Anda di halaman 1dari 14

Kerajaan Banjar dan Kerajaan

Pontianak
Letak Kerajaan
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan,
pusatnya di daerah hulu Sungai Nagara di
Amuntai. Diperkirakan Kerajaan Banjar berdiri
pada pertengahan abad ke 16
Sumber Sejarah
a) Hikayat Banjar dan kronik Banjarmasin,
menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan
Banjar.
b) Negarakertagama, menceritakan mengenai
hubungan Kerajaan Daha sebagai kerajaan
sebelum Kerajaan Banjar dengan Majapahit
Raja-raja Yang Pernah Memerintah
1. Sultan Suryanullah atau Raden Samudra
(1520-1546 M)
Sultan Suryanullah merupakan raja Banjar
pertama. Pada masa pemerintahannya Sultan
Suryanullah meluaskan kekuasaan Kerajaan
Banjar hingga ke Sambas, Batang
Lawai,Sukadana,
Kotawaringin,Sampit,Madawi,dan Sambangan
Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
Sultan Rahmatullah adalah anak tertua Sultan
Suryanullah. Pada masa pemerintahannya,
Sultan Rahmatullah masih membayar upeti
kepada Demak yang saat itu sudah menjadi
Kerajaan Pajang
Sultan Hidayatullah (1570-1595 M)
Sultan Hidayatullah adalah anak Sultan
Rahmatullah. Pada masa pemerintahannya
didampingi oleh Patih Kiai Angga Dipa
Sultan Marhum Panembahan atau Sultan Mustain Billah
(1595- 1641 M)
Pada masa pemerintahannya, ibu kota kerajaan dipindahkan
ke Amuntai. Sultan Marhum mempunyai 50.000 prajurit,
sehingga dengan kekuatan tersebut Kerajaan Banjar dapat
membendung pengaruh Mataram dan dapat menguasai
kerajaan kerajaan yang ada di Kalimantan Tenggara, Tengah
dan Barat.
Akibat terbunuhnya pengusaha Belanda (Gillis Michielse-
Zoon)., pada tanggal 7 Juni 1607 menjadi perselisihan antara
Banjar dan Belanda. Belanda menyerang Banjar dan Sultan
Mustain memidahkan pusat kerajaan ke Kayu Tangi.
Sultan Adam (1827- 1857 M)
Pada masa pemerintahan Sultan Adam terjadi berbagai
perselisihan baik kalangan intern kerajaan maupun
dengan pihak Belanda dan Inggris. Sejak Sultan Adam
wafat, Belanda selalu mencampuri urusan kerajaan.
Pergantian kekuasaan banyak ditentukan oleh Belanda.
Hal tersebut menimbulkan pertentangan di antara
anggota keluarga kerjan serta keresahan di antara para
tokoh dan masyarakat Banjar sehingga timbullah berbagai
perlawanan terhadap Belanda. Dari perlawanan tersebut
muncul tokoh-tokoh perlawanan seperti Pangeran
Antasari, Pangeran Demang Leman, dan Haji Nasrun.
Keadaan Sosial - Agama
Pembauran penduduk Banjarmasin yang terdiri dari
rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa
(kontingen dari Demak) menggambarkan
bersatunya masyarakat di bawah pemerintahan
Raden Samudra. Perkumpulan penduduk ini
menjebabkan daerah ini menjadi ramai dan
terbentuknya hubungan perdagangan.
Raden Samudra akhirnya menjadikan islam sebagai
agama negara dan rakyatnya memeluk agama
islam. Sejak saat itu gelar Raden Samudra berubah
menjadi Sultan Suryanullah
Sistem Perekonomian
Berkembang pesat dalam perdagangan lada
hitam yang mempunyai nilai jual tinggi di
pasaran internasional
Sistem Politik
• Susunan kepemerintahan dan jabatan di Kerajaan Banjar :
1. Raja, bergelar sultan
2. Mangkubumi , mempunyai kementrian di bawahnya :
Panganan,Pangiwa,Mantri Bumi dan 40 orang Mantri Sikap.
3. Lalawangan, Kepala distrik kedudukannya sama dengan kepala
distrik pada zaman Belanda
4. Sarawasa;Sarabumi;Sarabraja, jabatan terpisah tetapi mempunyai
wewenang yang sama yaitu kepala urusan keraton
5. Mandung;Raksayuda, jabatan terpisah tetapi mempunya
wewenang yang sama yaitu kepala urusan kepala balai longsari,
bangsal dan benteng
6. Mamagarsari, pengapit raja saat duduk di ruangan sidang
(semacam pasukan khusus )
7. Parimala ( Kepala Urusan Dagang dan Pasar ) ; Singataka ; Singapati (
pembantu / pengawal Parimala )
8. Sarageni ; Saradipa duhung, jabatan terpisah tetapi mempunyai
tugas sama yaitu berkuasa dalam urusan senjata
9. Puspawarna, berkuasa dalam urusan
tanaman,hutan,perikanan,ternak dan berburu
10. Pamarakan ; Rasajiwa, pengurus umum tentang keperluan
pedalaman dan pedusunan
11. Kadang Aji, ketua balai petani dan perumahan ; Nanang
( pembantu kadang aji )
12. Wargasari, pengurus besar tentang persediaan bahan makanan dan
lumbung padi
13. Anggarmarta, juru bandar (kepala urusan pelabuhan)
14. Astaprana, juru tabuh-tabuhan dan kesenian
15. Kaum Mangkumbara, kepala urusan upacara
16. Wiramartas, mantri dagang, berkuasa mengadakan hubungan
perdagangan luar negeri atas persetujuan sultan
17. Bujangga, kepala urusan bangunan rumah
dan tempat ibadah
18. Singabana, kepala keamanan umum
Budaya

Anda mungkin juga menyukai