Inti dari teori permintaan dan penawaran adalah terjadinya harga keseimbangan
sebagai akibat daripada permainan bersama pola permintaan dan penawaran
Jika pada suatu ketika harga lebih tinggi atau lebih rendah, maka selalu ada
kecenderungan kembali pada harga keseimbangan
Jika harga di atas harga keseimbangan maka jumlah barang yang ditawarkan lebih
besar daripada jumlah barang yang diminta, barang-barang tidak laku dan
menumpuk sehingga terpaksa harga diturunkan oleh penjual
Jika harga di bawah harga keseimbangan maka jumlah barang yang diminta
melebihi jumlah yang ditawarkan sehingga pembeli saling berebut, persedian
barang segera menipis dan harga akan naik lagi
Dalam hal permintaan dianggap bahwa pendapatan, rasa, adat kebiasaan, dan
keadaan konsumen lainnya tidak mengalami perubahan kecuali Harga
Dalam hal penawaran dianggap bahwa kecuali harga barang, segala sesuatu yang
lain yang mempengaruhi penawaran seperti metode dan teknik produksi, biaya
produksi atau harga faktor-faktor produksi, hasil panen perHa dan lain-lain semua
harus tetap tidak mengalami perubahan
Jika keadaan-keadaan lain itu berubah maka berarti asumsi-asumsi yang dipakai
telah dilanggar dan akibatnya akan lain, inilah pembatasa-pembatasan bagi
penerapan teori
Konsep Elastisitas
Elastisitas Harga
Elastisitas merupakan rasio dari dua ukuran, maka dengan persentase perubahan
harga tertentu elastisitas akan besar atau kecil tergantung pada besar kecilnya
presentase perubahan jumlah barang yang diminta
Makin besar nilai e (elastisitas) berarti permintaan makin elastis, sebaliknya tidak
atau kurang elastis bila nilai e kecil
Permintaan elastis bila nilai e lebih besar dari 1 dan tidak elastis bila kurang dari 1
Dalam menuliskan angka elastisitas, selalu diberikan tanda negatif (-) di depan
angka, hal ini menunjukkan bahwa harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang
diminta dan sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta
Konsep Elastisitas
Elastisitas Harga
Pengukuran angka elastisitas dalam praktek dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu:
a)Elastisitas pada satu titik di dalam kurva permintaan (point elasticity)
b)Elastisitas di antara dua titik pada kurva (arc elasticity)
Elastisitas yang dihitung merupakan angka rata-rata dari elastisitas titik
sepanjang kurva diantara dua titik tersebut
Dalam cara perhitungan yang demikian akan terdapat perbedaan hasil,
apakah perubahan harga itu dianggap sebagai kenaikan atau penurunan
harga
Konsep Elastisitas
Elastisitas Harga
Angka elastisitas 1 atau unitary elasticity mempunyai arti
ekonomi penting yaitu setiap perubahan harga membawa
perubahan proposional dalam jumlah yang diminta
Ditinjau dari sudut penjual, maka kurva permintaan seperti ini
memberikan penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi
atau rendah, dalam matematika disebut rectangular hyperbola
Konsep Elastisitas
Elastisitas Harga
Selain angka elastisitas 1, penting pula dicatat angka elastisitas
not atau tak terhingga (~)
Pada elastisitas nol maka kurva permintaanya merupakan garis
vertikal, artinya berapapun harga barang, jumlah yang diminta
tidak akan terpengaruh
Pada elastisitas tak terhingga, perubahan harga barang hanya
mempunyai dua akibat, yaitu jumlah yang diminta tak terhingga
atau sama dengan nol dan kurvanya berbentuk garis horizontal
Konsep Elastisitas
Elastisitas Harga
Dalam perhitungan elastisitas harga yang dapat dipercaya dari
angka-angka statistik diperlukan data time series yang panjang
paling sedikit 20 tahun
Peter Timmer adalah orang pertama yang menghitung elastisitas
harga atas permintaan tepung gandum di Indonesia dengan
menggunakan seri data di Jakarta tahun 1950-1969
Konsep Elastisitas
Elastisitas silang atas permintaan
•Suatu barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan
yang erat dengan barang lain dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
manusia
Misalnya beras dan jagung, keduanya merupakan bahan makanan yang dapat
dipertukarkan, karena sifatnya dapat dipertukarkan maka harga masing-masing
juga berhubungan erat
Keadaan yang demikian perubahan harga barang yang satu tidak saja
mempengaruhi jumlah yang diminta atas barang itu, tetapi juga mempengaruhi
jumlah yang diminta atas barang lainnya
Contoh di Jawa timur, beras dan jagung keduanya merupakan bahan makanan
pokok penduduk, maka perubahan harga beras tidak saja mempengaruhi jumlah
beras yang diminta tetapi juga mempengaruhi jumlah jagung yang diminta
16
Universitas Gunadarma
17
Universitas Gunadarma
Konsep Elastisitas
Elastisitas silang atas permintaan
Dalam penelitan Peter Timmer, telah berhasil menghitung
elastisitas silang antara beras dan tepung gandum
Pada tahun 1950-1969 kenaikan harga beras 10% ternyata
diikuti oleh kenaikan gandum yang diminta (dibeli) dengan
12%, artinya elastisitas silang atas permintaan tepung gandum
dalam hal ini adalah +1,2
Tepung gandum disini merupakan bahan makanan pengganti
yang cukup baik
18
Universitas Gunadarma
Konsep Elastisitas
