Anda di halaman 1dari 85

PENYAKIT INFEKSI

dr. Tri Rini Pramuningsih, M.Kes.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 1


PENYAKIT INFEKSI
SUB POKOK BAHASAN:
1. Mempelajari dan memahami penyakit infeksi (bakteri dan virus)
2. Mempelajari dan memahami proses penyakit infeksi di dalam tubuh
3. Mempelajari dan memahami respon sel, jaringan, organ dan sistem terhadap
penyakit infeksi
4. Respon imun tubuh terhadap penyakit infeksi
5. Manifestasi tubuh terhadap penyakit infeksi
6. Komplikasi penyakit infeksi

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 2


PATOLOGI

Pathology:
Studi tentang:
 Penyakit,
 Penyebabnya
 Mekanismenya dan
 Efek
yang terjadi pada tubuh manusia
(Petikan dari: ama encyclopedia of medicine)

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 3


PATOLOGI

(1) Studi tentang adaptasi terhadap


perubahan di lingkungan luar maupun
dalam yang kurang adequat

atau

(2) Studi ilmiah tentang


“the way things go wrong”

(W.G. Spector: An Introduction To General Pathology, 3 rd Ed. Revised By T.D.


Spector))

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 4


PATOLOGI (LANJUTAN-1)

Ketidakmampuan menjawab stimuli bisa


berbentuk:

1. Kegagalan menjawab stimuli dengan


tepat yang sederhana.
Atau
2. Mekanisme adaptif yang berbalik
menyerang tubuhnya sendiri

Contoh: antibodi yang timbul menyerang/


merugikan tubuhnya sendiri (autoimunitas)
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 5
PATOLOGI (LANJUTAN -2)

Penyakit/Sakit Timbul Akibat:

1. Ketidakmampuan tubuh menjawab


stimuli,
atau
2. Hasil yang nampak akibat mekanisme
adaptif yang kurang menguntungkan tubuhnya
sendiri

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 6


KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI

DASAR KLASIFIKASI:

primer : adalah defek


atau
jawaban badaniah yang terjadi
dan
bukan berdasarkan kausa (penyebab).

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 7


(1) GEJALA INFLAMASI (RADANG/PERADANGAN):
1. CALOR (panas),
2. RUBOR (merah),
3. TUMOR (bengkak),
4. DOLOR (sakit) dan
5. FUNGSIO-LESION (gangguan fungsi)
yang beratnya bergantung pada site inflamasi pada
bagian tubuh yang
terkena.
(FIVE CARDINAL SIGNS)

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 8


KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (LANJUTAN-1)

Umumnya inflamasi diikuti akumulasi sel


darah putih (leukosit) yang tertarik ke site
inflamasi oleh zat kimiawi radang.

Sel darah putih (leukosit) ini diperlukan


untuk:
(a) menghancurkan microba penyerang
dan juga diperlukan untuk
(b) perbaikan/ penyembuhan jaringan
yang rusak.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 9
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (LANJUTAN-2)

(2) DEGENERASI -> perubahan fisik atau kimiawi


sel, jaringan atau organ yang mengurangi
efisiensi sel/jaringan/organ terkait.

Penyebab: belum diketahui dengan pasti,


Bisa akibat proses penyakit, bisa suatu gambaran lansia.

Sebab lain: bisa cedera, pengurangan aliran


darah, keracunan, diet kurang gizi vitamin
tertentu.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 10
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (LANJUTAN-3)

(3) NEOPLASIA
Adalah istilah medis untuk tumor
= pertumbuhan sel/jaringan baru, bisa:

- MALIGNANT (ganas) bisa


- CARCINOMA (asal jaringan epitel)
- SARCOMA (asal jaringan lunak)
- MIX-TUMOR (campuran)
- BENIGN (jinak)

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 11


KLASIFIKASI PATOLOGI (LANJUTAN-4)

(4) Kelompok Penyakit Congenital Atau


Hereditary (Keturunan)

Congenital (Kongenital): hadir sejak dilahirkan.


Ini bisa diturunkan secara genetik, bisa karena ada infeksi
atau kerusakan di dalam kandungan atau timbul saat
dilahirkan (didapat di jalan lahir).

Hereditary (Keturunan): transmisi sifat bawaan


melalui mekanisme genetik.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 12
PENGERTIAN INFEKSI

• Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan
bersifat sangat dinamis.
• Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang saling
berinteraksi yaitu :
1. faktor penyebab penyakit (agen/A),
2. faktor manusia atau pejamu (host/H), dan
3. faktor lingkungan (environment/E).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 13
INTERAKSI ANTARA FAKTOR EKSTRINSIK DAN
INTRINSIK
A H H
A

E E
(1) (2)

A H
A H
H A

E E
E (4) (5)
(3)
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 14
INTERAKSI ANTARA FAKTOR EKSTRINSIK DAN
INTRINSIK
(1) Agent (A), host (H), E (enviroment) dalam keadaan seimbang kondisi ini
disebut sehat
(2) Meningkatnya kemampuan agent untuk menginfeksi host dan menimbulkan
penyakit
(3) Meningkatnya proporsi host yang rentan
(4) Perubahan enviroment mengubah kerentanan host
(5) Perubahan enviroment memungkinkan penyebaran agent

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 15


MEKANISME PERTAHANAN TUBUH TERHADAP
INFEKSI
• Individu memiliki mekanisme pertahanan yang akan melindungi tubuh dari
infeksi. Mekanisme pertahanan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Nonspesifik
Meliputi barier anatomis dan fisiologis serta respons inflamasi.
a. Barier anatomis dan fisiologis
Kulit dan membrane mukosa yang utuh merupakan garis pertahanan pertama
terhadap mikroorganisme. Sekresi normal yang bersifat asam pada kulit dapat
mencegah pertumbuhan bakteri.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 16


b. Respons inflamasi
• Inflamasi adalah status respons pertahanan yang sifatnya lokal dan
nonspesifik terhadap agen infeksius. Respons ini dicirikan dengan 5
tanda yaitu nyeri, bengkak, kemerahan, panas, dan kerusakan fungsi
pada bagian tersebut. Agen penyebab cedera dikategorikan menjadi
agen fisik, agen kimia, dan mikroorganisme. Secara umum respons
inflamasi dibagi atas 3 tahap yaitu, respons vascular dan seluler,
produksi eksudat, dan fase perbaikan.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 17


2. Spesifik (imun)
• Pertahanan tubuh yang spesifik terhadap kuman penyakit berlangsung
melalui system imun. Respons imun terdiri atas dua komponen yaitu :
a. Imunitas humoral
Respons pertahanan ini utamanya melawan fase ekstraseluler dari infeksi
bakteri dan infeksi virus. Ada dua jenis imunitas utama yaitu, imunitas
aktif dan imunitas pasif. Pada imunitas aktif, hospes memproduksi
antibody sebagai respons terhadap antigen alami atau antigen buatan.
Imunitas pasif, hospes menerima antibody alami atau buatan yang
dihasilkan sumber lain.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 18
b. Imunitas seluler
Imunitas seluler berlangsung melalui system sel T. Saat terpajan
antigen, jaringan limfoid melepaskan sejumlah besar sel T teraktivasi
ke dalam system limfe yang kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi
umum. Ada 3 kelompok besar sel T yaitu :
1) Sel T helper
2) Sel T sitotoksin
3) Sel T supresor
• Jika imunitas termediasi sel hilang, misalnya pada kasus HIV,
individu akan rentan terhadap infeksi virus, bakteri, dan jamur.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 19
RESPONS IMUN TERHADAP INFEKSI BAKTERI
• Sistem imun merupakan sistem koordinasi respons biologik yang bertujuan
melindungi integritas dan identitas individu serta mencegah invasi organisme
dan zat yang berbahaya di lingkungan yang dapat merusak dirinya.
• Sistem imun mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama:
1. Kesanggupan untuk mengenal dan membedakan berbagai molekul target
sasaran dan juga mempunyai respons yang spesifik.
2. Kesanggupan membedakan antara antigen diri dan antigen asing.
3. Fungsi memori yaitu kesanggupan mengingat melalui pengalaman kontak
sebelumnya dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat
daripada kontak pertama.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 20
MEKANISME IMUNITAS TERHADAP ANTIGEN

• Ada beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya
yaitu:
1. Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui kelenjar keringat
dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air liur, urin, asam lambung serta
lisosim dalam airmata.
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi
mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
3. Innate immunity/ Imunitas alamiah, merupakan sistem kekebalan tubuh lini pertama yang akan
terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi mikrobia, dan terjadi antara
jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi, merupakan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik yang
mencegah masuknya dan menyebarnya mikroorganisme dalam tubuh serta mencegah terjadinya
kerusakan jaringan.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 21


• Sebagai gambaran sederhana, sistem ini dapat diibaratkan sebagai barikade yang
berjuang mati-matian memproteksi tubuh. Barikade terdepan, yaitu sistem
kekebalan lini pertama, sudah dimiliki setiap manusia sejak lahir. Misalnya,
kulit, asam lambung, sel berbulu getar di permukaan saluran napas, selaput
lendir di saluran napas dan saluran cerna, serta kuman-kuman jenis tertentu yang
hidup di kulit dan di dalam usus.
• Begitu bibit penyakit (patogen) menyerang, barikade terdepan mulai
mengadakan pertahanan. Kulit, misalnya, akan mengeluarkan penghalang
kimiawi, seperti keringat dan cairan kelenjar minyak yang bersifat asam serta
mengandung enzim penghancur. Patogen yang menyusup melalui saluran napas,
saluran cerna, atau saluran kemih akan dihadang oleh selaput lendir yang kental
dan lengket hingga akhirnya terperangkap.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 22


• Selanjutnya, patogen-patogen tersebut dihancurkan oleh berbagai zat
kimia yang dikerahkan sistem kekebalan tubuh. Contoh lainnya, patogen
yang masuk ke saluran cerna sebagian besar akan dihancurkan oleh asam
lambung. Yang masih selamat kemudian akan dihancurkan oleh basa dan
enzim di usus halus. Di saluran napas, jasad renik yang merupakan bibit
penyakit akan dihadang bulu getar. Kalau ada yang berhasil masuk ke
tenggorok, mereka akan ditelan atau dibatukkan keluar. Walau terlihat
kuat, barrier pertama yang bersifat fisik ini tetap bisa ditembus.
• Misalnya jika kulit terluka dan jumlah bibit penyakitnya sangat banyak.
Sistem kekebalan lini pertama juga bisa tak berdaya kalau sifat bibit
penyakit ini sangat virulen alias ganas. Jika sistem kekebalan primer
mampu ditembus atau ada bibit penyakit yang berhasil lolos dari
hadangannya, maka giliran sistem kekebalan sekunderlah yang bekerja.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 23
4. Imunitas spesifik yang didapat / Adaptive immunity (imunitas spesifik) atau
bisa dikatakan dengan sistem kekebalan tubuh lini kedua. Pertahanan lini
kedua ini terdiri atas sel-sel khusus (sel-sel darah putih) yang keberadaannya
pun sudah dibawa sejak lahir. Bedanya, dia baru bekerja saat dibutuhkan."Oleh
karena itulah sistem kekebalan ini disebut juga sebagai sistem kekebalan
adaptif. Ia melawan patogen melalui pembentukan antibodi dan dengan
menghancurkan sel yang berhasil disusupi patogen, terjadi ketika innate
immunity gagal menghalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki
struktur yang sama sekali baru bagi tubuh. Mekanisme ini terjadi sekitar 1
hingga 5 hari setelah infeksi. Secara singkat, makanisme ini akan mencoba
membuat "ingatan" baru tentang struktur benda asing yang masuk ke tubuh,
kemudia bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada
mekanisme ini adalah limfosit, baik sel T limfosit maupun sel B limfosit.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 24


Adaptive immunity sendiri terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Imunitas humoral,
yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi
dihasilkan oleh sel B limfosit. Adapun karakteristik sel B yaitu :
a. Imunitas yang diperantarai antibodi
b. Dihasilkan dan matur di bone marrow
c. Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di darah dan limfe
d. Secara langsung mengenal antigen dan kemudian mengadakan seleksi klonal
e. Ekspansi klonal menghasilkan antibodi hasil sekresi sel plasma seperti sel B memori

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 25


2. Imunitas selular,
yaitu imunitas yang dimediasi oleh sel T limfosit. Fungsinya yaitu sebagai pertahanan
terhadap bakteri (intraselular), virus, jamur, dan parasit. Mekanisme ini ditujukan untuk
benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat
dilekati oleh antibodi. Sistem imun yang bekerja pada sel yang terinfeksi antigen, yang
berperan adalah sel T (th, tc, ts). T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal: fagositosis
benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi.
• Lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di
dilekati oleh antibodi.
Imunitas selular terdiri dari :
1. Helper t-cell membantu sel B
2. Suppressor t-cell :
 menghambat sel B
 menghambat sel T
3. Cytotoxic t-cell : menyerang antigen secara langsung

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 26


Limfosit B Limfosit T
1. Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang 1. Dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang
sifatnya pluripotensi (pluripotent stem cells) dan pluripotensi (pluripotent stem cells) dan
dimatangkan di sumsum tulang (Bone Marrow) dimatangkan di thymus
2. Berperan dalam imunitas humoral 2. Berperan dalam imunitas selular

3. Menyerang antigen yang ada di cairan antar sel 3. Menyerang antigen yang berada di dalam sel

Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu : Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:


· Limfosit B plasma, memproduksi antibodi · Limfosit T pempantu (Helper T cells), berfungsi
· Limfosit B pembelah, menghasilkan Limfosit B mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas
dalam jumlah banyak dan cepat sistem imun
· Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen · Limfosit T pembunuh (Killer T cells) atau Limfosit
yang pernah masuk ke dalam tubuh T Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi
oleh patogen
· Limfosit T surpressor (Surpressor T cells), berfungsi
menurunkan dan menghentikan respon imun jika
infeksi berhasil diatasi

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 27


RESPONS IMUN TERHADAP BAKTERI EKSTRASELULAR
• Bakteri ekstraselular dapat menimbulkan penyakit melalui beberapa mekanisme yaitu :
1. Merangsang reaksi inflamasi yang menyebabkan destruksi jaringan di tempat infeksi.
Sebagai contoh misalnya kokus piogenik yang sering menimbulkan infeksi supuratif
yang hebat.
2. Produksi toksin yang menghasilkan berbagai efek patologik. Toksin dapat berupa
endotoksin dan eksotoksin.
• Endotoksin yang merupakan komponen dinding bakteri adalah suatu lipopolisakarida
yang merupakan stimulator produksi sitokin yang kuat, suatu ajuvan serta aktivator
poliklonal sel limfosit B. Sebagian besar eksotoksin mempunyai efek sitotoksik dengan
mekanisme yang belum jelas benar.
• Respons imun terhadap bakteri ekstraselular ditujukan untuk eliminasi bakteri serta
netralisasi efek toksin.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 28
IMUNITAS ALAMIAH TERHADAP BAKTERI
EKSTRASELULAR

• Respons imun alamiah terhadap bakteri ekstraselular terutama


melalui mekanisme fagositosis oleh neutrofil, Monosit serta
makrofag jaringan. Resistensi bakteri terhadap fagositosis dan
penghancuran dalam makrofag menunjukkan virulensi bakteri.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 29


RESPONS IMUN TERHADAP BAKTERI INTRASELULAR

• Dengan degradasi dalam makrofag


• Sejumlah bakteri dan semua virus serta jamur dapat
lolos dan mengadakan replikasi di dalam sel pejamu. Yang
paling patogen di antaranya adalah yang resisten terhadap
degradasi dalam makrofag.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 30


IMUNITAS ALAMIAH TERHADAP BAKTERI
INTRASELULAR

• Mekanisme terpenting imunitas alamiah terhadap mikroorganisme


intraselular adalah fagositosis. Akan tetapi bakteri patogen
intraselular relatif resisten terhadap degradasi dalam sel fagosit
mononuklear. Oleh karena itu mekanisme kekebalan alamiah ini tidak
efektif dalam mencegah penyebaran infeksi sehingga sering menjadi
kronik dan eksaserbasi yang sulit diberantas.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 31


PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 32
INFEKSI BAKTERI

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 33


TUBERKULOSIS
Penyebab Mycobacterium Tuberculosis
Cara Penularan dari penderita tb aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan
tubuh terhadap penyakit ini (dropplet infection)

Gejala
batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan lemah. jenis batuk juga bisa
berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari.

Faktor risiko  Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
 Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
 Perokok.
 Pecandu narkoba.
 Orang yang sering berhubungan dengan pengidap tb aktif, misalnya petugas medis atau keluarga pengidap.

Penegakan diagnosis  Rontgen dada.


 Tes Mantoux.
 Tes darah.
 Tes dahak.

Pengobatan pemberian beberapa jenis antibiotik dalam jangka waktu tertentu.


Pencegahan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia
2 bulan.

