Anda di halaman 1dari 26

Zakat dan Waris

Oleh Hatib Rachmawan, S.Pd., S.Th.I.

LPSI UAD
Pengertian Zakat
 Secara bahasa zakat berasal dari kata
zaka – yazky, artinya mensucikan dan
bertambah.
 Secara istilah adalah harta yang wajib
dikeluarkan seseorang karena sudah
masuk nishab atau haul (batas minimum)
kepada orang yang berhaq menerima
zakat dengan ketentuan yang sudah
berlaku.
 Shadaqah dikeluarkan secara sukarela dan
tidak terikat hitungan-hitungan
sebagaimana zakat.

LPSI UAD
Sejarah Perintah Zakat

Perintah berzakat diwajibkan


kepada orang Yahudi dan Nasrani,
dengan ukuran dan kadar tertentu.
Zakat kemudian diwajibkan pada
zaman Nabi Muhammad.

LPSI UAD
Syarat harta yang dizakati
1. Harta itu dikuasai secara penuh dan
dimiliki secara sah.
2. Harta yang berkembang jika
difungsikan.
3. Telah mencapai nisab.
4. Telah melebihi kebutuhan pokok.
5. Telah sampai satu tahun (haul) (untuk
barang-barang tertentu).

LPSI UAD
Pembagian Zakat
 Zakat Fitrah (zakat pribadi), fungsinya untuk mensucikan jiwa.
 Zakat Mall (harta), fungsinya untuk mensucikan harta.
 Adapun bagi mereka yang mampu mengeluarkan zakat, maka
harta yang perlu dizakati adalah sebagai berikut:
1) Hewan ternak, seperti unta, sapi, kerbau, kambing, dan lain-
lain.
2) Hasil tanaman, seperti kurma, beras, gandum, jagung,
kelapa, sayur mayur, buah-buahan dan lain-lain.
3) Mas dan Perak yang tidak diperdagangkan dan yang menjadi
perhiasan.
4) Harta dagangan
5) Hasil tambang, seperti batubara, tembaga; dan harta ma'din,
seperti budidaya ikan, tambak
6) Harta rikaz, yaitu harta terpendam peninggalan orang
terdahulu.
7) Harta profesi atau gaji yang diperoleh dari pekerjaan,
misalnya pegawai negeri maupun swasta, arsitek, konsultan,
dan lain-lain.

LPSI UAD
8 Asnaf Mustahiq Zakat
1. Orang fakir
2. Orang miskin
3. Pengurus atau panitia zakat (Amil).
Hak yang diberikan untuk amil
tidak boleh berlebihan, misalnya
cukup 2,5% dari harta zakat.
4. Muallaf
5. Memerdekakan budak
6. Orang berhutang (gharim)
7. Pada jalan Allah (sabilillah)
8. Ibnu Sabil
LPSI UAD
Ukuran Zakat Penghasilan
(Profesi)
1. P – KP = > N (wajib zakat)
2. P – KP = N (wajib zakat)
3. P – KP = < N (dlu’afa menerima
zakat)

P : Pendapatan
KP : Kebutuhan pokok
Nishab : Seharga 85 gram emas

LPSI UAD
Rumus Zakat Penghasilan
(Profesi)

Z = P – KP X 2.5%

Z : Zakat
P : Pendapatan
KP : Kebutuhan Pokok
2.5% : Kadar zakat

LPSI UAD
Contoh perhitungan zakat
profesi (penghasilan)
 Gaji seorang pegawai sebuah perusahaan swasta
nasional adalah Rp. 3.500.000,- per bulan. Setelah
dipotong biaya hidup sehari-hari seperti biaya
dapur/makan, pendidikan, kesehatan, listrik,
pembayaran hutang dan kebutuhan pokok lainnya
ternyata masih tersisa Rp. 1.850.000,- Jika dikalkulasi,
dalam setahun ia mendapat Rp. 1.850.000,- x 12 = Rp.
22.200.000,-. Nishab zakat profesi adalah setara harga
85 gr emas murni 24 karat. Jika harga emas murni 24
karat per gram adalah Rp. 250.000,-, maka nishab
zakat profesi adalah Rp. 21.250.000.
 Dengan demikian, gaji pegawai tersebut sudah
mencapai nisab dan ia wajib mengeluarkan zakat
sebesar 2,5 % x Rp. 1.850.000,- = Rp. 46.250,- jika
dikeluarkan per bulan, atau 12 x 2,5 % x Rp.
1.850.000,- = Rp. 555.000,- jika dikeluarkan per tahun.

LPSI UAD
Pengertian Waris
Dalam Islam, pembagian harta waris
dijelaskan dalam ilmu Faraidl.
Lafazh al faraidl adalah jama’ dari
faraidlah, diambil dari kata fardl yang
artinya takdir (ketentuan) Allah SWT.
Fardl dalam istilah syara’ adalah
bagian yang telah ditentukan bagi ahli
waris. Oleh karena itu ilmu tentang
pembagian harta pusaka itu juga
dapat dinamakan ilmu waris atau ilmu
faraidl.

LPSI UAD
Rukun Waris
1. Mauruts, yaitu harta benda yang
ditinggalkan orang yang meninggal
dunia/mati
2. Muwarits, yaitu orang yang meninggal
dunia
3. Warits, yaitu orang yang akan mewarisi
harta peninggalan muwarits.

LPSI UAD
Warisan dikeluarkan
setelah
 Untuk membiayai ongkos pemakaman,
asal tidak berlebih-lebihan
 Membayar hutang-hutang orang yang
meninggal dunia
 Untuk membayar zakat, sekiranya harta
peninggalan itu belum dibayarkan
zakatnya
 Untuk melaksanakan wasiat, dengan
syarat tidak boleh lebih dari sepertiga
harta, kecuali ahli waris merelakannya

LPSI UAD
Yang menyebabkan terjadinya
hak waris itu ada tiga:
Adanya hubunga kerabat atau
keturunan, seperti: anak, Ibu, Bapak
dan lain-lain
Adanya hubunga perkawinan, yakni
suami atau istri dari pewaris
Hubunga Islam, yang dimaksud
Baitul mal (Perbendaraan Negara)
yang menampung harta warisan jika
ternyata tidak punya ahli waris.

LPSI UAD
Yang membatalkan terjadinya
hak waris itu ada tiga:
Perbudakan
Pembunuhan
Berlainan agama

LPSI UAD
Ahli Waris dari Kalangan Laki-
Laki
Ahli waris dari golongan pria:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah
3. Bapak
4. Kakek
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
10. Saudara laki-laki bapak yang sekandung
11. Saudara laki-laki bapak yang seayah
12. Anak laki-laki dari saudara laki-laki bapak yang
sekandung
13. Anak laki-laki dari saudara laki-laki bapak yang seayah
14. Suami

LPSI UAD
Ahli Waris dari Kalangan
Perempuan
1. Anak perempuan
2. Anak perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Ibunya bapak
5. Ibunya ibu dan seterusnya
6. Saudara perempuan sekandung
7. Saudara perempuan yang sebapak
8. Saudara perempuan yang seibu
9. Istri

LPSI UAD
Pedoman Pembagian
1. Jika semua ahli waris tersebut semuanya
ada, baik laki-laki maupun perempuan,
maka yang mendapat bagian hanyalah: 1).
Suami atau istri, 2). Ibu, 3). Bapak, 4). Anak
laki-laki, dan 5). Anak perempuan.
2. Jika yang ada adalah ahli waris laki-laki
semuanya yang tersebut di atas, maka yang
akan mendapat bagian hanyalah: 1). Anak
laki-laki, 2). Suami, 3). Bapak.
3. Apabila ahli waris tersebut semuanya
perempuan, maka yang akan menerima
bagian hanyalah: 1). Istri, 2) Anak
perempuan, 3) Cucu perempuan dari anak
laki-laki, 4). Saudara perempuan sekandung.

LPSI UAD
Ahli waris itu dilihat dari segi
hak atau bagian dari harta
waris
1. Ahli waris Dzawil furudl, ialah ahli waris
yang mendapatkan bagian yang tertentu
2. Ahli waris ashabah, ialah ahli waris yang
tidak mendapat bagian yang tertentu
3. Dzul al-arham, yakni ahli waris yang
tidak tersebut dalam kedua macam
tersebut, karena pertalian darahnya
telah jauh

LPSI UAD
Ahli waris ashabah itu ada
tiga macam:
1. Ashabah Binafsihi, yakni menjadi ashabah
dengan sendirinya tanpa disebabkan oleh
waris yang lain. Mereka itu ialah: 1). Anak
laki-laki, 2). Cucu laki-laki, 3). Bapak, 4).
Kakek, 5). Saudara laki-laki sekandung, 6).
Saudara laki-laki sebapak, 7). Anak
Saudara laki-laki sekandung, 8). Anak
Saudara laki-laki paman sekandung, 9).
Paman (saudara laki bapak) sekandung,
10). Paman (saudara laki-laki bapak
sebapak), 11). Anak laki-laki paman
sekandung, 12). Anak laki-laki paman
sebapak.

LPSI UAD
2. Ashabah Bi al-Ghair, menjadi
ashabah karena (dengan) waris yang
lain. Mereka itu ialah: 1). Anak
perempuan yang ditarik ashabah
oleh anak laki-laki, 2). Cucu
perempuan yang ditarik menjadi
ashabah oleh cucu laki-laki, 3).
Saudara perempuan sekandung
yang ditarik menjagi ashabah oleh
saudara laki-laki sekandung, 4).
Saudara perempuan sebapak yang
ditarik menjadi ashabah oleh
saudara laki-laki sebapak.

LPSI UAD
3. Ashabah Ma’al Ghair, menjadi ashabah
bersama-sama waris lain. Mereka
ialah: 1). Saudara perempuan
sekandung (seorang atau lebih)
bersama-sama anak perempuan
(seorang atau lebih) atau bersama-
sama cucu dari perempuan (seorang
atau lebih), 2). Saudara perempuan
sebapak, jika bersama-sama anak
perempuan atau bersama-sama cucu
perempuan

LPSI UAD
Hijab dan Mahjub
 Hijabartinya halangan yang merintangi
untuk mendapatkan warisan bagi
sebagian ahli waris, karena ada ahli
waris lain yang lebih dekat hubunganya
dengan yang meninggal dunia.
Sedangkan ahli waris yang terhalang
tersebut dinamakan mahjub. Hijab itu
ada dua macam.

LPSI UAD
Pembagian Hijab
 Hijab Nuqhsan, yaitu mengurangi bagian
ahli waris, karena ada ahli waris lain yang
bersama-sama, seperti bagian suami ½ jika
istri yang meninggal tidak meninggalkan
anak, akan tetapi jika ada anak bagiannya
menjadi berkurang yakni ¼ bagian.
 Hijab Hirman, yakni dinding yang
menghalangi untuk mendapatkan warisan.
Misalnya kakek terhalang oleh bapak, cucu
laki-laki terhalang oleh anak laki-laki.
 Adapun ahli waris yang terhalang oleh
sebagian ahli waris lain yang lebih dekat
ialah:

LPSI UAD
Langkah Menghitung
Waris
1. Sebelum pembagian harta warisan
dilakukan terlebih dahulu harus
diselidiki: siapa sajakah ahli warisnya?
2. Siapa di antara mereka yang terhalang
oleh ahli waris lain?
3. Kemudian siapakah di antara mereka
yang mendapatkan bagian yang
tertentu (Dzawil Furudl), ada beberapa
bagian masing-masing?
4. Selanjutnya siapa yang termasuk ahli
waris yang menerima sisa harta
(ashabah)? Barulah kemudian
diperhitungkan dengan yang seteliti-
telitinya.
LPSI UAD
 Perlu diingat ketentuan bagian
tertentu dari ahli waris itu ada 6
macam: 1/2, 1/3, 1/4, 1/8, 2/3, dan 1/6.
Bilangan tersebut adalah bilangan
pecahan, karena itu jika misalnya ada
ahli waris yang mendapatkan 1/2
sedang yang lain 1/3, maka pertama-
tama haruslah dicari KPTnya (Kelipatan
Persekutuan yang Terkecil) dari kedua
bilangan itu yakni 6. Dalam ilmu faraidl
(KPT) itu dinamakan asal masalah
yang hanya terbatas kepada 7 macam
yakni masalah 2, 3, 4, 5, 8, 12 dan 24.

LPSI UAD
Contoh Soal
1. Seorang meninggal , ahli warisnya 1
(satu) anak perempuan, suami dan
bapak. Sedang harta peninggalannya
sebesar Rp. 2.000.000. berapa bagian
masing-masing?
2. Seorang meninggal, ahli warisnya suami
dan dua orang saudara perempuan.
Harta peninggalannya sebanya 7 juta
rupiah. Berapa bagian masing-masing?
3. Seorang meninggal duni ahli warisnya
terdiri dari anak perempuan dan ibu.
Harta peninggalannya Rp. 4.000.000.
berapa bagian masing-masing?

LPSI UAD

Anda mungkin juga menyukai