Anda di halaman 1dari 34

MODUL 1

BLOK 16
DASAR-DASAR GIGI TIRUAN
PENUH
TUTOR 7
• KETUA : Shavira Anisa Faran (1711412003)
• SEKRETARIS : Putri Habci Amran (meja) (1711412026)
Adinda Rizki Amalia (papan) (1711413010)
• ANGGOTA :
Zuha Daffa (1711413007)
Syahrina Suhdi (1711413002)
Kerin Irawan (1711412025)
Livia Okta D. (1711411012)
Mega Apriliani (1711411022)
Vina Nurul Alvionita (1711411016)
DASAR-DASAR GIGI TIRUAN PENUH
Skenario 1 :
Akibat ompong…..

Drg. Sandra sedang merencanakan disain gigi tiruan yang akan dibuat untuk Pak Subur (70th) pasien
barunya. Dari anamnesis diketahui bahwa Pak Subur telah mengalami kehilangan selruh gigi rahang atas
sejak 20 tahun yang lalu, sedangkan gigi yang tertinggal di rahang bawah hanya 6 gigi depan saja. Dari
pemeriksaan klinis diketahui rahang atas full edentulous dengan linggir flabby di regio anterior, gigi masih
ada 33-43 ekstrusi, linggir datar di posterior kiri RB.
Pak Subur bertanya ke drg Sandra mengapa gigi depan bawahnya sekarang terasa memanjang dan
rahang bawah makin maju ke depan. Drg Sandra menjelaskan kondisi tersebut adalah salah satu akibat dari
kehilangan gigi dan masih banyak lagi dampaknya. Drg Sandra juga menjelaskan rencana perawatan berupa
gigi tiruan penuh RA dan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik RB serta prognosisnya. Dia menggambarkan
anatomi jaringan mulut yang akan mendukung gigi tiruan tersebut.
Bagaimana anda membantu drg Sandra membuat desain gigi tiruan yang tepat dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan gigi tiruan Pak Subur?
KLARIFIKASI TERMINOLOGI

• Linggir flabby : Jaringan hyperplasia atau jaringan yang sudah tidak didukung
oleh tulang. Kondisi jaringan lunak yang berlebih di atas alveolar ridge,
biasanya terdapat pada anterosuperior
• Linggir Datar : Resorpsi berlebihan pd puncak tulang alveolar dg akhirr seperti
ujung pisau
MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH
1. Gigi anterior RB pak subur terasa memanjang?
2. Penyebab linggir datar pada posterior RB Pak subur?
3. Dampat linggir flabby pada perawatan GT?
4. Sebelum pembuatan GT, bagaimana penanganan linggir flabby Pak Subur?
5. Apa akitbat/dampak jika kehilangan gigi pak subur?
6. Indikasi dan kontraindikasi GT
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pembuatan GTP?
8. Apa saja jaringan anatomi dan fisiologi yang terkait dalam pembuatan gigi
tiruan?
9. Bagaimana rencana perawatan pada GTP?
10. Faktor Kebrhasilan GTP?
11. Prognosis dan perawatan GTP?
MENGANALISA MASALAH MELALUI BRAIN
STROMING DENGAN MENGGUNAKAN
PRIOR KNOWLEDGE
1. Gigi anterior RB pak subur terasa memanjang?
• Kurangnya aktivitas pengunyahan di RA Pak Subur
• RA lebih cepat resorbsi daripada RB shg RA terlihat ebih kecil dari RB
• RB akan menekan RA untuk mencari oklusi atau kontak sehingga RB terlihat lebih maju

2. Penyebab linggir datar pada posterior RB Pak subur?


Pada puncak tulang alveolar me ngalami resorbsi berlebihan sehingga linggir datar(tambahan di LO)

3. Dampat linggir flabby pada perawatan GT?


Jaringan lunak ygang bergerak selama pencetakan akan kembali ke aslinya, menyebabkan
pencetakan tidak akurat dan mempengaruhi retensi.

4. Sebelum pembuatan GT, bagaimana penanganan linggir flabby Pak Subur?


Dilakukan bedah, tetapi dampaknya jaringan lunak tertinggal makinn tipis sehingga mempengaruhi
resorpsi tulang yang semaki cepat karena kompresibilitas jaringan jadi rendah
5. Apa akibat/dampak jika kehilangan gigi pak subur?
• Migrasin gigi
• Penurunan linggir alveolar pada edentulous
• Gangguan pengunyahan dan berbicara
• Dampak emosional

6. Indikasi dan kontraindikasi GT


• Indikasi : - kehilangan seluruh gigi – OH baik – Pasien Kooperatif
• Kontraindikasi : -Pasien tidak kooperatif – adanya penyakit sistemik – pasien lanjut usia –
riwayat alergi bahan

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pembuatan GTP?


– bentuk rahang pasien(U lebih baik) – bentuk linggir (bulbous lebih baik)
8. Apa saja jaringan anatomi dan fisiologi yang terkait dalam pembuatan gigi tiruan?
• RA : -meliputi frenulumlabialis, tuberositas maksila, hamular notch, vertibular, dasar palatum –
papila- postdam
• RB : - frenulum labialis, bukalis, retromolar pad, retromylohiod, tuberkel genial, torus, bukal shelf

9. Bagaimana rencana perawatan pada GTP?


• Diagnostik : informasi su bjektif dan objektif
• Pencetakan anatomis
• Pencetakan fisiologis
• Penekanan basis GT dan oklusal
• Penentuan hub rahang
• Pemilihan anasire
• Try in
• Pemasangan, uji coba
• Control pasca pemasangan
10. Faktor Kebrhasilan GTP?
• Retensi : faktor anatomis, faktor fisiologis, faktor fisik )adhesi, kohesi, tegangan permukaan)
• Support
• Stabilisasi
• Estetik
• POI

11. Prognosis dan perawatan GTP?


• Klinis : memprhatikan umur pasien
• Sistemik : riwayat penyakit
• Local : OH pasien
• Prognosis : syndrome kombinasi (single denture dan kenndey class1)
MEMBUAT SKEMA ATAU DIAGRAM
DARI KOMPONEN-KOMPONEN
PERMASALAHAN
Pasien laki-laki (70)

Ke drg.sandra

Anamnesis dan pemeriksaan klinis

Rencana perawatan

RA GTP SINGLE RB GTSL

Anatomi dan
Faktor Pertimbangan
fisiologi yang Syarat GTP Prognosis
Keberhasilan
terlibat

Sindroma kombinasi
MENENTUKAN LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anataomi fisiologi yang
berhubungan dengan konstruksi GTP
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang syarat keberhasilan gigi
tiruan penuh
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang rencana perawatan &
prognosis gigi tiruan penuh
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang single denture dan
sindroma kombinasi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan arah resorbsi tulang rahang
M4 TENTANG ANATAOMI FISIOLOGI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KONSTRUKSI GTP
M4 TENTANG ANATAOMI FISIOLOGI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KONSTRUKSI GTP
• Alveolar Ridge
Alveolar ridge adalah jaringan pendukung utama basis gigi tiruan lepas untuk menahan tekanan
pengunyahan. Alveolar ridge terdiri dari mukosa yang menghadap gigi tiruan, submukosa, periosteum dan
tulang alveolar dibawahnya.(O Boucher Carl, 1975:7). Alveolar ridge yang tajam adalah alveolar ridge yang
bentuk puncaknya kecil dan sangat tajam akibatnya tidak mampu menahan tekanan sebanyak alveolar yang
masih lebar.(Zarb GA, 2002:78)
Menurut (Itjiningsi, 1996:8, Sudiono & Anggraeni,2001:166) macam-macam bentuk alveolar ridge adalah
sebagai berikut:

Gambar 1 Alveolar Ridge bentuk “U” Gambar 2 Alveolar Ridge bentuk “V” Gambar 3 Alveolar Ridge bentuk “Omega”
Kepentingan bentuk linggir
• Bentuk “U”
Yang paling menguntungkan dibandingkan dengan bentuk lainnya. Makin lebar puncak lingir makin dapat
menahan daya kunyah. Sisi yang sejajar dapat menahan daya ungkit dan perpindahan tempat akibat daya
horisontal
• Bentuk“V”
Kurang menguntungkan dibandingkan dengan bentuk “U” terutama bila tajam seperti pisau. Geligi
tiruan yang dipasang akan menimbulkan rasa sakit, karena mukoperiosteum sekitar lingir terasa terjepit.
Untuk mengatasi dapat kita lakukan peredaan pada bagian anatomi landasan di daerah sekitar tadi.
• Bentuk Jamur” (“Bulbous”)
Mempunyai keuntungan yang sama seperti bentuk “U” tetapi adanya gerong akan menyulitkan dan
menimbulkan rasa sakit pada saat geligi tiruan dipasang ataupun saat dilepas. Bila dilakukan peredaan akan
menjadi tempat penimbunan sisa makanan dan kebocoran karena “seal” terganggu. Akibatnya geligi tiruan
akan kehilangan kekokohannya. Bila terdapat bentuk “Jamur” pada kedua sisi harus dikoreksi secara bedah.
1. Rahang Atas :
2. Frenulum labii superior
3. Ruggae palatina
4. Frenulum buccalis
5. Tuberositas maxillae
6. Hamular notch
7. Vibrating line
8. Processus alveolaris
9. Incisivus papilae
10. Fornix
11. Vovea palatine
1. Rahang bawah
2. Frenulum labii inferior
3. Frenulum buccalis
4. Vestibulum buccalis
5. Retromolar pad
6. Frenulum lingualis
7. Processus alveolaris
8. Mylohyoid line
M4 TENTANG SYARAT KEBERHASILAN GIGI TIRUAN
PENUH

A. Retensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTP:
1. Faktor fisis:
a. Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efekretensi dari tekanan atmosfer.
Posisi terbaik peripherial seal adalahdisekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi
tiruan atas,pada permukaan bukal dan lingual gigi tiruan bawah.
b.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea palatine.
2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontakantara basis gigi tiruan
dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang
bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.
3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan
berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada
rahang atas.
5. Faktor retentif
Pada gigi tiruan penuh, retensi yang terjadi merupakan hasil serangkaian mekanisme yang terdiri atas faktor-
faktor retensi.Yang termasuk dalam faktor retensi gigitiruan penuh adalah:
• Adhesi,
• Kohesi,
• Tekanan atmosfer
• Otot-otot oral dan wajah merupakan kekuatan retensi tambahan
• Tegangan permukaan antar fasial
• Undercut,
Retensi gigi tiruan lengkap lepasan didapat dari tiga hal, yaitu:
a. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dan mukosa mulut. Kontak yang baik antara basis gigi tiruan dengan
mukosa mulut sesuai anatomi rongga mulut akan membuat retensi yang baik.
b. Perluasan basis gigi tiruan. Basis gigi tiruan ini akan menutupi tepi ridge baik pada bagian fasial maupun
palatal/lingual serta puncak ridge. Jika bentuk palatum pasien kurang menguntungkan (bentuk tapeted), maka
kontak basis pada bagian ridge ini harus dibuat semaksimal mungkin untuk mendapat retensi yang baik.
c. Pengap periferi (peripheral seal). Retensi yang baik akan didapat jika terdapat celah yang kecil antara basis dengan
mukosa. Dengan demikian, tekanan yang menahan basis ini akan semakin kuat sehingga retensi dari gigi tiruan
akan baik.

• B. Stabilisasi
Faktor yang Mempengaruhi Stabilisasi GTL
• Ukuran dan bentuk basal seat
• Kualitas cetakan akhir
• Kontur permukaan yang halus
• Susunan gigi tiruan yang baik dan tepat
Faktor yang mempengaruhi stabilisasi meliputi faktor fisis (peripheral seal),
adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut, perluasan basis gigi
tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface), Residual Ridge, faktor
kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya, penyusunan gigi artifiaial
diatas puncak linger alveolar, penghubungan seluruh bagian gigi tiruan dalam satu
kesatuan, pemenuhan konsep oklusi berimbang pada saat penyusunan gigi,
pemenuhan konsep oklusi berimbang pada saat penyusunan gigi, penyusunan gigi
dengan mengikuti kurva kompensasi (kurva speed an kurva Monson), penentuan
dimensi vertical dan relasi sentrik dengan baik. Sedangkan yang mempengaruhi
stabilitas gigi tiruan meliputi ukuran dan bentuk basal seat, kualitas cetakan akhir,
kontur permukaan yang halus dan susunan gigi tiruan yang baik dan tepat.
Faktor penyulit retensi & stabilisasi
• keseimbangan otot
• keseimbangan oklusi
• Saliva dengan viskositas cair & banyak dapat membasahi gigi tiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan
• Saliva dengan viskositas kental & banyak dapat menjadi faktor penyulit karena mudah melepas gigi tiruan
• Pada penderita xerostomia akan mengurangi retensi yang berakibat pada stabilisasi & proteksi mekanis gigi tiruan
dukungan jaringan lunak oleh selapis tipis saliva.
• Kondisi anatomi landmark rongga mulut yang dangkal
Cara mengoptimalkan retensi dan stabilitasi
• Memperpanjang basis gt
• RA diperluas ke distal- diatas tuberositas dan jaringan yang kompresible, tepat di anterior vibrating line pada palatum
• RB meluas - seluruh kedalaman dan lebaar sulkus lingual serta separuh menyilang retromolar pad
• Mengadaptasikan basis gt ke mukosa seerat mungkin dengan memaksimalkan efek tegangan permukaan dari saliva
• Menempatkan gigi pada zona netral
• Bentuk permukaan poles yang benar sehingga aksi otot cenderung mendudukkan kembali geligi tiruan
• Penutupan/ seal tepi yang bagus, dengan memaksimalkan sayap mengisi seluruh sulkus dan dengan menepatkan post
dam pada jaringan kompresible.
• Oklusi berimbang bebas dari kontak pengganggu
C. Support
- Shelf bukal
Merupakan daerah dukungan primer yang tidak mudah mengalami resorpsi. Bila ridgenya datar,
otot buksinator sering melekat dekat dengan puncak ridge. Otot ini dapat ditutupi oleh
gigitiruan karena otot ini relatif lemah dan tidak aktif.. Daerah shelf bukal ini merupakan satu-
satunya dukungan pada ridge yang datar.
• Basis gigitiruan bawah berakhir di sebelah distal dari retro molar pad. Daerah ini merupakan
dukungan primer karena jarang mengalami resorbsi, ini disebabkan otot temporalis yang besar
dan aktif insersinya di prosesus coronoideus dan tepi anterior dari ramus dengan tendonnya
berakhir pada tulang alveolar di sebelah distal pad.
M4 TENTANG RENCANA PERAWATAN & PROGNOSIS
GIGI TIRUAN PENUH
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan perawatan
• Bentuk permukaan poles
• Permukaan oklusal, hubungan rahang, dimensi vertikal oklusi. Efek kenaikan DV oklusi dapat
diperkirakan dengan self-cure pada GT, tp hanya irreversible
• Ukuran gigi dan hubungan dengan bibir
• Bentuk gigi post dan lebar lengkung( dalam hub dengan lidah dan pipi)

Dalam menentukan prognosis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,


antaralain:
a. Faktor klinis, seperti usia pasien, keparahan penyakit dan kerja sama pasien.
b. Faktor sistemik, seperti penyakit diabetes dan faktor genetik.
c. Faktor lokal seperti oral hygiene, faktor anantomis dan faktor prostetik.
Beberapa hal yang memepangaruhi prognosis gigi tiruan penuh:
• Karies, kebersihan mulut, penyakit periodontal, plane oklusal, kebiasaan parafungsional,
dukungan tulang, keadaan gigi penyangga, status endodontik, dentisi/gigi-gigi yang berlawanan,
jumlah dan posisi gigi yang akan digantikan, dan lain-lain.
• Persepsi kebutuhan pasien, dimensi vertikal, bentuk dan ukuran rahang, hubungan rahang, status
neuromotorik, refleks muntah, torus, dan lain-lain.

