Anda di halaman 1dari 15

Rheumatoid Arthritis

Disusun oleh :

1. Ristiana Widi Rahayu 1703077


2. Umi Qoriah 1703088
3. Vio Ananda Pramaeshela 1703089
4. Willy Afrilian Asri 1703092
5. Yenny Aulia Fitriani 1703096
Definisi Rematoid Arthritis
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani,
“arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara
harfiah, arthritis berarti radang pada
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah
suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya tangan dan kaki)
mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali
menyebabkan kerusakan pada
bagian dalam sendi (Gordon, 2002).
Penyebab
 Reumatoid athritis disebabkan oleh sistem imun yang
menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Sistem imun yang menyerang jaringan sehat di


sekitar sendi menyebabkan lapisan tipis sel, alias
synovium, menutupi persendian menyebabkan sendi
meradang dan bengkak. Synovium juga melepaskan
bahan kimia yang akan merusak tulang rawan dan
tulang dalam sendi.
Patofisiologi
Patofisiologi rheumatoid arthritis, terjadi migrasi sel inflamasi
yang dipicu oleh aktivasi endotel pada pembuluh darah mikro
sinovial yang meningkatkan ekspresi molekul adhesi (termasuk
integrin, selektif, dan anggota superfamili imunoglobulin) dan
kemokin serta menimbulkan proliferasi leukosit pada
kompartemen sinovial.[3] Keadaan ini sebagian besar melibatkan
sistem imun adaptif dan dimediasi oleh sel T-helper tipe 1 (Th-1).
Terjadi aktivasi makrofag oleh sitokin Th-1, seperti interferon-g
(IFN-g), interleukin 12 (IL-12), dan IL-18, yang menyebabkan
aktivasi sel T oleh antigen presenting cells. Makrofag juga dapat
diaktivasi melalui kontak langsung dengan sel T, kompleks imun,
atau produk bakterial di cairan sinovial. Aktivasi makrofag ini
melepaskan beberapa sitokin dan mediator inflamasi seperti
interleukin, faktor nekrosis tumor (TNF), transforming growth
factor-β (TGF-β), fibroblast growth factor (FGF), platelet-derived
growth factor (PDGF), dan interferon (IFN-α dan IFN-β).
Tanda dan Gejala
Gejala paling khas dari rheumatoid arthritis adalah :
• Nyeri sendi
• Sendi yang terkena dapat memerah
• Sendi bengkak
• Terasa hangat atau kaku (terutama pada pagi hari atau
setelah lama tidak digerakkan).
• Anemia
• Berat badan turun.
Faktor Resiko
Faktor resiko yang berhubungan dengan peningkatan
rheumatoid
arthritis (RA) antara lain :
1) Jenis kelamin
Perempuan lebih mudah terkena RA dibandingkan
dengan laki – laki,perbandingannya 2-3:1.
2) Umur
Rheumatoid arthritis biasanya timbul antara usia 40
tahun sampai 60 tahun.
3) Riwayat keluarga
Apabila anggota keluarga ada yang menderita penyakit
rheumatoid arthritis, kemungkinan besar akan terkena juga.
Problematika Fisioterapi
Pada kondisi rheumatoid arthritis akan menimbulkan
problematika Seperti :
(1) Oedema,
(2) Nyeri,
(3) Penurunan kekuatan otot,
(4) Gangguan aktifitas fungsional dalam melakukan
aktifitas sehari – hari seperti menulis makan dll.
Intervensi Fisioterapi

a. Sinar Infra Red


b. Terapi Latihan berupa Resisted Active Movement
c. Massage
d. Terapi Latihan berupa Static Contraction
Penatalaksanaan
1.Anamnesis, meliputi: keluhan, letak keluhan, penyebab keluhan,
waktu mulai ada keluhan, faktor yang memperberat dan
memperingan keluhan, riwayat terapi.
2.Menghimpun data sekunder, misalnya catatan klinis, hasil
pemeriksaan laboratorium dan rontgen, medikamentosa yang
didapat, dll.
3.Pemeriksaan vital sign, meliputi tekanan darah, frekuensi
pernafasan, frekuensi denyut nadi.
4.Inspeksi, meliputi inspeksi statis dan dinamis
5.Palpasi
6.Pemeriksaan gerak
7.Pemeriksaan fungsi dasar
Pengukuran, meliputi:
Pengukuran LGS/ROM menggunakan kriteria ISOM
Pengukuran Nyeri menggunakan VAS atau VDS,
meliputi nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak
Kemampuan fungsional
Kekuatan otot (bila diperlukan) menggunakan MMT
Pelaksanaan Fisioterapi
1. INFRA RED
 Persiapan Alat
 Persiapan Pasien
 Pelaksanaan Terapi
2. Massage
Menggunakan teknik :
 Palmar strocking
 Efflurage
 Patrisage
Static kontraksi
Posisi pasien : pasien tidur terlentang
Posisi terapis: berdiri di samping bed dan memberikan
instruksi Pelaksanaan : minta px untuk
mengkontraksikan otot carpi radialis, untuk
memastikan pasien dapat mengkontraksikan ototnya
terapi fiksasi pada wrist, satu tangan berada di otot
yang akan di kontraksikan tahan hinggan 7 hintungan
hitungan ke delapan pasien rilek. Gerkan di lakukan 8
kali pengulangan.
Resisted active movement : pasien diposisikan
senyaman mungkin kemudian arahkan atau minta
pasien melakukan gerakan yang ingin kita otot nya,
kemudian kita bisa memberi tahanan dengan arah
berlawanan dari gerakan pasien.

Anda mungkin juga menyukai