Anda di halaman 1dari 5

SAJAK KEBUN TEH

RB. Edi Pramono

Nur Alfiani W. J.
5170511062
Sastra Inggris
dik, sesekali tengoklah lagi kebun teh Pucung
pada hampar hijau pucuknya,
sudah aku tulis sebuah sajak untukmu
tentang bebatuan di jalan setapak
tentang rimbun dedaun teh
dan tentang semilir pada rautmu
semua menyimpan rapat kisah kita
melalui setiap seduh dan sruput pelancong di sana

Pada bait pertama, menurut saya bait ini merupakan sebuah


cerita dimana si aku ingin bernostalgia dengan masa lalunya.
Puisi ini mengisahkan tentang si aku yang ingin
menceritakan sebuah kisah tentang perjalanan cinta mereka
berdua. Tetapi, si aku tidak langsung menceritakan
kisahnya. Ia hanya memberikan sebuah kata kunci seperti
dalam permainan tebak-tebakan. Dik yang dimaksud si aku
ialah seseorang yang ia kasihi/sayang. Tempat di mana kisah
mereka mulai berjalan seiring waktu yaitu di kebun teh di
lereng Gunung Lawu.
dik, mari susuri lagi jejak kita
di lereng Lawu pernah kita basah bersama
engkau tertawa sambil mengembangkan lenganmu
sementara aku musti berjibaku menenangkan jantungku
yang tiba tiba sesak oleh kerlingmu

Bait kedua, menceritakan tentang pengalaman si aku


dengan kekasihnya yang sedang menikmati
keindahan alam di lereng Gunung Lawu. Seperti
kisah romansa pada umumnya, mereka berdua
menikmati air terjun di lereng Lawu. Ketika sang
wanita sedang menikmati suasana di air terjun, si
aku berusaha untuk menenangkan jantungnya yang
berdegup kencang.
di situ, aku tinggalkan catatan sajak diam
tentang rindu yang terbakar malam

Bait yang ketiga mengekspresikan tentang


suatu malam dimana kerinduan si aku
terhadap kekasihnya semakin mendalam. Ia
tak bisa mengungkapkannya dan hanya
meninggalkan catatan berupa pengakuan atas
perasaan dirinya terhadap wanitanya.
rupanya benar kata orang orang
menjelajahi ruang ruang hati di Karanganyar
adalah mengguratkan garis garis cinta yang tak
pernah samar
seperti sajak untukmu
yang kutulis di hampar kebun teh dan lereng Lawu

Di bait terakhir, puisi ini menceritakan tentang apa


yang dikatakan orang-orang bisa saja menjadi
benar. Ketika berlibur ke Karanganyar, si aku dan
kekasihnya hanya bepergian layaknya teman biasa
tetapi bisa menumbuhkan benih-benih cinta di hati.
Tokoh Aku sendiri menceritakan kisahnya dalam
puisi untuk mengenang kisah mereka berdua ketika
bepergian ke Gunung Lawu.

Anda mungkin juga menyukai