Anda di halaman 1dari 71

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Laporan Kasus :
Closed Fraktur Femur 1/3 Medial Sinistra
M. RIDHA ZULFIKAR. MH
PEMBIMBING : DR. MUHAMMAD HIDAYAT, SP. B
16 Januari 2016, pukul 16:00 wita
Diterima oleh dokter jaga IGD : dr. Didik Siswandoro
Pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke RSUD TAMADA rujukan dari RS. Amalia dengan nyeri
paha terutama sebelah kiri yang dialami 1 minggu yang lalu, setelah terjatuh dari motor akibat
tabrakan dengan pengendara mobil. Pasien terpental dan jatuh dengan posisi paha kiri
membentur jalanan terlebih dahulu. Bertambah nyeri jika tungkai digerakkan. Riwayat tidak
sadarkan diri tidak ada, riwayat mual dan muntah tidak ada.
Subjektif :
Pasien laki-laki datang dengan keluhan nyeri paha terutama sebelah kiri setelah terjatuh dari
motor akibat tabrakan dengan pengendara mobil sejak 1 minggu yang lalu, bertambah nyeri jika
tungkai digerakkan. Post traksi fiksasi di RS. Amalia, dirujuk dengan pro ORIF
BAB biasa dan BAK lancar tidak ada darah
Riwayat trauma (-)
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.
Objektif :
1. Vital Sign
◦ Keadaan umum : sakit sedang, kompos mentis
◦ TD : 120/80 mmHg
◦ Nadi : 82 x/menit
◦ Nafas : 20 x/menit
◦ Suhu : 36,2 C
◦ VAS 3-4
◦ BB : 59 kg
◦ TB : 171 cm
Pemeriksaan generalis
◦ Kepala : normocephal
◦ Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
◦ Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
◦ Thoraks :
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Status Neurologis
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ Pemeriksaan nervus cranialis : Pupil bulat isokor, ukuran 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+, RCTL +/+
◦ Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk (-)
◦ Motorik :
Kekuatan 5555 / 5555
5555 / 4444
Pergerakan n/n
n / menurun
Tonus n/n
n/n
Refleks fisiologis + / +
+/+
Refleks patologis reflex Babinski -/-
Sensorik : dalam batas normal
Status lokalis
◦ Regio femoralis sinistra
◦ Look : tidak ada deformitas, ada edema, ada hematoma, tidak ada perdarahan
◦ Feel : ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal,
capillary refill time <2”
◦ Move : gerakan aktif sulit dinilai karena nyeri, gerakan pasif tidak dilakukan.
◦ NVD : A. Tibialis sinistra terpulsasi
Pemeriksaan Penunjang
◦ Darah rutin
◦ Leukosit : 10.27
◦ Eritrosit : 4.42
◦ Hb : 13.1
◦ Hematokrit : 35.3
◦ Trombosit : 413000
◦ Faal ginjal
◦ Ur : 75.8
◦ Cr : 0.7
◦ Faal hati
◦ SGOT : 38.7
◦ SGPT : 43.6
◦ Kimia darah
◦ GDS : 109 mg/dl
Foto Thoraks
o Cor :
• CTR < 50%
• Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
• Trakea ditengah

oPulmo :
• Hilus tidak melebar
• Corakan bronkovaskuler baik
• Tidak tampak infiltrat
• Kedua sinus costofrenicus tajam

oDiafragma baik
oTulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik

Kesan :
Jantung dan Pulmo dalam batas normal
Foto Femur Sinistra
Kesan :
◦ Fraktur komplit Os. Femur 1/3 medial sinistra
◦ Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis
◦ Celah sendi tidak menyempit
◦ Jaringan lunak swelling
Diagnosis Kerja :
Closed Fraktur Os. Femur 1/3 Medial Sinistra
Planning :
Tatalaksana di RS. Amalia :
◦ IVFD RL 18 tpm
◦ Ciprofloxacin 500mg 2x1 tab
◦ Nadic 50mg 2x1 tab

Tatalaksana di RSUD Tamada :


◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Rencana operasi jam 21:00 wita
◦ Mulai puasa jam 14:00 wita
◦ Lapor ruang OK untuk rencana OP dan sediakan ORIF Femur 10-11 hole
◦ Co. TS Anastesi
Edukasi :
Kepada pasien dan keluarga dijelaskan bahwa penyakit yang diderita pasien
adalah fraktur yang merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupul parsial
Dijelaskan bahwa kondisi pasien saat ini harus dirawat untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut agar tidak mendapatkan komplikasi lebih lanjut.
Selama masa perawatan pasien harus istirahat total di tempat tidur, pasien
dapat makan seperti makanan biasa yang sehat dan bergizi, pasien juga harus
menghindari stress dan diupayakan berada dalam kondisi yang nyaman.
Co. TS Anastesi dr. Farhan, Sp. An advis :
◦ ACC Operasi
◦ Pasien dipuasakan
◦ Motivasi untuk anastesi regional/ spinal
OPERASI BERLANGSUNG
Perawatan diruangan post op tgl 16 - 01 - 2016 :
Advis dr. Farhan, Sp. An :
•Awasi TD, Nadi, pernapasan tiap ½ jam selama 6 jam
•Bila kesakitan diberi Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/ iv
•Mua-mual/ muntah diberi Inj. Ondancetron 4 mg/ 8 jam/ iv
•IVFD RL 20 tpm
•Boleh langsung makan dan minum bertahap
•Tirah baring posisi supine 24 jam
•Transfusi PRC 2 kolf, jika selesai cek lab DL
Terapi post op
Advis dr. Muhammad Hidayat, Sp. B :
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 1 g/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam/ iv
◦ Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Awasi tanda perdarahan di luka jahitan dan drain
Visite/ follow up
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
Tgl 17 - 01 - 2016 jam 13:00 wita :
S : Nyeri luka post op berkurang
O:
◦ KU : sakit sedang
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36,7 C, P 20 x/menit, VAS 2-3
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/4444, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/menurun, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif sulit dinilai karena nyeri, gerakan pasif tidak dilakukan

A:
Post OP ORIF Femur Sinistra Hari-1
P:
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 1 g/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam/ iv
◦ Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Awasi vital sign, tanda perdarahan di luka jahitan dan drain
Visite/ follow up
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
Tgl 18 - 01 - 2016 jam 13:10 wita :
S : Nyeri luka post op berkurang
O:
◦ KU : sakit sedang
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 120/70 mmHg, N 76 x/menit, S 36,1 C, P 20 x/menit, VAS 2
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/4444, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/menurun, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif sulit dinilai karena nyeri, gerakan pasif tidak dilakukan

A:
Post OP ORIF Femur Sinistra Hari-2
P:
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 1 g/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam/ iv
◦ Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Awasi vital sign, tanda perdarahan di luka jahitan dan drain
◦ Rawat luka
Visite/ follow up
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
Tgl 19 01 - 2016 jam 14:20 wita :
S : Nyeri luka post op berkurang, mobilisasi (+)
O:
◦ KU : sakit baik
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36 C, P 20 x/menit, VAS 1
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/4444, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/menurun, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif (+), gerakan pasif dilakukan

A:
Post OP ORIF Femur Sinistra Hari-3
P:
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 1 g/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam/ iv
◦ Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam/ iv
◦ Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ iv stop
◦ Awasi vital sign, tanda perdarahan di luka jahitan dan drain
◦ Rawat luka
Visite/ follow up
Dr. Johan Gomar, Sp. B advis :
Tgl 20 - 01 - 2016 jam 13:20 wita :
S : Nyeri luka post op berkurang, mobilisasi (+)
O:
◦ KU : sakit baik
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36 C, P 20 x/menit, VAS 0-1
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/5555, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/dbn, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif (+), gerakan pasif dilakukan

A:
Post OP ORIF Femur Sinistra Hari-3
P:
◦ Aff infus
◦ Cefadroxyl 500mg 2 dd 1 tab
◦ Asam Mefenamat 500mg 3 dd 1 tab
◦ Mobilisasi jalan dengan menggunakan tongkat
Visite/ follow up
Dr. Johan Gomar, Sp. B advis :
Tgl 21 - 01 - 2016 jam 08:20 wita :
S : Nyeri (-), mobilisasi (+)
O:
◦ KU : sakit baik
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 120/80 mmHg, N 82 x/menit, S 36,2 C, P 20 x/menit, VAS 0
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/5555, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/dbn, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT
<2”
◦ ROM : gerakan aktif (+), gerakan pasif dilakukan

A:
Post OP ORIF Femur Sinistra Hari-4
P:
◦ Cefadroxyl 500mg 2 dd 1 tab
◦ Asam Mefenamat 500mg 3 dd 1 tab
◦ Mobilisasi jalan dengan menggunakan tongkat
◦ Boleh rawat jalan dan control di poli bedah
INTERMISSION
21/01/2016 s/d 24/09/2019
24 September 2019 Pukul 09:45 wita
Subjektif :
Pasien laki-laki datang ke Poli Bedah RSUD untuk rencana kontrol post operasi tahun 2016
BAB biasa dan BAK lancar tidak ada darah
Riwayat trauma (+) Post KLL 3 tahun lalu
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.
Rencana remove implant os. femur sinistra
Objektif :
1. Vital Sign
◦ Keadaan umum : sakit sedang, kompos mentis
◦ TD : 100/80 mmHg
◦ Nadi : 90 x/menit
◦ Nafas : 20 x/menit
◦ Suhu : 36 C
◦ VAS 0
◦ BB : 65kg
◦ TB : 171 cm
Pemeriksaan generalis
◦ Kepala : normocephal
◦ Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
◦ Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
◦ Thoraks :
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Status Neurologis
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ Pemeriksaan nervus cranialis : Pupil bulat isokor, ukuran 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+, RCTL +/+
◦ Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk (-)
◦ Motorik :
Kekuatan 5555 / 5555
5555 / 5555
Pergerakan n/n
n/n
Tonus n/n
n/n
Refleks fisiologis + / +
+/+
Refleks patologis reflex Babinski -/-
Sensorik : dalam batas normal
Status lokalis
◦ Regio femoralis sinistra
◦ Tampak bekas jahitan riwayat operasi
◦ Look : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada hematoma, tidak ada perdarahan
◦ Feel : tidak ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan
normal, capillary refill time <2”
◦ Move : gerakan aktif tidak ada nyeri.
◦ NVD : A. Tibialis sinistra terpulsasi
Pemeriksaan Penunjang
Tgl 23 September 2019
◦ Darah rutin
◦ Leukosit : 7.79
◦ Eritrosit : 5.67
◦ Hb : 15.8
◦ Hematokrit : 45.4
◦ Trombosit : 307000
◦ Faal ginjal
◦ Ur : 20.1
◦ Cr : 0.9
◦ Hemostasis
◦ CT : 4.00
◦ BT : 2.00
◦ Kimia darah
◦ GDS : 91 mg/dl
Thorax
Tgl 23 September 2019

o Cor :
• CTR < 50%
• Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
• Trakea ditengah

o Pulmo :
• Hilus tidak melebar
• Corakan bronkovaskuler baik
• Tidak tampak infiltrat
• Kedua sinus costofrenicus tajam

o Diafragma baik

o Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik

Kesan :

Pulmo tak tampak kelainan

Cor dalam batas normal


Foto Femur Sinistra Post ORIF
Tgl 16 September 2019
Kesan :
◦ Tampak plate dan screw terpasang pada 1/3 proksimal femur kiri
◦ Tampak penebalan korteks pada 1/3 tengah femur kiri
◦ Trabekulasi tulang normal
◦ Permukaan sendi baik
◦ Tak tampak kalsifikasi abnormal
Planning :
Tatalaksana di RSUD Tamada :
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 3x 1 g/iv (skint test)
◦ Inj. Antrain 3x 1 amp/iv
◦ Inj. As. Traneksamat 3x500mg/iv
◦ Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
◦ Inj. PCT 3x1 g/iv
◦ Inj. Ketorolac 3x30mg/iv
◦ Rencana operasi remove implant femur sinistra tgl 25 September 2019 jam 08:00 wita
◦ Mulai puasa jam 00:00 wita
◦ Lapor ruang OK untuk rencana OP
◦ Co. TS Anastesi
Co. TS Anastesi
Dr. Helda Liza M.K, Sp. An advis :
◦ Puasakan mulai pukul 03:00 wita subuh
◦ Infus Tuttopusin OPS 1000 cc/ 24 jam
◦ Lain-lain sesuai TS
25 September 2019, Pukul 09:30 wita

Operasi Berlangsung
Terapi post op
Advis dr. Muhammad Hidayat, Sp. B :
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 3 x 1 g/iv
◦ Inj. Antrain 3 x 1 amp/iv
◦ Inj. Kalnex 3 x 500mg/iv
◦ Inj. Ranitidin 2 x 1 amp/iv
◦ Terapi TS lain lanjut
◦ Observasi vital sign dan draine
Terapi post op
Dr. Helda Liza M. K, Sp. An advis :
◦ Posisi supine, head up 30 derajat
◦ Inj. Fentanyl 20 meq/ jam via SP
◦ Inj. Paracetamol 3x1 g/iv
◦ Inj. Ketorolac 3x30 mg/iv
◦ Sadar penuh, minum bertahap
◦ Lain-lain sesuai TS
Visite/ follow up
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
Tgl 26 - 09 - 2019 jam 13:10 wita :
S : Nyeri (-), mobilisasi (+), draine bersih
O:
◦ KU : sakit sedang
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 110/70 mmHg, N 78 x/menit, S 36 C, P 20 x/menit, VAS 1-2
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/4444, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/menurun, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif (+), gerakan pasif dilakukan

A:
Post OP remove ORIF Femur Sinistra Hari-1
P:
◦ IVFD RL 20 tpm
◦ Inj. Ceftriaxone 3x 1 g/iv
◦ Inj. Antrain 3x 1 amp/iv
◦ Inj. Kalnex 3x500mg/iv
◦ Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
◦ Inj. Paracetamol 3x1 g/iv
◦ Inj. Ketorolac 3x30 mg/iv
◦ Observasi vital sign dan draine
◦ Posisi supine, head up 30 derajat
Visite/ follow up
Dr. Muhammad Hidayat, Sp. B advis :
Tgl 27 - 09 - 2019 jam 13:20 wita :
S : Nyeri (-), mobilisasi (+)
O:
◦ KU : sakit baik
◦ Kesadaran : komposmentis, GCS E4 V5 M6
◦ TD 120/80 mmHg, N 82 x/menit, S 36.2 C, P 20 x/menit, VAS 0
◦ Pemeriksaan fisik : Motorik kekuatan ekst. atas 5555/5555, ekst. bawah 5555/5555, pergerakan ekst.
Atas dbn/dbn, ekst.bawah dbn/dbn, tonus otot kedua ekstremitas dbn
◦ Sensorik : dbn
◦ Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS ICS V, batas
jantung normal, bunyi jantung murni irama teratur, bising (-), gallop (-)
◦ Paru : gerak dada simetris kiri dan kanan, fremitus dada kiri dan kanan sama, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
◦ Abdomen : supel, peristaltic kesan normal, NT (-), timpani (+)
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, ROM kaki kiri terbatas
Regio femoris sinistra
◦ Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada perdarahan
◦ Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba, sensibilitas kesan normal, CRT <2”
◦ ROM : gerakan aktif (+), gerakan pasif dilakukan

A:
Post OP remove ORIF Femur Sinistra Hari-2
P:
◦ Aff draine
◦ Cefadroxyl 500mg 2 dd 1 tab
◦ Asam Mefenamat 500mg 3 dd 1 tab
◦ Mobilisasi jalan dengan menggunakan tongkat
◦ Boleh rawat jalan dan kontrol di poli bedah
FRAKTUR FEMUR
Gambar 1. Anatomi Regio Femoralis.5,7
Kompartemen Region Femoralis
Daerah tertutup yang dibatasi oleh tulang,interosseus membran dan fascia yang melibatkan
jaringan otot, pembuluh darah, dan syaraf.
Terdapat tiga kompartemen pada regio femoralis, yaitu anterior, medial, dan posterior.
1. Pada kompartemen anterior terdiri dari m.rectus femoris, m. vastus intermedius, m. vastus
medialis yang dibatasi oleh tulang femur, septum intermusculare lateral, medial dan fascia
lata. Serta dipersarafi oleh nervus femoralis.
2. Pada kompartemen medial terdiri dari m. gracilis, m. sartorius, m. adductor manus, m.
adductor longus yang dibatasi oleh tulang femur, fascia lata dan dipersarafi oleh nervus
ischiadicus serta diperdarahi oleh arteri perforans.
3. Pada kompartemen posterior terdiri dari
m. biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus yang dibatasi oleh tulang femur,
septum intermusculare lateral, medial dan fascia lata dan dipersarafi oleh nervus tibialis.8
DEFINISI
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial.
Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma berat, kadang-kadang trauma ringan
saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu.
Juga trauma ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur.2,7
ETIOLOGI
Berdasarkan penyebab terjadinya, fraktur femur dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan
besar energy penyebab trauma, yaitu :
1. High energy trauma
2. Low energy
3. Stress fracture/ fraktur karena tekanan.3
PATOFISIOLOGI
Kegagalan tulang menahan tekanan langsung maupun tidak langsung

Tekanan dapat berupa :


1. Tekanan berputar yang dapat menyebabkan fraktur bersifat spiral/oblik.
2. Tekanan membengkok yang dapat menyebabkan fraktur transversal.
3. Tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi, atau fraktur
dislokasi.
4. Kompresi vertical dapat menyebabkan fraktur komunitif missal pada vertebra.
5. Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu akan menyebabkan fraktur
oblik/ Z.
6. Trauma karena tarikan pada ligament atau tendo akan menarik sebagian tulang.1,2
KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR
Berdasarkan klasifikasi Winguist-Hansen yang didasarkan pada pola dasar fraktur dan derajat
kestabilannya meskipun sekarang digunakan untuk menentukan derajat kominutif dari fraktur,
fraktur corpus femoris dapat diklasifikasikan sbb :
1. Tipe 0 non kominutif ( fraktur transversal, oblik, dan spiral ).
2. Tipe I kominutif non signifikan atau fragmen kecil.
3. Tipe II fragmen besar dengan aposisi kortikal sampai dengan 50%.
4. Tipe III fragmen besar dengan aposisi kortikal kurang dari 50%.
5. Tipe IV fraktur segmental, tidak ada kontak antara fragmen distal dan fragmen proksimal.2,4
Gambar 2. A tipe 0, B tipe I, C tipe II, D tipe III, E tipe IV 2,4
Gambar. 3. Closed Fracture. 9
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan skrining awal
2. Inspeksi ( look )
3. Palpasi ( feel )
4. Pergerakan ( move )

Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang ( radiologi : rule of two ).2
PENATALAKSANAAN
Secara umum prinsip pengobatan bedah ortopedi adalah6 :
1. Jangan mebuat keadaan lebih buruk bagi penderita
2. Pengobatan berdasarkan pada diagnosis dan prognosis yang tepat
3. Pilih jenis pengobatan yang sesuai dengan keadaan penyakit penderita
4. Ciptakan kerja sama yang baik tanpa melupakan hukum penyembuhan alami
5. Pengobatan yang praktis dan logis
6. Pilih pengobatan secara individu
7. Jangan melakukan pengobatan yang tidak perlu.2
METODE PENGOBATAN
1. Konservatif
2. Non Konservatif
a. Bed rest
b. Pemberian alat bantu
c. Pemberian obat obatan

3. Pengobatan Operatif ( Osteosintesis : fiksasi dalam seperti plate, screw, nail plate, wire/k-
wire ) teknik yang terkenal adalah metode OA-ASIF.2
4. Fisioterapi
KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Permasalahan dalam penyambungan tulang
3. Kerusakan saraf
4. Sindrome kompartemen
5. Komplikasi operatif.10
PROGNOSIS
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang
menakjubkan. Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur
dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup
dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang
mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai
terjadi konsolidasi.
Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik
sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan
suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.6
DAFTAR PUSTAKA
1. American College of Surgeon Committee of Trauma ( ACSCOT ). 2008. Advanced Trauma Life Support for Doctor. Chicago : ATLS
Student Course Manual.
2. Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Ed. 7. Jakarta : Widya Medika; 1995. Hal
3. Fractures of the femur. Retrevied October 20th, 2015, available at : http://orthoanswer.org/hip/femur-fractures/cause.html
4. Karadsheh M, Tayler B. femoral shaft fractures. Retrieved October 21st, 2015, available at :
http://www.orthobullets.com/trauma/1040/femoral-shaft-fractures
5. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 6 th ed. United states : Saunders; 2011. Page 476
6. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT Yarsif Watampone ; 2009. Hal 82-85, 92-94, 355-361, 364
7. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta : EGC; 2011. Hal 45
8. Snell RS. Clinical Anatamy by Region. 9 th ed. New York : Lippincott Williams & Wilkins; 2012. Page 455
9. Tscherne HG : Fractures Associated with Soft Tissue In-juries. 1984. JAAOS, 2003, vol. 11. no. 6. Page 431-438
10. Weissleder, R. Wittenberg, J. Harisinghani, Mukesh G., Chen, Jhon W., Musculoskeletal Imaging in Primer of Diagnostic Imaging, 4th.
Ed. United States : Mosby Elsevier, 2007. page 408-410
‫جزاك هللاُ خيرا‬

Anda mungkin juga menyukai