Komplikasi PENYAKIT INFEKSI Nyeri tulang


 (BAKTERI,VIRUS) punggung. 3/20/2017 34
 Meningitis.
 Kerusakan sendi.
 Gangguan hati, ginjal, atau jantung
DIFTERIA
Penyebab Corynebacterium diphtheriae, masa inkubasi (rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai
gejala muncul) 2 hingga 5 hari.
Cara Melalui udara saat seorang penderita bersin atau batuk.
Penularan Cara lain melalui:
 Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
 Sentuhan langsung pada bisul akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi
pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak
terjaga.
Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan,
sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran
(lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi
menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

Gejala
 Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
 Demam dan menggigil.
 Sakit tenggorokan dan suara serak.
 Sulit bernapas atau napas yang cepat.
 Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
 Lemas dan lelah.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 35
 Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
DIFTERIA
Faktor risiko  keluarga yang tinggal serumah atau petugas medis yang menangani pasien difteri.

Penegakan  sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau bisul untuk diperiksa di laboratorium.
diagnosis
Pengobatan perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik
selama 2 minggu dan antitoksin untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh.

Pencegahan vaksinasi DPT (difteri, tetanus, dan pertusis)


Komplikasi  Masalah pernapasan Membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan. Partikel-partikel membran juga dapat luruh
dan masuk ke paru-paru yang berpotensi memicu reaksi peradangan pada paru-paru sehingga fungsinya akan menurun
secara drastis dan menyebabkan gagal napas.
 Kerusakan jantung toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan peradangan otot jantung atau
miokarditis. Komplikasi ini dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung, dan
kematian mendadak.
 Kerusakan saraf Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah saluran kemih,
paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Paralisis ini akan membuat pasien
tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau respirator
 Difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang parah dan gagal ginjal.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 36


TETANUS
Penyebab Clostridium tetani, yang masuk menyerang saraf tubuh melalui luka kotor luka akibat cedera, digigit hewan, paku berkarat,
atau luka bakar.
Cara Penularan Bukan penyakit menular
Gejala
masa inkubasi: 4 hingga 14 hari. Gejala-gejala tetanus bisa berupa:
 Kejang yang menyerupai kekakuan otot, terutama pada rahang dan leher sehingga pasien kesulitan membuka mulut
rahang terkunci (lockjaw). Wajah penderita juga tampak menyeringai, disebut dengan istilah risus sardonicus.
 Kesulitan menelan jika kejang otot menyebar hingga ke leher.
 Otot di sekitar perut yang kaku.
 Kejang yang menyakitkan di seluruh tubuh dan berlangsung selama beberapa menit. Gejala ini biasanya dipicu oleh hal-
hal kecil, seperti suara nyaring, sentuhan, serta cahaya.
 Kejang hebat yang terjadi di seluruh tubuh. Gejala ini akan menyebabkan bagian punggung bawah tubuh melengkung ke
atas.
 Demam dan berkeringat.
 Tekanan darah yang naik.
 Detak jantung yang cepat.

Faktor risiko  Belum menerima vaksinasi atau prosesnya tidak lengkap.


 Keberadaan benda asing pada luka, misalnya serpihan kayu, karat, atau kuku.
 Luka yang terpapar debu, kotoran hewan, atau tanah.
 Luka penetrasi yang dalam, misalnya akibat tertusuk paku berkarat atau kotor.
 Orang-orang yang menindik atau menato tubuh dengan peralatan yang kurang steril.
 Pengguna narkoba yang memakai alat-alat suntik yang tidak steril.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 37
 Tali pusar pada bayi baru lahir yang mengalami infeksi karena sang ibu tidak divaksinasi tetanus secara memadai.
TETANUS
Penegakan diagnosis  Pemeriksaan fisik  Termasuk pemeriksaan luka sambil menanyakan riwayat penyakit, vaksinasi yang
pernah diterima, serta gejala dan tanda klinis yang dialami pasien.
Pengobatan bertujuan untuk memberikan terapi suportif; memusnahkan spora, dan menghentikan perkembangan bakteri.
Caranya bisa dengan membersihkan luka yang kotor, menghentikan produksi neurotoksin, menetralkan
neurotoksin yang belum menyerang saraf tubuh, mencegah komplikasi, serta menangani komplikasi bila sudah
terjadi.
Dokter juga akan menganjurkan vaksinasi tetanus jika pasien:
 Belum pernah divaksinasi.
 Belum menerima vaksinasi yang lengkap.
 Tidak yakin apakah sudah divaksinasi atau belum.
Penyembuhan tetanus umumnya membutuhkan waktu selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Pencegahan  vaksinasi DPT (difteri, tetanus, dan pertusis) usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 5 tahun
 vaksin DT, untuk anak berusia di atas 7 tahun, diulang tiap 10 tahun
 Untuk wanita, imunisasi TT (tetanus toksoid) sebaiknya diberikan 1 kali saat sebelum menikah dan 1 kali pada saat
hamil.
 menjaga kebersihan. Terutama saat merawat luka agar tidak terkena infeksi.
 Pemberian tetanus toksoid juga biasanya dianjurkan oleh dokter untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada luka

KomplikasiPENYAKIT INFEKSI
 (BAKTERI,VIRUS)
henti jantung, 3/20/2017 38

 emboli paru, serta


 pneumonia.
DEMAM TIFOID

Penyebab Salmonella typhi masuk ke usus melalui


makanan atau minuman yang terkontaminasi
untuk kemudian berkembang biak di dalam
saluran cerna

Cara konsumsi makanan atau minuman yang telah


Penularan terkontaminasi bakteri.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 39
DEMAM TIFOID
Gejala

masa inkubasi bakteri penyebab demam tifoid (tipes) adalah 7-14 hari,
Minggu pertama
Gejala-gejala awal di sini perlu diperhatikan, terutama terkait perkembangan suhu badan penderita.
 Demam. Awalnya tidak tinggi, kemudian meningkat menjadi 39°C-40°C. Temperatur tubuh dapat naik atau turun di minggu ini
 Sakit kepala
 Lemas dan tidak enak badan
 Batuk kering
 Mimisan
Minggu kedua
Jika tidak segera ditangani, Anda akan memasuki stadium kedua dengan gejala:
 Demam tinggi yang masih berlanjut yang cenderung memburuk di daerah perut dan dada
 Mengigau
 Sakit perut
 Diare atau sembelit parah
 Tinja umumnya berwarna kehijauan
 Perut sangat kembung akibat pembengkakan hati dan empedu.
Minggu ketiga
Temperatur tubuh akan menurun di akhir minggu ketiga, namun jika tidak segera ditangani, komplikasi mungkin akan muncul di tahap ini,
seperti:
 Pendarahan pada usus
 Pecahnya usus
Minggu keempat:
Suhu demam akan menurun secara perlahan-lahan
Jika tidak segera ditangani, maka akan muncul gejala-gejala lain, antara lain mengigau dan berbaring kelelahan tanpa gerakan dengan mata
setengah tertutup, hingga komplikasi yang membahayakan nyawa. Pada sebagian kasus, gejala dapat kembali muncul dua minggu setelah demam
mereda.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 40
DEMAM TIFOID
Penegakan  Laboratorium tes Widal, tes TUBEX
diagnosis
Pengobatan Antibiotik, simptomatik
Pencegahan  Vaksinasi
 Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman, serta setelah
buang air atau membersihkan kotoran, misalnya saat mencuci popok kain. Gunakan
hand-sanitizer jika tidak tersedia air untuk mencuci tangan
 Jika Anda akan bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus, sebaiknya
pastikan air yang akan diminum sudah direbus dengan baik terlebih dulu
 Jika harus membeli minuman, sebaiknya minum air dalam kemasan
 Minimalkan konsumsi makanan yang dijual di pinggir jalan karena mudah terpapar
bakteri
 Hindari membeli dan mengonsumsi es krim yang dijual di pinggir jalan.
 Hindari konsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali Anda mengupas atau mencucinya
sendiri dengan air bersih.
 Batasi konsumsi makanan boga bahari (seafood), terutama yang belum dimasak.
 Sebaiknya gunakan air matang untuk menggosok gigi atau berkumur, terutama jika
Anda sedang berada di tempat yang tidak terjamin kebersihan airnya.
 Bersihkan toilet secara teratur. Hindari bertukar barang pribadi, seperti handuk, sprei,
dan alat mandi. Cuci benda-benda tersebut secara terpisah di dalam air hangat.
 Hindari konsumsi susu yang tidak terpasteurisasi.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 41

Komplikasi  sistem pencernaan yang mengalami pendarahan internal dan


 infeksi yang menyebar ke jaringan sekitarnya
KUSTA / LEPRA / MORBUS HANSEN
Penyebab Mycobacterium leprae
Cara Penularan melalui cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita batuk atau
bersin
Gejala
 Mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi sentuhan dan
rasa sakit pada kulit.
 Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.
 Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.
 Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.
 Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
 Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum
muncul tukak berukuran besar.
 Lemah otot atau kelumpuhan.
 Hilangnya jari jemari.
Faktor risiko  Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan.
Beberapa di antaranya adalah armadilo dan simpanse afrika.
 Melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.
 Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
 Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 42
KUSTA / LEPRA / MORBUS HANSEN
Penegakan diagnosis  Bercak putih atau merah pada kulit yang mati rasa
 Penebalan saraf perifer (atau saraf yang terletak di bawah kulit dapat teraba
membesar bahkan terlihat)
 Sampel dari usapan kulit positif terdapat bakteri penyebab kusta
Pengobatan  kombinasi antibiotik sebagai langkah pengobatan selama 6 bulan hingga 2 tahun.
 Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan
antibiotik.

Pencegahan  Hindari kontak langsung dengan penderita


 Jaga kebersihan tubuh
 Mencuci tangan

Komplikasi  Mati rasa atau kebas. Kehilangan sensasi merasakan rasa sakit yang bisa membuat
orang berisiko cidera tanpa menyadari dan rentan terhadap infeksi.
 Kerusakan saraf permanen.
 Otot melemah.
 Cacat progresif. Contohnya kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan dan
hidung.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 43
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Penyebab Yersinia pestis (Pasteurella pestis)
Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh yang terlibat, yaitu
 Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah bening.
Pes jenis ini adalah yang paling umum ditemui.
 Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar hingga
paru-paru. Tipe ini paling jarang namun paling mematikan.
 Septicemic plague dimana bakteri berkembangbiak dalam darah penderita.
Cara Penularan Melalui perantara kutu yang sebelumnya menggigit hewan pengerat yang terinfeksi,
seperti tikus, anjing padang rumput, tupai, bajing, atau kelinci. Selain itu, penyakit
ini juga dapat menyebar dari kotoran ke mulut (fecal-oral transmission), melalui
droplet batuk atau bersin, dan akibat kontak secara langsung dengan pemilik wabah,
baik manusia atau hewan
Gejala Gejala muncul 2-6 hari setelah seseorang terinfeksi, menyerupai gejala yang
disebabkan oleh flu, namun gejala lain juga dapat menyertai ketiga jenis pes yang
telah disebutkan di atas. Gejala-gejala yang membedakan ketiga pes, antara lain:
 Bubonic plague
Gejala bubonic plague muncul satu minggu setelah pasien digigit oleh kutu yang
terinfeksi. Gejala berupa pembengkakan atau rasa sakit pada kelenjar getah bening
(buboes), pusing, nyeri otot, demam, gemetar, dan lemas. Pembengkakan ini
biasanya muncul di leher, ketiak, pangkal paha, dan dan di sekitar area gigitan atau
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS)
cakaran hewan. Bengkak dapat berukuran sebesar telur ayam dan nyeri serta hangat
3/20/2017 44

ketika disentuh.
 Pneumonic plague
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Penyebab Yersinia pestis (Pasteurella pestis)
Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh yang terlibat,
yaitu
 Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah
bening. Pes jenis ini adalah yang paling umum ditemui.
 Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar
hingga paru-paru. Tipe ini paling jarang namun paling mematikan.
 Septicemic plague dimana bakteri berkembangbiak dalam darah
penderita.
Cara Penularan Melalui perantara kutu yang sebelumnya menggigit hewan pengerat yang
terinfeksi, seperti tikus, anjing padang rumput, tupai, bajing, atau kelinci.
Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebar dari kotoran ke mulut (fecal-
oral transmission), melalui droplet batuk atau bersin, dan akibat kontak
secara langsung dengan pemilik wabah, baik manusia atau hewan

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 45


PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Gejala

Gejala muncul 2-6 hari setelah seseorang terinfeksi, menyerupai gejala yang disebabkan oleh flu,
namun gejala lain juga dapat menyertai ketiga jenis pes yang telah disebutkan di atas. Gejala-
gejala yang membedakan ketiga pes, antara lain:
 Bubonic plague
Gejala bubonic plague muncul satu minggu setelah pasien digigit oleh kutu yang terinfeksi. Gejala
berupa pembengkakan atau rasa sakit pada kelenjar getah bening (buboes), pusing, nyeri otot,
demam, gemetar, dan lemas. Pembengkakan ini biasanya muncul di leher, ketiak, pangkal paha,
dan dan di sekitar area gigitan atau cakaran hewan. Bengkak dapat berukuran sebesar telur ayam
dan nyeri serta hangat ketika disentuh.
 Pneumonic plague
Gejala berupa batuk mengeluarkan dahak/air liur/nanah dari paru-paru, sakit dada, sesak napas,
dan lemas. Wabah yang berkembang dengan sangat cepat ini dapat menyebabkan gagal napas dan
syok bagi penderitanya hanya dalam periode dua hari masa infeksi sehingga harus sesegera
mungkin ditangani.
 Septicemic plague
Gejala berupa demam, lemas, gemetar, mual, muntah, sakit di area perut, diare, syok, hingga
terjadi pendarahan yang keluar dari mulut, hidung, anus, atau di balik kulit. Gejala lainnya adalah
warna kulit yang menghitam akibat kematian jaringan atau gangrene.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 46
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Faktor risiko  mengunjungi area yang memiliki kasus ini
Penegakan diagnosis  Anamnesis, pemeriksaan fisik ada tanda dan gejala

Pengobatan  Antibiotik, cairan infus, oksigen, dan terkadang juga membutuhkan


alat bantu pernapasan.
Pencegahan  Mengawasi dan mengendalikan populasi hewan pengerat
 Gunakan sarung tangan saat sedang berhadapan dengan hewan yang
kemungkinan telah terinfeksi wabah
 memonitor kondisi hewan piaraan setelah mereka berkeliaran bebas di
luar rumah,
 Cegah hewan piaraan untuk tidur di kasur tidur atau sofa ruang tamu
untuk mencegah penyebaran kutu pes.

Komplikasi  Gangren, meningitis


PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 47
LEPTOSPIROSIS
Penyebab Leptospira, masa inkubasi 1-2 minggu
Cara Penularan disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang
dapat menjadi pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok
hewan ternak seperti sapi, serta babI
Gejala
Gejala yang umumnya menyerupai flu, yaitu demam, nyeri otot, dan pusing.
Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu: Mual, Muntah,Meriang, Sakit kepala, Nyeri otot, Sakit
perut, Diare, Kulit atau area putih pada mata yang menguning, Demam tinggi, Ruam, Iritasi atau
kemerahan di area mata, Batuk, Kehilangan nafsu makan

Faktor risiko  Para pekerja yang sering berurusan dengan hewan, misalnya seorang peternak, pekerja di
saluran pembuangan limbah, dan dokter hewan.

Penegakan diagnosis  gejala yang diderita, riwayat pasien dan pemeriksaan fisik pasien.
 Pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi diagnosa dan menentukan derajat kerusakan
organ serta derajat keparahan komplikasi.
 Pemeriksaan darah dan urine untuk mengisolasi bakteri dari cairan tubuh penderita sulit
dilakukan. Oleh karena itu, tes serologi mungkin akan dilakukan untuk membantu
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) mengkonfirmasi diagnosa. 3/20/2017 48
LEPTOSPIROSIS
Pengobatan  suntikan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu
Pencegahan  Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan tutup luka dengan sebaik mungkin agar tidak
terkena kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
 Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan yang berisiko
menimbulkan cedera atau luka ketika berada di area yang rawan terdapat bakteri leptospira.
 Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di area yang berisiko.
 Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
 Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau kotoran hewan yang diduga terinfeksi bakteri
leptospira.
 Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan yang terinfeksi leptospirosis.
 Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan yang terinfeksi leptospirosis dengan larutan
pembersih antibakteri atau campuran air dan pemutih dengan perbandingan volume air dan pembersih sebanyak
10:1.
 Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel dengan baik atau air sudah direbus
sebelumnya.
 Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari leptospirosis.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 49

Komplikasi  pendarahan hingga gagal fungsi pada organ-organ tertentu


ANTRAKS
Penyebab Bacillus anthracis, yang menyerang herbivora liar
Cara Manusia terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam
Penularan kadar tinggi

Jenis Antraks Ada 4 jenis antraks yaitu:


 Antraks kulit
 Antraks pada saluran pencernaan
 Antraks pada paru-paru
 Antraks meningitis

