Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


LIMFOMA MALIGNA
DEFINISI
• Bentuk keganasan dari sistem
limfatik yaitu sel-sel
limforetikular seperti sel B, sel
T dan histiosit sehingga
muncul istilah limfoma
maligna (maligna = ganas).
ETIOLOGI
• Penyebab dari penyakit limfoma maligna masih
belum diketahui dengan pasti.
• Empat kemungkinan penyebabnya adalah:
– faktor keturunan,
– kelainan sistem kekebalan,
– infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus
(EBV), Helicobacter )
– toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna
kimia, minuman beralkohol).
KLASIFIKASI
L. NON HODGKIN: LNH
perkembangan gejala lebih L. HODGKIN: sel spesifik (sel
agresif Reed-Sternberg)
• PATOLOGI: tipe nodular dan difus
• STADIUM: 1&2 st.awal, 3&4 st.lanjut
– Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada
satu kelompok yaitu kelenjar getah bening.
– Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau
lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya
pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau
perut.
– Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua
atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta pada
dada dan perut.
– Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar
getah bening setidaknya pada satu organ lain juga
seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
• Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan
penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang.
Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau
diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal). Gejala pada
Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal,
mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha).
Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala
penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini
dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua
benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma.
Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa
dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.
• Beberapa penderita mengalami demam Ebstein, dimana suhu
tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan
suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari
atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan
lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.
MANIFESTASI
• Limfodenopati superficial. Sebagian besar pasien
datang dengan pembesaran kelenjar getah bening
asimetris yang tidak nyeri dan mudah digerakkan
(pada leher, ketiak atau pangkal paha)
• Demam
• Sering keringat malam
• Penurunan nafsu makan
• Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6
bulan (anorexia)
• Kelemahan, keletihan
• Anemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai
pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara
difus
• Pemeriksaan fisik pada daerah leher, ketiak dan
pangkal paha
• Pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan
yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan
(pada leher, ketiak atau pangkal paha).
• Inspeksi , tampak warna kencing campur darah,
pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar.
• Palpasi, teraba tumor masa suprapubic,
pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar
buli-buli.
• biopsi :
– Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar
getah bening yang membesar.
– Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar
getah bening dengan jarum suntik. Ini kadang-kadang
dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan.
– Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari
tulang panggul untuk melihat apakah Limfoma telah
melibatkan sumsum tulang.
• sinar-X
• CT scan, PET scan
• pemeriksaan darah.
PENATALAKSANAAN
• Radioterapi
• Khemoterapi
– Terapi obat tunggal Khlorambusil atau siklofosfamid
kontinu atau intermiten yang dapat memberikan hasil
baik pada pasien dengan limfoma maligna keganasan
tingkat rendah yang membutuhkan terapi karena
penyakit tingkat lanjut.
– Terapi kombinasi. (misalnya COP (cyclophosphamide,
oncovin, dan prednisolon)) juga dapat digunakan pada
pasien dengan tingkat rendah atau sedang berdasakan
stadiumnya.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Data subjektif
– Demam berkepanjangan
– Cepat merasa lelah
– Badan Lemah
– Mengeluh nyeri pada benjolan
– Nafsu makan berkurang
• Data Obyektif
– Timbul benjolan yang kenyal,mudah digerakkan
pada leher,ketiak atau pangkal paha.
– Wajah pucat
Lanj...

Kebutuhan dasar
– AKTIVITAS/ISTIRAHAT : Kelelahan,
kelemahan atau malaise umum, Penurunan
kekuatan, jalan lamban dan tanda lain yang
menunjukkan kelelahan
– SIRKULASI : Palpitasi, angina/nyeri dada,
Takikardia, disritmia, Sianosis wajah dan
leher. Ikterus sklera dan ikterik umum
(kerusakan hati dan obtruksi duktus empedu
dan pembesaran nodus limfa pada st.
lanjut).Pucat (anemia).
– INTEGRITAS EGO: Faktor stress, misalnya
sekolah, pekerjaan, keluarga, Takut/ansietas.
Status hubungan (ketertergantungan pada
keluarga). Berbagai perilaku, misalnya
Lanj...
Lanj...
– NEUROSENSORI: Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan
kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada
brakial. Kelemahan otot, parestesia. Status mental :
letargi, menarik diri, kurang minat terhadap sekitar.
Paraplegia
– NYERI/KENYAMANAN: Nyeri tekan/nyeri pada nodus
limfa yang terkena , nyeri punggung (kompresi
vertebra), nyeri tulang umum (keterlibatan tulang
limfomatus). Fokus pada diri sendiri, perilaku berhati-
hati.
– PERNAPASAN: Dispnea pada kerja atau istirahat;
Dispnea, takikardia, Batuk, Tanda distres pernapasan,
contoh peningkatan frekwensi pernapasan dan
kedalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis.
Parau/paralisis laringeal
Lanj...
• Riwayat sering/adanya infeksi (abnormalitasimunitas seluler
pencetus utk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis
atau infeksi bakterial). Riwayat monokleus (resiko tinggi
penyakit Hodgkin pd pasien yg titer tinggi virus Epstein-Barr).
KEAMANAN Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Demam. Nodus dpt
terasa kenyal atau keras, dan dapat digerakkan.

• Masalah tentang fertilitas/ kehamilan (sementara


penyakit tidak mempengaruhi, tetapi pengobatan
SEKSUALITAS: mempengaruhi). Penurunan libido.

• Faktor resiko keluarga. Pekerjaan terpajan


PENYULUHAN/ pada herbisida (pekerja kayu/kimia)
PEMBELAJARAN
• Nyeri b.d agen cedera biologi.
• Hyperthermia b.d tidak efektifnya
termoregulasi terhadap inflamasi.
• Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari
kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
• Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan
informasi.
• Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif
b.d pembesaran nodus medinal / edema jalan
nafas.

Anda mungkin juga menyukai