Menentukan prognosis memerlukan estimasi akurat dari :


• Penyakit yang terjadi bersamaan
• Keparahan masalah
• Sikap pasien
• Reaksi sebelumnya yang merugikan
• Kemampuan untuk mematuhi dan berkeja sama
• Besarnya keutungan melawan biaya dan resiko yang ditimbulkan
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
TENTANG SINGLE DENTURE DAN SINDROMA
KOMBINASI

Single complete denture adalah gigi tiruan lengkap yang berantagonis dengan gigi asli
anterior/berantagonis dengan gigi tiruan sebagian. Apabila gigi yang tertinggal adalah anterior
RB maka beban fungsional terbesarnya terletak di regio gigi RA karena GT menutupi residual
ridge RA yang terdiri dari tulang cancellous yang mudah dan cepat resorbsi jika menerima
beban berlebih. ketika absorbsi berlangsung processus alveolaris akan digantikan oleh jaringan
berlebih yang mengawali terjadinya sindroma kombinasi.(Stewart, 1992)
Macam-macam lawan GTP :

1. GTP rahang bawah berlawanan dengan gigi asli rahang atas ; berdasarkan peneitian terhadap gigi tiruan
penuh dengan lawannya gigi asli lebih besar dan lebih menyebabkan resorbsi tulang. Rahang bawah sebagai
bagian yang bergerak dalam sistem stomatognathic lebih sulit untuk menstabilkan gigi tiruannya. Faktor
lain yang berpengaruh terhadap kestabilan GT rahang bawah adalah jaraknya terhadap lidah,sebagai salah
satu oto yang dapat memindahkan GT.
2. GTP rahang atas berlawanan dengan gigi asli rahang bawah ; bentuk cusp gigi posterior harus
menyeimbangkan oklusi untuk meningkatkan stabilitas dan retensi dari GT. Keseimbangan oklusi ini harus
tetap ada saat relasi sentrik dan eksentrik. Kadang kadang posisi gigi anterior rahang bawah tidak
memungkinkan untuk menyusun gigi anterior rahang atas mencapai keseimbangan oklusi. Untuk itu perlu :
- reposisi gigi asli dengan prosedur orthodontic
- mengubah mahkota klinis gigi dengan grinding atau restorasi
- menerima keseimbangan oklusi hanya saat relasi sentrik, tapi tidak pada posisi eksentrik
Macam-macam lawan GTP :

3. GTP rahang atas berlawanan dengan partially edentulous rahang bawah dengan protesa cekat
4. GTP rahang atas berlawanan dengan partially edentulous rahang bawah dengan suatu GTS
5. SCD berlawanan dengan GTP yang sudah ada
Diantara dua macam Single complete denture yang sering dibuat yaitu SCD rahang atas dan SCD
rahang bawah, pembuatan SCD rahang bawah jauh lebih sulit untuk mendapatkan kestabilan, karena lebih
banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan pada rahang bawah seperti ridge yang datar dan adanya
pergerakan lidah.
Sindroma Kombinasi :
Resorbsi tulang alveolaris akan terjadi setelah dilakukan pencabutan gigi dan pemakaian gigi tiruan,dan
kekuatan tekanan oklusal akan mengakibatkan kerusakan prosesus alveoaris. Kelly cit. Kay Shen (1989)
menggambarkan pola kerusakan resorbsi prosesus alveolaris yang terjadi dan pertumbuhan jaringan lunak yang
terjadi setelah pasien memakai gigi tiruan penuh rahang atas yang berantagonis dengan gigi tiruan sebagian
rahang bawah dengan perluasan distal bilateral. Perubahan tersebut adalah :
1. kehilangan tulang alveolar pada region anterior rahang atas
2. pertumbuhan jaringan yang berlebihan pada tuberositas maksila
3. hiperplasi papilla palatum
4. ekstrusi gigi anterior mandibula
5. resorbsi tulang alveolaris region posterior rahang bawah

Kondisi yang komplek ini menurut Kelly disebut “ Sindroma Kombinasi” yang dikembangakan oleh Saunders
cit Kay Shen (1989) bahwa sindrom ini akan diikuti smptom lain sebagai berikut :
1. perubahan dimensi vertikal
2.perubahan lengkung bidang oklusal
3. resorbsi mandibula dari dari posterior kea rah anterior
4. adaptasi pemakaian protesa yang buruk
5. Epulis Fissuratum
6.kelainan jaringan periodontal
M4 TENTANG ARAH RESORBSI TULANG RAHANG

Ten Cate (1994) menggambarkan urutan terjadinya proses resorpsi sebagai berikut :
1. Perlekatan osteoklas pada permukaan tulang yang termineralisasi.
2.Pembentukan penutup lingkungan asam melalui aksi pompa proton, dimanatulang
terdemineralisasi dan terbukanya matriks organik.
3.Degradasi matriks organik yang telah terbuka dengan unsur pokok asamamino oleh aksi enzim
yang dikeluarkan, seperti asam fosfat dan cathepsine.
4.Penghancuran ion mineral dan asam amino di dalam osteoklas(Carranza, 2002)
Tingkat kecepatan resorpsi lingir alveolar berbeda antara rahang atas danrahang bawah,
dengan perbandingan 1:4, dimana kecepatan resorpsi rahang bawah lebih besar daripada rahang
atas.
1. Resorpsi pada lingir alveolar bagiananterior rahang atas cendrung ke arah belakang dan ke atas
dengan tingkatkehilangan tulang yang cukup progresif.
2. Pada bagian posterior rahang atas resorpsi cendrung ke arah atas dan ke dalam sehingga lingir
alveolar mengecil secara progresif.
3. Sedangkan lingir alveolar rahang bawah anterior dan posteriormengalami resorpsi ke arah
depan dan bawah.
Daftar Pustaka
• Carranza F. A., Henry H. T., Michael G. N. 2002 Clinical Periodontology 9th ed .W. B. Saunders Co, Philadelphia.
• Laura mitchell, dkk . 2014. Buku kedokteran gigi klinik semua bidang kedokteran gigi EGC, Jakarta
• Gunadi, HA, Margo A, Burhan LK, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan jilid 1. Jakarta : Hipokrates,
1993; p. 11-47.
• Natamiharja L. Kebutuhan dan pemakaian geligi tiruan pada lansia di kota madya Medan. Dentika. 1999; 38 : 59065
• Heartrwell CM., Syllabus of Complete Dentures. 4 ed, 1986. Lea & Febiger, Washington, USA.
• Steward, Rudd, Kuebker. Clinical removable partial prosthodontics Ishiyaku EuroAmerica, Inc Pub St. Louis Tokyo, 1992:555-69
• St. Louis: MO: Mosby; 2012: 4-10,161-163
• Glass, Brigit J. 1995. Successful Panoramic Radiography. University of Texas Health Science Center Dental School. San Antonio
• Okeson. J.P., 2003, Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion, 5th edition, p.8-24, 94-105,116,159-
167,223,227,228.,W.B.Saunders Company, Philadelphia
• Ramfjord, S., and Ash M. M, 1983, Occlusion,3rd edition, p. 130-136,W.B. Saunders Company, Philadelphia.
• Tallents, R. H, Macher, D. J., and Kyrkanides, S., 2002, Prevalence of Missing Posterior Teeth and Intra Articular Temporomandibular
Disordes, Journal of Prosthet. Dent.,87 : 45-50
• Kayser,A. F., 1996,Teeth, Tooth Loss and Prosthetic Appliances dalam Owaal, B.,Kayser, F A, dan Carlsson, G F, Prosthodontics Principles
and Management Strategies., p. 37-38. Mosby, Spain
• Saunders TR et al. The Maxillar Complete Denture opposing the Mandibular bilateral disltal extension partial denture:Treatment
Considerations. JPD Feb 1979. 41:2:24-8
• Zarb, Hobkirk, Eckert, Jacob, Fenton, Finner, Chang, Koka . Prosthodontic treatment for edentulous patients; Complete denture and
implant supported prostheses. 13th ed. Zarb, Bolender, Eckert, Jacob, Fenton, Meriskhe S. Prosthodontic treatment for edentulous
patients. Complete denture and implant supported prostheses. 12th ed. St. Louis: MO: Mosby; 2005: 437-441
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai