Pathology:
Studi tentang:
Penyakit,
Penyebabnya
Mekanismenya dan
Efek
yang terjadi pada tubuh manusia
(Petikan dari: ama encyclopedia of medicine)
atau
DASAR KLASIFIKASI:
(3) NEOPLASIA
Adalah istilah medis untuk tumor
= pertumbuhan sel/jaringan baru, bisa:
• Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan
bersifat sangat dinamis.
• Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang saling
berinteraksi yaitu :
1. faktor penyebab penyakit (agen/A),
2. faktor manusia atau pejamu (host/H), dan
3. faktor lingkungan (environment/E).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 13
INTERAKSI ANTARA FAKTOR EKSTRINSIK DAN
INTRINSIK
A H H
A
E E
(1) (2)
A H
A H
H A
E E
E (4) (5)
(3)
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 14
INTERAKSI ANTARA FAKTOR EKSTRINSIK DAN
INTRINSIK
(1) Agent (A), host (H), E (enviroment) dalam keadaan seimbang kondisi ini
disebut sehat
(2) Meningkatnya kemampuan agent untuk menginfeksi host dan menimbulkan
penyakit
(3) Meningkatnya proporsi host yang rentan
(4) Perubahan enviroment mengubah kerentanan host
(5) Perubahan enviroment memungkinkan penyebaran agent
• Ada beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya
yaitu:
1. Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui kelenjar keringat
dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air liur, urin, asam lambung serta
lisosim dalam airmata.
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi
mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
3. Innate immunity/ Imunitas alamiah, merupakan sistem kekebalan tubuh lini pertama yang akan
terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi mikrobia, dan terjadi antara
jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi, merupakan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik yang
mencegah masuknya dan menyebarnya mikroorganisme dalam tubuh serta mencegah terjadinya
kerusakan jaringan.
1. Imunitas humoral,
yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi
dihasilkan oleh sel B limfosit. Adapun karakteristik sel B yaitu :
a. Imunitas yang diperantarai antibodi
b. Dihasilkan dan matur di bone marrow
c. Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di darah dan limfe
d. Secara langsung mengenal antigen dan kemudian mengadakan seleksi klonal
e. Ekspansi klonal menghasilkan antibodi hasil sekresi sel plasma seperti sel B memori
3. Menyerang antigen yang ada di cairan antar sel 3. Menyerang antigen yang berada di dalam sel
Gejala
batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan lemah. jenis batuk juga bisa
berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari.
Faktor risiko Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
Perokok.
Pecandu narkoba.
Orang yang sering berhubungan dengan pengidap tb aktif, misalnya petugas medis atau keluarga pengidap.
Gejala
Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
Demam dan menggigil.
Sakit tenggorokan dan suara serak.
Sulit bernapas atau napas yang cepat.
Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
Lemas dan lelah.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 35
Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
DIFTERIA
Faktor risiko keluarga yang tinggal serumah atau petugas medis yang menangani pasien difteri.
Penegakan sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau bisul untuk diperiksa di laboratorium.
diagnosis
Pengobatan perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik
selama 2 minggu dan antitoksin untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh.
Pencegahan vaksinasi DPT (difteri, tetanus, dan pertusis) usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 5 tahun
vaksin DT, untuk anak berusia di atas 7 tahun, diulang tiap 10 tahun
Untuk wanita, imunisasi TT (tetanus toksoid) sebaiknya diberikan 1 kali saat sebelum menikah dan 1 kali pada saat
hamil.
menjaga kebersihan. Terutama saat merawat luka agar tidak terkena infeksi.
Pemberian tetanus toksoid juga biasanya dianjurkan oleh dokter untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada luka
KomplikasiPENYAKIT INFEKSI
(BAKTERI,VIRUS)
henti jantung, 3/20/2017 38
masa inkubasi bakteri penyebab demam tifoid (tipes) adalah 7-14 hari,
Minggu pertama
Gejala-gejala awal di sini perlu diperhatikan, terutama terkait perkembangan suhu badan penderita.
Demam. Awalnya tidak tinggi, kemudian meningkat menjadi 39°C-40°C. Temperatur tubuh dapat naik atau turun di minggu ini
Sakit kepala
Lemas dan tidak enak badan
Batuk kering
Mimisan
Minggu kedua
Jika tidak segera ditangani, Anda akan memasuki stadium kedua dengan gejala:
Demam tinggi yang masih berlanjut yang cenderung memburuk di daerah perut dan dada
Mengigau
Sakit perut
Diare atau sembelit parah
Tinja umumnya berwarna kehijauan
Perut sangat kembung akibat pembengkakan hati dan empedu.
Minggu ketiga
Temperatur tubuh akan menurun di akhir minggu ketiga, namun jika tidak segera ditangani, komplikasi mungkin akan muncul di tahap ini,
seperti:
Pendarahan pada usus
Pecahnya usus
Minggu keempat:
Suhu demam akan menurun secara perlahan-lahan
Jika tidak segera ditangani, maka akan muncul gejala-gejala lain, antara lain mengigau dan berbaring kelelahan tanpa gerakan dengan mata
setengah tertutup, hingga komplikasi yang membahayakan nyawa. Pada sebagian kasus, gejala dapat kembali muncul dua minggu setelah demam
mereda.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 40
DEMAM TIFOID
Penegakan Laboratorium tes Widal, tes TUBEX
diagnosis
Pengobatan Antibiotik, simptomatik
Pencegahan Vaksinasi
Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman, serta setelah
buang air atau membersihkan kotoran, misalnya saat mencuci popok kain. Gunakan
hand-sanitizer jika tidak tersedia air untuk mencuci tangan
Jika Anda akan bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus, sebaiknya
pastikan air yang akan diminum sudah direbus dengan baik terlebih dulu
Jika harus membeli minuman, sebaiknya minum air dalam kemasan
Minimalkan konsumsi makanan yang dijual di pinggir jalan karena mudah terpapar
bakteri
Hindari membeli dan mengonsumsi es krim yang dijual di pinggir jalan.
Hindari konsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali Anda mengupas atau mencucinya
sendiri dengan air bersih.
Batasi konsumsi makanan boga bahari (seafood), terutama yang belum dimasak.
Sebaiknya gunakan air matang untuk menggosok gigi atau berkumur, terutama jika
Anda sedang berada di tempat yang tidak terjamin kebersihan airnya.
Bersihkan toilet secara teratur. Hindari bertukar barang pribadi, seperti handuk, sprei,
dan alat mandi. Cuci benda-benda tersebut secara terpisah di dalam air hangat.
Hindari konsumsi susu yang tidak terpasteurisasi.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 41
Komplikasi Mati rasa atau kebas. Kehilangan sensasi merasakan rasa sakit yang bisa membuat
orang berisiko cidera tanpa menyadari dan rentan terhadap infeksi.
Kerusakan saraf permanen.
Otot melemah.
Cacat progresif. Contohnya kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan dan
hidung.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 43
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Penyebab Yersinia pestis (Pasteurella pestis)
Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh yang terlibat, yaitu
Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah bening.
Pes jenis ini adalah yang paling umum ditemui.
Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar hingga
paru-paru. Tipe ini paling jarang namun paling mematikan.
Septicemic plague dimana bakteri berkembangbiak dalam darah penderita.
Cara Penularan Melalui perantara kutu yang sebelumnya menggigit hewan pengerat yang terinfeksi,
seperti tikus, anjing padang rumput, tupai, bajing, atau kelinci. Selain itu, penyakit
ini juga dapat menyebar dari kotoran ke mulut (fecal-oral transmission), melalui
droplet batuk atau bersin, dan akibat kontak secara langsung dengan pemilik wabah,
baik manusia atau hewan
Gejala Gejala muncul 2-6 hari setelah seseorang terinfeksi, menyerupai gejala yang
disebabkan oleh flu, namun gejala lain juga dapat menyertai ketiga jenis pes yang
telah disebutkan di atas. Gejala-gejala yang membedakan ketiga pes, antara lain:
Bubonic plague
Gejala bubonic plague muncul satu minggu setelah pasien digigit oleh kutu yang
terinfeksi. Gejala berupa pembengkakan atau rasa sakit pada kelenjar getah bening
(buboes), pusing, nyeri otot, demam, gemetar, dan lemas. Pembengkakan ini
biasanya muncul di leher, ketiak, pangkal paha, dan dan di sekitar area gigitan atau
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS)
cakaran hewan. Bengkak dapat berukuran sebesar telur ayam dan nyeri serta hangat
3/20/2017 44
ketika disentuh.
