Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik
Saebani
Definisi
Toksikologi : Ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan berbagai
bahan kimia dan fisika pada semua sistem kehidupan.
Keracunan akut
Terjadi secara mendadak setelah makan atau terkena sesuatu. Pada
keracunan akut biasanya mempunyai gejala hampir sama dengan
sindrom penyakit, oleh karena itu harus diingat adanya kemungkinan
keracunan pada sakit mendadak.
Metode Kontak
Tertelan
Efeknya bisa lokal pada saluran cerna dan bisa juga sistemik. Contoh
kasus: over dosis obat, pestisida.
Inhalasi
Iritasi pada saluran nafas atas dan bawah, bisa berefek pada absopsi
dan keracunan sistemik. Keracunan melalui inhalasi juga banyak
terjadi di tempat-tempat industri. Contoh : atropin, gas klorin, CO
(karbonmonoksida).
Injeksi
Efek sistemik, iritasi lokal dan bisa menyebabkan nekrosis. Masuk ke
dalam tubuh bisa melalui intravena, intramuskular, intrakutan maupun
intrademal.
Efek Biologis
Potensiasi : satu dari dua bahan tidak menimbulkan toksik, namun
ketika terjadi paparan kedua bahan tersebut, efek toksik dari bahan
yang aktif akan meningkat.
Sinergistik : Dua bahan yang mempunyai sifat toksik sama atau salah
satu bahan memperkuat bahan yang lain, maka efek toksik yang
dihasilkan lebih bahaya.
Golongan Pestisida:
1. Golongan Organoklorin ( organochlorine)
misalnya DDT, Dieldrin, Endrin, dll.
2. Golongan Organofosfat ( organophosphats)
misalnya Parathion, Malathion, dll.
3. Golongan Karbamat ( carbamats)
termasuk baygon, bayrusil, Propoxur, dll.
Departemen kesehatan pada 1998 menyatakan bahwa urutan
pemakaian pestisida yang terbanyak adalah:
Insektisida sebanyak 55,42%
Herbisida 12,25%
Fungisida 12,05%
Rodentisida 2,81%
Didalam urin DDT sedikit sekali atau bahkan tidak ada dalam bentuk
tetap. Sekresi klorin organik melalui saluran kemih meningkat,
mencapai puncaknya dalam 24 jam kemudian lama-lama menurun
sampai 10 hari. Sebagian besar klorin ini terdapat dalam bentuk DDA.
DDT merupakan stimulator SSP yang kuat dengan efek
eksitasi langsung pada neuron, yang mengakibatkan
kejang-kejang dengan mekanisme yang belum jelas.
Derajat kejang sebanding dengan kadar DDT dalam otak.
Kejang bersifat epileptifor dengan interval kejang yang
makin lama makin meningkat. Kematian terjadi akibat
depresi pernafasan atau akibat fibrilasi ventrikel. Selain itu
paparan dapat menghambat kerja enzim hepar.
Organofosfat
Organofosfat adalah salah satu jenis insektisida yang mengandung
fosfat organic. Zat ini pertama kali disintesis oleh Lassaigne dengan
mereaksikan alkohol dan asam fosfat di Jerman pada awal perang
dunia ke II.
Struktur kimia
Oral LD50:
Pada tikus jantan 116.0 mg/kg
Pada tikus betina 95.0 mg/kg
Propoxur berupa kristalin putih bubuk yang memiliki aroma khas dan
titik lebur 86-91,5ºC. Senyawanya tidak terakumulasi di jaringan.
Merupakan insektisida non-sistemik yang biasa digunakan untuk
membasmi nyamuk pada area terbuka, lalat pada area agrikultur, kutu
pada hewan piaraan dan kecoa.
Golongan karbamat biasanya mudah diserap lewat kulit, mukosa,
saluran pernapasan, dan saluran pencernaan, tetapi ditemukan
beberapa perkecualian. Pada studi In vivo diketahui karbamat
semuanya diserap selama perjalanan melalui saluran cerna.
