Anda di halaman 1dari 84

DEWASA & BIJAKSANA

 Ketika ada orang bicara mengenai


kita di belakang, itu tanda bahwa
kita sudah ada di depan mereka,
 Saat orang bicara merendahkan
diri kita, itu tanda bahwa kita
sudah berada di tempat yang
lebih tinggi dari mereka,
 Saat orang bicara dengan nada iri
mengenai kita, padahal kita tidak
pernah mengusik kehidupan
mereka, itu adalah tanda bahwa
kehidupan kita sebenarnya lebih
indah dari mereka.
FILOSOFI MANAJEMEN
ASN
PENDEKATAN PERUBAHAN
LAMA BARU

1. HUMAN RESOURCE
1. PERSONAL MANAGEMENT
ADMINISTRATION (manajemen SDM & sbg
(pencatatan Admin Kepeg) aset neg yg hrs dikelola,
2. CLOSED CAREER SYSTEM dihargai, & dikembangkan
(orientasi pd senioritas dan dg baik)
kepangkatan) 2. OPEN CAREER SYSTEM
(mengedepankan kompetisi
3. SPOIL SYSTEM
+kompetensi ,promosi +
(pertimbangan subyektif, pengisian Jabatan)
kedekatan personel, alasan 3. MERIT SYSTEM (obyektif,
politik) rekruitmen, pengangkatan,
• penempatan, promosi)
Mata Pelatihan ini
membekali peserta Pelatihan
dengan pengetahuan tentang
kedudukan, peran, hak dan
kewajiban, dan kode etik
ASN, konsep sistem merit
dalam pengelolaan ASN, dan
pengelolaan ASN.
Mata Pelatihan ini
membekali peserta
Pelatihan dengan
pengetahuan tentang
KOMPETENSI kedudukan, peran, hak
DASAR dan kewajiban, dan kode
etik ASN, konsep sistem
merit dalam
pengelolaan ASN, dan
pengelolaan ASN.
1. KEDUDUKAN, PERAN, HAK dan
KEWAJIBAN DAN KODE ETIK
ASN

2. KONSEP SISTEM MERIT DALAM


PENGELOLAAN ASN

3. MEKANISME PENGELOLAAN
ASN
Tantangan Manajemen SDM ke Depan
HIGHLY COMPETITIVE-AFTA-MEA
• GLOBALISASI
• COMPETITIVE ANTAR NEGARA 2019
• TEKNOLOGI INFORMASI & DIGITASI
• HIGH COLLABARATION
2015
SMART ASN
• Profil SDM ASN Arah Strategis Pembangunan Nasional 1. BERWAWASAN
saat ini 2015-2019 GLOBAL
(Perencanaan, Rekruitmen & Profesionalisme) 2. MENGUASAI
IT/DIGITAL DAN
• Benchmark ASN
BAHASA ASING
Internasional
3. DAYA
Tantangan SDM Internal NETWORKING
• MISMATCH KETERSEDIAAN ASN DG STRATEGI TINGGI
PEMBANGUNAN 4. MULTI SKILLING
• MISMATCH SPESIFIKASI JABATAN & MAN
QUALIFICATION
• PENEGAKAN DISIPLIN BLM SEPENUHNYA
DIJALANKAN
• KESADARAN SDM SBG HUMAN CAPITALMSH
RENDAH
TRANSFORMASI BIROKRASI &PENGELOLAAN
SDM APARATUR

BIROKRASI
2025 BERSIH,
KOMPETEN
DAN
2018 MELAYANI
DYNAMIC
GOVERNANCE
PERFORMANCE BASED PENGEMBANGAN
2013 BUREAUCRACY POTENSI HUMAN
MANAJEMEN CAPITAL
SDM
RULE BASED
BUREAUCRACY
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
PERMASALAHAN PNS
Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu

PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi


Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan
perencanaan SDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi
mismacht
Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional
Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah
peserta
Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan
secara kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah

Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity

Tsunami Pensiun
Reformasi Bidang Kepegawaian BKN

• Recruitment • Restrukturisasi organisasi


• Placement and promotion (right sizing; flat org.)
• Performance-based Mgt./SKP • Service Delivery
• Kinerja • OutcomesOriented
• Core competency training • Mind-set dan Culture set
• Welfare dan Renumerasi • Strong commitment
SDM Penataan
Organisasi/
Aparatur Bisnis Proses