Gejala
Masa inkubasi: 12 jam-5 hari setelah terpapar oleh bakteri.
Kulit: Antraks melalui kontak dengan kulit. Jika kulit kontak dengan antraks, biasanya kulit terlihat seperti gigitan
serangga. Sakit dengan cepat berkembang menjadi melepuh kemudian menjadi ulkus kulit dengan pusat hitam. Hal
ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala biasanya berkembang dalam 1-5 hari setelah terpapar.
Gejala-gejala antraks gastrointestinal biasanya berkembang dalam waktu seminggu dari paparan. Gejala antraks
gastrointestinal meliputi:mual, kehilangan selera makan, demam, pembengkakan di leher, diare berdarah, sakit
perut yang parah
Inhalasi: Orang-orang yang menghirup antraks biasanya mengalami gejala dalam waktu seminggu. Tetapi gejala
dapat berkembang cepat dalam 2 hari setelah paparan dan sampai 45 hari setelah paparan. Gejala antraks inhalasi
termasuk: gejala pilek, sakit tenggorokan, demam, otot pegal, batuk, sesak napas, kelelahan, menggigil, panas
dingin, muntah
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 50
ANTRAKS
Faktor  Orang-orang yang sering kontak dengan hewandan produk hewan (misalnya dokter hewan, teknisi
risiko laboratorium dan pekerja pemintalan tekstil yang mengolah bulu binatang)
Penegakan  Tes darah
diagnosis  Tes kulit
 Sampel tinja
 Pungsi cairan tulang belakang, yang merupakan prosedur yang menguji sejumlah kecil cairan yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang
 Rontgen dada
 CT scan
 Endoskopi, yang merupakan tes menggunakan tabung kecil dengan kamera terpasang untuk
memeriksa kerongkongan dan usus

Pengobatan  Infeksi kulit diobati dengan suntikan penisilin atau dengan tetrasiklin maupun eritromisin per-oral.
Infeksi paru-paru diobati dengan penisilin intravena. Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi
peradangan paru-paru. Jika pengobatan tertunda (biasanya karena diagnosisnya belum pasti), maka
kemungkinan akan terjadi kematian.
Pencegahan vaksinasi.
Komplikasi  Efusi pleura,
 Infeksi otak dan selaputnya (meningoensefalitis).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 51
 Perdarahan saluran cerna yang hebat
INFEKSI VIRUS

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 52


HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Penyebab Human Immunodeficiency Virus
Cara  melalui hubungan seks yang tidak aman
Penularan  bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
 Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika
melahirkan atau menyusui.
 Melalui seks oral.
 Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
 Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
 Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang
sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 53


HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Gejala

Tahap Pertama
Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu. Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apa pun selama
beberapa tahun. Gejala seperti flu ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Masa waktu inilah yang sering disebut sebagai
serokonversi.
Diperkirakan, sekitar 8 dari 10 orang yang terinfeksi HIV mengalami ini. Gejala yang paling umum terjadi adalah:
 Tenggorokan sakit
 Demam
 Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
 Pembengkakan noda limfa
 Penurunan berat badan
 Diare
 Kelelahan
 Nyeri persendian
 Nyeri otot
Gejala-gejala di atas bisa bertahan selama satu hingga dua bulan, atau bahkan lebih lama. Ini adalah pertanda sistem kekebalan tubuh
sedang melawan virus. Tapi, gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi
HIV.
Lakukan tes HIV jika Anda merasa berisiko terinfeksi atau ketika muncul gejala yang disebutkan di atas. Tapi perlu diingat, tidak semua
orang mengalami gejala sama seperti yang disebutkan di atas. Jika merasa telah melakukan sesuatu yang membuat Anda berisiko
terinfeksi,
PENYAKIT kunjungi
INFEKSI klinik atau rumah sakit terdekat untuk menjalani tes HIV.
(BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 54
HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Gejala

Tahap Kedua
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun (masa jendela). Ini adalah
tahapan ketika infeksi HIV berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita sudah bisa
menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.
Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV
Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah
terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Berikut ini adalah gejala
yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:
 Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha.
 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
 Merasa kelelahan hampir setiap saat.
 Berkeringat pada malam hari.
 Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
 Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
 Sesak napas.
 Diare yang parah dan berkelanjutan.
 Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
 Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
Risiko terkena penyakit yang mematikan akan meningkat pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski ini penyakit
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 55
mematikan, pengobatan HIV tetap bisa dilakukan. Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan kesehatan.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Faktor risiko  Berganti ganti pasangan
 Pemakai narkoba suntik
 Tattoo dengan jarum bergantian

Penegakan diagnosis  Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam
sampel darah
Pengobatan  Belum ada obat untuk sepenuhnya menghilangkan HIV, Pengobatan yang dilakukan bisa
memperpanjang usia hidup penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang sehat.
 Antiretroviral (ARV) berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh.
Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari.
 Pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak merokok, mendapatkan vaksin flu tahunan,
dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena
penyakit berbahaya.

Pencegahan  Melakukan hubungan seks secara aman,


PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 56

 Tidak pernah berbagi jarum, dan peralatan menyuntik apa pun


POLIO
Penyebab Polio virus
Cara Penularan Masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio. Dalam tubuh
manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus. Selain melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui
tetesan cairan yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin. Dalam beberapa kondisi, infeksi virus ini dapat menyebar
ke aliran darah dan menyerang sistem saraf.

Gejala

Dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya tergolong ringan. Berikut ini
adalah gejala polio non-paralisis yang umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.
 Muntah
 Lemah otot
 Demam
 Meningitis
 Merasa letih
 Sakit tenggorokan
 sakit kepala
 Kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku dan sakit
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 57
POLIO
Gejala

Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi
berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit, seperti batang otak, saraf tulang belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit kepala dan demam. Gejala polio
paralisis biasanya terjadi dalam jangka waktu sepekan, di antaranya adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan
lengan terasa terkulai atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat atau bahkan dalam hitungan jam
saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan
mungkin bisa terhambat atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun sebelumnya pernah menderita
penyakit polio. Gejala yang sering terjadi di antaranya:
 Sulit bernapas atau menelan.
 Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
 Persendian atau otot makin lemah dan terasa sakit.
 Kelainan bentuk kaki atau pergelangan.
 Depresi atau mudah berubah suasana hati.
 gangguan tidur dengan disertai kesulitan bernapas.
 Mudah lelah.
 Massa otot tubuh menurun (atrophia).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 58
 Tidak kuat menahan suhu dingin.
POLIO
Faktor risiko Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, yang tidak mengikuti program imunisasi atau tidak memiliki
sistem sanitasi yang bersih dan baik.
Orang-orang yang belum divaksinasi akan memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika melakukan atau mengalami hal-hal seperti
berikut ini.
 Tinggal serumah dengan penderita polio.
 Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
 Bepergian ke daerah di mana polio masih kerap terjadi.
 Telah melakukan operasi pengangkatan amandel.

Penegakan diagnosis  anamnesis gejala yang dialami pasien, riwayat vaksinasi vaksin polio sebelumnya, riwayat kontak dengan penderita polio, dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium sampel cairan serebrospinal/ liquor cerebrospinale (LCS), tinja, atau lendir akan dilakukan
untuk memastikan hasil diagnosis.

Pengobatan  Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika virus polio sudah menjangkiti seseorang.
 perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat penderita merasa lebih nyaman, seperti terapi fisik untuk mencegah
hilangnya fungsi otot, obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang cukup, dan alat bantu pernapasan jika diperlukan.
Lamanya pengobatan tergantung dari tingkat keparahan infeksi virus yang masuk dan menyerang tubuh

Pencegahan vaksinasi polio usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 – 18 bulan, dan yang terakhir adalah pada usia antara 4 - 6 tahun

Komplikasi PENYAKIT INFEKSI Kecacatan, kelainan


 (BAKTERI,VIRUS) bentuk kaki dan pinggul, serta kelumpuhan sementara atau permanen dapat terjadi akibat polio paralisis59
3/20/2017
 kesulitan bernapas, kelumpuhan , atau dan kematian
HEPATITIS A
Penyebab virus hepatitis tipe A
Cara Penularan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh tinja pengidap hepatitis A.
Gejala

Gejala awal yang dapat muncul meliputi demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, serta diare. Ketika
organ hati sudah mulai terserang, ada beberapa gejala lain yang akan muncul, yaitu urine berwarna gelap, tinja
berwarna pucat, sakit kuning dan gatal-gatal. Selain itu, daerah perut bagian kanan atas juga akan terasa sakit
terutama jika ditekan.
Tetapi tidak semua pengidap mengalami gejala hepatitis A. Karena itu, penyakit ini kadang sulit untuk disadari.
Hanya satu dari sepuluh penderita hepatitis A di bawah umur 6 tahun yang mengalami sakit kuning. Sedangkan
pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini biasanya menyebabkan gejala yang lebih parah dan 70 persen di
antaranya akan mengalami sakit kuning.
Tidak seperti dua jenis hepatitis lainnya yakni hepatitis B dan hepatitis C, infeksi akibat hepatitis A ini tidak
menyebabkan gangguan hati jangka panjang (kronis), dan jarang berakibat fatal. Namun, hepatitis A dapat
menyebabkan munculnya gejala kerusakan hati akut, yang mana cukup berbahaya dan berpotensi mengancam
nyawa.