Pneumonic plague
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Penyebab Yersinia pestis (Pasteurella pestis)
Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh yang terlibat,
yaitu
Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah
bening. Pes jenis ini adalah yang paling umum ditemui.
Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar
hingga paru-paru. Tipe ini paling jarang namun paling mematikan.
Septicemic plague dimana bakteri berkembangbiak dalam darah
penderita.
Cara Penularan Melalui perantara kutu yang sebelumnya menggigit hewan pengerat yang
terinfeksi, seperti tikus, anjing padang rumput, tupai, bajing, atau kelinci.
Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebar dari kotoran ke mulut (fecal-
oral transmission), melalui droplet batuk atau bersin, dan akibat kontak
secara langsung dengan pemilik wabah, baik manusia atau hewan
Gejala muncul 2-6 hari setelah seseorang terinfeksi, menyerupai gejala yang disebabkan oleh flu,
namun gejala lain juga dapat menyertai ketiga jenis pes yang telah disebutkan di atas. Gejala-
gejala yang membedakan ketiga pes, antara lain:
Bubonic plague
Gejala bubonic plague muncul satu minggu setelah pasien digigit oleh kutu yang terinfeksi. Gejala
berupa pembengkakan atau rasa sakit pada kelenjar getah bening (buboes), pusing, nyeri otot,
demam, gemetar, dan lemas. Pembengkakan ini biasanya muncul di leher, ketiak, pangkal paha,
dan dan di sekitar area gigitan atau cakaran hewan. Bengkak dapat berukuran sebesar telur ayam
dan nyeri serta hangat ketika disentuh.
Pneumonic plague
Gejala berupa batuk mengeluarkan dahak/air liur/nanah dari paru-paru, sakit dada, sesak napas,
dan lemas. Wabah yang berkembang dengan sangat cepat ini dapat menyebabkan gagal napas dan
syok bagi penderitanya hanya dalam periode dua hari masa infeksi sehingga harus sesegera
mungkin ditangani.
Septicemic plague
Gejala berupa demam, lemas, gemetar, mual, muntah, sakit di area perut, diare, syok, hingga
terjadi pendarahan yang keluar dari mulut, hidung, anus, atau di balik kulit. Gejala lainnya adalah
warna kulit yang menghitam akibat kematian jaringan atau gangrene.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 46
PES / SAMPAR / WABAH HITAM (BLACK DEATH)
Faktor risiko mengunjungi area yang memiliki kasus ini
Penegakan diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisik ada tanda dan gejala
Faktor risiko Para pekerja yang sering berurusan dengan hewan, misalnya seorang peternak, pekerja di
saluran pembuangan limbah, dan dokter hewan.
Penegakan diagnosis gejala yang diderita, riwayat pasien dan pemeriksaan fisik pasien.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi diagnosa dan menentukan derajat kerusakan
organ serta derajat keparahan komplikasi.
Pemeriksaan darah dan urine untuk mengisolasi bakteri dari cairan tubuh penderita sulit
dilakukan. Oleh karena itu, tes serologi mungkin akan dilakukan untuk membantu
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) mengkonfirmasi diagnosa. 3/20/2017 48
LEPTOSPIROSIS
Pengobatan suntikan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu
Pencegahan Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan tutup luka dengan sebaik mungkin agar tidak
terkena kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan yang berisiko
menimbulkan cedera atau luka ketika berada di area yang rawan terdapat bakteri leptospira.
Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di area yang berisiko.
Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau kotoran hewan yang diduga terinfeksi bakteri
leptospira.
Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan yang terinfeksi leptospirosis.
Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan yang terinfeksi leptospirosis dengan larutan
pembersih antibakteri atau campuran air dan pemutih dengan perbandingan volume air dan pembersih sebanyak
10:1.
Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel dengan baik atau air sudah direbus
sebelumnya.
Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari leptospirosis.
Gejala
Masa inkubasi: 12 jam-5 hari setelah terpapar oleh bakteri.
Kulit: Antraks melalui kontak dengan kulit. Jika kulit kontak dengan antraks, biasanya kulit terlihat seperti gigitan
serangga. Sakit dengan cepat berkembang menjadi melepuh kemudian menjadi ulkus kulit dengan pusat hitam. Hal
ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala biasanya berkembang dalam 1-5 hari setelah terpapar.
Gejala-gejala antraks gastrointestinal biasanya berkembang dalam waktu seminggu dari paparan. Gejala antraks
gastrointestinal meliputi:mual, kehilangan selera makan, demam, pembengkakan di leher, diare berdarah, sakit
perut yang parah
Inhalasi: Orang-orang yang menghirup antraks biasanya mengalami gejala dalam waktu seminggu. Tetapi gejala
dapat berkembang cepat dalam 2 hari setelah paparan dan sampai 45 hari setelah paparan. Gejala antraks inhalasi
termasuk: gejala pilek, sakit tenggorokan, demam, otot pegal, batuk, sesak napas, kelelahan, menggigil, panas
dingin, muntah
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 50
ANTRAKS
Faktor Orang-orang yang sering kontak dengan hewandan produk hewan (misalnya dokter hewan, teknisi
risiko laboratorium dan pekerja pemintalan tekstil yang mengolah bulu binatang)
Penegakan Tes darah
diagnosis Tes kulit
Sampel tinja
Pungsi cairan tulang belakang, yang merupakan prosedur yang menguji sejumlah kecil cairan yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang
Rontgen dada
CT scan
Endoskopi, yang merupakan tes menggunakan tabung kecil dengan kamera terpasang untuk
memeriksa kerongkongan dan usus
Pengobatan Infeksi kulit diobati dengan suntikan penisilin atau dengan tetrasiklin maupun eritromisin per-oral.
Infeksi paru-paru diobati dengan penisilin intravena. Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi
peradangan paru-paru. Jika pengobatan tertunda (biasanya karena diagnosisnya belum pasti), maka
kemungkinan akan terjadi kematian.
Pencegahan vaksinasi.
Komplikasi Efusi pleura,
Infeksi otak dan selaputnya (meningoensefalitis).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 51
Perdarahan saluran cerna yang hebat
INFEKSI VIRUS
Tahap Pertama
Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu. Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apa pun selama
beberapa tahun. Gejala seperti flu ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Masa waktu inilah yang sering disebut sebagai
serokonversi.
Diperkirakan, sekitar 8 dari 10 orang yang terinfeksi HIV mengalami ini. Gejala yang paling umum terjadi adalah:
Tenggorokan sakit
Demam
Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
Pembengkakan noda limfa
Penurunan berat badan
Diare
Kelelahan
Nyeri persendian
Nyeri otot
Gejala-gejala di atas bisa bertahan selama satu hingga dua bulan, atau bahkan lebih lama. Ini adalah pertanda sistem kekebalan tubuh
sedang melawan virus. Tapi, gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi
HIV.
Lakukan tes HIV jika Anda merasa berisiko terinfeksi atau ketika muncul gejala yang disebutkan di atas. Tapi perlu diingat, tidak semua
orang mengalami gejala sama seperti yang disebutkan di atas. Jika merasa telah melakukan sesuatu yang membuat Anda berisiko
terinfeksi,
PENYAKIT kunjungi
INFEKSI klinik atau rumah sakit terdekat untuk menjalani tes HIV.
(BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 54
HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Gejala
Tahap Kedua
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun (masa jendela). Ini adalah
tahapan ketika infeksi HIV berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita sudah bisa
menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.
Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV
Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah
terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Berikut ini adalah gejala
yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:
Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha.
Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
Merasa kelelahan hampir setiap saat.
Berkeringat pada malam hari.
Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
Sesak napas.
Diare yang parah dan berkelanjutan.
Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
Risiko terkena penyakit yang mematikan akan meningkat pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski ini penyakit
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 55
mematikan, pengobatan HIV tetap bisa dilakukan. Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan kesehatan.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) /
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Faktor risiko Berganti ganti pasangan
Pemakai narkoba suntik
Tattoo dengan jarum bergantian
Penegakan diagnosis Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam
sampel darah
Pengobatan Belum ada obat untuk sepenuhnya menghilangkan HIV, Pengobatan yang dilakukan bisa
memperpanjang usia hidup penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang sehat.
Antiretroviral (ARV) berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh.
Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari.
Pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak merokok, mendapatkan vaksin flu tahunan,
dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena
penyakit berbahaya.
Gejala
Dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya tergolong ringan. Berikut ini
adalah gejala polio non-paralisis yang umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.
Muntah
Lemah otot
Demam
Meningitis
Merasa letih
Sakit tenggorokan
sakit kepala
Kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku dan sakit
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 57
POLIO
Gejala
Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi
berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit, seperti batang otak, saraf tulang belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit kepala dan demam. Gejala polio
paralisis biasanya terjadi dalam jangka waktu sepekan, di antaranya adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan
lengan terasa terkulai atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat atau bahkan dalam hitungan jam
saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan
mungkin bisa terhambat atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.
Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun sebelumnya pernah menderita
penyakit polio. Gejala yang sering terjadi di antaranya:
Sulit bernapas atau menelan.
Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
Persendian atau otot makin lemah dan terasa sakit.
Kelainan bentuk kaki atau pergelangan.
Depresi atau mudah berubah suasana hati.
gangguan tidur dengan disertai kesulitan bernapas.
Mudah lelah.
Massa otot tubuh menurun (atrophia).
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 58
Tidak kuat menahan suhu dingin.
POLIO
Faktor risiko Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, yang tidak mengikuti program imunisasi atau tidak memiliki
sistem sanitasi yang bersih dan baik.
Orang-orang yang belum divaksinasi akan memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika melakukan atau mengalami hal-hal seperti
berikut ini.
Tinggal serumah dengan penderita polio.
Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Bepergian ke daerah di mana polio masih kerap terjadi.
Telah melakukan operasi pengangkatan amandel.
Penegakan diagnosis anamnesis gejala yang dialami pasien, riwayat vaksinasi vaksin polio sebelumnya, riwayat kontak dengan penderita polio, dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium sampel cairan serebrospinal/ liquor cerebrospinale (LCS), tinja, atau lendir akan dilakukan
untuk memastikan hasil diagnosis.
Pengobatan Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika virus polio sudah menjangkiti seseorang.
perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat penderita merasa lebih nyaman, seperti terapi fisik untuk mencegah
hilangnya fungsi otot, obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang cukup, dan alat bantu pernapasan jika diperlukan.
Lamanya pengobatan tergantung dari tingkat keparahan infeksi virus yang masuk dan menyerang tubuh
Pencegahan vaksinasi polio usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 – 18 bulan, dan yang terakhir adalah pada usia antara 4 - 6 tahun
Gejala awal yang dapat muncul meliputi demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, serta diare. Ketika
organ hati sudah mulai terserang, ada beberapa gejala lain yang akan muncul, yaitu urine berwarna gelap, tinja
berwarna pucat, sakit kuning dan gatal-gatal. Selain itu, daerah perut bagian kanan atas juga akan terasa sakit
terutama jika ditekan.
Tetapi tidak semua pengidap mengalami gejala hepatitis A. Karena itu, penyakit ini kadang sulit untuk disadari.
Hanya satu dari sepuluh penderita hepatitis A di bawah umur 6 tahun yang mengalami sakit kuning. Sedangkan
pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini biasanya menyebabkan gejala yang lebih parah dan 70 persen di
antaranya akan mengalami sakit kuning.
Tidak seperti dua jenis hepatitis lainnya yakni hepatitis B dan hepatitis C, infeksi akibat hepatitis A ini tidak
menyebabkan gangguan hati jangka panjang (kronis), dan jarang berakibat fatal. Namun, hepatitis A dapat
menyebabkan munculnya gejala kerusakan hati akut, yang mana cukup berbahaya dan berpotensi mengancam
nyawa.
Pengobatan tidak memiliki langkah penanganan khusus karena sistem kekebalan tubuh akan
melenyapkan virus dengan sendirinya.
obat untuk meringankan gejala-gejala yang dialami (simptomatis)
Komplikasi umumnya tidak menyebabkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan jarang yang
berakibat fatal.
berpotensi menyebabkan gagal hati terutama pada mereka yang telah mengidap penyakit hati
sebelum terinfeksi hepatitis A dan penderita manula.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 61
Penegakan diagnosis Tes antigen dan antibodi untuk virus hepatitis B, serta pemeriksaan
darah untuk melihat fungsi hati.
Pengobatan Belum ada obat yang membunuh virus hepatitis B
Tujuan pengobatan untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit,
serta menjaga kenyamanan sehari-hari si penderita dan keseimbangan
gizinya.
Pengobatan hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan
infeksi pada hati. Menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk
menghambat produksi virus dan mencegah kerusakan pada hati.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 63
HEPATITIS B
Pencegahan Vaksinasi hepatitis B tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat
anak berusia 3-6 bulan
Komplikasi Sirosis hati / pembentukan jaringan parut pada hati. Jaringan parut adalah jaringan yang
terbentuk setelah sel-sel hati yang awalnya normal, mengalami luka atau radang yang
berkelanjutan. Gejala sirosis biasanya tidak terdeteksi dan sering tidak disadari penderitanya
sampai terjadi kerusakan yang parah pada hati. Sirosis yang parah dapat memicu gejala-gejala
seperti turunnya berat badan, mual, gampang lelah, gatal-gatal pada kulit dan pembengkakan
pada perut serta pergelangan kaki.
Perkembangan komplikasi ini dapat dihambat dengan langkah pengobatan tertentu, misalnya
dengan obat antivirus. Tetapi ada sebagian penderita yang terpaksa menjalani transplantasi hati
karena kondisinya sudah sangat parah.
Kanker Hati
Hepatitis B kronis bisa berkembang menjadi kanker hati jika tidak ditangani dengan baik.
Gejala pada komplikasi ini di antaranya adalah mual, muntah, sakit perut, penurunan berat
badan, serta sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning). Operasi mungkin
akan dilakukan untuk membuang bagian hati yang terserang kanker.
Hepatitis B Fulminan
Hepatitis B fulminan terjadi saat sistem kekebalan tubuh menjadi keliru dan mulai
menyerang hati hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Beberapa gejala yang
mengindikasikan kondisi tersebut adalah penderita menjadi linglung atau bingung, perut
membengkak, dan sakit kuning. Penyakit ini bisa menyebabkan hati berhenti berfungsi
dan seringkali berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 64
HEPATITIS C
Penyebab Virus hepatitis C
Cara Penularan Virus hepatitis C berkembang dalam darah. Karena itu, kita akan tertular hepatitis C jika mengalami
kontak dengan darah penderita melalui jarum suntik, misalnya pengguna obat-obatan terlarang yang
berbagi jarum suntik atau menjalani proses pembuatan tato di tempat yang tidak memiliki peralatan steril.
Di samping itu, saling meminjamkan barang pribadi seperti gunting kuku dan sikat gigi serta hubungan
seks bebas juga dapat mempertinggi risiko seseorang untuk tertular penyakit ini.
Meski demikian, virus hepatitis C tidak akan menular melalui air susu ibu, makanan, minuman, maupun
bersentuhan seperti bersalaman atau berpelukan.
Gejala
Masa inkubasi 2 minggu hingga 6 bulan.
Infeksi pada 6 bulan pertama ini dikenal dengan hepatitis C akut. Gejala: Kelelahan,
Nyeri otot dan sendi, Demam, Tidak nafsu makan, Mual dan muntah, Sakit perut, Tinja
berwarna abu-abu, Sakit kuning.
Sistem kekebalan tubuh penderita hepatitis C akut terkadang mampu membunuh virus tanpa
penanganan khusus sehingga penderita akan sembuh. Hal ini terjadi pada sekitar 15 hingga 45
persen penderitanya.
Sedangkan 55-85 persen sisanya akan menyimpan virus hepatitis C untuk waktu yang lama.
Inilah yang disebut hepatitis C kronis.
Gejala-gejala hepatitis C kronis: Selalu merasa lelah, Nyeri otot dan sendi,
Gangguan pencernaan, Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu, Suasana hati yang
berubah-ubah, Depresi, Gatal-gatal pada kulit.
PENYAKIT INFEKSI (BAKTERI,VIRUS) 3/20/2017 65
HEPATITIS C
Faktor risiko Orang yang berbagi penggunaan barang-barang pribadi yang mungkin
terkontaminasi darah, seperti gunting kuku atau alat cukur.
Pekerja medis di rumah sakit yang sering menangani darah atau cairan tubuh
penderita.
Orang yang berhubungan seks tanpa alat pengaman.
Pasien yang menjalani prosedur medis di rumah sakit dengan peralatan yang
tidak steril.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV.
Orang yang menjalani transfusi darah atau transplantasi organ, terutama
sebelum tahun 1992. Karena sebelum tahun tersebut, darah yang diterima dari
pendonor masih belum diperiksa apakah sudah bebas dari virus Hepatitis C.
Orang yang menjalani proses tato atau tindik di tempat yang tidak memiliki
peralatan steril.
Bayi dalam kandungan ibu hamil yang terinfeksi.
Penegakan tes darah
diagnosis
Pencegahan belum bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi ada beberapa cara yang dapat
kita lakukan untuk menurunkan risiko penularan, misalnya berhenti atau
tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Tidak berbagi penggunaan
barang-barang pribadi yang berpotensi terkontaminasi darah (seperti
gunting kuku dan sikat gigi) juga bisa dilakukan sebagai pencegahan.
Komplikasi sirosis, kanker hati, serta gagal hati.
Cara Penularan menyentuh unggas yang telah terinfeksi, menghirup debu dari kotoran unggas sakit
yang telah mengering, atau menyantap daging/telurnya dengan tidak dimasak sampai
benar-benar matang.
Gejala
demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pilek, batuk, dan gangguan pernapasan,
ada juga penderita yang terlebih dahulu mengalami: Sakit perut, Diare,
Pendarahan gusi, Pendarahan hidung,Nyeri dada
Faktor risiko Pekerja yang kontak dengan unggas atau produk unggas
Penegakan diagnosis mengalami gejala-gejala, seperti batuk, demam, dan nyeri di seluruh tubuh
dirasakan sepulang dari wilayah yang sedang dilanda wabah flu burung.
Komplikasi Infeksi paru-paru, yang paling sering bronkitis, merupakan infeksi di bagian bronkus. Pada beberapa
kasus, komplikasi yang lebih parah dapat terjadi, contohnya adalah pneumonia (radang paru).
Perburukan gejala flu. Pada orang-orang dengan masalah kesehatan jangka panjang (kronis) seperti asma
atau PPOK, gejala flu bisa menjadi lebih parah daripada orang normal.
Peningkatan gula darah pada penderita diabetes. Selain meningkatkan gula darah, flu juga berpotensi
memicu terjadinya kondisi diabetik ketoasidosis pada penderita diabetes melitus tipe 1.
Kelahiran prematur. Pada ibu hamil, risiko untuk terjadi infeksi akibat flu akan meningkat. Flu juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur atau berat badan lahir bayi yang sangat rendah.
Di samping itu, ada beberapa jenis komplikasi lain yang juga bisa dipicu oleh flu. Di antaranya adalah
pembengkakan amandel (tonsilitis), infeksi telinga, bronkitis, dehidrasi yang parah, serta meningitis.
Pada pengidap flu, dehidrasi juga berpotensi terjadi karena adanya rasa enggan untuk minum akibat sakit
tenggorokan dan demam yang dirasakan. Selain orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah, anak-anak juga rentan mengalami dehidrasi, khususnya yang berusia di bawah dua tahun.