Anda di halaman 1dari 21

Pemanfaatan Sekam Padi untuk Sintesis

SBA-15 sebagai Komponen Material


Biosensor Glukosa yang Anti Mikroba
PKM Penelitian Eksakta
Oleh :
Amrullah
Antonius Agung Nugroho
Margareta Dita Permatasari
Warni Lusiana
Pemanfaatan Sekam Padi untuk Sintesis SBA-15
sebagai Komponen Material Biosensor Glukosa
yang Anti Mikroba

METODE
PENDAHULUAN
PENELITIAN

KESIMPULAN
HASIL
TINJAUAN
&
PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN

BIOSENSOR GLUKOSA
• Biosensor glukosa banyak dikaji, dikembangkan dan
diaplikasikan, yaitu untuk memantau kandungan
glukosa dalam darah ataupun urin, terutama pada
penderita diabetes mellitus (Sultana, 2004)
• Dalam biosensor glukosa digunakan suatu enzim
yaitu glukosaoksidase (G-Oks)NH2 untuk
mengkatalisis oksidasi glukosa yang (dengan adanya
O2 dan H2O) menghasilkan asam glukonat dan H2O2
(Libertino et al., 2008). Reaksi ini terjadi pada
permukaan elektroda di mana (G-Oks)NH2
dilapiskan.
MASALAHNYA ???
• Enzim cenderung mengalami disorientasi dan
denaturasi, tidak stabil pada kenaikan temperatur,
perubahan pH dan goncangan apabila tidak
diembankan pada suatu matriks
• Enzim pada biosensor umumnya diimmobilisasikan
pada permukaan suatu matriks, akan tetapi matriks
pada biosensor yang sudah beredar di pasaran dewasa
ini terbuat dari bahan polimer organik seperti resin,
fiber, dan gel organik yang ternyata kurang stabil dan
mudah terserang mikroba sehingga tidak dapat
diregenerasi dan menimbulkan masalah lingkungan.
SOLUSI

Silikat mesopori SBA-15 dimanfaatkan


sebagai matriks dalam immobilisasi enzim
TINJAUAN PUSTAKA
• Silika dalam sekam padi
– Sekam padi mengandung 20% silika dan kandungan silika bertambah
menjadi 90% setelah menjadi abu (Kalapathy dkk., 2003)
– Silika dari abu sekam padi dimanfaatkan dalam sintesis MCM-41
(Suyanta dan Kuncaka, 2011) dan SBA-15 (Sirriluk dan Yutapong,
2005)
– Silika diekstrak dengan perlakuan asam, dilanjutkan dengan
pendidihan dan kalsinasi pada suhu 650-700 oC selama 4 jam (Yalcin
dan Sevic, 2001)
• Material Silika Mesopori
– IUPAC mengklasifikasikan material berpori menjadi tiga jenis
berdasarkan ukuran diameter porinya, yaitu: mikropori dengan
diameter pori <20 Ǻ, mesopori dengan diameter pori 20 - 500
Ǻ, dan makropori dengan diameter pori >500 Ǻ (Sing dkk. 1985)
– Material berpori memiliki peranan penting dalam proses
purifikasi, pemisahan dan katalitik (Bear dan Bachmat, 1991)
– Aplikasi lain material berpori yaitu dalam ilmu tanah, ilmu
lingkungan, ilmu polimer, dan industri konstruksi (Sahimi, 1995)
• Material Silika Mesopori SBA-15
– SBA-15 disintesis dalam kondisi asam menggunakan cetakan
triblok kopolimer P123 (Zhao dkk., 1998)
METODE PENELITIAN
• Alat : • Bahan :
– Difraktometer sinar-X (Jurusan Kimia FMIPA – sekam padi (Klaten)
UGM) – polyetilenoxide-b-polypropylenoxide-
– Spektrometer FTIR (Lab Organik Jurusan Kimia
b-polyetilenoxide (PEO-PPO-PEO atau
FMIPA UGM),
P123) (Sigma Aldrich)
– TEM (Jurusan Kimia FMIPA UGM)
– NaOH (E.Merck)
– Oven digital (Lab. Kimia Anorganik Jurusan
Kimia FMIPA UGM) – HCl pekat (E.Merck)
– Furnace (Lab. Kimia Analitik Jurusan Kimia – Akuades (Laboratorium Kimia Dasar
FMIPA UGM) FMIPA UGM)
– Ultrasonic bath (Lab. Kimia Anorganik Jurusan
Kimia FMIPA UGM)
– Surface area meter (UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta).
Prosedur
• Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi
Stirer sambil dipanaskan 60°C
Abu sekam padi HCl 3 M 500 mL
selama 3 jam

Saring dengan kertas


Whatman 41

Karakterisasi dengan XRD Kalsinasi pada suhu 600°C Oven pada suhu 120°C
dan FTIR selama 6 jam selama 12 jam
• Pembuatan Larutan Natrium Silikat
Dipanaskan 80°C
1 g SiO2 7.4 mL NaOH 1M selama 2 jam sambil
diaduk

Diendapkan 24 jam,
kemudian ambil fasa
cairnya
• Penentuan Rasio Molar Surfaktan:Silika Optimum
Dipanaskan 60°C sambil
4 g Pluronic P123 150 ml HCl 1.6M diaduk sampai larut
sempurna

Didiamkan pada Sejumlah variasi natrium


Saring dan Sonikasi silikat (10,20,30,40,dan 50 ml)
suhu 60°C selama
cuci dengan selama 1 jam diteteskan dalam larutan
1 jam
akuades dan template
etanol sampai
netral

Dikeringkan pada Dikalsinasi pada


Dikarakterisasi dengan
suhu 120°C suhu 550°C
TEM dan fisisorpsi N2
selama 1 jam selama 6 jam
• Penentuan Waktu Sonikasi Optimum
Dipanaskan 60°C sambil
4 g Pluronic P123 150 ml HCl 1.6M diaduk sampai larut
sempurna

Sejumlah natrium silikat


Diamkan pada suhu 60°C Sonikasi selama 30, 60, 90,
(optimum) diteteskan
selama 1 jam 120, 150, dan 180 menit
dalam larutan template

Saring dan cuci Dikeringkan pada Dikalsinasi pada Dikarakterisasi dengan


dengan akuades suhu 120°C selama suhu 550°C selama 6 TEM dan fisisorpsi N2
dan etanol sampai 1 jam jam
netral
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Hasil
– Spektra FTIR Silika Abu Sekam Padi
– Difraktogram Sinar X Silika Abu Sekam Padi
– TEM SBA-15 variasi rasio molar surfaktan/silika
– TEM SBA-15 variasi waktu sonikasi
– Isoterm SBA-15 variasi rasio molar surfaktan/silika
– Isoterm SBA-15 variasi waktu sonikasi
Si-O-Si
Sym..streching

H2O bending

O-H stretching O-Si-O bending

Si-O-Si
asym.streching

1/cm
cm-1

Kembali
Puncak karakteristik SiO2 amorf

Kembali
SBA-15-1 100nm(a),50nm(b),dan 20nm(c)
SBA-15-3 100nm(a),50nm(b),dan 20nm(c)
SBA-15-5 100nm(a),50nm(b),dan 20nm(c)

Anda mungkin juga menyukai