Faktor risiko  Sanitasi yang buruk.


 Kontak langsung dengan pengidap.
 Berbagi jarum suntik.
 Berhubungan seks dengan pengidap, terutama seks anal.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 60
 Pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
 Bekerja di area yang berhubungan dengan kotoran, misalnya selokan.
HEPATITIS A
Penegakan diagnosis Jika ditemukan antibodi Hepatitis A jenis IgM, berarti pasien baru terinfeksi hepatitis A kurang
lebih selama 2 minggu. Antibodi ini akan menghilang 3 hingga 12 bulan setelah infeksi terjadi.
jika ditemukan antibodi Hepatitis A jenis IgG, maka infeksi hepatitis A sudah berlangsung
kurang lebih selama 8 hingga 12 minggu. Antibodi jenis ini akan bertahan dalam darah dan
melindungi tubuh pasien selamanya.

Pengobatan  tidak memiliki langkah penanganan khusus karena sistem kekebalan tubuh akan
melenyapkan virus dengan sendirinya.
 obat untuk meringankan gejala-gejala yang dialami (simptomatis)

Pencegahan  menjaga kebersihan


 vaksinasi Hep A

Komplikasi  umumnya tidak menyebabkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan jarang yang
berakibat fatal.
 berpotensi menyebabkan gagal hati terutama pada mereka yang telah mengidap penyakit hati
sebelum terinfeksi hepatitis A dan penderita manula.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 61

 kekambuhan atau recurrent.


HEPATITIS B
Penyebab virus hepatitis B (HBV)
Cara Penularan melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan cairan vagina. Beberapa
cara penularan umumnya antara lain:
 Kontak seksual. Misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks
tanpa alat pengaman.
 Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah
terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
 Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas
kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia.
 Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada
bayinya saat persalinan.
Gejala
 Kehilangan nafsu makan.
 Mual dan muntah.
 Nyeri di perut bagian bawah.
 Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang menguning).
 Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 62


HEPATITIS B
Faktor risiko  Orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
 Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan
pengguna obat suntik.
 Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis B.
 Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.
 Penderita penyakit hati kronis.
 Penderita penyakit ginjal.

Penegakan diagnosis  Tes antigen dan antibodi untuk virus hepatitis B, serta pemeriksaan
darah untuk melihat fungsi hati.
Pengobatan  Belum ada obat yang membunuh virus hepatitis B
 Tujuan pengobatan untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit,
serta menjaga kenyamanan sehari-hari si penderita dan keseimbangan
gizinya.
 Pengobatan hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan
infeksi pada hati. Menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk
menghambat produksi virus dan mencegah kerusakan pada hati.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 63
HEPATITIS B
Pencegahan Vaksinasi hepatitis B tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat
anak berusia 3-6 bulan
Komplikasi Sirosis hati / pembentukan jaringan parut pada hati. Jaringan parut adalah jaringan yang
terbentuk setelah sel-sel hati yang awalnya normal, mengalami luka atau radang yang
berkelanjutan. Gejala sirosis biasanya tidak terdeteksi dan sering tidak disadari penderitanya
sampai terjadi kerusakan yang parah pada hati. Sirosis yang parah dapat memicu gejala-gejala
seperti turunnya berat badan, mual, gampang lelah, gatal-gatal pada kulit dan pembengkakan
pada perut serta pergelangan kaki.
Perkembangan komplikasi ini dapat dihambat dengan langkah pengobatan tertentu, misalnya
dengan obat antivirus. Tetapi ada sebagian penderita yang terpaksa menjalani transplantasi hati
karena kondisinya sudah sangat parah.
Kanker Hati
Hepatitis B kronis bisa berkembang menjadi kanker hati jika tidak ditangani dengan baik.
Gejala pada komplikasi ini di antaranya adalah mual, muntah, sakit perut, penurunan berat
badan, serta sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning). Operasi mungkin
akan dilakukan untuk membuang bagian hati yang terserang kanker.
Hepatitis B Fulminan
 Hepatitis B fulminan terjadi saat sistem kekebalan tubuh menjadi keliru dan mulai
menyerang hati hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Beberapa gejala yang
mengindikasikan kondisi tersebut adalah penderita menjadi linglung atau bingung, perut
membengkak, dan sakit kuning. Penyakit ini bisa menyebabkan hati berhenti berfungsi
dan seringkali berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 64
HEPATITIS C
Penyebab Virus hepatitis C
Cara Penularan Virus hepatitis C berkembang dalam darah. Karena itu, kita akan tertular hepatitis C jika mengalami
kontak dengan darah penderita melalui jarum suntik, misalnya pengguna obat-obatan terlarang yang
berbagi jarum suntik atau menjalani proses pembuatan tato di tempat yang tidak memiliki peralatan steril.
Di samping itu, saling meminjamkan barang pribadi seperti gunting kuku dan sikat gigi serta hubungan
seks bebas juga dapat mempertinggi risiko seseorang untuk tertular penyakit ini.
Meski demikian, virus hepatitis C tidak akan menular melalui air susu ibu, makanan, minuman, maupun
bersentuhan seperti bersalaman atau berpelukan.

Gejala
Masa inkubasi 2 minggu hingga 6 bulan.
Infeksi pada 6 bulan pertama ini dikenal dengan hepatitis C akut. Gejala: Kelelahan,
Nyeri otot dan sendi, Demam, Tidak nafsu makan, Mual dan muntah, Sakit perut, Tinja
berwarna abu-abu, Sakit kuning.
Sistem kekebalan tubuh penderita hepatitis C akut terkadang mampu membunuh virus tanpa
penanganan khusus sehingga penderita akan sembuh. Hal ini terjadi pada sekitar 15 hingga 45
persen penderitanya.
Sedangkan 55-85 persen sisanya akan menyimpan virus hepatitis C untuk waktu yang lama.
Inilah yang disebut hepatitis C kronis.
Gejala-gejala hepatitis C kronis: Selalu merasa lelah, Nyeri otot dan sendi,
Gangguan pencernaan, Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu, Suasana hati yang
berubah-ubah, Depresi, Gatal-gatal pada kulit.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 65
HEPATITIS C
Faktor risiko  Orang yang berbagi penggunaan barang-barang pribadi yang mungkin
terkontaminasi darah, seperti gunting kuku atau alat cukur.
 Pekerja medis di rumah sakit yang sering menangani darah atau cairan tubuh
penderita.
 Orang yang berhubungan seks tanpa alat pengaman.
 Pasien yang menjalani prosedur medis di rumah sakit dengan peralatan yang
tidak steril.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV.
 Orang yang menjalani transfusi darah atau transplantasi organ, terutama
sebelum tahun 1992. Karena sebelum tahun tersebut, darah yang diterima dari
pendonor masih belum diperiksa apakah sudah bebas dari virus Hepatitis C.
 Orang yang menjalani proses tato atau tindik di tempat yang tidak memiliki
peralatan steril.
 Bayi dalam kandungan ibu hamil yang terinfeksi.
Penegakan  tes darah
diagnosis

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 66


HEPATITIS C
Pengobatan Pengidap hepatitis C belum tentu membutuhkan pengobatan. Sistem
kekebalan tubuh umumnya mampu memberantas infeksi dasn tidak semua
pengidap hepatitis C kronis pasti akan mengalami kerusakan hati.
Hepatitis C akut biasanya bisa sembuh tanpa penanganan khusus.
Sementara penderita hepatitis C kronis membutuhkan langkah
penanganan melalui obat-obatan antivirus. Obat tersebut akan
menghentikan perkembangan virus dan mencegah kerusakan hati. Contoh
antivirus yang umum digunakan adalah interferon dan ribavirin.