Korban tampak lemah, melanosis arsenik berupa pigmentasi kulit yang berwarna
kuning cokelat, lebih jelas didaerah fleksor, puting susu, dan perut sebelah
bawah serta aksila. Rambut tumbuh jarang.
Gejala lain yang tidak khas : malaise, BB menurun, mata berair, fotofobi, pilek
kronis, mulut kering, lidah menunjukkan bulu-bulu halus berwarna putih perak
diatas jaringan berwarna merah.
Rambut kepala:
1. Normal : 0,5 mg/kg
2. Curiga keracunan : 0,75 mg/kg
3. Keracunan akut : 30 mg/kg
Kuku
1. Normal : 1 mg/kg
2. Curiga keracunan : 1 mg/kg
3. Keracunan akut : 80 mg/kg
Uji Reinsch
1. Campurkan 100 cc darah + 10 cc HCl pekat
2. Panaskan hingga terbentuk AsCl3
3. Celupkan batang tembaga hingga terbentuk endapan kelabu
sampai hitam pada permukaan batang tembaga tersebut.
4. Endapan yang menempel tersebut merupakan indikator
adanya Arsen secara kualitatif.
Uji konfirmasi:
1. Uji Gutzeit : noda coklat sampai hitam pada kertas saring
2. Uji marsh : zat + HCl + Zn (logam) cermin As
3. Fisika : Arsen menunjukkan nyala api khas
Rumus kimia : KCN
Berat Molekul : 65,12 g/mol
Bentuk : Kristal putih padat
Berat Jenis : 1,52 g/cm³
Titik Leleh : 634ºC
Titik Lebur : 1625ºC
Daya larut air : 71,6 g/100 ml (25ºC)
Flash point : Tidak dapat terbakar
LD50 : 5-10 mg/kg oral pada tikus, mencit, kelinci.
Sangat toksik karena memiliki dosis letal yang sangat rendah. Di
alam dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Yang paling
berbahaya adalah hidrogen sianida (HCN) dan derivat garamnya
(KCN dan NaCN)
Rumus Bangun:
H H H
H C O H H C C O H
H H H
Metanol Etanol
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum
untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus hidrogasi (-
OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Gugus fungsional
alkohol adalah gugus hidrogasi yang terikat pada karbon
hibridisasi sp.
Gol. A
Kadar Etanol 1-5%
Etil alkohol cepat diabsorpsi dari saluran cerna bagian atas dan
tersebar dalam jaringan-jaringan sesuai dengan kandungan
airnya, seperti metil alkohol. Efek utamanya adalah depresi
saluran napas pusat.
Sejak dalam mulut, alkohol diabsorpsi oleh selaput lendir mulut.
Karena mudah menguap, alkohol juga masuk melalui paru-paru walau
dalam jumlah sedikit. Selanjutnya absorpsi terjadi di saluran cerna
terutama pada usus halus. Kecepatan sampai ke aliran darah
bergantung banyak faktor, antara lain:
1. Banyak dan macam makanan dalam lambung.
2. Jenis dan kadar alkohol dalam minuman tersebut.
3. Faktor konstitusi peminum.
Bila kadar alkohol terlalu tinggi akan terjadi hipersekresi mukus pada
lambung dan pilorus menutup. Keadaan yang demikian akan
memperlambat absorpsi dan menghalangi pengaliran alkohol ke
dalam usus. Setelah sampai di darah, alkohol akan diedarkan ke
seluruh tubuh mencapai semua jaringan dan sel. Karena alkohol larut
dalam air, jaringan yang mengandung banyak air akan mendapat
alkohol yang banyak pula.
Alkohol dimetabolisme di hepar menjadi karbondioksida, air,
asetaldehid, yang selanjutnya menjadi asetat. 10% alkohol yang
dikonsumsi, akan disekresi melalui urin tanpa melalui
perubahan, sedangkan selebihnya dioksidasi dan menghasilkan
energi dan panas.
