BIOKIMIA ENZIM
Disusun oleh:
Alfiana Aprilia 165090200111002
Ayu Elsa Oktavia 165090201111033
Deni Meliza Putri 165090201111001
Eldina Maya Sari 165090201111039
Frida Ramadhania 165090201111020
Hany Musfiroh 165090201111028
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
RESUME JURNAL:
1. PENDAHULUAN
Enzim merupakan biokatalisator yang berperan penting pada semua reaksi biokimia
dalam sistem kehidupan yang berlangsung di dalam sel mikroorganisme, tanaman, hewan,
dan manusia. Xilanase merupakan enzim ekstraseluler yang mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisis xilan (hemiselulosa) menjadi xilosa. Xilanase merupakan salah satu contoh
enzim yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan xilanase banyak
pemanfaatannya di berbagai industri pangan, pakan ternak, pemutih bubur kertas/pulp, dan
biokonversi lignoselulosa untuk bahan bakar Xilanase dapat diproduksi oleh beberapa
organisme seperti bakteri, alga jamur, aktinomistes, ragi, protozoa, gastropoda, dan
artropoda. Beberapa jenis bakteri dan jamur diketahui mampu menghasilkan xilanase
ekstraseluler yang dapat menghidrolisis hemiselulosa menjadi xilosa. Selain itu beberapa
mikroorganisme yang terdapat pada ruminansia diketahui berpotensial sebagai penghasil
xilanase karena hewan ruminansia tersebut mengkonsumsi hemiselulosa dalam jumlah besar.
Genus Bacillus diketahui sebagai penghasil xilanase yang aktif pada suhu 50 0C –
600C, dengan pH 7-9, sehingga enzim dari bakteri ini diharapkan dapat diproduksi dan
digunakan pada proses awal pemutihan pulp di industri pulp dan kertas. Penelitian yang
berhubungan dengan hal tersebut telah dilaporkan oleh beberapa peneliti seperti Khasin et al.
(1993), Nakamura et al.(1993), Blanco et al. (1995), Sunna et al. (1997) dan Sa-Pereira et al
(2002). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Bacillus circulans. Penelitian ini
diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersediaan enzim yang spesifik dan kendala
yang dihadapi dalam aplikasinya di industri pulp dan kertas. Pengembangan produksi dalam
skala komersial diharapkan dapat menciptakan kewirausahaan baru dan juga mendukung
perkembangan industri pulp dan kertas yang berwawasan lingkungan.
2.2 Bahan
B. circulans yang berasal dari laboratorium Mikrobiologi, Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati, ITB, Bandung.
Bahan Utama:
o Ammonium sulfat
o NaHCO3
o Na2CO3
o Matriks DEAE-Toyopearl 650 M (Tosoh Corp, Tokyo, Jepang)
o NaCl
o Xilosa
o K3FeCN6
o Bovine serum albumin (BSA, Fraksi V, Merck)
o Basa Tris
o Glisin
o NaOH
o Poliakriamida
o Gliserol
o Bromofenol biru
o Congo Red
o Asam asetat
Medium xilan:
o Pepton 0,5%
o Ekstrak ragi 0,5%
o K2HPO4 0,1%
o MgSO4.7H2O 0,02%
o Xilan oat spelt 0,5% (Sigma Chemical)
o pH medium diatur 10,5 dengan Na2CO3 1%
3. METODE
3.1 Isolasi Xilanase
A. Pembuatan Kurva Tumbuh dan Kurva Aktivitas Xilanase dari B. Circulans.
Isolat B. Circulans
- Ditumbuhkan pada medium xilan
- Diinkubasi selama 80 jam
Sampel
-
- Dihitung jumlah koloni dan aktivitas
xilanasenya
- Dibuat kurva pertumbuhan dan aktivitas
xilanase
B. Produksi Xilanase
Kultur B. Circulans
Hasil
- Disentrifugasi kecepatan 8000 gram selama
10 menit suhu 4oC
Endapan
Enzim Xilanase
b) Kromatografi Penukar Ion
Kromatografi dilakukan dengan menggunakan bahan pendukung DEAE-Toyopearl 650 M
yang telah disetimbangkan dengan buffer NaHCO3-Na2CO3.
Dielusi dengan menggunakan larutan NaCl (0-450 mM) dalam buffer NaHCO3-Na2CO3
fraksi hasil pemisahan
Diuji Diukur
aktivitas kadar
xilanase protein
Aktivitas xilanase diuji dengan mengukur jumlah gula pereduksi dari substrat xilan dengan
menggunakan metode Ferisianida Alkali
Ditambahkan 4 mL air
Satu unit (U) aktivitas xilanase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat menghasilkan
1 µmol gula pereduksi (xilosa) per menit dengan xilan sebagai substrat.
Kadar protein diukur dengan metode Bradford dengan menggunakan bovine serum albumin
(BSA, Fraksi V; Merck) sebagai standar.
Karakterisasi Xilanase
- Penentuan pH dan Suhu Optimum
Penentuan suhu optimum dilakukan dengan menguji aktivitas xilanase pada rentang
suhu 30-90ºC selama 30 menit dengan rentang 10ºC pada pH optimum yang diperoleh
- Analisis Zimogram
Sampel enzim dielektroforesis dengan native gel poliakrilamida 10 % selama 4-5 jam dalam
kondisi dingin (4-8ºC)
Enzim
Gel dielektroforesis pada Mini Protean IIxI (Bio Rad) dengan tanki elekroforesisi
vertikal
Gel direndam di dalam buffer Glisin-NaOH 100 mM pH 8,5 dengan substrat xilan
0,1% pada suhu 50ºC selama 20-30 menit
Gel diwarnai dengan Congo Red 0,1% selama 15 menit pada suhu ruangan
Gel dibilas menggunakan larutan NaCl 1 M sampai kelebihan warna pita hilang
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa xilanase mulai mengendap pada konsentrasi garam
dengan persen saturasi 0-20, dan pengendapan protein semakin meningkat seiring
meningkatnya persen saturasi. Hasil uji aktivitas spesifik tertinggi ditunjukkan pada aktivitas
xilanase dengan saturasi 20-40% yaitu sebesar 585,12 U/mg, sehingga sampel pada fraksi 20-
40% yang telah didialisis digunakan untuk proses pemurnian lebih lanjut menggunakan
kromatografi kolom penukar anion. Setelah sampel dialirkan kedalam kolom, sampel dielusi
secara bertahap menggunakan NaCl (0-450 mM) dalam buffer NaHCO3-Na2Co3 25 mM, pH
9,3 sehingga diperoleh 40 fraksi, dan diukur aktivitas enzim spesifiknya. Hasil pemisahan
protein dengan kolom penukar anion menunjukan puncak aktivitas tertinggi pada fraksi ke-14
dengan aktivitas spesifik sebesar 805,48 U/mg.
Dari tiga tahapan pemurnian (Tabel 2) dapat dilihat bahwa pemurnian xilanase
dengan fraksinasi (NH4)2SO4 dengan saturasi 30-40% menunjukkan peningkatan aktivitas
spesifi menjadi 585,12 U/mg dengan tingkat kemurnian 34 kali lipat dibanding ekstrak kasar
hasil isolasi. Hasil pemurnian kromatografi penukar anion menunjukkan peningkatan
aktivitas spesifik menjadi 805,48 U/mg dengan tingkat kemurnian 46,8 kali lipat jika
dibandingkan dengan ekstrak kasarnya.
Gambar 2. Pengaruh pH (A) dan suhu (B) terhadap aktivitas enzim xilanase hasil pemurnian parsial
5. KESIMPULAN
Enzim xilanase dari B circulans telah dapat dihasilkan pada suhu 370C dengan
pengadukan 200 rpm selama 18 jam dengan rendemen 100 %. Enzim xilanase dimurnikan
secara parsial melalui tahap fraksinasi ammonium sulfat (saturasi 20-40 %) dan kromatografi
penukar ion DEAE-ToyoPEARL. Pemurnian parsial menunjukkan peningkatan aktivitas
spesifik (805,48 U/mg) dengan kemurnian 48 kali. Karakterisasi enzim menunjukkan
xilanase dari B circulans memiliki pH optimum 9,5 dan suhu optimum 800C.