Anda di halaman 1dari 31

DASAR

PENGENAAN
PAJAK DAN
TARIF

Edy F Syahadat

DASAR PENGENAAN PAJAK


(DPP)
Ps. 1 angka 17

HARGA JUAL
PENGGANTIAN
NILAI IMPOR
NILAI EKSPOR

YANG DIPAKAI
SEBAGAI DASAR
UNTUK
MENGHITUNG
PAJAK YANG
TERUTANG

NILAI LAIN YG
DITETAPKAN
OLEH MEN KEU
2

Harga Jual
Harga Jual adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP),
tidak termasuk PPN yang dipungut
menurut Undang-Undang PPN dan
potongan harga yang dicantumkan dalam
Faktur Pajak.

Contoh DPP dengan Harga


Jual:
PKP A menjual tunai Barang Kena Pajak
dengan Harga Jual Rp 25.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
= 10% x Rp25.000.000,00
= Rp2.500.000,00
PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak A.

Penggantian
Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua
biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak
(JKP),ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN
yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan
potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak
atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya
dibayar oleh penerima jasa karena pemanfaatan Jasa
Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud.

Contoh DPP dengan


Penggantian
PKP B melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak
dengan memperoleh Penggantian sebesar
Rp20.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP B
= 10% x Rp20.000.000,00
= Rp 2.000.000,00
PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut merupakan Pajak
Keluaran yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak
B.

Nilai Impor

Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar


penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya
yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan Pabean untuk Impor
BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
Undang-Undang PPN.

Contoh DPP dengan Nilai Impor

Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor
sebesar Rp15.000.000,00. PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai
= 10% x Rp15.000.000,00
= Rp 1.500.000,00
Pengusaha Kena Pajak D mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah
dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00 Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
tersebut selain dikenai PPN juga dikenai PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah tersebut adalah:
Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00
PPN = 10% x Rp5.000.000,00
= Rp500.000,00
PPn BM = 20% x Rp5.000.000,00
= Rp1.000.000,00

Nilai Ekspor

Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh eksportir.

Contoh :
Pengusaha Kena Pajak D melakukan ekspor Barang Kena Pajak dengan
Nilai Ekspor Rp10.000.000,00. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang =
0% x Rp10.000.000,00 = Rp0,00.

NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK


Ps. 8 A ayat 2. Jo. PMK 75/PMK.03/2010
DLM HAL HARGA JUAL ATAU PENGGANTIAN SUKAR DITETAPKAN,
MENTERI KEUANGAN DAPAT MENENTUKAN NILAI LAIN SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK
NILAI LAIN YANG DITETAPKAN MENTERI KEUANGAN SEBAGAI DASAR
PENGENAAN PAJAK, ADALAH :
1. UNTUK PEMAKAIAN SENDIRI DAN PEMBERIAN CUMA-CUMA BKP/JKP ADALAH HARGA
JUAL/PENGGANTIAN SETELAH DIKURANGI LABA KOTOR
2. UNTUK PENYERAHAN MEDIA REKAMAN SUARA ATAU GAMBAR ADALAH PERKIRAAN HARGA JUAL
RATA-RATA
3. UNTUK PENYERAHAN FILM CERITA ADALAH PERKIRAAN HASIL RATA-RATA PER JUDUL FILM
4. UNTUK PERSEDIAAN BKP YANG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN, SEPANJANG
PPN ATAS PEROLEHAN AKTIVA TSB. DPT DIKREDITKAN ADALAH HARGA PASAR WAJAR
5. UNTUK AKTIVA YANG MENURUT TUJUAN SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN YANG MASIH
TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN ADALAH HARGA PASAR WAJAR
6. UNTUK KENDARAAN BERMOTOR BEKAS ADALAH 10% DARI HARGA JUAL (s.d. Maret 2010)
7. UNTUK PENYERAHAN JASA BIRO PERJALANAN/PARIWISATA ADALAH 10% DARI JUMLAH TAGIHAN ATAU
JUMLAH YANG SEHARUSNYA DITAGIH
8. UNTUK JASA PENGIRIMAN PAKET ADALAH 10% DARI JUMLAH TAGIHAN ATAU JUMLAH YANG
SEHARUSNYA DITAGIH
9. UNTUK JASA ANJAK PIUTANG ADALAH 5% DARI JUMLAH TAGIHAN ATAU JUMLAH YANG SEHARUSNYA
DITAGIH (s.d. Maret 2010)
10. UNTUK PENYERAHAN YANG DILAKUKAN OLEH PKP PEDAGANG ECERAN EMAS PERHIASAN ADALAH
20% X JUMLAH SELURUH PENYERAHAN BARANG DAGANGAN ((s.d. Maret 2010)

10

Nilai lain

PMK No. 75/PMK.03/2010

Pemakaian sendiri/ pemberian


Cuma-Cuma BKP/JKP

HP/unit

20,000

H. jual/unit

25,000
Diskon

Jual

100

Harga Jual / Penggantian


dikurangi laba kotor

Bonus
2,500,000

Jual

90

2,250,000

10

200,000

Diskon 10%

250,000

Bonus

DPP

2,250,000

DPP

2,450,000

PPN

225,000

PPN

245,000
Arief

Nilai lain

Rekaman suara atau rekaman


suara dan gambar

Harga Jual rata-rata

Besarnya Harga Jual Rata-rata ditetapkan sebesar:


a. Rp. 8.000,00 (delapan ribu rupiah) per buah untuk kaset isi jenis A;
b. Rp. 16.000,00 (enam belas ribu rupiah) per buah untuk kaset isi jenis B;
c. Rp. 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah) per buah untuk kaset isi jenis C;
d. Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per buah untuk Compact Disc jenis
CD.1;
e. Rp. 48.000,00 (empat delapan ribu rupiah) per buah untuk Compact Disc
jenis CD.2;
f. Rp. 18.000,00 (delapan belas ribu rupiah) per buah untuk Video Compact
Disc jenis VCDK.1;
g. Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per buah untuk Video Compact Disc
jenis VCDK.2.
Arief

Film cerita

Nilai lain
Perkiraan hasil rata-rata
per judul film

Taksiran harga rata-rata per judul film yang digunakan sebagai DPP PPN atas
Film Ceritera Impor, untuk impor pertama kali
NEGARA ASAL
DPP
--------------------------------------------------------------------------a. Film Amerika/Eropa
Rp. 87.000.000,00
b. Film Mandarin
Rp. 54.375.000,00
c. Film Asia Non Mandarin
Rp. 40.600.000,00
Bagi film yang diimpor untuk yang kedua kalinya dan seterusnya (repeat),
DPP = Rp. 3.000.000,00 per copy film

Arief

Nilai lain

Persediaan BKP yang masih


tersisa pada saat pembubaran
perusahaan

Harga Pasar Wajar

Aktiva yg menurut tujuan semula


tidak untuk dijual yg masih ada pada
saat pembubaran sepanjang PPN yg
dibayar dpt dikreditkan

Harga Pasar Wajar

Bedakan dengan PPN Pasal 16 D


(DPP = Harga Jual)
Arief

Nilai lain

Produk Hasil Tembakau

Harga jual eceran

Jasa Biro Perjalanan/


Jasa Biro Pariwisata

10 % x Jumlah Tagihan/
seharusnya ditagih

Jasa Pengiriman Paket

10 % x Jumlah Tagihan/
seharusnya ditagih

Penyerahan BKP dari pusat


ke cabang dan sebaliknya
dan antar cabang

HPP atau H. Perolehan

Penyerahan BKP kepada


pedagang perantara

harga yang disepakati antara


pedagang perantara dengan
pembeli

Penyerahan BKP melalui


juru lelang

Harga Lelang

Nilai lain
Kegiatan
membangun sendiri
(Pasal 16 C UU PPN)

20 % x Biaya yang dikeluarkan


tidak termasuk tanah

Arief

Contoh
PT Transporter, sebuah perusahaan persewaan mobil
pada tanggal 2 Desember 2013 mulai membangun garasi
seluas 400 M2. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada bulan
Desember sbb :
1. Pembelian material Rp 100 Juta termasuk PPN Rp 10
Juta
2. Upah pekerja Rp 20 juta
DPP PPN Ps. 16 C = Rp 120 juta X 20 %
= Rp 24 juta
PPN Ps. 16 C
= DPP X 10%
= Rp 24 Juta X 10%
= Rp 2,4 Juta
Arief

PPN terutang atas penyerahan rumah atau


tanah yang dilakukan oleh perusahaan real
estate
DPP harga jual
bangunan &/ tanah

Perusahaan real estate menyerahkan sebuah bangunan


dengan harga jual Rp300juta termasuk harga jual tanah
Rp180juta.
PPN =10% x Rp300juta =

Rp30.000.000,00

SE-55/PJ.3/1985

SE-22/PJ.51/2002

HUBUNGAN ISTIMEWA

Pasal 2 UU PPN
1984

(1)Dalam hal harga jual atau Penggantian dipengaruhi oleh


hubungan istimewa, maka Harga Jual atau Penggantian dihitung
atas dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak itu dilakukan.
(2) Hubungan istimewa dianggap ada apabila:
a) Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak
langsung sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha
dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
pada dua pengusaha atau lebih, demikian pula hubungan
antara dua Pengusaha atau lebih yang disebut terakhir; atau
b) Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua atau lebih
Pengusaha berada di bawah penguasaan Pengusaha yang
sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c) Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda
dalam garis keturunan lurus satu derajat dan/atau ke samping
satu derajat.
Arief

HUBUNGAN ISTIMEWA
Karena kepemilikan
1. Pengusaha memiliki penyertaan modal 25% atau lebih baik
langsung
PT
maupun tidak langsung
A
langsung
Tidak
langsu
ng

50%

PT
B

25%

PT
D

50%

PT
C
Arief

HUBUNGAN ISTIMEWA
Karena kepemilikan
2. Hubungan antara pengusaha dengan penyertaan modal 25%
atau lebih pada 2 perusahaan atau lebih
PT
A
25%

25%

PT
B

PT
D
25%

25%
PT
E
Arief

HUBUNGAN ISTIMEWA
Karena kepemilikan
3. Hubungan antara 2 pengusaha/lebih yang modalnya 25% atau
lebih dipegang oleh satu pengusaha
PT
A
50%
PT
B

25%

PT
D

50%

PT
C
Arief

HUBUNGAN ISTIMEWA
Karena kepemilikan
PT
A

50%

25%

PT
B

50%

PT
C

PT
D
25%

25%
PT
E

HUBUNGAN ISTIMEWA
KARENA PENGUASAAN
Penguasaan Manajemen
PT A
PT B

PT C

Direktur=
direksi PT A

Direktur=
direksi PT A

PT D
Direktur=
direksi PT B

Penguasaan Teknologi
PT A

Teknologi

PT B

HUBUNGAN ISTIMEWA
KARENA HUBUNGAN KELUARGA

PT A Ayah/Ibu

PT B

Kakak/adik
kandung

PT C

Mertua PT X

Andi
PT S

Anak
kandung

Kakak/adik
PT Y
Ipar

Anak
Tiri

PT Z

Arief

TARIF PPN
DAN
PENGHITUNGAN PAJAK

Arief

Tarif PPN
Pasal 7 UU PPN

Pajak Pertambahan
Nilai

10%

PPN atas ekspor BKPW;


BKPTW; JKP

0%

Dengan PP tarif dapat diubah menjadi


serendah-rendahnya 5% dan setinggitingginya 15%
Arief

PENGHITUNGAN PAJAK
PP 143/2000
Dalam kontrak atau perjanjian tertulis mengenai penyerahan BKP dan atau JKP,
harus disebutkan dengan jelas nilainya, Dasar Pengenaan Pajak, dan besarnya
pajak yang terutang.
Apabila dalam nilai kontrak atau perjanjian tertulis telah termasuk Pajak, maka
wajib disebutkan dengan jelas bahwa dalam nilai tersebut telah termasuk
Pajak.
Apabila dalam kontrak tidak disebutkan dengan jelas, maka jumlah harga yang
tercantum dalam kontrak atau perjanjian tertulis tersebut dianggap sebagai
Dasar Pengenaan Pajak.
Dalam hal PPN telah menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas
penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP, maka PPN yang terutang adalah
10/110 dari harga atau pembayaran atas penyerahan BKP dan atau
penyerahan JKP.
Dalam hal penyerahan BKP juga terutang PPnBM dan telah menjadi bagian
dari harga atau pembayaran atas penyerahan BKP, maka cara penghitungan
Pajaknya adalah sebagai berikut :

a. PPN
= harga atau pembayaran atas penyerahan BKP X 10/
(110+t)
b. PPnBM =
harga atau pembayaran atas penyerahan BKP X t/
(110 + t)
Arief

CONTOH
Apabila dalam pembuatan kontrak atau perjanjian
tertulis bahwa dalam nilai kontrak sebesar Rp
130.000.000,00 di atas secara tegas dinyatakan sudah
termasuk PPN (sebesar 10%) dan PPnBM (sebesar 20%),
maka penghitungan PPN dan PPn BM adalah sbb:
PPN =
10/(110+20) x Rp 130.000.000,00
10.000.000,00

= Rp

PPnBM yang terutang =


20/(110 + 20) xRp130.000.000,00

= Rp 20.000.000,00

Apabila dalam kontrak atau perjanjian tertulis di atas


tidak dinyatakan dengan tegas bahwa PPN dan PPnBM
termasuk dalam nilai kontrak, maka besarnya Dasar
Pengenaan Pajak untuk menghitung Pajak Pertambahan
Nilai adalah sebesar Rp 130.000.000,00.

PENGHITUNGAN PAJAK
PP 143/2000
Penghapusan piutang tidak mengakibatkan dilakukan
penyesuaian Pajak yang telah dilaporkan oleh PKP
penjual atau Pengusaha Kena Pajak pemberi jasa, dan
tidak mengakibatkan dilakukan penyesuaian pajak yang
telah dikreditkan atau yang telah dibebankan sebagai
biaya oleh PKP pembeli atau PKP penerima jasa.
Atas BKP yang musnah atau rusak sehingga tidak dapat
digunakan lagi baik karena bencana alam ataupun sebab
lain di luar kekuasaan PKP, tidak mengakibatkan
dilakukan penyesuaian pajak yang telah dikreditkan atau
yang telah dibebankan sebagai biaya untuk perolehan
BKP yang musnah atau rusak tersebut.
Arief

Anda mungkin juga menyukai