Gejala :
1. Nafsu makan menurun, mual, muntah, diare.
2. Tremor pada lidah dan tangan.
3. Gangguan daya ingat dan kemampuan menilai.
4. Jika berlangsung lama, bisa menyebabkan hipoproteinemia
yang mengakibatkan edema anasarka.
5. Selain mengalami stress psikis, juga mengalami neuritis
perifer dan demensia yang akan semakin nyata pada tahap
akhir.
6. Pasien kemudian secara tiba-tiba mengalami koma dan
pingsan hingga kematian.
1. 0,1 % Orang akan merasa gembira
2. 0,15 % Batas keamanan mengemudikan kendaraan
3. 0,2 % Tingkat intoksikasi menengah
4. 0,2%-0,4% Kesadaran menurun, delirium dan stupor.
5. 0,5% Koma
6. 0,6% Asfiksia darah
Mekanisme kematian alkoholisme kronik terutama akibat gagal hati
dan ruptur varises esofagus akibat hipertensi portal. Kelainan yang
ditemukan pada korban mati tidak khas. Mungkin ditemukan gejala
yang sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ menunjukkan tanda
pembendungan, darah lebih encer, merah gelap. Mukosa lambung
menunjukkan pembendungan, kemerahan tanda inflamasi tapi kadang
tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Dalam:
1. Bau alkohol bisa tercium dari isi lambung dan organ tubuh
lainnya.
2. Dinding lambung hiperemis, merah, dan isi lambung coklat.
3. Organ tubuh lainnya mengalami kongesti.
4. Edema otak sangat jelas terlihat dari jarak antara girus otak
yang semakin sempit.
Pada kasus keracunan kronik yang meninggal, jantung dapat
memperlihatkan fibrosis intersisial, hipertrofi, hipertrofi serabut
otot jantung, sel-sel radang kronik pada beberapa tempat,
gambaran serat lintang otot jantung menghilang, hialinasi,
edema, dan vakuolisasi serabut otot jantung. Selain itu terlihat
adanya miopati alkoholik akut dengan miohemoglobinuria yang
disebabkan nekrisis tubuli ginjal dan kerusakan miokardium.
Jenis:
1. Kokain HCl : Berasa sedikit pahit dan mudah larut dalam
air.
2. Kokain Freebase : Berasal dari kokain HCl yang
diekstraksi alkalinya. Tidak berbau, berasa pahit, kristal
tidak berwarna atau berwarna putih, tidak mengalami
perubahan kimiawi saat dibakar sehingga dapat
digunakan dengan dibakar dan diisap seperti merokok.
Bentuk-bentuk ganja:
Berbentuk lintingan rokok atau biasa disebut reefer.
Dicampur tembakau untuk dirokok
Campuran daun, tangkai, dan biji untuk dirokok.
Berbentuk bubuk dan damar untuk dihisap melalui hidung.
Berbentuk damar hasbish berwarna coklat kehitaman.
Ganja mengandung persenyawaan terpen (kanabioid) seperti:
• Tetrahidrokanabirol (THC)
• Asam Konabinol (Canabine Acid)
kandungan THC:
•Hashish : Getah tanaman ganja yang dikeringkan dan
dimampatkan sehingga berbentuk bulat. Kandungan THC: 4%-
10%.
•Minyak hashish : Ekstrak kanabis yang memiliki kadar THC
antara 15%-30%.
•Ganja : kumpulan pucuk bunga tanaman betina mengandung
2%-3% THC.
•Bhang : Kumpulan daun besar berikut cabang dari tanaman
betina. THC 15%.
THC terutama berpengaruh pada otak, sistem kardiovaskuler dan
paru. Bersifat akut dan reversibel. THC bekerja pada reseptor B1 dan
B2 yang terdapat pada seluruh otak terutama korteks serebri,
hipokampus, sefrebelum, dan striatum. Tubuh menghasilkan agonis
THC endogen yaitu anandamida (derivate asam arakidonat) dan N-
palmito etanolamida.
• Paranoid