• Sistem Informasi
Regulasi Modernisasi Kepegawaian
Pelayanan • Pemanfaatan TIK (e-
• Deregulasi
• Law Enforcement office, e-gov dan i-gov)
• Reward and Punishment • Transparansi dan
• De-kooptasi dengan politik akuntabilitas
• Minimalisasi spoiling system • Efektivitas dan efisiensi
• Wasdal/supervisi • Simplifikasi proses
IMPLIKASI BERLAKUNYA UU ASN BKN

• Analisis & Pemetaan Jabatan


• Kebijakan Minus Growth /zero/moratorium
Penataan Jumlah dan • Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja
Pegawai
Distribusi ASN
• Monev Redistribusi/ Realokasi PNS
• Kebijakan Pensiun Dini

• Kebijakan Seleksi CPNS Seleksi dengan Computer Assissted


Test (CAT)
Seleksi dan Promosi • Kebijakan Promosi PNS dengan assessment center, diklat
penjenjangan dan/atau fungsional
Terbuka PNS • Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan Secara terbuka
antar instansi

• Penetapan Standar Kompetensi


• Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
• Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi
• Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri
• Sertifikasi Kompetensi Profesi
Profesionalisme ASN • Pengukuran Kinerja Individu
• Penguatan Jabatan Fungsional (Penambahan jumlah, pola
karir,
• peningkatan kemampuan, penambahan tunjangan)
• Pengembangan karir PNS
Mewujudkan Aparatur Sipil Negara
VISI yang memiliki integritas, profesional,
melayani dan sejahtera

Memindahkan Aparatur Sipil Negara


MISI dari Comfort Zone ke Competitive
Zone
TUJUAN UTAMA UU ASN
a. Independensi dan e. Kesejahteraan
Netralitas f. Kualitas Pelayanan Publik
b. Kompetensi g. Pengawasan dan
c. Kinerja/ Produktivitas Kerja Akuntabilitas
d. Integritas

setkab.go.id
KETENTUAN UMUM
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN):
profesi bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah

PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA:


PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK) dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

MANAJEMEN ASN :
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
BAB II
PASAL 2

a. Kepastian Hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan Efeisien;
i. Keterbukaan;

ASAS PENYELENGGARAAN j.
k.
Non Diskriminatif;
Persatuan dan Kesatuan;
KEBIJAKAN DAN l. Keadilan dan Kesetaraan;
MANAJEMEN ASN m. Kesejahteraan.
ASN SEBAGAI PROFESI
BERLANDASKAN PADA PRINSIP:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan
publik;
d. kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan
Pasal 3 UU ASN 5/2014
NILAI DASAR ASN
a. memegang teguh ideologi Pancasila; i. memiliki kemampuan dalam
b. setia dan mempertahankan Undang- melaksanakan kebijakan dan program
Undang Dasar Negara Republik Indonesia pemerintah;
Tahun 1945 serta pemerintahan yang j. memberikan layanan kepada publik
sah; secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
c. mengabdi kepada negara dan rakyat akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
Indonesia; santun;
d. menjalankan tugas secara profesional k. mengutamakan kepemimpinan
dan tidak berpihak; berkualitas tinggi;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan
keahlian; kerja sama;
f. menciptakan lingkungan kerja yang m. mengutamakan pencapaian hasil dan
nondiskriminatif; mendorong kinerja pegawai;
g. memelihara dan menjunjung tinggi n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
standar etika yang luhur; dan
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan o. meningkatkan efektivitas sistem
kinerjanya kepada publik; pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
Pasal 4 UU ASN 5/2014
NILAI DASAR
• Nilai Dasar yang tercantum pada
pasal 4 UU no. 5 tahun 2014,
merupakan dasar komitmen PNS
dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan.
• Merupakan Koridor terwujudnya
akuntabilitas PNS dan
pemebentukan karakater sebagai
PNS yang Profesional
• Pedoman meningkatkan kualitas
organisasi dan Potensi diri sendiri
JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASN
JENIS STATUS KEDUDUKAN

1. Berstatus pegawai tetap • Pegawai ASN


PNS dan Memiliki NIP secara berkedudukan sebagai
Pasal 1 butir 3 Nasional; unsur aparatur negara
& Pasal 7 butir 1 2. Menduduki jabatan • Pegawai ASN
pemerintahan. melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
1. Diangkat dengan
PPPK • Pegawai ASN harus
perjanjian kerja sesuai
bebas dari
Pasal 1 butir 4 kebutuhan instansi dan
pengaruh/intervensi
& Pasal 7 butir 2 ketentuan UU.
golongan & partai
2. Melaksanakan tugas
politik
pemerintahan.

