100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
476 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai imunodiagnostik yang meliputi:
1. Penjelasan mengenai pentingnya pengujian kompetensi sistem imun
2. Jenis-jenis uji respon imunologik yaitu non-spesifik dan spesifik
3. Contoh tes laboratorium untuk menguji respon imunologik non-spesifik dan spesifik
Dokumen tersebut membahas mengenai imunodiagnostik yang meliputi:
1. Penjelasan mengenai pentingnya pengujian kompetensi sistem imun
2. Jenis-jenis uji respon imunologik yaitu non-spesifik dan spesifik
3. Contoh tes laboratorium untuk menguji respon imunologik non-spesifik dan spesifik
Dokumen tersebut membahas mengenai imunodiagnostik yang meliputi:
1. Penjelasan mengenai pentingnya pengujian kompetensi sistem imun
2. Jenis-jenis uji respon imunologik yaitu non-spesifik dan spesifik
3. Contoh tes laboratorium untuk menguji respon imunologik non-spesifik dan spesifik
• Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran dalam bidang imunologi yang
diikuti dengan perkembangan terapi mengakibatkan perlunya upaya untuk memantau kompetensi sistem imun agar respons imun yang diharapkan berlangsung secara tepat. • Uji kompetensi imunologik sebenarnya sangat kompleks • Dievaluasi mulai dari organ tempat sel berdiferensiasi • Pengujian secara kuantitatif, maupun secara kualitatif kemampuan sel-sel tersebut untuk melakukan fungsinya • Membutuhkan sampel seperti darah, serum, urin, feses..dll…. CONTINUE
Termasuk kemampuannya untuk meneruskan
sinyal dari permukaan sel ke nukleus, dan kemampuan transkripsi hingga menghasilkan produk yang diperlukan untuk berlangsungnya respons imun yang tepat. Manfaat Imunodiagnostik
• Menunjang Diagnosis Penyakit
• Pemantauan Terapi • Meramalkan prognosis berbagai penyakit 1. Uji respon imunologik non spesifik 2. Uji respon imunologik spesifik Uji respon imunologik non spesifik
• Fungsi: Menggambarkan respons tubuh terhadap zat asing secara non-spesifik.
• Membutuhkan fagosit yang terdiri atas makrofag/monosit dan sel-sel polimorfonuklear (PMN) memegang peranan penting sebagai sel efektor dalam respons imun non-spesifik. • Ciri imunitas non-spesifik adalah sel-sel efektor mempunyai keterbatasan dalam membedakan satu mikroba dengan mikroba lain • Sifatnya stereotip, yaitu fungsinya terhadap berbagai jenis mikroorganisme selalu sama. CONTINUE
Gangguan respon simun non-spesifik dapat digolongkan dalam:
• gangguan kuantitatif yang ditandai dengan jumlah sel PMN di bawah jumlah normal • gangguan kualitatif pada sel PMN yang ditandai dengan gangguan berbagai fungsi efektor. Test Laboratorium untuk Menguji Respons Imun Non-Spesifik • Menghitung jumlah dan menghitung jenis leukosit dalam darah tepi. • Makrofag/monosit dalam sirkulasi dapat ditentukan dengan menggunakan pewarnaan NSE (non spesifik esterase) dan dilihat di bawah mikroskop, atau • menggunakan antibodi monoklonal terhadap CD14 yang berlabel fluorokrom dan kemudian jumlah sel yang berwarna fluorokrom diukur dengan teknik flowsitometri. Untuk melakukan uji fungsi leukosit • Pengukuran kemampuan fagositosis dan metabolisme oksidatif Prinsip : mengukur jumlah partikel yang difagositosis oleh neutrofil setelah inkubasi selama waktu tertentu. Pengukuran partikel yang difagositosis dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menghitung proporsi neutrofil yang mengandung partikel di bawah mikroskop, atau dengan menggunakan flowsitometri. CONTINUE • Kemampuan sintesis dan sekresi sitokin Prinsip : leukosit normal mampu memproduksi berbagai sitokin atau monokin apabila dirangsang secara tepat, sehingga pengukuran kadar sitokin dalam serum atau sitokin intraseluler dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi leukosit. Beberapa jenis sitokin yang diproduksi oleh PMN adalah IL-1, IL-6, GM-CSF, dan TNF. Contoh uji : bioassay, metode ELISA Uji respon imunologik spesifik
• Dilakukan apabila ada indikasi defisiensi atau disfungsi limfosit
yang merupakan latar belakang kelainan imunopatologik. • Perlu dilakukan pada seleksi donor untuk transplantasi, dugaan addax reaksi penolakan jaringan transplantasi • Contoh Ujin respon imun seluler ada 2 macam : 1. Uji Kuantitatif 2. Uji Kualitatif • Merupakan uji menghitung jumlah limfosit termasuk subsetnya
Diukur dengan teknik
Antibodi monoklonal Petanda permukaan flowsitometri • Evaluasi fungsi limfosit B dan T • Uji Proliferasi limfosit Mengukur fraksi fase-S dari siklus sel setelah distimulasi. Fraksi Fase-S merupakan ukuran banyaknya sel yang mensintesis DNA. Kemampuan sel untuk mensintesis DNA setelah distimulasi merupakan ukuran untuk fungsi sel tersebut. CONTINUE • Uji kemampuan produksi sitokin Metode ELISA dan teknik PCR (polymerase chain reaction) untuk mengukur kadar mRNA sitokin yang dihasilkan oleh kultur limfosit . • Pengukuran kadar imunoglobulin Respon imun humoral umunya diuji dengan menilai fungsi produksi imunoglobulin yang menggambarkan kemampuan fungsional limfosit B. Kemampuan produksi imunoglobulin dapat diukur dengan menggunakan titer isohemaglutinin