1984)
Tarif (Pasal 8 UU PPN 1984)
Cara Menghitung (Pasal 10 UU PPN
1984)
Pungutan tambahan disamping PPN
Hanya dipungut sekali pada saat impor BKP
yang tergolong Mewah, atau atas
penyerahan BKP yang tergolong mewah
yang dilakukan oleh pabrikan
Tidak dapat dikreditkan
Kecuali apabila eksportir mengekspor BKP
yang tergolong mewah
Bukan barang kebutuhan pokok
Dikonsumsi masyarakat tertentu
Pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
Dikonsumsi untuk menunjukkan status
Konsumen
paling rendah 10 % paling tinggi 200 %
PPN 10% : Rp 75 jt
PPnBM 20% : Rp 150 jt
Diketahui:
PT ALI BABA Selaku importir Permadani memasukkan
1000 unit permadani dengan harga impor (CIF) USD
1.000,000.00 terkena bea masuk 50% PPN 10% dan PPn
BM 20%. Kurs 1 USD = Rp. 8.000,-
Berapakah Bea Masuknya?
Berapakah Nilai impornya?
Berapakah PPN dan PPnBMnya?
Apabila PPnBMnya dijadikan biaya, berapakah harga
perolehannya?
Apabila PT ALI BABA kemudian menjual dengan laba
kotor Rp5.000.000,- per buah kepada distributor, maka
berapakah harga yang akan dibayar distributor atas
pembelian PERMADANI?
Diketahui:
PT Lintas Alam membeli sasis mobil dari Main Delaer A
seharga Rp168.000.000,00 dengan potongan harga
Rp3.000.000,00. Harga tersebut sudah termasuk PPN. PT
Lintas Alam meminta Karoseri B untuk mengubah sasis
menjadi kendaraan bermotor dengan ongkos Rp.
20.000.000,-
PT Lintas AlamKemudian menjual mobil tersebut dengan
harga Rp250.000.000,00. termasuk PPN 10% dan PPn BM 15%
Berapakah PPN atas pembelian sasis?
Berapakah PPN atas jasa Karoseri?
Berapakah PPN Masukan?
Berapakah PPN Keluaran?
Berapakah PPN yang masih harus dibayar?
Berapakah PPnBMnya?
Impor BKP
Semua orang pribadi ataubadan yang
mengimpor BKP dibebani kewajiban
membayar PPN dan/atau PPn BM
Ekspor BKP yang dilakukan oleh PKP
Kegiatan ekspor BKP dikenakan PPN ketika :
◦ yang diekspor adalah BKP
◦ dalam kegiatan usaha/pekerjaan
◦ eksportir adalah PKP
Untuk kegiatan ekspor
Ekspor oleh dan untuk kepentingan eksportir
(selaku pemilik barang dan pemilik kuota)
obyeknya kegiatan ekspor tersebut
Ekspor yang dilakukan oleh “Eksportir pemilik
kuota” untuk kepentingan “eksportir pemilik
barang” biasa disebut “handling export”.
Kegiatan ekspor dan jasa keagenan
merupakan obyek PPN
Untuk kegiatan impor
Impor oleh dan untuk kepentingan importir
obyeknya kegiatan impor tersebut
Impor yang dilakukan oleh importir untuk
kepentingan indentor (impor inden), obyek
PPN adalah kegiatan impor dan jasa keagenan
Untuk kegiatan impor adalah nilai impor yaitu
nilai berupa uang yang menjadi dasar
perhitungan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan berdasarkan
ketentuan dalam per-UU-an pabean untuk
impor BKP tidak termasuk PPN yang dipungut.
Saat pajak terutangnya adalah saat
pembayaran
Nilai impor = Harga Impor (CIF) + Bea masuk
Untuk kegiatan ekspor adalah Nilai ekspor
yaitu nilai berupa uang yang termasuk biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh
eksportir, pembayaran dengan valas harus
dikonversi dengan kurs berdasarkan
keputusan Menteri Keuangan saat
pembayaran
Eksportir harus dikukuhkan sebagai PKP sebelum
kegiatan ekspor dilakukan
Importir yang mengimpor BKP dan juga menyerahkan
BKP dalam daerah pabean harus dikukuhkan sebagai
PKP
PIB dan SSP adalah dokumen yang diperlakukan sebagai
faktur pajak untuk impor;
PEB yang sudah difiat muat DJBC adalah dokumen yg
diperlakukan sebagai faktur pajak untuk impor
PPN atas impor barang dapat dikreditkan sebagai pajak
masukan apabila berhubungan langsung dengan
kegiatan usaha penyerahan BKP kecuali penyerahan
yang PPN-nya dibebaskan
Importir harus menulis dalam PIB dan SSP tambahan
‘qq’ diikuti nama, alamat dan NPWP indentor;
Bank Devisa/DJBC/Kantor Pos Lalu Bea tempat
pemasukan PIB membubuhkan “Impor atas dasar Inden”
dalam PIB-nya
Penyerahan BKP dari importir ke indentor bukan
penyerahan BKP, sehingga yg berhak kreditkan PM-nya
adalah indentor
Komisi yang dibayarkan oleh Indentor terutang PPN dan
pajak masukannya dapat dikreditkan
Bila no. 1 dan 2 tidak terpenuhi maka penyerahan BKP
dari importir ke indentor terutang PPN
PEB yang difiat muat DJBC wajib diisi Eksportir Pemilik Kuota
‘q.q.’ Eksportir Pemilik Barang
Eksportir pemilik kuota minta ke bank Devisa agar langsung
dipindahbukukan ke dalam rekening Eksportir pemilik barang
Penyerahan BKP dari pemilik barang ke pemilik kuota bukan
penyerahan BKP
Penyerahan jasa handling ekspor dari pemilik barang ke
pemilik kuota merupakan penyerahan kena pajak, namun
sesuai SE-19/PJ.32/1990 (29-05-1990) tidak dikenakan PPN
Jika no. 1 tidak menyebutkan ‘qq’ pemilik barang tetap
dianggap bukan penyerahan BKP bila
◦ segera dilaporkan pemilik barang pada SPT Masa PPN pada masa
pajak tersebut
◦ dilampirkan surat pernyataan bersama