Pasal 6, 7, 8 UU ASN 5/2014


FUNGSI, TUGAS DAN PERAN ASN

• Pelaksana
TUGAS
kebijakan
publik • Melaksanakan
• Pelayan kebijakan yg dibuat • Pegawai ASN berperan
publik oleh pejabat Pembina sbg perencana,
Kepegawaian pelaksana, pengawas
• Perekat dan penyelenggaraan tugas
pemersatu
• Memberikan
pelayanan publik yg umum Pemerintahan
bangsa dan Pembangunan
profesional dan
berkualitas Nasional
• Mempererat persatuan
FUNGSI dan Kesatuan NKRI
PERAN

Pasal 10. 11, 12 UU ASN 5/2014


HAK DAN KEWAJIBAN ASN
JENIS HAK KEWAJIBAN
1. gaji, tunjangan, dan
• setia dan taat pada Pancasila,
fasilitas;
UUD NRI 1945, NKRI, dan
2. cuti;
PNS 3. jaminan pensiun dan
pemerintah yang sah;
Pasal 1 butir 3 • menjaga persatuan dan
jaminan hari tua;
& Pasal 7 kesatuan bangsa;
4. perlindungan; dan
• melaksanakan kebijakan
5. pengembangan
pemerintah;
kompetensi.
• menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• melaksanakan tugas
1. gaji, tunjangan, dan kedinasan;
PPPK fasilitas; • menunjukkan integritas dan
Pasal 1 butir 4 2. cuti; keteladanan;
& Pasal 7 3. perlindungan; dan • menyimpan rahasia jabatan
4. pengembangan • bersedia ditempatkan di
kompetensi. seluruh wilayah NKRI

Pasal 21, 22,23 UU ASN 5/2014


Contoh kasus : PNS Bolos, Uang Makan
Akan Dipotong
Agus Suprianto
Kamis, 23 Juli 2015 − 10:37 WIB

Hari kedua masuk kerja pascalibur Lebaran Kamis ini, para PNS
yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Ternate banyak yang
menambah libur alias tidak masuk kerja. (Ilustrasi/Istimewa)
A+ A-
TERNATE - Hari kedua masuk kerja pascalibur Lebaran Kamis
(23/7/2015) ini, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di
lingkungan Pemerintah Kota Ternate banyak yang menambah
libur alias tidak masuk kerja.

Hal ini terlihat di hampir semua ruangan di Kantor Wali Kota


Ternate yang tampak sepi. Hanya terlihat dua pengawai yang
mondar-mandir. Ada juga yang hanya duduk tanpa aktivitas kerja.

Sekretaris Kota Ternate M Tauhid Soleman langsung turun


melakukan sidak di sejumlah ruangan. Dia meminta daftar hadir
dan menyuruh PNS yang hadir untuk mencoret rekan mereka
yang membolos dan kemudian ditandatanganinya.

M Tauhid mengancam memberikan sanksi bagi PNS yang


membolos masuk kantor dengan memotong uang makan dan
minum.

Selain melakukan sidak di ruangan bagian di Kantor Wali Kota,


sehari sebelumnya M Tauhid mendatangi sejumlah kantor Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Seperti sidak kali ini, tingkat
Kode Etik & Kode Perilaku ASN

Jujur,
Bertanggung
Jawab,
Melaks. berintegritas
ketentuan Per- tinggi Cermat &
PU mengenai disiplin
disiplin
Pegawai

Melayani dgn
Informasi sikap hormat,
scr benar KODE ETIK & sopan, & tanpa
tekanan