Elastisitas silang atas permintaan
Dengan perhitungan empiris maka dapat dibuktikan secara
ekonomis bahwa Usaha stabilisasi ekonomi dan pngendalian
inflasi telah dapat dicapai antara lain:
Dengan cara mengimpor lebih banyak tepung gandum dari
luar negeri, karena setiap perubahan jumlah gandum yang
dijual dipasar menyebabkan turunya harga gandum dan
selanjutnya juga harga beras
19
Universitas Gunadarma
Konsep Elastisitas
Elastisitas pendapatan atas permintaan
Jika pada elastisitas harga atas permintaan tandanya hampir selalu
negatif, maka pada elastisitas pendapatan atas permintaan tandanya
hampir selalu positif
Konsumen menjadi lebih kaya karena naik pendapatanya, sehingga
daya belinya naik dan ia akan membeli barang-barang konsumsi lebih
banyak
Untuk barang-barang yang elastis maka angka elastisitasnya lebih
dari satu, sedangkan yang tidak elastis maka angka elastisitasnya
lebih kecil dari satu
Konsep Elastisitas
Elastisitas pendapatan atas permintaan
Konsep elastisitas pendapatan atas permintaan penting dalam
ilmu ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan perilaku
ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam
pembelian barang-barang
Untuk permintaan bahan makanan utama sperti beras di
Indoensia, pada umumnya makin tinggi pendapatan makin
rendah elastisitasnya
Konsep Elastisitas
Elastisitas pendapatan atas permintaan
Dua kondisi yang menarik pada elastisitas pendapatan atas permintaan
adalah perbedaan yang nampak sekali dalam besarnya angka-angka
pada berbagai jenis barang dan kelompok kebutuhan serta perbedaan
angka elastisitas dalam perhitungan pada tingkat petani atau pada
tingkat harga eceran
Berbagai barang kebutuhan pokok angka elastisitasnya lebih rendah
daripada angka –angka elastisitas untuk kebutuhan hiburan (nonton
film, berwisata,dll), hal ini karena kebutuhan pokok lebih sukar ditunda
pemenuhannya daripada kebutuhan hiburan
Konsep Elastisitas
Elastisitas pendapatan atas permintaan
Selain itu angka elastisitas jauh lebih rendah pada tingkat petani
daripada tingkat eceran di perkotaan, hal ini disebabkan para konsumen
dikota lebih menginginkan barang hasil yang sudah diproses dengan
lebih baik dan sudah dibuat didalam berbagai macam barang konsumsi
Penaksiran angka-angka elastisitas pendapatan atas permintaan di
banyak negara yang belum maju biasanya dilakukan berdasarkan
pengeluaran (expenditure elasticity)
Expenditure elasticity adalah perbandingan antara presentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prsentase perubahan
pengeluaran konsumen
Konsep Elastisitas
Elastisitas pendapatan atas permintaan
Pengeluaran dipakai sebagai taksiran daripada pendapatan
Walupun pendapatan hanya ditaksir dengan pengeluaran namun dalam
kenyataan hasil dari kedua macam perhitungan tersebut tidak begitu
berbeda terutama bagi golongan pendapatan rendah karena golongan
ini tidak mempunyai tabungan
Cara penaksiran yang demikian dipakai karena dalam survei-survei
biasanya jauh lebih mudah untuk menanyakan pengeluaran daripada
pendapatan keluarga
Hasil data dari pertanyaan atas pengeluaran lebih mudah dipercaya
pada suatu penelitian
Konsep Elastisitas
Elastisitas harga dan fleksibilitas harga
Dalam menghitung elastisitas harga di atas, maka harga dianggap sebagai
faktor penyebab perubahan dan jumlah barang yang diminta berubah naik
atau turun karena perubahan harga
Dalam ilmu statistik, harga merupakan variabel yang bebas (independent
variable), sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan variabel tidak
bebas (dependent variable)
Dalam pengambilan kebijkan harga yang tepat harus didasarkan atas
pengetahuan yang mendalam mengenai elastisitas harga (disamping
elastisitas pendapatan)
Penetapan tingkat harga tertentu akan menentukan jumlah barang yang
dapat diserap atau akan ditampung oleh pasar
Konsep Elastisitas
Elastisitas harga dan fleksibilitas harga
Contoh, jika pemerintah bermaksud mengurangi tingkat
permintaan atas gula didalam negeri, supaya ada kelebihan
untuk ekspor maka pemerintah dapat menetapkan harga gula
yang relatif tinggi
Penetapan harga yang tinggi dapat dicapai dengancara
menetapkan cukai dan pajak-pajak yang tinggi yaitu berjumlah
20% pada saat ini, 10% berupa cukai dan 10% berupa pajak
penjualan
Konsep Elastisitas
•Tinggi rendahnya fleksibilitas harga penting bagi petani karena hasil-hasil pertanian
yang sifatnya musiman dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang besar
•Bawang merah dan Cabai adalah contoh lain daripada hasil pertanian yang
mempunyai fleksibilitas harga yang tinggi
Ini berarti bahwa ealstisitas harga atas penawaran adalah inelastisitas dalam
jangka pendek
Cobweb Theorem
Teori Cobweb pada dasarnya menerangkan siklus harga dan
produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu
Kasus cobweb dibagi menjadi 3 yaitu:
a)Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap
b)Siklus yang mengarah pada titik keseimabangan
c)Siklus yang mengarah pada eksplosi harga yaitu yang
berfluktuasi dengan jarak yang makin membesar