Anda di halaman 1dari 21

SEKSI KESGA GIZI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG


adalah suatu keluarga yang
mampu mengenal, mencegah
dan mengatasi masalah gizi
setiap anggotanya. Suatu
keluarga disebut KADARZI
apabila telah berperilaku gizi
yang baik secara terus menerus.
1. Menimbang berat badan secara
teratur.
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur enam bulan (ASI eksklusif).
3. Makan beraneka ragam.
4. Menggunakan garam beryodium.
5. Minum suplemen gizi sesuai
anjuran.
Masih banyaknya kasus gizi kurang
menunjukkan bahwa asuhan gizi di
tingkat keluarga belum memadai.
Oleh sebab itu diperlukan upaya
pemberdayaan melalui
pendampingan. Pendampingan
keluarga KADARZI adalah proses
mendorong, menyemangati,
membimbing dan memberikan
kemudahan oleh kader pendamping
a. Membawa balitanya datang ke posyandu
secara teratur setiap bulan
b. Membawa balita yang menderita gizi
buruk, BGM, 2T serta balita sakit ke
Poskesdes/Puskesmas untuk dirujuk.
c. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia
6 (enam) bulan.
d. Makan aneka ragam makanan.
e. Menggunakan garam beryodium.
f. Minum suplemen gizi bagi balita, ibu hamil
dan ibu nifas sesuai anjuran
1. Balitayang mengalami gizi buruk.
2. Balita gizi buruk pasca rawat inap.
3. Balita BGM.
4. Balita yang tidak naik berat badannya
2 kali berturut-turut.
5. Ibu hamil yang sangat kurus (Kurang
Energi Kronis).
6. Ibu hamil yang mengalami gejala
kurang darah (anemia)
7. Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan.
1. Membuat Jadwal kunjungan ke
rumah sasaran;
2. Melakukan kunjungan ke
keluarga sasaran secara
berkelanjutan;
3. Mengidentifikasi dan mencatat
masalah gizi yang dialami oleh
keluarga sasaran;
4. Memberikan nasehat gizi sesuai
Nasehat gizi:
a. Mengajak sasaran setiap bulan datang ke
posyandu;
b. Mengusahakan seluruh bayi/balita
mempunyai buku KIA;
c. Menganjurkan untuk memberikan ASI
secara eksklusif;
d. Menganjurkan untuk mengkonsumsi aneka
ragam makanan dan menggunakan garam
beryodium;
e. Menganjurkan ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan secara rutin;
5. Mengantarkan kasus rujukan dan
menindaklanjuti bayi/balita pasca
rawat;
6. Menyelenggarakan FGD;
7. Menjalin kerjasama dengan pihak
lain;
8. Mencatat perubahan perilaku
KADARZI;
9. Merekap hasil perubahan
1. Meningkatnya frekuensi
keluarga sasaran datang ke
Posyandu.
2. Meningkatnya jumlah ibu
yang memberikan ASI secara
eksklusif.
3. Meningkatnya cakupan bayi
6-11 bulan dan balita yang
4. Meningkatnya cakupan ibu
hamil minum TTD minimal 90
tablet.
5. Meningkatnya cakupan
pemberian MP-ASI bagi bayi 6-
11 bulan dan anak 12-24 bulan
dari keluarga miskin.
6. Semua anak gizi buruk pasca
rawat inap yang didampingi,
7. Meningkatnya jumlah
keluarga yang menggunakan
garam beryodium yang
memenuhi syarat.
8. Meningkatnya jumlah balita
atau keluarga yang makan
aneka ragam makanan.
9. Tidak adanya balita 2T dan
BGM, Stunting
 FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN
KADER PENDAMPING KADARZI

Anda mungkin juga menyukai