PERILAKU ASN
Menjaga agar Sesuai dgn Per
tdk terjadi UU & Perintah
konflik Atasan

efektif, efisien
dan Menjaga
bertanggung kerahasian
jwb

Pasal 5 UU ASN 5/2014


TUJUAN KODE ETIK DAN FUNGSI KODE ETIK
PERILAKU DAN PERILAKU
1. Sbg Pedoman, panduan
birokrasi public dalam
menjalankan tugas dan
kewenangan agar
MENJAGA MARTABAT tindakannya dinilai baik
&
2 sbg standar penilaian sifat,
KEHORMATAN ASN perilaku dan tindakan
birokrasi public dalam
menjalankan tugas dan
kewenangannya

ETIKA BIROKRASI
DISKUSI KELOMPOK
1) Jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara
sesuai dengan UU ASN dan apa impilkasi esensi tersebut
terhadap Anda sebagai pegawai ASN.
2) Jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan
apa yang perlu dilakukan oleh Anda sebagai pegawai ASN.
3) Jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana
Anda harus bersikap agar hak dan kewajiban tersebut seimbang.
4) Jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda
dapat melaksanakan kode etik dan kode perilaku tersebut.
5) Jelaskan makna dan keuntungan penerapan system merit?
Berikan contoh penerapan system merit dalam penilaian
pegawai.
SISTEM
Sistem Merit adalah MERIT....????
kebijakan dan manajemen
ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan
kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan
latar belakang, politik, ras,
warna kulit, agama, asal-
usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, ataupun
kondisi kecacatan.
SISTEM MERIT
1. Strategic alignment dalam pengelolaan SDM
2. Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk
memotivasi dan juga meningkatkan produktivitas
pegawai
3. Organisasi membutuhkan pegawai yg jujur,
kompeten dan berdedikasi
4. Diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yg
mampu memberikan jaminan “Keamanan” dan
“kenyamanan” bg Individu yg bekerja didalamnya.
SISTEM MERIT
1. Sistem merit dalam Manajemen ASN meletakkan Kualifikasi,
kompetensi dan Kinerja secara Adil dan Wajar dgn tanpa
membedakan latar belakang Politik, ras, warna kulit, agama, asal-
usul, jenis kelamin,status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan”
2. Sistem ini menjadi acuan dalam semua tahapan dalam pengelolaan
ASN
3. Bagi Organisasi sistem merit mendukung keberadaan prinsip
akuntabilitas yg saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik, dg
kata lain organisasi dpt mempertanggungjawabkan bgmna mereka
menggunakan SDM-nya scr efektif dan efisien
4. Sedangkan bagi pegawai, sistem ini menjamin keadilan dan juga
menyediakan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang
pegawai
BKN

PENGUATAN IMPLEMENTASI MERIT SYSTEM


Manajemen SDM secara efektif dan
efisien dan terintegrasi

Standar integritas dan perilaku untuk


kepentingan publik

menerapkan prinsip fairness

Seleksi dan promosi secara adil dan


kompetitif

Penggajian, reward, & punishment


berbasis kinerja

Melindungi pegawai dari intervensi politik &


memproteksi pegawai dari kegiatan politik &
dari tindakan semena-mena
 Jabatan Administrator bertanggungjawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta adm
pemerintahan dan pembangunan
 Jabatan Pengawas bertanggungjawab mengendalikan pelak
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana
 Jabatan Pelaksana bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
Jabatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
Administrasi pembangunan

Jabatan Fungsional Keahlian Jabatan Fungsional Keterampilan


• Ahli Utama • Penyelia
Jabatan • Ahli Madya • Mahir
• Ahli Muda
Fungsional • Ahli Pertama
• Terampil
• Pemula

Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Tingkat Nasional dpt berasal dari


Jabatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya non PNS ditetapkan oleh Pansel
Pimpinan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dilakukan PNS antar kab/kota
dalam satu provinsi
Tinggi Syarat Jabatan Pimpinan Tinggi :
- Kompetensi
- Kualifikasi
- Kepangkatan
- Pendidikan dan Pelatiham
- Rekam jejak jabatan
- Integritas
- Syarat lain yang dibutuhkan
KELEMBAGAAN
1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi,
dan Manajemen ASN.
2. Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:
a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan
perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;
b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan
asas, kode etik, dan kode perilaku ASN;
c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan
Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan ASN; dan
d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen
ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.
(Pasal 25)
97
KELEMBAGAAN DAN JAMINAN
SISTEM MERIT
I. KOMISI ASN (KASN) yg diberkan kewenangan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen
ASN untuk menjamin perwujudan atau pelaksanaan sistem merit
ini pada instansi pemerintah;
II. Kementerian yg menyelenggarakan urusan pemerintahan dibid
Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan dan RB) yg
bertugas memberikan pertimbangan kpd Presiden dlm
penindakan Pejabat yg Berwenang dan Pejabat Pembina
Kepegawaian atas penyimpangan sistem merit dalam
pengelolaan ASN
KEWENANGAN & HUB
OTORITAS LEMBAGA
Menteri/Kementerian PANRB BKN
1. Perumusan dan penetapan 1. Penetapan norma, standar, prosedur teknis
kebijakan, pelaksanaan manajemen kepegawaian,
2. Penyelenggaraan manajemen ASN,
2. Koordinasi dan sinkronisasi
3. Mengawasi dan mengendalikan
kebijakan,
pelaksanaan norma, standart, prosedur
3. Pengawasan atas pelaksanaan 4. Mengelola dan mengembangkan SIM ASN
kebijakan ASN; berbasis kompetensi

LAN KASN
• Penelitian, pengkajian kebijakan Monitoring, evaluasi kebijakan, dan
manajemen ASN, rekomendasi yang mengikat untuk
menjamin perwujudan sistem merit
• Pembinaan dan
& pengawasan penerapan asas,
penyelenggaraan Diklat ASN
kode etik, dan kode perilaku ASN
1. LAN memiliki fungsi:
a. pengembangan standar kualitas pendidikan dan
pelatihan Pegawai ASN;
b. pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi
manajerial Pegawai ASN;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi
manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun
bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan
lainnya;
d. pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen
ASN;
e. melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan
Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga
pemerintah lainnya

(Pasal 43)
98
2. LAN bertugas:
a. meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN
sesuai dengan kebutuhan kebijakan;
b. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Pegawai ASN berbasis kompetensi;
c. merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan Pegawai ASN secara nasional;
d. menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan
pelaksanaan pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan
penjenjangan tertentu, serta pemberian akreditasi dan
sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan kementerian dan
lembaga terkait;
e. memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan
pelatihan penjenjangan;
f. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
analis kebijakan publik; dan
g. membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan
pelatihan.
(Pasal 44)
99
BKN
1. Badan Kepegawaian Negara adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan
pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN
secara nasional

2. BKN memiliki fungsi:


a. pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
b. penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang
pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan
antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan
c. penyimpan informasi Pegawai ASN yang telah
dimutakhirkan oleh Instansi Pemerintah serta bertanggung
jawab atas pengelolaan dan pengembangan Sistem
Informasi ASN.

(Pasal 47)
100
3. BKN memiliki tugas:
a. mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;
b. membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta
mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh
Instansi Pemerintah;
c. membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;
d. mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian
ASN berbasis kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan
yang komprehensif;
e. menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan
kebijakan Manajemen ASN;
f. menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan
g. mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan
prosedur manajemen kepegawaian ASN.
4. BKN berwenang mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN

(Pasal 48,49)
101
DISKUSI
1) Coba jelaskan perbedaan antara Manajemen
PNS dan Manajemen PPPK.
2) Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian
jabatan pimpinan tinggi ASN dan
penggantian jabatan pimpinan tinggi ASN.
3) Coba diskusikan peranan sistem informasi
ASN dalam pengelolaan ASN.
21 FEB 2015 ESTY_607@YAHOO.COM
51
MANAJEMEN ASN
Manajemen PNS meliputi: Manajemen PPPK meliputi:
a. penyusunan dan penetapan a. penetapan kebutuhan;
kebutuhan; b. pengadaan;
b. pengadaan; c. penilaian kinerja;
c. pangkat dan jabatan; d. penggajian dan tunjangan;
d. pengembangan karier; e. pengembangan kompetensi;
e. pola karier; f. pemberian penghargaan;
f. promosi; g. disiplin;
g. mutasi; h. pemutusan hubungan
h. Penilaian kinerja perjanjian kerja; dan
i. penggajian dan tunjangan; i. perlindungan.
j. penghargaan;
k. disiplin;
l. pemberhentian;
m. pensiun dan tabungan hari tua;
dan
n. perlindungan.
MANAJEMEN PNS
BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk
1 REKRUITMEN JANGKA WAKTU 5 THN

PENGEMBANGAN SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2


2 PEGAWAI PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
PERTUKARAN PNS-SWASTA

3 PROMOSI BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI)

BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG


4 KESEJAHTERAAN JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA

MANAJEMEN POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/


5 KINERJA PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA
KINERJA

6 DISIPLIN & ETIKA RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI

7 PENSIUN SEMANGAT FULLY FUNDED


STRATEGI REKRUITMEN
1. PROMOSI DAN
RE-BRANDING

2. KEJELASAN
POLA KARIER
PROGRAM RETAINING YG
KOMPREHENSIF

3. SISTEM - Kompetitif,
- Adil,
REKRUITMEN - Objektif,
YG BAIK - Transparan,
- Bebas Unsur KKN,
- Bebas Biaya
PEMBERHENTIAN PNS

TIDAK DENGAN HORMAT


a. penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NRI 1945;
b. dihukum penjara/kurungan yang berkekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. MENJADI ANGGOTA DAN/ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK; atau
d. dihukum penjara yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
pidana yang dilakukan dengan berencana.
BATAS USIA PENSIUN (BUP)
Batas Usia Pensiun PNS yaitu:
 58 (lima puluh delapan) tahun
bagi Pejabat Administrasi;
 60 (enam puluh) tahun bagi
Pejabat Pimpinan Tinggi; dan
 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
bagi Pejabat Fungsional.
KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI
SE KEPALA BKN TGL 17 JANUARI 2014 PERIHAL BUP PNS

Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya,


dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan eselon II)

PEJABAT
PIMPINAN BUP 60 tahun
TINGGI

Tidak diberhentikan
dari jabatannya
BUP 60 tahun

PEJABAT Usia < 60 tahun Telah Telah diberhentikan


2 diberhentikan dari jabatannya
PIMPINAN BUP 58 tahun
TINGGI (TMT akhir
Januari 2014) Telah diberhentikan
dari jabatannya,
Usia > 58 tahun Diberhentikan dgn
hormat
KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI (2)
Telah SK pensiun Ditinjau
diberhentikan Kembali
3 PEJABAT Usia < 60 tahun (TMT akhir
PIMPINAN tidak bersedialagi
Januari 2014) melaksanakan
TINGGI dan SK pensiun tugas Surat pernyataan
telah ditetapkan bermaterai kepada
PPK

SK pensiun berlaku

Usia >58 saat


berakhirnya MPP Diberhentikan dgn
hormat

PEJABAT Usia < 58 tahun saat Ditugaskan kembali


4 Masa Bebas berakhirnya MPP
PIMPINAN & tidak berhak
Tugas/ MPP mengajukan MPP
TINGGI
tidak bersedia lagi
melaksanakan
tugas Surat pernyataan
bermaterai kepada
PPK

Diberhentikan dgn
hormat
KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan
fungsional umum)

1 PEJABAT
ADMINISTRASI BUP 58 tahun

SK pensiun Ditinjau
Telah Kembali
Usia diberhentikan
2 PEJABAT < 58 tahun (TMT akhir
ADMINISTRASI Januari 2014) tidak bersedialagi
dan SK pensiun melaksanakan Surat pernyataan
telah ditetapkan tugas
bermaterai kepada
PPK

SK pensiun berlaku
KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI (2)

Usia < 56 tahun saat Ditugaskan kembali


berakhirnya MPP
& tidak berhak
mengajukan MPP
3 PEJABAT Masa Bebas
ADMINISTRASI Tugas/ MPP tidak bersedia lagi
melaksanakan Surat pernyataan
tugas
bermaterai kepada
PPK

Diberhentikan dgn
hormat
KETENTUAN BUP LAINNYA
1 BUP pejabat fungsional Akan diatur lebih
yang tidak ada lanjut dengan
perpanjangannya sesuai Peraturan
peraturan perundangan Perundang-
saat ini undangan

2 PNS yang diberhentikan


sementara krn ditahan dan Usia < 58 tahun
menjadi terdakwa tindak BUP 58 tahun
pidana

3 PNS yang diberhentikan dari


jabatan organik karena Usia < 58 tahun
BUP 58 tahun
diangkat sebagai Pejabat
Negara atau Kepala Desa

4 BUP bagi PNS yang


menduduki jabatan lain
yang ditentukan Undang- Tetap berlaku
Undang
(Guru, Dosen, dan Jaksa, dll)
MANAJEMEN PPPK
 Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran,
seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan.
Pengadaan  Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.
 Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
 Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
 PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
 Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau
Penilaian organisasi.
 Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
Kinerja tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
 Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin
Disiplin jika melanggarnya
 Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd
APBN/APBD.
 Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
Hak  Dapat diberikan penghargaan.
 Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua,
kesehatan, kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
PENGEMBANGAN KARIER PNS

Pendidikan
TEKNIS Pelatihan TF
Pengalaman Tennis

Pendidikan
Pelatihan Struktural
KOMPETENSI Pengalaman
MANAGERIAL kepemimpinan

Pengalaman kerja terkait


Kemajemukan
SOSIO KULTURAL masyarakat
Agama,suku budaya
wasbang
Pengembangan Kompetensi
 PPPK diberikan kesempatan untuk
pengembangan kompetensi ;
 Kesempatan untuk pengembangan kompetensi
direncanakan setiap tahun oleh Instansi
Pemerintah ;
 Pengembangan Kompetensi harus dievaluasi
oleh Pejabat yang berwenang dan
dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk
perjanjian kerja selanjutnya
POLA KARIER
 Untuk menjamin keselarasan potensi PNS dg
kebutuhan penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan perlu
disusun pola karier PNS yg terintegrasi
secara nasional;
 Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola
Karier PNS secara khusus sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan pola karier nasional
POLA KARIR JPT
a. Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.
b. Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi
kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.
c. Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.
d. Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu)
tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk
memperbaiki kinerjanya.
e. Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja,
maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi
kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada
jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada
jabatan yang lebih rendah.

 PPK dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung
sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
 Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat pimpinan tinggi pratama yang akan
mencalonkan diri menjadi gubernur dan wakil gubernur, bupati/walikota, dan
wakil bupati/wakil walikota wajib menyatakan pengunduran diri secara tertulis
dari PNS sejak mendaftar sebagai calon.
PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT
NEGARA
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi ketua, wakil ketua, dan anggota MK; BPK;
KY; KPK; Menteri dan jabatan setingkat menteri; Kepala perwakilan RI di Luar Negeri
yang berkedudukan sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh DIBERHENTIKAN
SEMENTARA DARI JABATANNYA DAN TIDAK KEHILANGAN STATUS SEBAGAI PNS.
Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi Presiden dan
Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan anggota DPR; DPD; gubernur dan wakil
gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota WAJIB MENYATAKAN
PENGUNDURAN DIRI SECARA TERTULIS SEBAGAI PNS sejak mendaftar sebagai calon.
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
 Sifat: Kompetitif dan Terbuka
 Seleksi: Dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang dipilih dan
diangkat oleh PPK berkoordinasi dengan KASN
 Proses
− Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat
NASIONAL
− Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat NASIONAL,
PROPINSI, atau ANTAR INTANSI dalam 1 (satu) KABUPATEN/KOTA.
PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L
PUSAT
8 Laporan PRESIDEN 7

KEPUTUSAN PRESIDEN
6 JPT TERPILIH
MEMASTIKAN
KASN
SISTEM MERIT MENYAMPAIKAN 3 CALON

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PIMP K/L /PPK


2 PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
1
KOORDINASI MENYAMPAIKAN
MEMBENTUK 5 3 CALON JPT

PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT

7 Laporan PRESIDEN 8

Pembatalan, Peringatan
KASN dan Teguran

6
MEMASTIKAN
SISTEM MERIT
PPK MEMILIH &
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN MENETAPKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 5
1 MEMBENTUK
KOORDINASI PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT

4 PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
SELEKSI DAN KEPUTUSAN 3
MENGIKAT MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT MADYA
DI DAERAH
9 Laporan
PRESIDEN 6
MENYAMPAIKAN
KEPUTUSAN PRESIDEN 8 3 CALON
KASN JPT TERPILIH

MENDAGRI
MEMASTIKAN 7 PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
SISTEM MERIT
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN GUBERNUR/ PPK
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
MEMBENTUK MENYAMPAIKAN
1 5 3 CALON JPT
KOORDINASI

PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH

7 LAPORAN PRESIDEN 8

Pembatalan,
Peringatan dan
KASN Teguran

MEMASTIKAN
SISTEM MERIT 6
GUBERNUR/PPK MENETAPKAN JPT
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
5
KOORINASI 1 MEMBENTUK PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT

PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
PENGGANTIAN PEJABAT PIMPINAN
TINGGI
 PPK dilarang mengganti PPT selama 2 tahun terhitung
sejak pelantikannya, kecuali PPT tsb melanggar
ketentuan per UU dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatannya ;
 Penggantian PPT sebelum 2 th dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden ;
 JPT hanya dapat diduduki paling lama 5 th ;
 JPT dapat diperpanjang berdasarkan pencapaian
kineja, keseusian kompetensi, dan berdasarkan
kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan
PPK dan berkoordinasi dan KASN
Promosi
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat
Fungsional PNS dilakukan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian setelah mendapat
pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada
instansi Pemerintah
MUTASI
 Mutasi PNS dalam satu instansi Pusat atau instansi Daerah
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian ;
 Mutasi PNS antar/kabupaten/kota dalam satu provinsi
ditetapkan oleh Gubernur setelah memperoleh
pertimbangan kepala BKN ;
 Mutasi PNS antar Kab/Kota antar provinsi, dan antar
provinsi ditetapkan oleh menteri yg menyelenggarakan
urusan Pemerintahan Dalam Negeri setelah memperoleh
pertimbangan Kepala BKN ;
 Mutasi PNS Provinsi/Kab/Kota ke Instansi Pusat atau
sebaliknya ditetapkan oleh Kepala BKN;
 Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh BKN
PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pd tingkat individu dan
tingkat unit atau organisasi, dg memperhatikan
target, capaian, hasil dan manfaat yg dicapai, serta
perilaku PNS;
Penilaian Kinerja PNS dilakukan secara Obyektif,
terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan
ORGANISASI ASN
KEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk
menyalurkan aspirasinya.
TUJUAN :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa.

FUNGSI :
a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap
dugaan pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam
melaksanakan tugas;
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi
terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku
profesi;
d. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan
kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan
peraturan perudang-undangan
SISTEM INFORMASI ASN
1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi
Pengambilan Keputusan dalam
manajemen ASN.
2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar
instansi.
3. Pembangunan dan pemutakhiran
Data secara berkala.
4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan,
mudah diakses dan memiliki sistem
keamanan terpercaya.
5. Pengelola: BKN dan dapat
digunakan/diakses oleh instansi
terkait baik untuk keperluan update
data maupun untuk pengambilan
keputusan.
PERLINDUNGAN
Jaminan kesehatan

diberikan on
Jaminan kecelakaan
top dari
kerja
program
jaminan
Jaminan kematian sosial
nasional
Bantuan hukum

dalam perkara yang dihadapi di


pengadilan terkait pelaksanaan
tugasnya
CUTI
• Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja
CUTI TAHUNAN • Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat
digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
• guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti
tahunan
• PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling
CUTI BESAR lama 3 bulan

• PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
• Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan
CUTI SAKIT
• PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah)
bulan

• Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas
CUTI MELAHIRKAN cuti melahirkan selama 3 bulan

CUTI KARENA • Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan
ALASAN PENTING
• Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;
CUTI BERSAMA • PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai
dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan

• PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan
CLTN mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) bulan

• Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk Calon
Pegawai Negeri Sipil
• Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam peraturan tersendiri.
MARI BERSINERGI MEMBANGUN NEGERI

Semoga Sukses Memasuki Dunia Birokrasi


Pemerintahan Dan Menjadi Abdi Negara Serta
Abdi Masyarakat Yang Berprestasi

85
85 terimakasih
Daftar Pertanyaan Ringan :
1. Apa yang dimaksud Aparatur Sipil Negara?
2. Apa yang dimaksud PPPK?
3. Jelaskan kedudukan dan peran anda sebagai
aparatur sipil Negara.
4. Jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban
ASN.
5. Jelaskan kode etik dan perilaku ASN dan
bagaimana anda dapat melaksanakan kode
etik dan perilaku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai