Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK I

WILAYAH ADAT LA PAGO

DISUSUN OLEH :
1. Albertina Douw (20160711014088)
2. Charista Rawar (20160711014229)
3. Nelsi Inna (20160711014121)
4. Kumalasari Jaban (20160711014154)
5. Yebrye Yecika Yordam (20160711014093)
KABUPATEN
JAYAWIJAYA
Wilayah adat La Pago
Wilayah La Pago merupakan wilayah adat terkecil
terletak di Pegunungan Papua Tengah Bagian Timur,
meliputi:
1. Pegunungan Bintang
2. Jayawijaya
3. Lani jaya
4. Puncak jaya
5. Pucak
6. Nduga
7. Yahukimo
8. Yalimo
9. Mamberamo Tengah
10. Tolikara
Kabupaten Jayawijaya
KESEHATAN
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan,
fasilitas kesehatan yang terdapat di
Kabupaten Jayawijaya antara lain 1
Rumah Sakit Umum Daerah, 22
Puskesmas, 1 Rumah Bersalin dan 8
Klinik, 22 Polindes, dan 37 Puskesmas
Pembantu. Keberadaan fasilitas
kesehatan tersebut tidak lepas dari
adanya Tenaga Kesehatan yang
melayani di fasilitas yang bersangkutan.
Tenaga Kesehatan tersebut antara lain,
55 Tenaga Medis (11 Dokter Spesialis
dan 44 Dokter Umum), 7 Dokter Gigi,
268 Perawat, 104 Bidan, 22 Tenaga
Farmasi, dan 78 Tenaga Kesehatan
lainnya.
Kabupaten Jayawijaya

Grafik 1.1 ANGKA 10 BESAR PENYAKIT KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN 2016


1. Keadaan Geografis dan Lingkungan
Berdasarkan tinjauan Astronomi maka Kabupaten Jayawijaya
terletak pada 139030’ – 139040’ BT dan 3045’ LU – 4020’ LS
(penentuan didasarkan titik koordinat pada peta land cover Papua
dengan skala 1 : 250.000 tahun 2002). Dengan luas wilayah yang
tersisa sebesar 13.925 km2, terdiri dari 40 distrik , 4 Kelurahan dan
328 kampung atau Desa,yang beribukota di Wamena terletak
dengan batas batas wilayah sebagai berikut :
•Sebelah Utara : Kabupaten Memberamo Tengah, Kabupaten, dan
Kabupaten Tolikara.
•Sebelah Timur : Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Yahukimo.
•Sebelah Selatan : Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten
Nduga.
•Sebelah Barat : Kabupaten Nduga, Kabupaten Lanny Jaya.
2. Iklim
Iklim di Kabupaten Jayawijaya adalah Tropis basah dengan
rata rata Suhu Udara dan kelembapan temperatur relatif setiap
bulan berkisar antara 190-200 dengan kelembaban berkisar 79%-
86% . Rata-rata tekanan Udara dan Kecepatan Angin setiap Bulan
di Kabupaten Jayawijaya Minimum 1001 – maximum 1013 (mb),
sedangkan arah angin berkisar antara 1400 – 1600 dengan
kecepatan antara 0 – 32 knot. Rata rata jumlah hari hujan dan
Curah hujansetiap bulan antara 12 – 29 hari dan curah hujan antara
19,1 – 192 mm.
Manajemen Penyakit ISPA Berbasis Wilayah

Teori Simpul
Simpul 1 : Sumber penyakit virus, jamur,bakteri dan faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri

btTTT
dari ventilasi, kepadatan hunian, jenis lantai, luas jendela, letak dapur, penggunanaan jenis bahan bakar dan
kepemilikan lubang asap. Sedangkan faktor intrinsik terdiri dari umur, jenis kelamin, status gizi, status
imunisasi, pemberian vitamin A pada saat nifas/balita dan pemberian ASI.
Simpul 2 : Virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ISPA melalui udara
yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh dan percikan air ludah.
Simpul 3 : Bakteri ISPA yang ada di udara terhisap oleh pejamu baru dan masuk ke seluruh saluran
pernafasan. Dari saluran pernafasan kuman menyebar ke seluruh tubuh apabila orang yang terinfeksi ini
rentan, maka ia akan terkena ISPA
Manajemen Penyakit ISPA Berbasis Wilayah

Teori Simpul

Simpul 4 : Gejala yang dialami seperti batuk, serak (bersuara parau pada waktu
btTTT
mengeluarkan suara), pilek (mengeluarkan lendir dari hidung), suhu tubuh lebih
dari 39ºC, tenggorokan berwarna merah, timbul bercak-bercak pada kulit
menyerupai bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari telinga,
pernapasan berbunyi seperti mendengkur, tidak sadar atau kesadarannya
menurun, tampak gelisah bahkan bisa menyebabkan kematian.
Simpul 5 : pelayanan kesehatan yang kurang memadai, Kondisi pemukiman dan
lingkungan yang kurang memadai,dan kendala geografis.
Manajemen Kasus ISPA
Salah satu penyebab tingginya angka
kematian yg disebabkan oleh
pneumonia  tidak tertanganinya
penderita secara maksimal, hal ini
disebabkan karena hanya sebagian
kecil saja kasus yg terlaporkan dan
tertangani dengan baik.
Program penanggulangannya 
MTBS (Manajemen Terpadu Balita
Sehat)
Real Estate
Manajemen faktor risiko
Mengurangi faktor risiko seperti polusi udara
ambien, polusi udara dalam rumah terutama
pada penggunaan kayu bakar sebagai bahan
bakar memasak, kondisi ventilasi rumah yg
tidak memenuhi syarat, kepadatan hunian
maupun kepadatan penduduk, status gizi yg
rendah, dan penyakit campak

Advokasi dan sosialisasi, penemuan dan


tatalaksana pneumonia balita, ketersediaan
logistik, supervisi, pencatatan dan pelaporan,
kemitraan dan jejaring, pengembangan
program, autopsi verbal, serta monitoring dan
evaluasi
Manajemen faktor risiko
Usia : balita dan anak berada
pada masa sistem kekebalan tubuh belum stabil

Status gizi : mempengaruhi


kekebalan tubuh manusia

ASI Eksklusif : mempengaruhi


kekebalan tubuh manusia

Status Imunisasi : melindungi bayi dan


anak dr penyakit dg memberikan kekebalan
Manajemen Faktor Lingkungan Fisik Rumah
Luas ventilasi : kebanyakan masyarakat kabupaten
jayawijaya memiliki rumah honay yang tidak memiliki ventilasi
sehingga kurangnya cahaya dan pergerakan udara dan suhu
menyebabkan ISPA dapat bekembang biak
Jenis lantai : beresiko jika lantai yang lembab
Kepadata hunian : kontak antar penderita lebih cepat
Suhu dan Kelembapan: iklim di Kabupaten Jayawijaya adalah
tropis basah temperatur antara 26oC sampai 33oC kelembaban
berkisar 7584%
Pencemaran udara : rumah yang memasak menggunakan
bahan kayu dan minyak tanah akan menghasilkan polutan udara
yang lebih tinggi dan anggota keluarga yang merokok di dalam
rumah
Manajemen Faktor Sosial Ekonomi

Kepadatan penduduk : Jarak antar rumah yang


terlalu dekat menyebabkan penularan ISPA jadi lebih
muda, pencemaran udara dari akitivitas menggunakan
kayu bakar, merokok, membakar hutan hingga
mempengaruhi suhu dan kelembapan
Kemiskinan : Penduduk miskin cenderung
tinggal di rumah yang tidak memenuhi syarat, wilayah
penggunungan kebanyakan berprofesi sebagai petani
Manajemen Faktor Suhu dan Kelembapan Wilayah Pegunungan

Kelembaban udara di pengaruhi oleh suhu udara,


tekanan udara, jumlah vegetasi, pergerakan angin
dan keberadaan air. Pada siang hari : Lebih vegatasi
di wilayah pegunungan dapat membantu
menurunkan suhu udara sehingga tidak terjadi
kelembapan malam hari suhu udara lebih tinggi
sehingga menimbulkan kelembapan udara
Simpulan
Kabupaten Jayawijaya pada tahun profil jumlah Distrik sebanyak 40, Pada
Pola sepuluh besar penyakit bagi semua golongan umur di tahun profil
sebesar 108.962 kasus, kasus yang terbesar adalah penyakit ISPA sebesar
17.170 kasus. Urutan ke dua didominasi penyakit Diare sebesar 4.660
kasus. Besarnya kasus ISPA ini apabila ditinjau dari manajemen penyakit
berbasis wilayah Kabupaten Jayawijaya, faktor risiko seperti lingkungan fisik
rumah masyarakat yang menjadi permasalahan utama, ventilasi yang tidak
sesuai dengan syarat rumah sehat mengakibatkan sirkulasi udara menjadi
tidak baik, apalagi dengan aktivitas penggunaan kayu bakar pada rumah-
rumah honay maka dibutuhkan peran kesehatan masyarakat untuk sering
melakukan penyuluhan dan pemberian informasi agar masyarakat dapat
terhindar dari penyakit dan dapat menanggulangi penyakit ISPA yang
menjadi masalah tertinggi dalam 10 besar penyakit di Kabupaten
Jayawijaya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai