Eksplorasi jalan lahir
• Inspekulo
Pemeriksaan Penunjang
• CBC
• PT, APTT, dan TT
• Urinalisis
• USG
Diagnosis Kerja Gejala dan Tanda Penyulit
Atonia uteri 1. Uterus tidak berkontraksi dan Syok
lembek. Bekuan darah pada serviks
2. Perdarahan segera setelah anak lahir Posisi telentang akan menghambat
aliran darah keluar
1. Darah segar mengalir segera setelah Pucat
Robekan jalan lahir bayi lahir Lemah
2. Uterus berkontraksi dan keras Menggigil
3. Plasenta lengkap  

1. Plasenta belum lahir setelah 30 Tali pusat putus akibat traksi


Retensio plasenta menit berlebihan
2. Perdarahan segera Inversio uteri akibat tarikan
3. Uterus berkontraksi dan keras Perdarahan lanjutan
1. Plasenta atau sebagian selaput tidak Uterus berkontraksi tetapi tinggi
lengkap fundus tidak berkurang
Retensi sisa plasenta 2. Perdarahan segera
1. Uterus tidak teraba Neurogenik syok
2. Lumen vagina terisi massa Pucat dan limbung
3. Tampak tali pusat (bila plasenta
Inversio uteri belum lahir)
1. Sub-involusi uterus Anemia
2. Nyeri tekan perut bawah dan pada
uterus Demam
Endometritis atau sisa 3. Perdarahan sekunder
fragmen plasenta
(terinfeksi atau tidak)
Etiologi
• Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :
• Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)
• Kehamilan gemelli
• Janin besar (makrosomia)
• Kala satu atau kala 2 memanjang
• Persalinan cepat (partus presipitatus)
• Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
• Infeksi intrapartum
• Grandemultipara
• Umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)
Epidemiologi
• Indonesia tercatat 75% hingga 85% kematian maternal disebabkan terutama
akibat perdarahan. Bedasarkan penyebabnya: 1. Atoni uteri (50 – 60%). 2.
Retensio plasenta (16 – 17%). 3. Sisa plasenta (23 – 24%). 4. Laserasi jalan lahir
(4 – 5%).
 
Patofisiologi
• Kontraksi Uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan. Atoni uteri terjadi karena
kegagalan mekanisme ini.
Gejala Klinis
• Perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000
mL setelah persalinan abdominal.
• Gejala dan tanda yang selalu ada :
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek
• Perdarahan segera setelah anak lahir ( perdarahan pascapersalinan primer )
• Syok ( tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah,
mual dan lain lain ).
Tatalaksana
• Masase dan kompresi bimanual
• Uterotonika
• Oxytosin : Pemberian awal IV: 20 IU dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan tetesan
cepat, Pemberian lanjutan : IV: 20 U dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan 40
tetes/menit
• Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang dapat diulang setiap 15 menit sampai dosis
maksimum 2 mg.
• Sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 60 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral
sekali sehari selama 6 bulan.
Pencegahan
• Untuk mengurangi risiko perdarahan pospartum pada manajemen
kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif
protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit
per liter IV drip 100-150 cc/jam.
• Misoprostol peroral 2-3 tablet ( 400-600 ug ) segera setelah bayi
lahir.
Komplikasi
• 1. Syok hemoragie
• 2. Anemia
• 3. Sindrom Sheehan
Kesimpulan
Wanita tersebut mengalami perdarahan post partum akibat atoni
uteri

Anda mungkin juga menyukai