Anda di halaman 1dari 13

EPILEPSI DAN

STATUS EPILEPTIKUS
Kelompok 6
Epilepsi

■ Definisi
- Penyakit otak yg ditandai dengan setidaknya ada dua kejang tanpa provokasi atau
dua bangkitan reflex yg berselang lebih dari 24 jam
- Satu bangkitan tanpa provokasi atau satu bangkitan reflek dengan adanya
kemungkinan bangkitan berulang
Anamnesis
1. Gejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitan
■ Sebelum
kondisi fisik dan psikis yg mengindikasikan akan terjadinya bangkitan, missal perubahan
perilaku, berkeringat, hipotermi, mengantuk, dll.
■ Selama
- Apa terdapat aura, gejala yg dirasakan pada awal bangkitan?
- Bagaimana pola bangkitan (deviasi mata, gerakan kepala dan tubuh, vokalisasi, gerakan pada
tangan dan tungkai, tonik/klonik, lidah tergigit, pucat, berkeringat, dll)?
- Apa terdapat >1 pola bangkitan?
- Apa terdapat perubahan pola dari bangkitan sebelumnya?
■ Pasca
Bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gelisah, Todd’s paresis
Anamnesis
2. Faktor pencetus: kelelahan, kurang tidur, stress, alcohol
3. Durasi dan frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan, kesadaran antar bangkitan
4. Terapi epilepsy sebelumnya dan respon terhadap OAE sebelumnya ( jenis OAE, dosis, jadwal minum,
kepatuhan minum kadar OAE dalam plasma, kombinasi terapi OAE)
5. Riwayat penyakit sekarang
6. Riwayat epilepsy dan penyakit lain dalam keluarga
7. Riwayat saat dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh kembang
8. Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam
9. Riwayat trauma kepala, stroke, dll
Pemeriksaan Fisik
■ Pemeriksaan fisik umum
untuk mencari tanda gangguan yg berkaitan dengan epilepsy, misal:
- Trauma kepala
- Kelainan kongenital
- Kecanduan alcohol atau napza

■ Pemeriksaan neurologis
untuk mencari tanda deficit neurologis yg dapat berhubungan dengan epilepsy. Jika dilakukan
beberapa menit setelah bangkitan akan tampak tanda pasca bangkitan, seperti:
- Todd’s paresis
- gangguan kesadaran pascaiktal
- afasia pascaiktal
Klasifikasi
■ Kejang Umum
- Tonik - Klonik
- Tonik-klonik - Mioklonik
- atonik
- Absans
• Tipikal absans
• Atipikal absans
■ Kejang parsial
- Kejang parsial sederhana
- Kejang parsial kompleks
- Kejang parsial menjadi umum
Pemeriksaan Penunjang

■ Darah lengkap
■ Kadar OAE dalam darah
■ EEG
■ Elektrolit, sesuai indikasi
■ Gula darah, sesuai indikasi
Tata Laksana
Lini pertama
■ Karbamazepine
600-1200 mg dibagi menjadi 3-4 dosis per hari
Indikasi : kejang ronik-klonik dan kejang fokal
Kontraindikasi : kejang absans dan kejang mioklonik
■ Lamotrigine
100-200 mg sebagai monoterapi atau bersama asam valproat
200-400 mg bila bersama dengan fenitoin, fenobarbital, atau karbamazepine
Indikasi : kejang ronik-klonik dan kejang fokal
■ Asam valproate
400-2000 mg dibagi 1-2 dosis per hari
Indikasi : kejang ronik-klonik, kejang fokal, dan kejang absans
■ Fenobarbital
Dimulai dengan 60mg/hari PO dinaikkan 30 mg tiap 2-4 minggu hingga tercapai target 90-120 mg/hari
■ Fenitoin
300-600 mg/hari PO dibagi menjadi 1-2 dosis
Status Epileptikus

■ Definisi
Bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau adanya dua bangkitan atau lebih
di mana di antara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran.
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT
- Pasien datang dengan kejang Pemeriksaan fisik • Status epileptikus konvulsif
- Diatanyakan riwayat penyakit - Adanya kejang Bangkitan dengan durasi lebih
epilepsi dan pernah - Penurunan kesadaran dari 5 menit, atau bangkitan
mendapatkan pengobatan - Sianosis berulang 2 kali atau lebih tanpa
epilepsi - Takikardi pulihnya kesadaran diantara
- Ditanyakan bentuk kejang dan - Peningkatan tekanan darah bangkitan
pola kejangnya seperti apa - Hiperpireksia • Status epileptikus non konvulsif
Bangkitan epileptik berupa
Pemeriksaan penunjang perubahan kesadaran maupun
1. Gula darah : untuk melihat perilaku tanpa disertai
hiperglikemi atau hipoglikemi manifestasi motorik yang jelas
2. BGA : untuk melihat melihat namun didapatkan aktivitas
kelainan asam – basa dari bangkitan elektrografik pada
pasien perekaman elektroensefalografi
3. EEG (EEG), dapat didahului oleh
4. CT scan otak status epileptikus konvulsivus.
5. MRI
Tatalaksana
1. Pre hospital
- Diazepam oral 10 – 20 mg, dapat diulangi setelah 15 menit atau midazolam bucal 10 mg
- Monitor ABC
2. Di Rumah Sakit
- Lorazepam 0,1 mg/KgBB diberikan 4 mg diulang 1x setelah 10 – 20 menit
- Monitoring ABC

3. Berdasarkan stadium

Stadium 1 (0−10 menit)

• Diazepam 10 mg IV bolus lambat dalam 5 menit, stop jika kejang berhenti, bila masih kejang dapat
diulang 1 kali lagi atau Midazolam 0.2 mg/kgBB IM • Pertahankan patensi jalan napas dan resusitasi •
Berikan oksigen • Periksa fungsi kardiorespirasi • Pasang infus
Stadium 2 (10−30 menit)

• Monitor pasien, Pertimbangkan kemungkinan kondisi non epileptik, Pemeriksaan emergensi laboratorium, Berikan glukosa

(D50% 50 ml) dan/atau thiamine 250 mg i.v bila ada kecurigaan penyalahgunaan alkohol atau defisiensi nutrisi, Terapi asidosis

bila terdapat asidosis berat

Stadium 3 (30−60 menit)

• Pastikan etiologi , Siapkan untuk rujuk ke ICU, Identifikasi dan terapi komplikasi medis yang terjadi, Vasopressor bila

diperlukan, Phenytoin i.v dosis of 15–18 mg/kg dengan kecepatan pemberian 50 mg/menit dan/atau bolus Phenobarbital 10–

15 mg/kg i.v.dengan kecepatan pemberian100 mg/menit

Stadium 4 (60−90 menit)

• Pindah ke ICU, Anestesi umum dengan salah satu obat di bawah ini : - Propofol 1–2 mg/kgBB bolus, dilanjutkan 2–10

mg/kg/jam dititrasi naik sampai SE terkontrol - Midazolam 0.1–0.2 mg/kg bolus, dilanjutkan 0.05–0.5 mg/kg/jam dititrasi naik

sampai SE terkontrol - Thiopental sodium 3–5 mg/kg bolus, dilanjut 3–5 mg/kg/jam dititrasi naik sampai terkontrol; Perawatan

intensif dan monitor EEG, Monitor tekanan intrakranial bila dibutuhkan, Berikan antiepilepsi rumatan jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai