Anda di halaman 1dari 41

Disusun oleh:

Adinda Brilyant M.Y. (P27224018097)


Annisa Devi Ayuningtyas (P27224018103)
Berliana Andaresti (P27224018106)
Dinda Nur Aini Zanah (P27224018110)
Febyola Ayu Nikita (P27224018114)
Iput Nur Hidayah (P27224018119)
Maylina Khansa Damara (P27224018123)
Nur Shabrina Hajarani (P27224018127)
Rifka Amelina (P27224018131)
Silvi N. Tamara (P27224018135)
STÁNDAR PENDIDIKAN BIDAN
DAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN BIDAN
Standar pendidikan bidan tersebut dibagi
atas beberapa standar, antara lain sebagai
berikut :
• 1. Standar Lembaga Pendidikan
• 2. Standar Falsafah
• 3. Standar Organisasi
• 4. Standar Sumber Daya Pendidikan
• 5. Standar Pola Pendidikan Kebidanan
• 6. Standar Kurikulum
• 7. Standar Tujuan Pendidikan
• 8. Standar Lulusan
STANDAR I :
LEMBAGA PENDIDIKAN
(Lembaga pendidikan kebidanan
berada pada suatu institusi
pendidikan tinggi.)
Definisi Operasional :
Penyelenggara pendidikan kebidanan adalah institusi
pendidikan tinggi baik pemerintah maupun swasta
sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum pada
sistem pendidikan nasional.
Penjabaran :
Lembaga pendidikan bidan merupakan lembaga formal, bukan sejenis
bimbingan yang dikelola oleh masyarakat tertentu. Lembaga
pendidikan bidan baik negeri maupun swasta dikelola oleh
pemerintah dan memiliki standar kompetensi sesuai sistem
pendidikan nasional. Yang artinya ketika lulus dari pendidikan
tersebut, bidan telah memiliki keterampilan profesional sesuai
standar praktik di Indonesia serta memiliki gelar dan Surat Tanda
Registrasi (STR).
STANDAR II :
FALSAFAH
(Lembaga pendidikan kebidanan
mempunyai falsafah yang
mencerminkan visi misi dari institusi
yang tercermin pada kurikulum.)

Definisi Operasional :
Falsafah mencakup kerangka keyakinan dan nilai-
nilai mengenai pendidikan kebidanan dan
pelayanan kebidanan.
Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistem
pendidikan nasional Indonesia.
Penjabaran:
• Lembaga pendidikan bidan memiliki falsafah atau pandangan yang
mencerminkan visi misinya. Falsafah tersebut mencakup keyakinan
dan nilai-nilai mengenai pendidikan dan pelayanan kebidanan. Hal
inilah yang digunakan sebagai acuan bagi para bidan dalam
melaksanakan tugasnya
STANDAR III :
ORGANISASI
Organisasi lembaga pendidikan kebidanan
konsisten dengan struktur administrasi dari
pendidikan tinggi dan secara jelas
menggambarkan jalur-jalur hubungan
keorganisasian, tanggung jawab dan garis
kerjasama.

Definisi Operasional :
1. Struktur organisasi pendidikan kebidanan
mengacu pada sistem pendidikan nasional.
2. Ada kejelasan tentang tata hubungan kerja.
3. Ada uraian tugas untuk masing-masing komponen
pada organisasi.
Penjabaran:
Organisasi lembaga pendidikan bidan konsisten dengan struktur
organisasi yang ada pada institusinya tersebut sesuai dengan tugas
masing-masing anggota dan bersama-sama merealisasikan tujuannya,
serta bertanggung jawab atas tugasnya untuk mewujudkan visi dan
misi. Dengan pembagian tugas yang jelas pula, dapat meningkatkan
kerja sama dan hubungan yang harmonis di dalam organisasi
tersebut.
STANDAR IV :
SUMBER DAYA PENDIDIKAN
(Sumber daya manusia, finansial dan material dari
lembaga pendidikan kebidanan memenuhi
persyaratan dalam kualitas maupun kuantitas untuk
memperlancar proses pendidikan.)
Definisi Operasional :
1. Dukungan administrasi tercermin pada anggaran dan sumber-sumber
untuk program.
2. Sumber daya teknologi dan lahan praktik cukup dan memenuhi
persyaratan untuk mencapai tujuan program.
3. Persiapan tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada undang-
undang sistem pendidikan nasional dan peraturan yang berlaku.
4. Peran dan tanggung jawab tenaga pendidik dan kependidikan mengacu
pada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Penjabaran:
• Untuk memperlancar proses pendidikan lembaga pendidikan kebidanan
baik negeri maupun swasta harus memenuhi persyaratan dalam hal
kualitas dan kuantitasnya seperti, sumber daya manusia, finansial dan
material. Anggaran yang tepat dan sumber yang jelas akan membantu
dalam pelaksanaan pendidikan bidan, namun hal tersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni, professional serta
bertanggung jawab.
• Begitu pula dengan sumber daya teknologi, yang ikut berpengaruh
dalam pelaksanaan lembaga pendidikan bidan. Karena, hal tersebut
sangat berguna dalam membantu kinerja bidan, jika sumber daya
teknologi yang tersedia memiliki kualitas yang baik maka kinerja bidan
dapat lebih maksimal dan akurat. Peran dan tanggung jawab pendidik
dan kependidikan juga harus mengacu pada undang-undang dan
peraturan yang berlaku, agar terlaksana dengan tertib dan sesuai
dengan tujuan Negara yang tercantum dalam alinea keempat
pembukaan undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun
1945
STANDAR V :
POLA PENDIDIKAN KEBIDANAN
Pola pendidikan kebidanan mengacu kepada
undang-undang sistem pendidikan nasional, yang
terdiri dari :
1. Jalur pendidikan vokasi
2. Jalur pendidikan akademik
3. Jalur pendidikan profesi

Definisi Operasional :
Pendidikan kebidanan terdiri dari pendidikan
diploma, pendidikan sarjana, pendidikan profesi dan
pendidikan pasca sarjana.
Penjabaran:
• Pola pendidikan bidan sesuai dengan undang-undang sistem
pendidikan nasional yang terdiri dari pendidikan diploma atau
setara dengan D3, pendidikan sarjana atau S1, pendidikan sarjana
terapan atau D4, pendidikan profesi, dan pendidikan pasca sarjana.
STANDAR VI :
KURIKULUM
Penyelenggaraan pendidikan menggunakan
kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh lembaga
yang berwenang dan organisasi profesi serta
dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi dan mengacu pada falsafah dan misi
dari lembaga pendidikan kebidanan.

Definisi Operasional :
1. Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada kurikulum nasional
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen pendidikan nasional dan organisasi profesi serta
2. Dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan
mengacu pada falsafah dan misi dari lembaga pendidikan kebidanan.
Dalam pelaksanaan pendidikan kurikulum dikembangkan sesuai dengan
falsafah dan visi dari institusi pendidikan kebidanan.
Penjabaran:
• Pendidikan kebidanan diselenggarakan berdasarkan kurikulum
nasional yang telah ditetapkan oleh lembaga atau organisasi yang
berwenang dengan mengacu pada falsafah dan misi dari lembaga
pendidikan kebidanan. Kurikulum ini berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Semakin baik atau maju suatu ilmu dan teknologi maka semakin
baik dan maju pula kurikulum dalam pendidikan kebidanan,
sehingga secara otomatis jika kurikulumnya baik maka baik pulalah
suatu pendidikan tersebut.
STANDAR VII :
TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan dan desain kurikulum pendidikan kebidanan
mencerminkan falsafah pendidikan kebidanan dan
mempersiapkan perkembangan setiap mahasiswa
yang berpotensi khusus.
Definisi Operasional :
1. Tujuan pendidikan merupakan dasar bagi pengembangan kurikulum
pendidikan, pengalaman belajar dan evaluasi.
2. Tujuan pendidikan selaras dengan perilaku akhir yang ditetapkan.
3. Kurikulum meliputi kelompok ilmu dasar (alam, sosial, perilaku,
humaniora), ilmu biomedik, ilmu kesehatan, dan ilmu kebidanan.
4. Kurikulum mencerminkan kebutuhan pelayanan kebidanan dan
kesehatan masyarakat .
5. Kurikulum direncanakan sesuai dengan standar praktik kebidanan.
6. Kurikulum kebidanan menumbuhkan profesionalisme sikap etis,
kepemimpinan dan manajemen.
7. Isi kurikulum dikembangkan sesuai perkembangan teknologi mutakhir.
Penjabaran:
• Tujuan dari pendidikan kebidanan diharapkan mampu untuk untuk
mencerminkan pandangan atau tujuan hidup pendidikan kebidanan
dan mampu untuk mengembangkan generasi-generasi muda yang
mempunyai keterampilan khusus dibidang kesehatan guna untuk
mengembangkan diri dan mengembangkan kurikulum yang ada
STANDAR VIII :
EVALUASI PENDIDIKAN
Organisasi profesi ikut serta dalam
program evaluasi pendidikan baik
internal maupun eksternal.
Definisi Operasional :
Organisasi profesi merupakan bagian dari badan akreditasi
yang berwenang.
Dalam proses evaluasi, organisasi profesi menggunakan
institusi pelayanan atau yang terkait dengan lahan praktik
kebidanan yang telah diakui oleh pihak yang berwenang.
Penjabaran :
Sebagai seorag bidan melakukan evaluasi dengan harapan bidan
dapat mengukur tindakan antara keberhasilan dan rencana serta
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
yang bidan berikan kepada pasien, apabila tindakan yang dilakukan
mencapai tujuan perlu di pertimbangakn kemungkinan masalah baru
yang timbul akibat keberhasilan dan apabila tindakan tidak mencapai
tujuan maka langkah langkah sebelumnya perlu di lakukan
penelitian kembali. Evaluasi yang bidan lakukan juga dapat
meningkatkan kualitan kesehatan masyarakat menuju arah yang
lebih baik sehingga akan membawa kesejahteraan pada suatu daerah
tak hanya itu evaluasi juga dapat membantu bidan menampah
pemahaman masyarakat tentang kesehatan
STANDAR IX :
LULUSAN
Lulusan pendidikan bidan mengemban
tanggung jawab profesional sesuai dengan
tingkat pendidikan.
Definisi Operasional :
1. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III kebidanan,
merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.
2. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV / S1 merupakan bidan
professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di
institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai
pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.
3. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan
profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya
baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat
berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti,
pengembang dan konsultan dalam pendidikan bidan maupun
system/ketata-laksanaan pelayanan kesehatan secara universal.

4. Lulusan program kebidanan, tingkat master dan doktor melakukan


praktik kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan, konsultan
pendidikan dan ketatalaksanaan pelayanan.

5. Lulusan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan
dalam bidang kesehatan.

6. Lulusan berperan aktif dalam merancang dan menyelenggarakan


pelayanan kesehatan sebagai tanggapan terhadap perkembangan
masyarakat.
Penjabaran:
• Lulusan pendidikan bidan harus memiliki STR (Surat Tanda
Registrasi) untuk memenuhi izin praktiknya, selain itu pula bidan
dalam praktiknya tersebut harus sesuai dengan tingkat
pendidikannya dan dituntut untuk profesional dalam melaksankan
tugasnya. Lulusan bidan wajib merencanakan dan
menyelenggarakan pelayanan kepada masyakarat agar masyarakat
bisa teredukasi dan mendapat ilmu-ilmu baru yang bermanfaat.
• Semakin tinggi pendidikan seorang bidan maka bidan tersebut
memiliki tanggung jawab dan peran yang lebih besar dalam
masyarakat, tidak hanya dalam praktiknya yang memberikan
asuhan serta pelayanan pada bidang kesehatan ibu dan anak secara
langsung bidan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga
memiliki tanggung jawab sebagai peneliti, konsultan pendidikan dan
lain sebagainya.
Standar berkelanjutan bidan
terdiri atas :
• 1. Standar organisasi
• 2. Standar falsafah
• 3. Standar sumber daya pendidikan
• 4. Standar program pendidikan dan pelatihan
• 5. Standar fasilitas
• 6. Standar dokumen penyelenggarann pendidikan berkelanjutan
• 7. Standar pengendalian mutu
STANDAR I:
ORGANISASI
Peyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan
Bidan berada di bawah organisasi Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) pada tingkat Pengurus
Pusat (PP-IBI), Pengurus Daerah (PD-IBI)dan
Pengurus Cabang (PC -IBI)
Definisi Operasional :
1. Pendidikan berkelanjutan untuk bidan, terdapat dalam
organisasi profesi IBI.
2. Keberadaan pendidikan berkelanjutan bidan dalam
organisasi profesi IBI, disahkan oleh PP-IBI/PD-IBI/PC-IBI.
Penjabaran :
• Pendidikan berkelanjutan untuk bidan, terdapat dalam organisasi profesi IBI.
Jenis nya ada pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal di
rancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI
adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah menyediakan dana bagi
bidan ( di sektor pemerintah ) untuk tugas belajar ke luar negeri. IBI juga
mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri untuk
program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas di dalam negeri.
Pendidikan non formal dilaksanakan melalui program pelatihan, magang,
seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan
kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional yang di laksanakan di
berbagai provinsi. IBI telah mengembangkan suatu program mentorship dimana
bidan senior membimbing bidan junior dalam konteks profesionalisme
kebidanan. Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan
atau dirumuskan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan pendidikan
berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas bidan mengacu pada
peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi
pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik.
• Keberadaan pendidikan berkelanjutan bidan dalam organisasi profesi IBI,
disahkan oleh PP-IBI/PD-IBI/PC-IBI. Artinya pendidikan berkelanjutan bidan
bukan hal yang ilegal karena telah di sahkan secara resmi oleh PP tersebut.
STANDAR II : FALSAFAH
Pendidikan berkelanjutan untuk
bidan mempunyai falsafah yang
selaras dengan falsafah organisasi
profesi IBI yang terermin visi, misi
dan tujuan.
Definisi Operasional :
1. Bidan harus mengembangkan diri dan belajar sepanjang
hidupnya.
2. Pendidikan berkelanjutan merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan kemampuan bidan .
3. Melalui penelitian dalam Pendidikan Berkelanjutan akan
memperkaya Body of Knowledge ilmu kebidanan.
Penjabaran:
• Bidan yang berkelanjutan Pendidikan sudah mempunyai falsafah
yang selaras dengan falsafah oarganisasi profesi IBI yang
didalamnya visi, misi dan tujuan. Bidan terus meningkatkan dan
mengembangkan diri juga belajar sepanjang hidupnya berdasarkan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin meluas, dan
Pendidikan berkelanjutan ini bertujuan untuk kebutuhan dalam
pengembangan bidan, dengan penelitian dan Pendidikan
berkelanjutan akan memperkaya Body of Knowledge ilmu kebidanan
sehingga bidan lebih menguasai dengan penelitian tersebut.
STANDAR III :
SUMBER DAYA PENDIDIKAN
Pendidikan berkelanjutan untuk bidan
mempunyai sumber daya manusia, finansial
dan material untuk memperlancar proses
pendidikan berkelanjutan.

Definisi Operasional :
Memiliki sumber daya manusia yang memenuhi
kualifikasi dan mampu melaksanakan / mengelola
pendidikan berkelanjutan.
Ada sumber finansial yang menjamin
terselenggaranya program.
Penjabaran:
• Untuk memperlancar proses pendidikan berkelanjutan bidan
didukung oleh beberapa hal seperti sumber daya manusia,finansial
dan material. Dengan memiliki sumber daya manusia yang
memenuhi kualifikasi dan mampu melaksanakan juga mengelola
Pendidikan berkelanjutan. Dan juga sumber finansial yang
menjamin
STANDAR IV :
PROGRAM PENDIDIKAN dan PELATIHAN
Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki
program pendidikan dan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan dan pengembangan.

Definisi Operasional :
1. Program Pendidikan Berkelanjutan bidan
berdasarkan hasil pengkajian kelayakan.
2. Ada program yang sesuai dengan hasil pengkajian
kelayakan.
3. Program tersebut disahkan/ terakreditasi organisasi
IBI (PP/PD/PC), yang di buktikan dengan adanya
sertifikat.
Penjabaran:
• Kelanjutan Pendidikan bidan memiliki program Pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan yang
sesuai . Program Pendidikan bidan akan dilanjutkan berdasarkan
kelayakan yang sudah dikaji dan juga ada program yang sesuai
dengan kelayakan yang sudah dikaji tersebut, program program ini
juga sudah disahkan dan terakreditasi oleh organisasi IBI
(PP/PD/PC), yang telah diberikan bukti dengan bentuk sertifikat.
STANDAR V : FASILITAS
Pendidikan berkelanjutan bidan
memiliki fasilitas pembelajaran
yang sesuai dengan standar.
Definisi Operasional :
1. Tersedia fasilitas pembelajaran yang
terakreditasi
2. Tersedia fasilitas pembelajaran sesuai
perkembangan ilmu dan tehnologi.
Penjabaran:
• Pendidikan berkelanjutan bidan ini memiliki fasilitas pembelajaran
yang sesuai dengan standar sehingga tersedia fasilitas pembelajaran
yang sudah terakreditasi dan pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
STANDAR VI:
DOKUMEN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
Pendidikan berkelanjutan dan
pengembangan bidan perlu
pendokumentasian
Definisi Operasional :
Ada dokumentasi pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
Ada laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
Ada laporan evaluasi pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
Ada rencana tindak lanjut yang jelas.
Penjabaran :
Dibutuhkannya pendokumentasian yakni berupa laporan atau sejenisnya,karena diharapkan :

• Sebagai sarana komunikasi.

• Komunikasi terjadi dalam tiga arah :

• Ke bawah untuk melakukan instruksi.

• Ke atas untuk memberi laporan.

• Ke samping (Lateral) untuk memberi saran

• Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk:

• Membantu koordinasi asuhan kebidanan yang diberikan oleh tim kesehatan.

• Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota tim kesehatan atau mencegah
tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan
meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien.

• Membantu tim bidan dalam menggunakan waktu sebaik-baiknya.


• Sebagai sarana tanggung jawab dan tanggung gugat. Sebagai upaya untuk
melindungi pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diterima dan
perlindungan terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya,
maka perawat/bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan
terhadap pasien.
• Sebagai sarana informasi statistic
• Data statistik dari dokumentasi kebidanan dapat membantu merencanakan
kebutuhan di masa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.
• Sebagai sarana pendidikan
• Dokumentasi asuhan kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan
membantu para siswa kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses
belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya,
baik teori maupun praktek lapangan.

• Sebagai sumber data penelitian
• Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai
sumber data penelitian.
• Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan
• Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar,
diharapkan asuhan kebidanan yang berkualitas dapat dicapai,
karena jaminan kualitas merupakan bagian dari program
pengembangan pelayanan kesehatan.
• Sebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan berkelanjutan
• Dengan dokumentasi akan didapatkan data yang aktual dan
konsisten mencakup seluruh asuhan kebidanan yang dilakukan.
• Fungsi Dokumentasi
• Bentuk tanggung jawab profesi bidan
• Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan
diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan.
• Perlindungan hukum
• Informasi dalam dokumentasi kebidanan dapat digunakan pada saat terjadi
kasus malpraktik yang menyangkut pemberian asuhan kebidanan oleh bidan.
• Mematuhi standar pelayanan
• Sebuah institusi pelayanan kebidanan harus mematuhi standar-standar
tertentu untuk mendapatkan ijin operasional dan kualitas tertentu (akreditasi).
• Efisiensi kegiatan dan pembiayaan asuhan
STANDAR VII :
PENGENDALIAN MUTU
Pendidikan berkelanjutan bidan
melaksanakan pengendalian mutu
pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
Definisi Operasional :
1. Ada program peningkatan mutu pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
2. Ada penilaian mutu proses pendidikan, pelatihan dan
pengembangan
3. Ada penilaian mutu pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
4. Ada umpan balik tentang penilaian mutu.
Ada tindak lanjut dari penilaian mutu.
Penjabaran:
• Untuk menjadi seorang bidan yang terampil, kompeten, serta
profesional, seorang bidan memerlukan pendidikan berkelanjutan.
langkah ini diharapan dapat memberikan pendidikan yang lebih
bermutu kepada para bidan, serta dapat memberikan pelayanan
kesehatan dengan maksimal dan sesuai atau berdasarkan penelitian
terbaru yang telah teruji kebenarannya, sehingga dapat
menurunkan AKI dan AKB.
• Jika mutu pendidikan yang diterima oleh bidan baik, maka akan
meningkatkan kualitas bidan itu sendiri. Sehingga peningkatan
mutu pendidikan ini sangat penting untuk diberikan sebanding
dengan tingkat kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang
berkualias seiring dengan perkembangan ilmu pengaetahuan dan
teknologi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai