Anda di halaman 1dari 43

Bambang Hadi Nugroho

 Pengertian
Fistulografi: pemeriksaan radiologi pada
fistula dng menggunakan MK positif
 Fistula adalah saluran tidak normal yang
menghubungkan organ bagian dalam tubuh
yang secara normal tidak berhubungan, atau
hubungan organ-organ bagian dalam
dengan permukaan tubuh bagian luar.
(Abnormal Connection)
 Pada Mata, Telinga, Mastoid
cth: - Craniosinus fistula: antara
intracranial space dan
paranasal sinus
- Labyrinthine fistula: tear antara
membran-membran yang
terletak antara middle and
inner ears
- Lacrimal fistula
 Pada Sistem Vascular
cth : - Pulmonary arteriovenous fistula:
antara artery & vena
lungs,
menghasilkan aliran blood pada
keduanya. Akibatnya, oxygenated
blood yang tidak sempurna.
 Pada Sistem Pernafasan
cth : - Tracheoesophageal fistula akibat
tracheostomy: antara saluran
nafas dan saluran pencernaan.
 Pada Sistem Pencernaan
cth : - Duodeno Biliary Fistula
- Fistula stomach and duodenum
- Anorectal fistula : menghubunkan
rectum atau anorectal area
lainnya ke skin surface.
Menghasilkan abnormal
discharge feces melalui lubang lainnya
selain anus.
- Biliary fistula : menghubungkan bile
ducts & skin surface, biasanya
diakibatkan gallbladder
surgery
 Pada Sistem Urogenital
cth : - Vesicointestinal fistula
- Rectovaginal : antara rectum
dan vagina
- Vesicovaginal fistula : antara
bladder & vagina
 Penyebab Fistula
- Karena adanya infeksi, trauma atau
tindakan bedah medis oleh dokter
- Karena cacat bawaan atau kongenital,
(jarang ditemukan)
- Daerah anorectal merupakan tempat
Paling sering ditemukannya abses &
Fistula.
 Tipe Fistula menurut Jeffrey Everett:

 Blind : (Buntu)ujung & pangkalnya hanya pada satu


tempat, tetapi menghubungkan dua struktur
 Complete : (Sempurna) mempunyai ujung pangkal pada
daerah internal & ekternal
 Horshoes : (Bentuk seperti kuda) menghubungkan anus
dng satu / lbh titik pd permukaan kulit stlh
melalui rectum
 Incomplete : (tidak sempurna) Saluran dr kulit yg
tertutup dr sisi bagian dlm & tdk
menghubungkan pada organ dlm atau
struktur organ
 CONTOH

PEMERIKSAAN PADA FISTULA


PERIANAL
DEFINISI
 Fistula perianal merupakan alur
granulomatosa kronik yang berjalan
dari anus sampai bagian luar kulit
anus /dari abses sampai anus atau
daerah perianal.
 Fistula perianal dapat berhubungan
dengan rektum tetapi bisa juga tidak
berhubungan disebut fistula in ano
atau fistula anorektal (Price,1992).
 Fistula perianal didahului oleh
 Abses perianal disebabkan dari infeksi
akut dari kelenjar kecil yang terjadi di
sebelah anus, kemudian bakteri
masuk ke jaringan dan menembus
kelenjar.
 Setelah abses mengering, terbentuk
lubang yang menghubungkan
kelenjar anal dari tempat abses
terbentuk ke kulit, sehingga pada
permukaan kulit terbentuk luka.
 Lubang yang menghubungkan
kelenjar anal dari tempat abses
GEJALA FISTULA PERIANAL
 Gejala abses & fistula perianal meliputi
nyeri konstan atau terus menerus, disertai
bengkak pd tempat tersebut.
 Gejala lain yaitu adanya iritasi kulit di
sekitar anus, nanah mengalir yang sering
kali menimbulkan rasa sakit, demam,
dan tubuh terasa lemas
 Macam Fistula
 Enterokolonik: Fistula yg menghubungkan
antara usus halus dengan usus besar
 Enterokutaneous: Fistula yg hub.kan antara
usus halus & permukaan kulit
 Perianal: Fistula yg hub.kan antara anus &
permukaan kulit
 Enterovesikular: fistula pd daerah kandung
kemih.
 Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan fistula tergantung pada
lokasinya, dapat didiagnosa dengan
beberapa macam pemeriksaan diagnos
tik yg sering dilakukan utk pemeriksaan
pada peradangan penyakit usus, seperti
pemeriksaan dng barium enema,
colonoscopy, sigmoidoscopy, endoscopy,
dan dapat didiagnosa dng pemeriksaan
fistulografi.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
 Persiapan Pasien
Fistulografi tdk memerlukan persiapan
khusus,hanya pd daerah fistula terbebas
dr benda-benda radioopaque yg dpt
mengganggu radiograf, khusus utk fistula
daerah abdomen maka usus halus
terbebas dari udara dan fekal material
 Persiapan Alat dan Bahan
1) Pesawat sinar X dg fluoroscopy
2) Film & kaset sesuai kebutuhan
3) Marker R & L
4) Apron dan sarung tangan Pb
5) Cairan saflon
6) Alkhohol, betadine
7) Obat anti alergi
8) Peralatan steril: Duk steril, spuit ukuran
2-20 ml, korentang, gunting, hand scoen,
kain kasa, jeli, abocath, duk lobang
9) Media Kontras jenis water soluble
 Teknik Pemeriksaan
 Membuat foto pendahuluan sblm MK
dimasukan ke dlm saluran fistula degan
proyeksi AP
 Selanjutnya pemasukan MK dg kateter
atau abocath melalui muara dari fistula
biasanya diikuti menggunakan
fluoroscopy.
 Lakukan pemotretan pd saat MK penuhi
saluran fistula, hal ini dpt dilihat pd layar
fluoroscopy & ditandai dng keluarnya
MK melalui muara fistula, jumlah MK
yang dimasukan tergantung seberapa
luas fistula tersebut.
TEKNIK PEMASUKAN MEDIA KONTRAS
 Tujuan pemasukan media kontras
adalah untuk memperlihatkan fistula
pada daerah perianal.
 Pemasukan media kontras dimulai
dengan membersihkan daerah sekitar
fistula dengan betadine.
 Media kontras dimasukkan ke dalam
muara fistula kira-kira sedalam 2-3 cm
secara perlahan-lahan melalui kateter
yang sudah diberi jeli dan diikuti dengan
fluoroskopi.
 Kemudian media kontras disuntikan
perlahan-lahan sehingga media kontras
masuk dan memenuhi lubang fistula
yang di tandai dengan menetesnya
media kontras dari lubang fistula.
PROYEKSI PEMERIKSAAN PADA PERIANAL
FISTULA

Proyeksi AP
o Dilakukan sebelum & sesudah pemasukan MK
kedalam saluran fistula
o Proyeksi AP pre pemasukan media kontras
bertujuan untuk melihat struktur anatomi,
persiapan pasien & penentuan faktor
eksposi yang tepat.
o Proyeksi AP post pemasukan media kontras
bertujuan untuk mengetahui arah fistula
apakah mengarah ke kanan atau ke kiri
serta untuk melihat penampang fistula dari
depan.
 Pasien supine diatas meja pemeriksaan, kedua
tangan diatas dada dan kedua kaki lurus ,
pelvis diatur simetris meja pemeriksaan, kedua
kaki diendorotasi 15-20 derajat kecuali ada
fraktur atau dislokasi hip joint
 CR vertikal tegak lurus kaset, CP pd
pertengahan kedua Krista Iliaka, FFD
100 cm, ekspose pd saat pasien tahan
nafas
 Kriteria: tampak pelvis tdk rotasi,
daerah proximal femur, trokhanter
mayor dan minor, sakrum & kogsigis
segaris dengan symphisis pubis,
foramen obturatorium simetris, kedua
spina iliaka sejajar
 Selanjutnya setelah pemasukan MK yang
diikuti dengan menggunakan fluoroscopy,
kemudian dilakukan pemotretan pada
saat bahan kontras diinjeksikan melalui
muara fistula.
Antero Posterior (AP)
 Proyeksi Lateral
 Bertujuan untuk memperlihatkan arah
fistula apakah mengarah ke depan atau
ke belakang.
 Pasien tidur miring disalah satu sisi yang
akan difoto, kedua lengan ditekuk keatas
utk bantalan kepala, MSP sejajar meja
pemeriksaan dan bidang axial
dipertengahan meja pemeriksaan
 CR vertikal tegak lurus kaset. CP pada
daerah perianal kira-kira MAL setinggi 2-3
inchi diatas symphisis pubis, FFD 100 cm &
ekspose pd saat pasien tahan nafas
 Kriteria:
Tampak pelvis dan daerah proximal femur,
sakrum & kogsigis, bagian belakang ischium
dan illium saling superposisi, lingkar fossa yg
besar berjarak sama dari lingkar fossa yang
kecil
Lateral
 Proyeksi Oblique
 Bertujuan untuk melihat hubungan
antara fistula yang satu dengan fistula
yang lain jika kemungkinan terdapat
beberapa fistula. Proyeksi ini juga
dapat memperlihatkan kedalaman
fistula yang mengarah ke samping.
 Pasien prone kemudian dirotasikan ke
salah satu sisi yg diperiksa utk
menunjukkan letak fistula ± 45 derajat.
 Lengan yg dekat dng film diatur dibawah
kepala untuk bantalan sedangkan yg lain
menyilang didepan tubuh.
 Kaki yg dekat film menempel meja
pemeriksaan, kaki yg lain ditekuk utk
menopang tubuh.
 Pelvis diatur 45 derajat terhadap meja
pemeriksaan , Untuk fiksasi, sisi
pinggang yang jauh dari kaset diberi
penganjal.
 CR vertikal tegak lurus terhadap kaset
dan CP pada daerah perianal kurang lebih
2-3 inchi di atas simfisis pubis, tarik garis
1 inchi tegak lurus ke arah lateral. FFD
diatur 100 cm. Eksposi pada saat pasien
tahan nafas.
 Kriteria:
Tampak Hip joint & femur superposisi,
kedua illiaka tdk berjarak sama, tampak
foramen obturatorium tdk simetris, sakrum
& kogsigis tdk segaris dengan symphisis
pubis
Oblique
 Proyeksi Chassard-Lapine Method
 Pasien duduk diatas meja pemeriksaan
kedua tangan lurus kebawah
menggenggam lutut, pasien
membungkukkan semaksimal mungkin
sampai symphisis pubis menyentuh meja
pemeriksan, Sudut yang terbentuk antara
pelvis dng sumbu vertikal 45 derajat
 CR vertikal tegak lurus kaset, CP melalui
lumbosakral menembus trokhanter mayor,
FFD 100 cm dan ekspose pada saat
pasien tahan nafas
 Kriteria: tampak kaput femut, asetabulum,
keseluruhan pelvis sampai bagian
proksimal femur, pelvis tdk mengalami
rotasi, kedua trokhanter mayor berjarak
sama dari pertengahan kaset atau sakrum
Chassard-Lapine
Method
 Proyeksi Taylor
 Pasien supine diatas meja pemeriksaan
dengan kedua tangan diletakkan diatas
dada dan kedua kaki lurus.
 Pelvis diatur sehingga true AP. Kedua
krista illiaka kanan & kiri berjarak sama
terhadap meja pemeriksaan & MSP
berada dipertengahan meja pemeriksaan.
 CR menyudut 30 derajat chepalad, CP pada
2 inchi dibawah batas atas dari symphisis
pubis. FFD 100 cm dan Ekspose pada saat
pasien tahan nafas.
 Kriteria: tampak tulang pubis dan iskhium
mengalami magnifikasi, tampak tulang pubis
superposisi dng sakrum & kogsigis, tampak
foramen obturatotium simetris, tampak
tulang pubis dan ischium dekat dng film dan
tampak hip joint
Taylor

Anda mungkin juga menyukai