Pencegahan belum bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi ada beberapa cara yang dapat
kita lakukan untuk menurunkan risiko penularan, misalnya berhenti atau
tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Tidak berbagi penggunaan
barang-barang pribadi yang berpotensi terkontaminasi darah (seperti
gunting kuku dan sikat gigi) juga bisa dilakukan sebagai pencegahan.
Komplikasi  sirosis, kanker hati, serta gagal hati.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 67


VARICELLA / CACAR AIR
Penyebab Virus varicella zoster
Cara Melalui kontak langsung dengan pengidap atau lewat percikan cairan saat pengidap bersin atau
penularan batuk
Gejala
Muncul ruam pada kulit sebagai gejala utamanya. Ruam tersebut akan berubah menjadi bintil
merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan mengering, menjadi koreng, dan
terkelupas dalam waktu 7 hingga 14 hari. Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil
cacar air adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, dada, perut, lengan, serta kaki.
Faktor risiko  Belum pernah terkena cacar air.
 Belum menerima vaksin cacar air, terutama ibu hamil.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap hiv,
mengunakan obat-obatan steroid, atau menjalani kemoterapi.
 Bekerja di tempat umum seperti di sekolah atau rumah sakit.
 Serumah dengan anak-anak.
 Bayi, terutama yang baru lahir, yang memiliki ibu yang belum menerima vaksin
cacar air.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 68


VARICELLA / CACAR AIR
Penegakan diagnosis  Anamnesis, gejala klinis (lihat ujud kelainan kulit/ukk)
Pengobatan  Tidak memiliki langkah penanganan khusus. Tujuan pengobatannya
adalah untuk mengurangi gejala.
Pencegahan Vaksinasi.
Komplikasi  Infeksi sekunder yang terjadi pada bintil-bintil di kulit, atau jika anak
mengalami muntah, leher kaku, kejang, serta menjadi sulit berjalan,
bicara, dan menjaga keseimbangan tubuhnya.
 Pengidap cacar air dewasa cenderung lebih parah dan berisiko
mengalami komplikasi
 Wanita hamil, bayi yang baru lahir, serta orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah juga lebih rentan terhadap komplikasi
serius.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 69


FLU BURUNG
Penyebab Virus H5N1, H7N7, H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan H10N8, suatu jenis penyakit
influenza yang ditularkan oleh burung kepada manusia, masa inkubasi 3-7 hari.

Cara Penularan menyentuh unggas yang telah terinfeksi, menghirup debu dari kotoran unggas sakit
yang telah mengering, atau menyantap daging/telurnya dengan tidak dimasak sampai
benar-benar matang.
Gejala
demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pilek, batuk, dan gangguan pernapasan,
ada juga penderita yang terlebih dahulu mengalami: Sakit perut, Diare,
Pendarahan gusi, Pendarahan hidung,Nyeri dada

Faktor risiko  Pekerja yang kontak dengan unggas atau produk unggas

Penegakan diagnosis  mengalami gejala-gejala, seperti batuk, demam, dan nyeri di seluruh tubuh
dirasakan sepulang dari wilayah yang sedang dilanda wabah flu burung.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 70


FLU BURUNG
Pengobatan  Diobati secara terpisah (terisolasi) di rumah sakit untuk menghindari penularan,
dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan
minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-obatan
antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Pemberian obat antivirus juga
bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan membuat peluang hidup pasien tetap
besar.
Pencegahan  Penyemprotan (sterilisasi) ke sejumlah peternakan atau pasar unggas, hingga
pemusnahan jutaan unggas yang dicurigai membawa virus flu burung.
 Menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan kandang apabila kita memelihara
unggas, memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak
dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan
Komplikasi  Sindrom gagal napas akut.
 Pneumonia.
 Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung, disfungsi ginjal,
dan pneumothorax atau pengumpulan udara di dalam rongga
pleura).

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 71


SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Penyebab virus corona SARS (SARS-CoV), Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan
pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian.
Cara Penularan airborne (melalui perantara udara), kontak yang erat dan kontak langsung dengan alat yang
terkontaminasi.
Gejala Masa inkubasi (selang waktu antara virus masuk ke tubuh sampai menimbulkan gejala) SARS
berkisar antara 2-10 hari dengan rata-rata 6 hari. Gejala yang khas pada SARS adalah batuk,
sesak nafas atau sulit bernafas, nafas pendek, dan demam lebih dari 38 ⁰C. Penyakit SARS
memiliki 3 fase perkembangan gejala. Pada fase pertama (terjadi dalam minggu pertama
setelah infeksi), pasien akan merasakan gejala seperti influenza, antara lain demam, badan
terasa lemah, nyeri otot, kaku pada seluruh tubuh atau menggigil, dan sakit kepala.
Penyakit SARS akan semakin berkembang sehingga pada minggu kedua pasien mulai
merasakan gejala yang lebih hebat dan masuk ke dalam fase kedua. Gejala yang dirasakan
adalah batuk (umumnya kering tanpa dahak), sesak nafas, dan diare. Diare yang diderita
pasien adalah diare dengan jumlah yang banyak dan cair tanpa lendir dan darah. Pada minggu
kedua tingkat oksigen yang terlarut dalam darah (saturasi oksigen) mulai menurun.
Pada fase ketiga, terjadi gangguan pernafasan yang berat sehingga pasien memerlukan
bantuan pernafasan melalui alat ventilator. Pada fase ini, umumnya terjadi komplikasi berupa
sepsis (infeksi dimana kuman penyebab beredar dalam aliran darah), kerusakan organ tubuh,
dan kematian.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 72


SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Faktor risiko  usia tua, infeksi hepatitis B sebelumnya, penyakit diabetes mellitus
(kencing manis).
Penegakan diagnosis  seseorang dengan gejala di atas akan menjalani beberapa pemeriksaan,
seperti pemeriksaan foto rontgen thorax (rontgen dada), pemeriksaan
darah, dan pemeriksaan virus.
Pengobatan  penderita harus diisolasi di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan
berupa antibiotik, antivirus, anti peradangan golongan steroid, oksigen,
dan bantuan pernafasan.
Pencegahan belum ada vaksin
memutus rantai penularan dengan melakukan isolasi pada pasien yang
terinfeksi.
Komplikasi sepsis, gagal nafas, gagal jantung, gagal hati, dan kematian.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 73


RABIES
Penyebab virus lyssaviruses.
Cara  Virus ini ditularkan ke manusia melalui hewan yang sebelumnya telah terjangkit penyakit
Penularan ini
 Penularan penyakit rabies dari manusia ke manusia melalui transplantasi atau
pencangkokan organ.
Gejala Masa inkubasi dua minggu sampai tiga bulan.
Gejala pada manusia: demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perubahan perilaku
menjadi agresif, dan takut terhadap air atau hidrofobia. Sedangkan pada hewan, gejala hampir
serupa dengan manusia, namun tanpa hidrofobia.
Faktor risiko  Pekerja yang sering berinteraksi dengan hewan, contohnya dokter hewan dan pengurus
kebun binatang.
Penegakan  Belum ada tes yang dapat mendeteksi seseorang terinfeksi virus rabies
diagnosis  Anamnesis apakah pasien telah mengunjungi tempat atau daerah yang rawan rabies dan
apakah pasien telah digigit oleh hewan yang berpotensi membawa virus penyakit tersebut.
 Pada pasien dengan gejala rabies, Pemeriksaan darah dan air liur pasien.
 Pemeriksaan fungsi lumbal melalui pengambilan sampel cairan serebrospinal
menggunakan jarum khusus.
 Pemeriksaan sampel kulit pasien melalui biopsi

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 74


RABIES
Pengobatan  Jika Anda telah digigit hewan yang berpotensi menularkan rabies, satu hal yang perlu
dilakukan pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan basuh
dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya bersihkan luka dengan menggunakan
antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi luka menggunakan perban apa pun dan biarkan luka
tetap terbuka.
 Jika rabies yang menjangkiti seseorang masih berada pada tahap awal atau sebelum
gejala muncul, dokter akan melakukan pengobatan yang disebut profilaksis pasca
pajanan yang terbukti sangat efektif dalam menangkal gejala rabies. Melalui profilaksis
pasca pajanan, dokter akan membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi, serta
memberikan serangkaian vaksinasi untuk mencegah virus menyebar ke otak dan sistem
saraf. Pada sebagian kasus, dokter juga akan memberikan serum anti rabies.
 Namun jika penderita terlambat mendapatkan penanganan dan gejala sudah muncul,
maka maka pada fase ini biasanya dokter akan lebih berfokus pada upaya membuat
pasien tetap tenang dan senyaman mungkin karena pasien menghadapi risiko kematian.
Pencegahan Vaksinasi secara berkala biasanya hanya diberikan kepada mereka yang dalam pekerjaannya
sering berinteraksi dengan hewan sehingga berpotensi tinggi untuk terjangkit, contohnya
dokter hewan dan pengurus kebun binatang.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 75


DBD /DHF
Penyebab virus dengue
Cara Penularan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Gejala  Suhu badan tinggi yang bisa mencapai 41 derajat celcius
 Tubuh menggigil
 Kehilangan nafsu makan
 Badan terasa lelah
 Sakit kepala
 Sakit tenggorokan
 Wajah berwarna kemerahan
 Nyeri sendi, otot, dan tulang
 Mual-mual
 Muntah
 Nyeri pada bagian belakang mata
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Munculnya bintik-bintik merah di kulit (terutama pada anak-anak)
Faktor risiko 

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 76


DBD /DHF
Penegakan diagnosis  Adanya gejala-gejala yang dirasakan.
 Pemeriksaan darah untuk melihat keberadaan virus di dalam aliran darah
Pengobatan  meminum banyak cairan, beristirahat, serta mengonsumsi parasetamol dan acetaminophen.
Pencegahan  Vaksinasi
 Mensterilkan bagian dalam rumah Anda dengan menyemprotkan cairan pembasmi
nyamuk
 Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk
mati.
 Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air
lainnya yang ada di rumah Anda.
 Memasang kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
 Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
 Memakai losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide
(DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih
berusia di bawah dua tahun.
 Mengenakan pakaian yang longgar yang bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
 Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan
 Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan dari nyamuk dan jentik-jentiknya.
Komplikasi  pendarahan hebat

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 77


CHIKUNGUNYA
Penyebab virus chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus
Cara Penularan Gigitan nyamuk yang terinfeksi virus
Gejala Gejala-gejala awalnya menyerupai gejala-gejala flu.
 Demam - berawal secara tiba-tiba; salah satu gejala utama chikungunya
 Nyeri sendi - keparahannya bisa sampai menghambat gerakan tubuh
penderita; gejala ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan juga
merupakan gejala utama chikungunya. Gejala ini umumnya muncul
tidak lama setelah gejala demam mulai dirasakan.
 Nyeri otot
 Kedinginan
 Sakit kepala tidak tertahankan
 Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
 Kelelahan
 Mual dan muntah

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 78


CHIKUNGUNYA
Faktor risiko 
Penegakan  Gejala klinis yang dirasakan pasien
diagnosis  tes serologi dan virologi (RT-PCR)
Pengobatan  simptomatis
Pencegahan menghindari gigitan nyamuk dan memberantas habitat tempat
nyamuk berkembang biak
Komplikasi  gangguan pada saraf, mata, jantung, dan saluran
pencernaan bisa muncul. Terutama pada orang lanjut usia,
penyakit ini dapat mengakibatkan kematian.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 79


CAMPAK / MORBILI
Penyebab Virus campak
Cara Penularan Menghirup percikan cairan yang dikeluarkan saat penderita bersin dan batuk.
Gejala  Masa inkubasi 1-2 minggu
 Mata merah.
 Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
 Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang tenggorokan, hidung beringus, atau
hidung tersumbat).
 Demam.
 Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.
 Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah
beberapa hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga,
sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke
seluruh tubuh. Selain itu, penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan
pada kelenjar getah bening di leher

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 80


CAMPAK / MORBILI
Faktor risiko  Bayi berusia di bawah satu tahun.
 Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
 Orang dengan penyakit kronis.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penegakan diagnosis  adanya gejala campak
Pengobatan  Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi
virus ini. Tapi jika komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi
sangat parah, perawatan di rumah sakit kemungkinan akan
dibutuhkan.
Pencegahan vaksinasi campak dan MMR (campak, gondongan, campak Jerman).
Komplikasi  radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia), dan
infeksi otak (ensefalitis)

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 81


PAROTITIS / MUMP / GONDONGAN
Penyebab paramyxovirus
Cara Penularan apabila kita turut menghirup udara yang terkontaminasi virus gondongan
saat berada di dekat penderita gondongan yang bersin atau batuk.
Penyebaran virus gondongan juga bisa terjadi secara tidak langsung atau
melalui media perantara, misalnya kita memakai gelas atau handuk yang
juga dipakai oleh penderita gondongan
Gejala  pembengkakan kelenjar parotid
 Nyeri sendi
 Demam tinggi
 Mulut kering
 Nyeri perut
 Hilang nafsu makan
 Lelah
 Sakit kepala
 kesulitan menelan
 nyeri pada sisi wajah.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 82


PAROTITIS / MUMP / GONDONGAN
Faktor risiko  Bayi berusia di bawah satu tahun.
 Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
 Orang dengan penyakit kronis.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penegakan diagnosis  Adanya tanda dan gejala parotitis
Pengobatan  Kompres bagian yang bengkak dan terasa sakit dengan air hangat
 cukup istirahat dan banyak minum air putih.
 Jangan mengonsumsi minuman yang dapat mengiritasi kelenjar parotid,
seperti jus buah, dan konsumsi makanan lunak agar terhindar dari rasa
sakit akibat mengunyah.
 Minumlah obat pereda rasa sakit
Pencegahan Vaksinasi MMR dilakukan saat anak berusia usia 12-18 bulan dan harus
diulang sekali lagi ketika dia berusia 6 tahun.
Komplikasi  Pembengkakan testis.
 Pembengkakan indung telur.
 Pankreatitis akut.
 Meningitis virus

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 83


INFLUENZA
Penyebab virus influenza
Cara Penularan LANGSUNG
Salah satu contohpenularan langsung adalah ketika kita tanpa sengaja menghirup butiran air liur
di udara yang dikeluarkan oleh penderita flu melalui bersin atau batuk. Contoh penularan
langsung lainnya adalah ketika kita bersalaman dengan penderita flu setelah sebelumnya tangan
mereka memegang mulut atau hidung.
TIDAK LANGSUNG
Penularan tidak langsung umumnya diperantarai oleh benda-benda yang telah terkontaminasi
virus. Kita bisa terinfeksi flu apabila memegang permukaan benda yang sebelumnya telah
terkena percikan butiran liur penderita. Virus flu bisa bertahan hidup pada permukaan benda
selama satu hari. Contoh-contoh benda yang sering menjadi media perantara penularan virus flu
adalah gagang pintu, telepon, atau papan tombol komputer.
Gejala Demam, Pegal-pegal, Batuk kering, Sakit kepala, Kelelahan, Menggigil, Sakit tenggorokan,
Bersin-bersin, hidung tersumbat, atau hidung beringus, Nafsu makan menurun, Sulit tidur.
Faktor risiko  Anak-anak.
 Ibu hamil.
 Manula.
 Penderita penyakit serius atau kronis seperti gagal jantung, penyakit paru-paru, atau diabetes
.
 Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, seperti penderita kanker dan
HIV.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 84


INFLUENZA
Penegakan diagnosis  Anamnesis, tanda, gejala
Pengobatan tidak dibutuhkan pada sebagian besar kasus flu, karena penyakit ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.
Beberapa langkah pengobatan mandiri yang bisa Anda lakukan di antaranya adalah dengan istirahat
secaracukup, banyak minum, danmenjaga tubuh agar tetap hangat.
Anda juga dapat mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen yang dapat dibeli bebas di apotek untuk
menurunkan demam serta mengurangi rasa sakit dan pegal. Anda tidak dianjurkan mengonsumsi antibiotik
karena obat ini hanya diperuntukkan bagi kondisi yang disebabkan oleh bakteri, sedangkan penyebab flu
adalah virus.
Pencegahan Menjaga kebersihan. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Bagi pengguna kendaraan umum,
disarankan untuk memakai masker saat bepergian.
Langkah pencegahan flu lainnya adalah dengan vaksinasi. Tetapi cara ini hanya dianjurkan bagi mereka yang
lebih rentan mengalami komplikasi flu.

Komplikasi  Infeksi paru-paru, yang paling sering bronkitis, merupakan infeksi di bagian bronkus. Pada beberapa
kasus, komplikasi yang lebih parah dapat terjadi, contohnya adalah pneumonia (radang paru).
 Perburukan gejala flu. Pada orang-orang dengan masalah kesehatan jangka panjang (kronis) seperti asma
atau PPOK, gejala flu bisa menjadi lebih parah daripada orang normal.
 Peningkatan gula darah pada penderita diabetes. Selain meningkatkan gula darah, flu juga berpotensi
memicu terjadinya kondisi diabetik ketoasidosis pada penderita diabetes melitus tipe 1.
 Kelahiran prematur. Pada ibu hamil, risiko untuk terjadi infeksi akibat flu akan meningkat. Flu juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur atau berat badan lahir bayi yang sangat rendah.
 Di samping itu, ada beberapa jenis komplikasi lain yang juga bisa dipicu oleh flu. Di antaranya adalah
pembengkakan amandel (tonsilitis), infeksi telinga, bronkitis, dehidrasi yang parah, serta meningitis.
 Pada pengidap flu, dehidrasi juga berpotensi terjadi karena adanya rasa enggan untuk minum akibat sakit
tenggorokan dan demam yang dirasakan. Selain orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah, anak-anak juga rentan mengalami dehidrasi, khususnya yang berusia di bawah dua tahun.

PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 85

Anda mungkin juga menyukai