Anda di halaman 1dari 7

KERAJAAN BANJAR

DISUSUN OLEH :
1. ARYA DWI JANARKO (5)
2. AZYA CENCERI P (7)
3. LUTFITRIANA B (19)
KESULTANAN BANJAR

 Tahun kerajaan : 1520- 1905


 Puncak kejayaan :
Kesultanan Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade
pertama abad ke-17 dengan lada sebagai komoditas dagang, secara
praktis barat daya, tenggara dan timur pulau Kalimantan membayar
upeti pada kerajaan Banjarmasin. Sebelumnya Kesultanan Banjar
membayar upeti kepada Kesultanan Demak, tetapi pada masa
Kesultanan Pajang penerus Kesultanan Demak, Kesultanan Banjar
tidak lagi mengirim upeti ke Jawa.
Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, dilakukan lagi oleh Tuban
pada tahun 1615 untuk menaklukkan Banjarmasin dengan bantuan
Madura (Arosbaya) dan Surabaya, tetapi gagal karena mendapat
perlawanan yang sengit.
Sebelum dibagi menjadi beberapa daerah (kerajaan kecil),
wilayah asal Kesultanan Banjar meliputi provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan
dengan Kerajaan Tanjungpura pada lokasi Tanjung Sambar
(Ketapang) dan sebelah timur berbatasan dengan Kesultanan
Pasir pada lokasi Tanjung Aru.
Pada daerah-daerah pecahannya, rajanya bergelar
Pangeran, hanya di Kesultanan Banjar yang berhak memakai
gelar Sultan. Kesultanan-kesultanan lainnya mengirim upeti
kepada Kesultanan Banjar, termasuk Kesultanan Pasir yang
ditaklukan tahun 1636 dengan bantuan Belanda.
 Kehidupan sosial
Dalam kehidupan masyarakat Banjar terdapat
susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramid. Lapisan teratas adalah golongan penguasa
yang merupakan golongan minoritas, golongan ini
terdiri dari kaum bangsawan dan keluarga raja.
Lapisan tengah adalah para pemuka agama,
sementara golongan mayoritas adalah para petani,
nelayan, dan pedagang.
 Sistem perekonomian

Kalimantan Selatan memiliki perairan yang strategis sebagai lalu lintas


perdagangan. Perdagangan di Banjarmasin pada pemulaan abad ke-17 M di
Monopoli golongan Tionghoa. Kuatnya penarikan lada dari mereka untuk
perdagangan ke Tiongkok mengakibatkan penanaman lada di Banjarmasin
menjadi sangat pesat. Dalam perdagangan lada merupakan komoditi eksport
terbesar dalam Kerajaan Banjar. Selain itu, pajak juga merupakan penghasilan
terbesar dan sangat penting untuk menjalankan roda pemerintahan. Jenis-jenis
pajak yang dipungut dari rakyat adalah pajak uang kepala, sewa tanah, pajak
perahu, pajak penghasilan intan dan emas. Perekonomian masyarakat banjar
terdiri atas pertanian, nelayan, dan industri.
 Sistem Politik Kerajaan
1. 1526-1545; Pangeran Samudra (Sultan Suriansyah)
2. 1545-1570; Sultan Rahmatullah
3. 1570-1595; Sultan Hidayatullah
4. 1595-1620; Sultan Mustain Billah(Pangeran Kecil), sultan yang
memindahkan keraton ke Kayutang, Martapura pada 1612
5. 1620-1637; Ratu Agung bin Marhum Panembahan
6. 1637-1642; Ratu Anum(Sultan Saidullah)
7. 1642-1660; Adipati Halid
8. 1660-1663; Amirullah Bagus Kesuma
9. 1663-1679; Pangeran Adipati Anum setelah masebut
kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke Banjarmasin
10. 1679-1700; Sultan Tahlitallah berkuasa
11. 1700-1734; Sultan Tahmidullah
12. 1734-1759 ; Pangeran Tamjidbin Sultan Agung
13. 1759-1761 ; Pangeran Muhammad Aliudin
14. 1761-1801; Pangeran Nata Dilaga
15. 1801-1825 ; Sultan Sulaiman Al Mutamitullah bin Sultan
Tahmidullah
16. 1825-1852 ; Sultan Adam Al Wasik bin Sultan Sulaiman
17. 1852-1862 ; Pangeran Tamjidullah
18. 1859-1862 ; Pangeran Antasari
19. 1862-1905 ; Sultan Muhammad Seman

Anda mungkin juga menyukai