Anda di halaman 1dari 82

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

( AGRICULTURAL PRODUCTION ECONOMICS)

Oleh :
DEDI DARUSMAN.,IR.MSc.

PRORGAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS SILIWANGI
JANUARI - 2018
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. WHAT IS AGRICULTURAL ECONOMICS ?
•Economics is the study of how resources are used to satisfy the needs and desires of people.

Types of Ecocomics
(klasiffikasi ilmu ekonomi)
Economics

Micro Economics Macro Economics


 
 

Statics Dynamics Statics Dynamics


 
 
 

 
Uncertainty Trend Uncertainty Uncertainty Trend uncertainty
 
2
• Agricultural economics is applies the techniques and principles of
economics to agricultural problem.
• Dalam mempelajari ilmu ekonomi produksi pertanian
(Agricultural production economics) menyangkut 2 hal :
1.Analysis of manner and mechanism through wich individual
farms adjust to changing economic forces.
2. Economics theory as it relates to the production of agricultural
commodities.

1.2.Tujuan pengembangan ilmu ekonomi produksi pertanian


paling tidak ada 5 sasaran tujuan yaitu :
1. Assist farm manajer in determining the best use of resources,
given the changing needs, values and goals of society.
2. Assist policy makers in determining the consequences of alternatif
public policies on output, profits and resources on farm.
3
3. Evaluate the use of theory of the firm for improving farm
management and understanding the behavior of the farm as a
profit maximizing entity.
4. Evaluate the effects of technical and institutional changes in
agricultural production and resource use.
5. Determine individual farm and aggregated regional farm
adjusment in output suplly and resource use to changes in
economic variables in the ecocomy.
1.3. Unsur – Unsur Pokok
Teori yang banyak digunakan adalah teori keseimbangan
(equilibrium theory) dan teori efisiensi (eficiency implications)
Disamping komponen-komponen tersebut, dalam analisa-
analisa produksi pertanian juga dibutuhkan ‘’alat bantu’’ yang
berasal dari disiplin ilmu lain , misalnya matetatika, satatistik,
programasi dan operasional riset.
4
Unsur-unsur pada komponen produksi :
• Pertama, sumberdaya : - Natural resources
- Human resources
• Kedua, Input /korbanan/faktor produksi; a.l : pupuk, bibit, tenaga
kerja, dll.
• Ketiga, output /hasil produksi
• Produksi berasal dari kata production
a. merubah bentuk
b. merubah nilai.
1.4. Ruang Lingkup
Dimanakah ruang lingkup ekonomi produksi pertanian ?? Apakah
hanya meliputi usatani individu, suatu wilayah, jaringan pemasaran
domestik atau seluruh wilayah nasional ??
Jawabannya adalah semua hal di atas termasuk dalam ruang
lingkup ekonomi produksi.
5
 Namun demikian dari sekian banyak hal-hal dan masalah dalam
ruang lingkup akonomi pertanian, untuk kepentingan analisa atau
riset, dapatlah dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Kelompok mikro preskriptif, yaitu segala masalah dan aspek
kebijakan ( policy) dari alokasi sumberdaya usahatani individu. Pada
umumnya kelompok ini menggunakan teori – teori statis.
2. Kelompok mikro positif, meliputi segala masalah dan aspek dari
tingkah laku dari suatu usahatani individu. Termasuk dalam
kelompok ini penggunaan dari teori fungsi produksi dan teori
pengambilan keputusan (decision making).
3. Kelompok makro preskiptif, meliputi kebijakan pada kumpulan-
kumpulan usahatani (agregat produksi suatu wilayah). Termasuk
disini optimisasi perencanaan model, alternatif produksi dari model
programasi, pendapatan nasional, dan surplus produsen atau
konsumen.
4. Kelompok Makro Positif, disini menyangkut tingkah laku dan aspek
produksi suatu wilayah (kumpulan-kumpulan usahatani). Termasuk
disini persoalan penentuan kebijakan harga dan analisa input-output
6
1.5. Sekilas Riwayat Perkembangan Ekonomi Produksi
Pertanian
 Pengembangan ekonmi produksi pertanian menjadi ilmu sendiri
(terlepas dari ilmu ekonomi pertanian) dimulai kira-kira seratus
yahun yang lalu.
 Pada tahun 1890-an, teori produktivitas marjinal (marginal
producticity theory) berkembang di Eropa, a.l:
- Di inggris oleh Marshall dan Wicksteed
- Di Italia oleh Barone
- Di Swedia oleh Wicksell
- Di Amerika Serikat oleh Clark
 Walaupun teori produktivitas marjinal ini pada awalnya
ditujukann hanya pada teori distribusi, tetapi perkembangan
selanjuntnya menuju pada teori usaha tani dan efisiensi
produksi.
7
 Tahun 1905, H.C. Taylor mulai mencoba menerapkan teori ekonomi dalam
mempelajari persoalan-persoalan dalam bidang pertanian.
 Pada saat yang sama, beberapa ahli yang terlatih dalam ilmu-ilmu dasar
( natural sciences ) seperti : Spillman, hayes, Boss dan Warren , mulai
menganalisa usahatani sebagai usaha individu.
 Setelah PD I, digunakan teori Marshall dari perusahaan untuk pengolahan
data biaya produksi.
 Pada tahun 1926 John.D.Black mengeluarkan buku ‘’ Introduction To
Production Economics’’ dan mulai memperkenalkan bahwa ekonomi
produksi merupakan integrasi bidang-bidang analisa industri, usaha tani dan
sistem ekonomi.
 Setelah PD II, Earl.O. Heady, memperbaiki dan memperluas teori ‘’ Value
and Capital’’ karya Hicks, sekaligus mengembangkan teori statistika pada
teori pengambilan keputusan ( decision making).
 Pada thun 1940-an , T.W. Schultz, mulai mengembangkan teori efisiensi
produksi dan teori distribusi pendapatan (income distribution).
 Baru pada tahun 1950-an dihunakan metode programasi l linier dan non-
linier dari bidang riset operasional pada ekonomi produksi.

8
BAB. II. PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
( PRODUCTION AND COST OF PRODUCTION)

Bab ini akan menjelaskan dasar-dasar hubungan input-output dan biaya produksi. Hal
ini sangat penting untuk mengerti alokasi sumberdaya dalam proses produksi.

Proses produksi pertanian merupakan sesuatu yang kompleks/rumit dengan
perubahan teknologi baru yang terus berkembang.

Penelitian-penelitian di bidang pertanian, tidak hanya membrikan kontribusi terhadap
pengembangan varietas baru, benih dan kualitas input/faktor produksi, tetapi juga
pengaruh penggunaan dan kombinasi faktor produksi dalam proses produksi.

2.1. Konsep Fungsi Produksi



Pada bab ini dijelaskan hubungan input-output dan biaya produksi yang penting untuk
dipahami dalam masalah alokasi sumberdaya dalam usahatani.

Fungsi produksi menggambarkan bagaimana hubungan antara input ditransformasi
menjadi hasil produksi/outputdalam proses produksi.

Berbagai kemungkinan bentuk hubungan input-output di dalam pertanian/usahatani,
karena hal ini tergantung pada : jenis tanah, teknologi, jumlah curah hujan, dll.

Fungsi produksi dapat digambarkan dalam berbagai bentuk fungsi yang akan
menggambarkan hubungan teknis antara input dengan output

9
 Secara umum fungsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = f ( X1, X2, X3 ........ Xn-1 / XN), dimana :
Y = output/ hasil produksi,
X1.... Xn = input/faktor produksi variabel
XN = input/ faktor produksi tetap
X : Misalnya : pupuk, tenaga kerja, pestisida, dll.

 Proses produksi pertanian menggunakan beberapa faktor


produksi dalam proses produksi usahatani.
Maka fungsi produksi dapat ditulias sebagai berikut :
Y = f ( X1/ X2, X3 ........ Xn), dimana :
Y = output/ hasil produksi,
X1 = input/faktor produksi variabel
X2.....Xn = input / faktor produksi variabel
dianggap konstan
10
 Fungsi produksi dapat diformulasikan secara aljabar dalam berbagai
bentuk. Tetapi tidak ada satu bentukpun yang dapat dipakai untuk
mencirikan produksi bidang pertanian dalam berbagai macam kondisi.
 Untuk mengetahui apakah fungsi produksi sesuai dengan sfat-sifat
perilaku proses produksi yang diteliti, maka kita pakai landasan sbb :
o Menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu.
o Mencocockan sifat-sifat fungsi aljabar dengan sifat-sifat tingkah laku
variabel dan proses produksi yang bersangkutan.
 Setiap fungsi aljabar akan memerlukan asumsi-asumsi tertentu dalam
hubungannya dengan spesifikasi yang di tunjukkannya.
 Denagn demikian dalam memilih fungsi produksi sebaiknya dengan
pertimbangkan :
o Fungsi tersebut sudah sigunakan secara umum dan luas pada
penelitian-penelitian produksi sebelumnya.
o Dipilih yang mempunyai implikasi logis sehingga sesuai dengan
kebutuhan.

11
• Untuk memahami konsep fungsi produksi lebih baik dengan
contoh dengan menggunakan angka empiris, seperti contoh di
bawah ini.
• Respon penggunaan pupuk terhadap hasil produksi jagung

No. Tingkat Penggunaan Pupuk Hasil Produksi Jagung


1. 0 0
2. 1 44.9
3. 2 83.6
4. 3 110.1
5. 4 127.3
6. 5 136.9
7. 6 139.9
8. 7 137.1
9. 8 129.2

12
Y
PT
I II III

PR

PM
Kurva Produksi 13
• Produk Total (PT) / Total Product adalah seluruh hasil
produksi. Y
• Produk Marjinal (MP) / Marginal Product is perubahan produk total
sebagai akibat penambahan satu unit input . PM = Y / X
• Produk Rata-Rata (PR)/ Average Product is kemampuan satu unit input
dalam menghasilkan hasil produksi. PR = Y/X
Percent change in output
• Elastisitas produksi (Ep) =
Percent change in input
 Yang dimaksud elastisitas produksi adalah suatu nilai yang
menggambarkan perubahan dari produk (output) yang disebabkan oleh
adanya perubahan dari faktor input.
Y/ X Y X
Ep = = x
Y/X Y X
Y X Produk Marjinal ( PM)
= x =
X Y Produk Rata-Rata ( PR )
14
 Jika produk marjinal > produk rata-rata , maka Ep > 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output lebih besar dari pada persentase
kenaikan input.
 Jika produk marjinal < produk rata-rata , maka Ep < 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output lebih kecil dari pada persentase kenaikan
input.
 Jika produk marjinal = produk rata-rata , maka Ep = 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output sama dengan persentase kenaikan input.

PT

Ep >1 1>Ep>0 Ep < 0

PR
Ep=1 PM

15
 Contoh : Dari hasil penelitian pada usahatani kentang diperoleh hubungan teknis
antara penggunaan pupuk daun dengan hasil kentang sebagai berikut : Y = X+ 4 X 2
– 0,2 X3
Ditanyakan :
a. Fungsi dari PM dan PR
b. Penggunaan pupuk daun saat PM maksimum
c. Penggunaan pupuk daun saat PR maksimum
d. Berapa nilai elastisitas saat penggunaan pupuk daun sebanyak 10 satuan.
e. Gambarkan kurva produksi di atas

2.2. Contoh Beberapa Fungsi Produksi


 Untuk selanjutnya kita akan bicarakan fungsi-fungsi produksi dimana
faktor-faktor produksi telah ditentukan terlebih dahulu (deterministik).

2.2.1. Fungsi COBB-DOUGLAS


 Fungsi ini merupakan suatu fungsi produksi yang paling umum dipakai
dalam analisis produksi bidang pertanian, dan dikenal dengan nama
“ Power Function”.
16
 Bentuk umum dari Fungsi Produksi Cobb-D ouglas adalah Sbb :
b
Y= A X

Dimana : Y = Output
X = Faktor Produksi
b = Rasio transformasi dari X, dan juga sebagai koefisien elastisitas
produksi.
A = Konstanta, yang juga menujukkan koefisien perubahan
teknologi (technologigcal chane)
 Pada fungsi produksi ini, nilai produk marjinalnya bisa konstan, bertambah
atau berkurang. Hal ini dapat dilihat dalam perhitungan sebagai berikut :

dY b-1
------ = b A X
dX b
dY bA X
----- = ----------
dX X

17
 Produk marjinal ini dapat dibedakan menjadi :
a. Jika b = 1, maka produk marjinal (dan juga produk rata-ratanya) akan tetap
pada level A. Keadaan ini disebut dengan “constant returns to scale”.
b. Jika b >1, maka produk marjinal akan bertambah selama faktor
produksi naik sesuai dengan besarnya nilai b. Keadaan ini disebut
dengan “increasing returns to scale”.
c. Jika b <1, maka produk marjinal akan berkurang walaupun faktor
produksi naik, dimana pengurangan akan sesuai dengan besarnya nilai
b. Keadaan ini disebut dengan “Decreasing returns to scale”.
 Untuk memudahkan dalam proses perhitungan koefisien-koefisien dan
konstanta dari fungsi produksi ini, maka semua data dari faktor produksi
maupun output ditransformasi ke dalam bentuk logaritma, s.b.b :
b
Log Y = Log ( A X )
Log Y = Log A + b Log X

Jika fungsi Cobb Douglas ini mempunyai faktor produksi lebih dari satu, maka
bentuk fungsi tersebut adalah s.b.b :
b1 b2 b3 bn
Y = A X X X .......X
1 2 3 n 18
2.2.2. Fungsi Spillman
 Fungsi ini termasuk dalam fungsi eksponen dengan bentuk umum sebagai
berikut :
x
Y = M–AR
Dimana :
Y = Total output
M = Maksimal total output yang mungkin dapat dicapai dengan penggunaan
input.
A = Penambahan total yang dapat dicapai dengan penambahan X.
R = Konstanta yang menunjukka rasio penambahan bertingkat dari produk
total sebelumnya. R ini juga menunjukkan koefisien produk marjinal
dari level input Xi terhadap level input sebelumnya (X i -1).
 Ada keistimewaan dari fungsi Spillman ini adalah bahwa produk marjinal dari
input ke-i mempunyai hubungan tertentu dengan produk marjinal dari input
sebelumnya ( yaitu input ke i-1). Sebagai penghubungnya adalah koefisien ‘’R’’.

d Yi dY i-1
........ = R --------
dXi d X i -1
19
2.2.3. Fungsi Kuadratik
 Fungsi ini banyak digunakan dalam analisis dan bentuk umumnya sebagai
berikut :
2
Y = a+bX-cX

Dimana : Y = output
X = faktor input
a, b, c = konstanta
2
 Jika kita menjumpai ada tanda negatif ( _ ) di depan c X , hal ini berarti hasil
marjinal yang berkurang ( diminishing marginal return).
 Produk marjinal pada fungsi kuadratik ini dapat dihitung dengan :

dY
------ = b – 2 c X
dX

 Kurva produk marjinal disini berbentuk linier, sedangkan kurva produk


totalnya berbentuk simetris.
20
2.2. Biaya Produksi (Cost of Production)
 Cost are the expenses incurried in organizing and carrying out the production
process. Jadi biaya produksi yaitu menyangkut seluruh pengeluaran oleh
produsen untuk memperoleh dan memakai faktor-faktor produksi.
 Secara umum biaya produksi dapat digolongkan ke dalam dua klasifikasi
biaya yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel ( variable cost).
 Dilihat dari waktu, maka untuk jangka pendek (Short run) maka biaya dibagi
dalam biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (Fixed cost). Sedangkan
untuk jangka panjang ( long run) seluruh biaya dikatagorikan biaya variabel.
Untuk jangka waktu sangat pendek (very short run) semua biaya
dikatagorikan sebagai biaya tetap.
 Biaya tetap (Fixed cost) tidak berhubungan langsung dengan besar kecilnya
jumlah output. Jadi tetap selama proses produksi berjalan. Contoh biaya
penggunaan listrik, nilai penyusutan gedung atau alat-alata usahatani,dll.
 Sedangkan biaya variabel ( Variable Cost ) besar kecilnya ditentukan oleh
besar kecilnya output yang dihasilkan. Biaya variabel ini sangat berhubungan
erat dengan tingkat penggunaan input variabel. Input ini habis terpakai
dalam satu kali proses produksi. Contoh ; pupuk, obat-obatan dll.

21
• Contoh perhitungan biaya variabel (Variable Cost), biaya
marjinal (marginal Cost / MC),biaya total ( Total Cost/ TC), dan
juga biaya rata-rata dari biaya variabel, biaya tetap dan baiaya
total. Hx =100.
Input Output Total Total Total Average Average Averag Marginal
Fixed Variable Cost Fixed Variable e Total Cost
Cost cost Cost Cost Cost
(X) (Y) (TFC) (TVC) (TC) (AFC) (AVC) (ATC) (MC)

0 0,0 1 000 0 1 000 -- -- -- --


2 3,7 1 000 200 1 200 270.3 54.1 324.4 54.1
4 13,9 1 000 400 1 400 71.9 28.8 100.7 19.6
6 28.8 1 000 600 1 600 34.7 20.8 55.5 13.4
8 46,9 1 000 800 1 800 21.3 17.1 38.4 11.0
10 66,7 1 000 1 000 2 000 15.0 15.0 30.0 10.0
12 86,4 1 000 1 200 2 200 11.6 13.9 25.5 10.1
14 104,5 1 000 1 400 2 400 9.6 13.4 23.0 11.0
16 119,5 1 000 1 600 2 600 8.4 13.3 21.7 13.3
18 129,6 1 000 1 800 2 800 7.7 13.9 21.6 19.8
20 133,3 1 000 2 000 3 000 7.5 15.0 22.5 54.1

22
 Biaya rata-rata diperoleh dengan membegi biaya masing-masing dengan jumlah
ouput yang dihasilkan.
 AVC akan berubah-ubah tergantung pada jumlah produksi, sehingga bentuk
kurvanya juga akan berubah mengikuti variasi jumalah output yang dihasilkan.
Tingginya kurva AVC tergantung kepada unit biaya dari input variabel.
 TVC = Px . X
 T C = TFC + TVC = TFC + Px .X
 MC = TC/ Y
TVC Px . X X Px
 AVC = --------- = ----------- = Px ----- = -------
Y Y Y PR

Contoh : Dari hasil analisis suatu usahatani jagung diperoleh fungsi biaya total
TC = 115 + 3 Y – 0,2 Y2 + 0,01 Y3

Ditanyakan : a. Biaya Tetap


b. Output saat MC minimum
c. Output saat AVC minimum
23
BAB III. ALOKASI PENGGUNAAN INPUT TUNGGAL
o Dalam kenyataan, tidak ada proses produksi yang menggunakan satu input.
Namun dalam bab ini kita mengasumsikan bahwa input lain konstan, dan
hanya satu input variabel yang dipakai dalam proses produksi.
o Penyederhanaan semacam ini lazim dipakai untuk memudahkan dalam
menjelaskan hubungan input-output.
3.1. Efisiensi dan Kriteria Ekonomi
o Masalah-masalah yang berkaitan dengan alokasi satu input variabel acapkali
dirumuskan sebagai suatu hubungan input dengan output.
o Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah penggunaan input dalam proses
produksi yang dijalankan.
o Hal ini sangat berguna untuk menjawab pertanyaan: berapa pupuk yang
digunakan per hektar, atau berapa ayam yang harus dipelihara dalam satu
kandang, atau berapa liter obat-obatan yang harus disemprotkan pada
tanaman dalam satu hektar , dll.
o Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat tergantung kepada
tujuan yang ingin dicapai oleh seorang manajer atau pengambil keputusan.
o Dalam terminologi ekonomi , tujuan tersebut disebut dengan fungsi tujuan
(Objective function).
24
o Tujuan yang ingin dicapai seorang manajer adalah tercapainya proses
produksi pada tingkat efisiensi ekonomis, yang bisa di dekati dengan ukuran
keuntungan maksimum.
o Efisiensi ekonomis diartikan sebagai kombinasi input yang dapat
memaksimumkan tujuan seorang individu atau tujuan sosial masyarakat.
o Untuk mencapai efisiensi ekonomis harus memenuhi dua kondisi yaitu syarat
keharusan ( necessary condition ) dan syarat kecukupan ( sufficient
condition).
o Syarat keharusan akan terpenuhi dalam proses produksi apabila :
a. Tidak ada kemungkinan lagi untuk memproduksi sejumlah produk yang
sama dengan jumlah input yang lebih kecil.
b. Tidak ada lagi kemungkinan untuk menghasilkan jumlah produk yang
lebih
banyak dengan jumlah input yang sama.
o Dalam analisis fungsi produksi, kondisi syarat ini dipenuhi oleh tahap II dalam
kurva produksi, yaitu pada saat elastisitas produksi sama dengan atau lebih
besar nol, dan sama dengan atua lebih kecil dari satu, atau 0 ≤ Ep ≤ 1.
o Kondisi syarat ini hanya dikaitkan dengan hubungan fisik. Kondisi ini berlaku
umum karena dapat diterapkan dalam setiap sistem perekonomian .
25
o Cukup rasional karena para manajer yang punya target memaksimumkan
o Sufficient condition atau syarat kecukupan meliputi nilai-nilai dan tujuan
individu serta masyarakat, dan bersifat subjektif sehingga tergantung tujuan
masing-masing manajer.
o Dalam teori abstraksi, syarat kecukupan ( sufficient condition) seringkali
dikaitkan dengan indikator pilihan ( choice indicator). Indikator pilihan ini
membantu para manajer untuk menentukan prnggunaan input yang yang
sesuai dengan tujuan.
o Choice indicator yang biasa digunakan meliputi nilai harga input dan harga
output.

o Konsep Maksimisasi Keuntungan ( Profit Maximization), ada tiga hal yang


perlu diperhatikan , yaitu :
a. Keuntungan maksimum merupakan tujuan utama dalam suatu usahatani.
b. Permasalahan utama adalah bagaimana menentukan titik yang paling
menguntungkan perusahaan dalam jangka pendek.
c. Jumlah input variabel yang optimum, adalah jumlah input yang dapat
memaksimumkan keuntungan dalam suatu proses produksi yang
dijalankan.
26
Menentukan optimum dengan memakai Nilai Total Produk (TVP)

Input Output T0tal Cost Total Value Product Profit

X Y TC = FC + VC TVP = Py . Y TVP – TC
0 0 1 000 0 - 1 000
1 4,9 1 100 98 - - 1 002
2 13,2 1 200 264 - - 936
3 24,3 1 300 486 - - 814
4 37,6 1 400 752 - - 648
5 52,5 1 500 1 050 - - 450
6 68,4 1 600 1 368 - - 232
7 84,7 1 700 1 694 - -6
8 100,8 1 800 2 016 216
9 116,1 1 900 2 322 432
10 130,0 2 000 2 600 600
11 141,9 2 100 1 838 738
12 151,2 2 200 3 024 824
13 157,3 2 300 3 146 846
14 159,6 2 400 3 192 792
15 157,5 2 500 3 144 644
16 150,4 2 600 3 008 408

Catatan : Px = 100; Py = 20 dan TFC = 1 000


27
• Profit = TVP – TC = TVP – TVC – TFC = Py.Y – Px.X – TFC
= Py. f (X) – Px X – TFC

Keuntungan maksimum :

d Profit = Py dY - Px = 0
-------- ---
dX dX
= Py . MP – Px = 0
Py. MP = Px
NPM = Px NPM = Nilai Produk Marginal
Jadi keuntungan maksimum penggunaan input X tercapai saat :
NPMx
---------- = 1 Pemakaian input X
Px sudah efisien
28
3.2 Menentukan Jumlah Output Optimum
o Output optimum dapat kita tentukan atau hitung dengan menggunakan data
penerimaan total (TR)dan biaya total (TC).

o Keuntungan = TR – TC = Py. Y – Px.X – TFC = Py.Y – Px. f-1 (Y) – TFC


d keuntungan dX
----------------- = Py – Px ----- = 0
dY dY

dX/dY adalah turunan pertama dari fungsi terbalik terhadap Y., maka

dX 1 1 d keuntungan Px
---- = --------- = ------- , maka : ------------------ = Py - ------ = 0
dY dY/dX MP dY MP

Maka : Py – MC = 0 atau Py = MC . Secara umum turunan persamaan keuntungan


terhadap
Y adalah : d keuntungan d TR d TC d TR d TC
----------------- = ----- - ------ = 0 atau ------- = ------- atau MR = MC
dY dY dY d Y dY
29
Contoh soal : Dari hasil analisis suatu usahatani diperoleh
fungsi produksi sebagai berikut :
Y = 3X + 2x2 – 0,1 X3 Px = Rp 100,- dan Py = Rp 20,-
Ditanyakan : Berapa penggunaan faktor produksi saat dicapai
titik optimum ?

3.3. Perbandingan Kriteria Input dan Output

• Seluruh metode penentuan tingkat output maupun input yang


paling menguntungkan dapat dibandingkan.
Y
Py . PM = Px atau Py . ------- = Px atau Py. . Y = Px . X
X
Dimana Py . Y adalah tambahan penerimaan akibat kenaikan
Y, sedangkan Px. X adalah tambahan biaya yang harus
dikeluarkan sebagai akibat kenaikan input yang digunakan.
30
 Perusahaan dalam kondisi keseimbangan jika beroperasi saat
dicapai MC = MR. Jika terdapat input tetap dan perusahaan
beroperasi dalam jangka pendek, maka kondisi ini disebut
keseimbangan jangka pendek.
 Dalam jangka panjang , perusahaan mengubah input tetap
menjadi input variabel, sehingga harus tercipta keseimbangan
jangka panjang dengan menggunakan input sedemikian rupa
sehingga MC = MR
Sebuah contoh terapan: Dari hasil analisis penggunaan pupuk
terhadap hasil jagung menghasilkan fungsi produksi taksiran
sebagai sebagai berikut :

Y = 65,54 + 1, 084 X – 0,003 X2

Ditanyakan penggunaan pupuk saat tercapai keuntungan


maksimum
31
Dari fungsi di atas, kita buat taksiran hasil jagung pada
berbagai tingkat penggunaan pupuk. ( Harga Jagung Rp.
2750,- dan harga pupuk Rp. 200,-)
Penggunaan Taksiran hasil Tambahan Nilai Produk Keuntungan
Pupuk (X) produksi (Y) hasil (PM) marjinal kumulatif
(NPM)
0 65,54 19,81 5448 5448
20 85,35 17,70 4867 9515
40 103,05 15,31 4210 13325
60 118,36 12,90 3547 16472
80 131,26 10,50 2887 18959
100 141,76 8,10 2227 20786
120 149,86 5,70 1567 21953
140 155,56 3,31 910 22463
160 158,87 0,90 247 22310
180 159,77

32
3.4. Produksi Dengan Penggunaan Input Variabel Jamak.
 Dalam konsep sebelumnya, kita pahami konsep produksi dengan
menggunakan 1 (satu) variabel input dan penggunaan hukum
kenaikkan hasil yang semakin berkurang.
 Proses produksi yang lebih komplek bisa dipahami dengan
pemahaman proses produksi 2 (dua) faktor produksi yang
variabel.
 Dengan demikian dalam penggunaan 2 input variabel, maka
berbagai kemungkinan kombinasi input atau kemungkinan
penggantian (substitusi) busa terjadi.
 Penggantian (substitusi) sebagai gambaran hubungan antar
input variabel, akan menambah dimensi ekstra dalam
pengambilan keputusan. Hal ini karena harus memilih kombinasi
penggunaan input yang tepat, agar proses produksi dalam posisi
keuntungan maksimum. (contoh Tabel Berikut)

33
Hubungan antara Jumlah Hasil Produksi Jagung dengan Dua Input Variabel
(Jumlah Pupuk dan Jumlah tanaman per Hektar)
Jumlah Jumlah tanaman per hektar
pupuk yang 9.000 12.000 15.000 18.000 21.000
dipakai

0 50 54 53 48 39
50 78 85 88 87 81
100 94 105 111 114 112
150 97 112 122 128 130
200 88 107 121 130 135

Tabel di atas menggambarkan berbagai tingkat outputnyang dihasilkan oleh


kombinasi dua input ( pupuk dan jumlah tanaman).

3.5. Bidang Produksi dan Isoquant


Fungsi produksi dengan dua input variabel , secara konsep tidak jauh berebeda
dengan yang hanya memakai satu input variabel. Kombinasi dua input variabel
yang digunakan dalam proses produksi dapat diformulasikan sbb:
Y = f (X1,X2)
34
Isoquant
Adalah kurva yang menggambarkan suatu tingkat output
tertentu yang dihasilkan oleh seluruh kombinasi penggunaan
input X1 dan X2. Disebut juga kurva kesamaan produksi/kurva
isoproduk/equal product curve.
X1
Isoquant ke 1, Misal Y = 200
C
A
D
B
Isoquant ke 2, Misal Y = 300
0 X2

Peta Kurva Isoquant dengan tingkat Ouput 200 dan 300


35
Contoh : Y = 18 X1 – X21 + 14 X2 – X22,
Ditanyakan : tingkat penggunaan X1 dan X2 saat dicapai output mencapai
maksimum.

3.6. Tingkat Substitusi Input Marjinal (MRTS)


 Tingkat Substitusi Input Marjinal (MRTS) merupakan aspek penting dalam
hubungan antar input. MRTS ini dicerminkan oleh tingkat kemiringan dari
kurva isoquant.
 Contoh untuk melihat tingkat MRTS X2, X1 (dalam hal ini X2 akan mengganti
input x1) , maka :
MRTS X2, X1 = X1 / X2
Contoh : Perhitungan MRTS X2,X1
Misal Tingkat output = 200
Unit Unit X2 X1 MRTS untuk X2
X2 X1 terhadap X1
2 9,0 1 -3,0 3,0
3 6,0 1 -1,0 -1,0
4 5,0 1 -0,6 -0,6
5 4,4 1 -0,3 -0,3
6 4,1 1 -0,1 -0,1
7 4,0 1 0,1 0,1
8 4,1
36
3.7. Hubungan Antar Input (faktor Produksi).
Secara teknis, antar input (faktor produksi) dapat saling menggantikan satu sama lainnya,
bila salah satu faktor produksi bertambah maka faktor produksi lain bisa berkurang atau
mungkin juga tidak sesuai dengan sifat hubungan antar input.
Hubungan substitusi antar input dapat digolongkan ke dalam empat (4) kemungkinan
hubungan :
a. Tingkat substitusi yang menurun (decreasing rates of substitution ) , yaitu
jika kemampuan salah satu input untuk menggantikan input yang lain
semakin lama semakin menurun atau semakin kecil. Jadi MRTS X2X1 menurun
secara absolut.
X1

0 X2
37
 Menurunnya kemampuan susbstutusi itu disebabkan oleh berlakunya hukum
hasil yang semakin berkurang (The Law of diminishing return).
b. Tingkat Substitusi Konstan (Constan rates of substitution)
 Tingkat substitusi akan konstan terjadi bila jumlah salah satu input digantikan
dengan input lain tidak berubah, walaupun input yang ditambahkan terus
meningkat.

X1 X1 X1

0 X2 0 X2 0
X2
(A) (B) (C )
Jadi MRTS X2,X! Akan konstan, sehingga Isoquant merupakan garis lurus.
38
c. Hubungan Input yang bersifat Komplemen
 Komplemen artinya saling melengkapi, sebagai lawan dari substitusi (saling
menggantikan).
 Dalam hal ini, ‘’ komplemen’’ mengandung pengertian bahwa hanya
satu kombinasi input yang dapat menghasilkan tingkat ourput
tertentu.
 Kombinasi semacam ini merupakan kombinasi input dalam proporsi
yang tetap ( fixed proportion).
X1 X1

0 X2 0 X2
39
d. Input ‘’Lumpy’’
 Sampai sejauh ini, pembicaraan hanya menyangkut faktor produksi atau
input variabel yang dapat dibagi-bagi secara sempurna (completely
visible).
 Namum apabila kedua faktor input tersebut tidak dapat dibagi-bagi secara
semputna, melainkan hanya dalam bentuk satuan-satuan diskrit, yang
kalo dihubungkan akan berbentuk segmen-segmen linier.
 Untuk isoquant dari input-input lumpy, dalam pengambilan keputusannya
akan lebih mudah (karena alternatifnya sedikit) dibandingkan dengan
hubungan substitusinya bersifat kontinyu.

X1

0 X2 40
3.8. Elastisitas Substitusi Input
• Konsep elastisitas substitusi input (Es) dlam hubungan input, mirip
dengan elastisitas produksi (Ep) dalam hubungan input dengan output.
• Elastisitas substitusi input (Es) didefinisikan sebagai prosentase
perubahan salah satu input (misalkan X1) dibagi dengan prosentase
perubahan dari input yang lain (X2).

X1 X2 X2
Es = X1/X1 : X2 /X2 = --------- x -------- = (MRTS X2, X1) x -----
X2 X1 X1

• Elastisitas substitusi adalah negatif untuk input-input yang saling


menggantikan, karena kemiringan dari kurva isoquant adalah negatif.
Artinya dengan bertambahnya junlah sal;ah satu input, maka jumlah
input yang lain berkurang pada kurva isoquant yang sama.
• Elastisitas substitusi input komplemen adalah nol
41
 Dalam mengahdapi berbagai perubahan harga, baik harga input maupun output,
hal yang penting kita harus tau hubungan antar input yang kita kelola secara
baik.
 Dalam usahatani substitusi dilakukan, yaitu mengganti satu faktor produksi
dengan faktor produksi yang lain dengan maksud untuk menjaga agar
keuntungan tetap dapat dipertahankan.
 Dengan demikian perhitungan penggantian faktor produksi harus tepat.. Dengan
demikian ada batasan tertentu dimana pemakaian faktor produksi untuk
substitusi dihentikan.
 Faktor yang paling menentukan adalah faktor harga input dan juga jumlah
output.

3.8. ISOCOST LINES (Garis Biaya sama)


 Setiap kombinasi input mengandung konsep biaya, yaitu biaya variabel yang
duganakan dalam proses produksi.

TVC = Px1 . X1 + Px2 . X2

 TVC merupakan fungsi dari jumlah X1 dan X2, dan dapat digambarkan dalam
bentuk garis . 42
Isocost Lines
X1

B
0 X2

 Garis AB adalah isicost line


 garis isocost merupakan tempat kedudukan dari titik-titik yang
mencerminkan jumlah biaya yang sama dari setiap berbagai kombinasi
penggunaan dua faktor produksi variabel.
 Setiap titik pada garis isocost itu mencerminkan suatu kombinasi yang
dapat dibeli dengan sejumlah dana yang sama.
43
 Persamaan isocost dapat ditemukan dengan menyelesaikan persmaan
TVC untuk X1 sebagainsebuah fungsi eksplisit dari X2.

Px1 . X1 + Px2. X2 = TVC , maka : Px1. X1 = TVC - Px2 . X2

TVC Px2
X 1 = ------ - ------ X2
Px1 Px1

Isocost, Isoquant dan Expansion Path

X1 Expansion Path

S
III (Isoquant)
R II T3 ( Isocost )

P T2 I

T1
0 X2
44
 Soal- soal Latihan :
1. Dari analisis suatu usahatani yang menggunakan dua input diperoleh
fungsi sebagai berikut :
Y = 10 + 2 X1 – 0,1 X12 + 14 X2 - X22
Hitunglah produl marjinal untuk X1 dan X2, jika X1 = 2 dan X2 = 1 -
2. Diketahui Y = 100 – 3 X21 + 4 X1 + 2 X1 X2 – 5 X22 + 48 X2
Tentukan nilai X1 dan X2 saat Y mencapai titik maksimum

3. Diketahui fungsi produksi : Y = X10,25 X20,5


Tentukan MRTS x2x1 pada isoquant untuk X1 = 2 dan X2 = 3.

4. Diketahui fungsi produksi Y = X10,2 X2 0,8


a. Tentukan elastisitas peoduksi untuk X1 dan X2,
b. Tentukan Elatisitas Substitusi untuk X2 terhadap X1.

5. Jika produk total ( Y ) = 50 - 2 X12 + 4 X1 + X1 X2 – 5 X22


Tentukan elastisitas substitusi input untuk X1 = 2 dan X2 = 5
45
BAB IV . PRODUKSI DALAM DUA ATAU LEBIH PRODUK
 Analisis ekonomi pada proses produksi telah dijelaskan pada bagian
terdahulu yang menyangkut fungsi produksi, alokasi dari satu faktor
produksi variabel maupun alokasi dua atau lebih faktor produksi pada proses
produksi dengan satu produk saja.
 Pada bab ini dijelaskan sudut pandang berbeda dalam proses produksi,
dimana akan dibahas hubungan antar produk yang dihasilkan dalam proses
produksi yang dijalankan.
 Pertanyaan yang muncul bukan ”bagaimana mengalokasikan faktor produksi
“ tatapi “ bagaimana kombinasi hasil produksi yang harus dihasilkan dengan
menggunakan biaya tertentu.
 Dalam proses produksi yang demikian, maka perlu diperhatikan adalah
berapa banyak input yang tersedia.
 Ada dua kemungkinan mengenai hal ini yaitu kemungkinan input yang
tersedia jumlahnya terbatas (jarang) atau persediaan input yang tidak
terbatas jumlahnya.
 Jika input tidak terbatas, maka alokasi input dapat ditentukan dengan cara
menyamakan harga input ( Hx atau BKM) dengan nilai produk marjinal (NPM)
dari input yang bersangkutan.
46
 Istilah tidak terbatas mengandung arti bahwa si manajer perusahaan
memiliki jumlah input yang cukup banyak sehingga dapat digunakan dalam
jumlah yang optimal untuk menghasilkan sejumlah produk jamak.
 Bila input terbatas (limited) jumlahnya, maka jumlah input optimal tidak
dapat digunakan dalam setiap proses produksi.
 Situasi keterbatsan input dapat diartikan sebagai keterbatasan kapital.
Dengan demikian antar proses produksi saling tergantung. Derajat
ketergantungan ini tergantung pada hubungan teknis dan ekonomis diantara
proses produksi.
 Dlam beberapa kasus, jika salah satu output ditingkatkan , madakam kurvka
input harus dialihkan pada proses produksi tersebut, dan hal ini berarti
jumlah output yang lain berkurang.
 Gambaran hubungan teknis penggunaan sejumlah input tertentu yang di
gunakan dalam proses produksi yang menghasilkan produk jamak
digambarkan dalam Kurva Kemungkinan Produksi (KKP).
4.1. Kurva Kemungkian Produksi ( The Production Possibility Curve)
 Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) adalah suatu kurva yang menunjukkan
batas maksimum produk (kapasitas maksimum) yang dapat dihasilkan oleh
perusahaan.
47
 Titik-titik sepanjang KKP mencerminkan berbagai kemungkinan produk yang
menghasilkan tingkat maksimum yang sama yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
dengan menggunakan sejumlah input tertentu.
 Kegunaan dari KKP adalah untuk menentukan kombinasi ouput yang paling
menguntungkan (yang mendatangkan keuntungan maksimum), berdasarkan
keterbatasan jumlah input yang tersedia.

Y1 Y2

0 X 0 X
Y1 Kurva Kemungkinan Produksi
(KKP) saat X = 7

KKP saat X = 5

48
0 Y2
4.2. Biaya Alternatif dan Kriteria Marjinal Dalam Alokasi Sumberdaya
• Penerimaan maksimum yang diperoleh dari sejumlah faktor produksi
terbatas akan terjadi jika dipenuhi syarat :

Y2 Py1
------------- = - ------------ atau - Py1 ( Y1) = Py2 ( Y2), dimana Y2
negatif
Y1 Py2

 Pengurangan jumlah Y2 hanya terjadi karena beberapa jumlah inpu X


dialihkan dari produksi Y2 ke proses produksi Y1.
 Dengan membagi kedua persamaan di atas dengan X dan mengalikan
dengan - 1 , maka :
Y1 Y2
Py1 . .................... = Py2 .................. Atau :
X X

 Py1 . PM y1 = Py2. PMy2 atau NPM x y1 = NPM x y2


 Jadi keuntungan akan maksimum dari penggunaan sejumlah input terbatas
akan terjadi jika Nilai Produk Marjinal Sama ( NPM xy1 = NPM xy2). 49
Contoh : Perbandingan Kriteria Marjinal Dalam Alokasi InputDan Kurva Kemungkinan Produksi (KKP),
dimana ( Py1 = Rp. 2,- dan Py2 = Rp. 1 ,-)
X Y1 PMxy1 NPM xy1 X Y2 PMxy2 NPMxy2
0 0 0 0 0 0 0
1 7 7 14 1 12 12 12
2 13 6 12 2 22 10 10
3 18 5 10 3 30 8 8
4 22 4 8 4 36 6 6
5 25 3 6 5 40 4 4
6 27 2 4 6 42 2 2
7 28 1 2 7 43 1 1

Jumlah Input Solusi Menyamankan Solusi menggunakan KKP


yang tersedia Nilai Produk Marjinal (NPN)
.......................................... .....................................
Y1 Y2 TR Y1 Y2 TR
..................................................................................................................................................
2 7 12 26 9 ,0 9 ,0 27 ,0
4 13 22 48 15.5 17.5 48,5
7 22 30 74 21.5 31.5 74.5
9 25 36 86 25.5 35.0 86,0
...................................................................................................................................................
50
4.3. Memilih Kombinasi Produk Yang Memaksimumkan
Penerimaan Pada Kurva Kemungkinan Produksi
Y1 Iso Resource curve
Iso Revenua Line 1
A
B
Iso Revenue line 2
0 Y2

Contoh : Y1 = 100 – 0,0065 (Y2) 2 Jika: Py1 = Rp 5 ,- dan Py2 = Rp 6,-

Maka : d Y1 - Py2 6
....... = ......... Atau - 0,013 Y2 = - ....... Dan Y2 = 92,3
d Y2 Py1 5

maka : Y1 = 100 – 0,0065 ( 92,3) 2 = 44,6. dan TR yang diterima = 44,6 (Rp 5,-) + 92,3
(Rp 6,-) = Rp. 776,8.
51
4.4. Hubungan Antar Produk
 KKP melukiskan hubungan antara produk yang satu dengan yang lainnya.
Berbagai bentuk hubungan ini tergantung pada situasi tertentu yang khusus.
4.4.1. Produk-produk Yang Saling Bersaing ( Competitive Product)
 Hubungan antar produk dikatakan saling bersaing jika output yang satu
ditingkatkan dan harus mengurangi produk yang lainnya.
Y1 Y1

0 Y2 0 Y2
4.4.2. Produk-produk Yang Saling Melengkapi ( Complementary Product)
 Dua produk dikatakan mempunyai hubungan komplementer, jika kenaikan
produk yang satu diikuti kenaikan produk yang kedua, dgn catatan input yang
digunakan konstan.
52
Gambar Complementary product:

Y1 Y1 .B

B A
A

.C

0 C D Y2 0 D Y2
A-B : Complementary Product A-B dan C –D : Complementary
Product

4.4.3. Produk-produk Yang Netral( Supplementary Product)


 Dua produk dikatakan mempunyai hubungan supplementer, jika kenaikan
produk yang satu tidak diikuti kenaikan atau penurunan produk yang kedua,
dgn catatan input yang digunakan konstan.
53
Gambar : Produk suplementer
Y1 Y1

A B A B

0 C Y2 0 D Y2
4.4.4. Produk-produk Bersama/Gabungan( Joint Product)
 Dua produk dikatakan produk bersama/gabungan, jika produk yang dihasilkan secara bersma-
sama. Dengan demikian kenaikan produk yang satu diikuti kenaikan produk yang kedua, ataun
sebaliknya. Kenaiakan atau penurunan kedua produk ini dalam proporsi yang sama’

Y1 Y1

54
0 Y2 0 Y2
4.5. Kombinasi Output Untuk Menghasilkan Pendapatan Maksimum
 Hal yang sangat penting untuk di ketahui dalam hubungan dua produk
yang dihasilkan dalam usahatani adalah Tingkat Substutisi Produk
Marjinal (Marginal Rate of Product Substitution / MRPS).
 Contoh di bawah ini :
Kemungkinan Produksi untuk Marginal Rate of Product
Penggunaan X = 7 Substitution (MRPS)

Y2 Y1 Y2 Y1 Of Y1 for Y2 = Y2/ Y1
43 0 - 1 7 - 1/7
42 7 - 2 6 - 1/3
40 13 - 4 5 - 4/5
36 18 - 6 4 - 3/2
30 22 - 8 3 -8/3
22 25 - 10 2 - 5
12 27 - 12 1 - 12
0 28

55
 Kurva kemungkinan produksi mencerminkan suatu kemungkinan
kombinasi dua produk yang dapat diproduksikan dengan menggunakan
sejumlah input variabel.
 Kenyataan di lapangan, hanya satu kombinasi yang akan diproduksi,
sehingga akan timbul dua pertanyaan :
1. Kombinasi output manakah (berapakah) yang seharusnya diproduksi?
2. Bagaimanakah menentukan kombinasi tersebut ?
 Dengan asumsi Biaya total adalah konstan untuk seluruh kombinasi
output, maka dalam mengelola usahatani dapat dipilih:
a. Kombinasi output yang memaksimumkan penghasilan total? Atau,
b. Kombinasi output yang menghasilkan keuntungan tertinggi ?
 Dalam Kombinasi yang pertama (a), dilakukan dengan kondisi dimana
input variabel terbatas. Kombinasi yang menghasilkan maksimum
penghasilan ini berada pada satu kurva kemungkinan produksi tertentu.
Maka disebut kombinasi penghasilan maksimum (maximum revenue
combination).

56
Tabel . Menghituing Kombinasi Penghasilan Maksimum Dengan Input 7 Unit.
(H Y1 = Rp 2,- dan H Y2 = Rp 1,-)
Kemungkinan Produksi Penghasilan Penghasilan Total
Untuk X = 7 Dari Y2 Dari Y1 Penghasilan
Y2 Y1

43 0 43 0 43
42 7 42 14 56
40 13 40 26 66
36 18 36 36 72
30 22 30 44 74
22 25 22 50 72
12 27 12 54 66
0 28 0 56 56

 Kombinasi ouput pada sebuah KKP yang akan menghasilkan Total Revenue/TR
(penghasilan total) maksimum dapat ditentukan dengan memakai rumus :
HY1 Y2 PY1
MRPS Y1,Y2 = - ------- , atau ------------- = - --------
HY2 Y1 P Y2 57
• Hubungan Produksi dan Manajemen Usahatani

o Dalam Usahatani perlu sekali diketahui hubungan antar produk,


seperti hubungan kompetitif, komplementer, suplementer dan
produk bersama.

o Seorang manajer akan berusaha mengkombinasikan produk-produk


yang dihasilkan untuk memperoleh keuntungan maksimum.

o Dalam usahatani kombinasi produk dihasilkan untuk menghindari


kerugian atau minimnya pendapatan. Seperti Ternak dan tanaman
atau usahatani campuran.

o Usahatani dapat menghasilkan dua jenis produk yaitu produk antara


(intermediate product) dapat juga produk akhir (final product).

o Contoh : usahatani padi – padian dab rumput serta peternakan.


Persoalan utama dalam usahatani tersebut adalah bagaimana
kombinasi produk harus dihasilkan padi-padian, rumput dan daging
yang diproduksi menghasilkan keuntungan maksimum.
58
• Penentuan Kombinasi Produk Antara Yang Memaksimum
Keuntungan.
Padi-padian Padi-padian
Isoquant untuk
Kurva Kemungkinan produksi daging
produksi (KKP) produk 1
antara 2
3

0 Rumput kering 0 Rumput kering

Padi padian Padi padian

A B
C

0 Rumput Kering 0 Rumput kering


59
BAB. V. PENGARUH PERIODE WAKTU TERHADAP PRODUKSI
 Fungsi produksi merupakan salah satu konsep yang paling dasar dalam ilmu
ekonomi produksi. Tetapi yang telah kita pelajari itu merupakan fungsi
dalam model statis, karena memakai asumsi kepastian dan tidak
memperhitungkan waktu terhadap produksi.
 Analisis statis menganggap bahwa produksi merupakan suatu suatu
mekanisme produksi pada suatu titik waktu, dan bukan merupakan konsep
aliran waktu.
 Analisis dinamis adalah pendekatan analsisi pengaruh waktu terhadap
proses produksi . Namun demikian asumsi kepastian (perpect certainty)
masih tetapa berlaku.

5.1. Penggandaan Biaya dan Diskonto Penghasilan.


 Analisi pengaruh waktu terhadap produksi meliputi pengaruh waktu dalam
suatu proses produksi dan selama suatu periode produksi.
 Dalam membahas pengaruh waktu terhadap proses produksi,dua
pertimbangan yang perlu diperhitungkan yaitu : input tahan lama (durable
inputs) dan keuntungan sebagai suatu konsep aliran sepanjang waktu.
60
 Seorang manajer membeli in put untuk memanfaatkan jasa-jasa produktif
dari input tersebut. Pada input yang tahan lama, tentu akan memberikan
jasa produksi lebih dari satu periode produksi.
 Dengan demikian keputusan proses produksi akan tergantung dari proses
produksi periode yang lain.
 Untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal sepanjang suatu proses
produksi, maka biaya dan penerimaan harus diperbandingkan.
 Analisi usahatani yang dilakukan dengan mempertimbangkan waktu yang
cukup lama , dimensi waktu harus dimasukkan dalam analisis melalui
penggunaan diskonto dan ditarik ke nilai sekarang.
 Dengan demikian pembahasan Time Value oh Money penting dalam
perhitungan analisis Investasi dalam agribisnis.
 Diskonto merupakan sustu teknik untuk “menurunkan” manfaat (benefit)
pada masa yang akan datang dan arus biaya ( cost ) menjadi “ nilai biaya
pada masa sekarang” atau sebaliknya.
 Berarti kita memperkirakan cost dan bebefit waktu sekarang ( Present
Nominal Value ) serta cost dan benefit pada masa yang akan datang ( Future
Nominal Value).

61
 Ada dua hal yang menyebabkan nilai uang saat ini lebih disukai dari pada di
masa yang akan datang :
1. Uang yang sama dikonsumsi saat ini akan memberikan nilai guna yang
lebihbesar dibandingkan dengan jika dikonsumsi masa yang akan datang.
2. Sejumlah uang jika disimpan di Bank, nilainya akan terus bertambah.

 Time Value of Money Compounding : mencari nilai uang masa


yang akan datang (F) dar
nilai saat ini (P)

F = P (1 + i ) n

Discounting : mencari nilai sekarang


(P) dari nilai uang masa
yang akan datang (F).
F
P = -----------------------
(1+i)n
62
 Metode perhitungan “ compounding” dan “ discounting” merupakan
hal yang baku perhitungan matematika yang biasa dipakai dalam
menghitung tingkat bunga.
 Pengertian tingkat bunga ini hal yang sangat penting dalam teori
ekonomi perusahaan.
 Hal yang mendasar yang perlu diperhatikan dalam “ compounding” dan
“ discounting “ adalah nilai uang yang diterima pada saat yang berbeda,
akan mempunyai nilai yang berbeda pula.
 Preferensi seseorang akan nilai uang menurut waktu yang berbeda-
beda itu disebut “ time preference of money “.
 Bila seorang pengusaha memilih menginvestasikan uangnya, harapan
hasil yang diperoleh dari investasi tersebut akan lebih tinggi dari tingkat
bunga pasar. Berapa besarnya tingkat bunga tergantung dari
“opportunity cost”nya.
 Idealnya seorang manajer harus mengetahui berbagai alternatif
investasi yang terbuka baginya, baru kemudian memilih salah satu yang
menguntungkan.
63
5.2. Compounding
5.2.1 Compounding For 1 Per Annum
Menghitung nilai uang yang akan datang ( F) jika telah diketahui sejumlah uang
tertentu yang akan di investasikan setiap akhir tahun selama umur proyek.
(1 + i ) n - 1
F = A --------------------
i

Contoh. Mr. X harus membayar harus membayar sebanyak Rp. 60 000 000,-
setiap akhir tahun selama lima tahun berturut – turut. Jika bunga 15 %
pertahun. Berapa Mr. X harus membayar?
A = Rp 60 000 000,- i = 15 dan n = 5

(1 + 0,15) 5 – 1
F = 60 000 000 -----------------------
0,15
F = 60 000 000 (6,747)
F = 404 820 000
64
5.1.2 . Sinking Fund
Digunakan untuk mencari nilai A (annuity) jika diketahui nilai F , tingkat bunag
dan periode waktu.
Exp. Miss Y bercita – cita empat tahun yang akan datang membeli sebuah mobil
seharga Rp. 60 000 000,-. Jika bunga deposito 12 %, berapa Miss Y harus
mendepositokan uangnya tiap akhir tahun.
i
A = F ------------------ A = 60 000 000 ( 0,29) A = 12 540 000
(1 + i) n – 1

5.3. Discounting
5.3.1. Present worth/Value of annuity
Exp. Mr. X membayar asuransi Rp 600 000,- setiap akhir tahun selama lima
tahun berturut-turut. Mr X setuju membayar keseluruhan. Jika i = 15 %
pertahun,berapa yang harus dibayarkan ?
(1 + i)n - 1
P = A -------------- P = 600 000 ( 3,352) P = 2 011 200
i (1 + i) n

65
5.3.2 Capital Recovery
Miss Y setuju menyimpan uang sebesar Rp 10 000 000,- kepada Bank untuk
pendidikan anak-anaknya selama 6 tahun. Jika i = 12 % , berapa yang dapat
Miss Y terima setiap akhir tahun?
i (1 + i ) n
A = P ------------------ A = 10 000 000 (0,243) A = 2 532 260
(1 + i ) n – 1

5.4. Kriteria Investasi


Analisis dana yang diinvestasikan dalam usahatani dengan jangka waktu yang
panjang dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan kriteria investasi.
Ada lima kriteria investasi yang bisa digunakan sebagi tolok ukur apakah
investasi yang dilakukan akan menguntungkan atau tidak, yaitu ;
1. Net Present Value (NPV)
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
3. Gross Benefit Cost Ratio ( Gross B/C)
4. Internal Rate Of Return (IRR)
5. Profitability Ratio (PR)
66
5.4.1. Net Present Value (NPV)
 Net Present Value (NPV) adalah nilai bersih sekarang dari suatu proyek. Nilai
ini merupakan nilai sekarang Present Valua/PV) dari selisih antara benefit
(manfaat) dengan cost ( biaya) pada tingkat discount rate tertentu.
 N P V menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost
(biaya)
 Jika present value (PV) benefit lebih besar dari pada present value biaya,
berarti proyek tersebut layak atau menguntungkan.
 Dengan kata lain jika NPV > 0, maka proyek tersbut menguntungkan.
Sebaliknya jika NPV< 0, berarti proyek tersebut tidak layak.
 Cara perhitungan NPV sebagai berikut :
t=n B - C
t t
NPV = ----------
t
t=0 (1 + i )

t=n
NPV = ( B - C ) (D F)
t t
t=0

67
t=n B - C
t t
NPV = ----------
t
t=0 (1 + i )

t=n
NPV = ( B - C ) (D F)
t t
t=0

t=n
NPV = (Net Benefit) (D F)
t=0
Keterangan :
B = Benefit pada tahun ke t
C = Biaya pada tahun ke t
DF = Discount faktor
i = Tingkat bunga yang berlaku
n = Lamanya periode waktu

68
Contoh analisis Finansial
Tahun Benefit Cost Net DF NPV PV (B) PV DF NPV DF NPV
Benefi (10%) (10%) (C) (13%) (13 %) (15%) (15%)
t (4 x 5) (4 x 9) (4 x 11)
(2 – 3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

00 - 95 (95) 1,00 1,00


01 6 33 (27) 0,909 0,885
02 20 22 (2) 0,826 0,783
03 25 12 13 0,751 0,693
04 32 13 19 0,663 0,613
05 60 15 45 0,621 0,543
06 68 17 51 0,564 0,480
07 70 19 51 0,513 0,425
08 70 20 50 0,467 0,376
09 65 28 37 0,424 0,338
10 60 30 30 0,385 0,294

69
5. 4.2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C )
 Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negatif.
Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benfit akan diperoleh
dari cost yang dikeluarkan.

 Cara perhitunagn Net B/C adalah sebagai berikut :

............. = -------------------
t ( C - B ) ( D F)
t = 0 (1 + i ) t=0 t t
Net B/C = --------------------- ( Net Benefit Positif) ( D F )
t=n B - C = ----------------------------------- -----------
t t
............. ( Net Benefit Negatif ) ( D F)
t
t=0 (1 + i )
t=n
N P V Positif
t=0
Net B/C = -------------------------------
t=n
N P V Negatif
t=0

70
5.4.3. Gross Benefit Cost Ratio ( Gross B/C)
 Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV B)
dengan Present Value dari Cost (PV C). Perhitungan Gross B?C adalah
sebagai berikut :
t=n Bt t=n ( B t ) ( D F)
............. = ----------------
t ( C ) ( D F)
(1 + i) t
t=0 t=0
Net B/C = --------------------- t=n
t=n Ct (PV) (B)
...........t t=0
Gross B/C = ----------------------
t=0 (1 + i ) t=n
( PV) ( C)
t=0
5.4.4. Internal Rate of Return ( IRR )
 Dalam evaluasi proyek ada dua analisis yang biasa dilakukan yaitu Analisis
Finansial dan Analisis Ekonomis. Dengan demikian maka Internal Rate of
Return ada dua yaitu Financial Internal Rate of Return (FIRR) dan Ekonomic
Internal Rate of Return (EIRR)
71
 IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui prosentase keuntungan dari
suatu proyek tiap tahun. IRR ini juga dapat dijadikan alat ukur kemampuan proyek
dalam mengembalikan bunga pinjaman.
 IRR pada dasarnya merupakan Discount Factor (DF) dimana besarnya NPV sama
dengan nol ( NPV = 0). Dengan demikian untuk mencari besaran IRR, kita harus
mencari Discount Factor (DF) hingga di peroleh NPV = 0.
 Berdasarkan hal – hal tersebut maka langkah-langkah perhitungan IRR sbb:
a. Pertama siapkan Cash Flow dari proyek
b. Memilih Discount Factor (DF) tertentu untuk mencapai NPV = 0. Jika pilihan DF
pertama menghasilkan NPV positif, maka memilih Discount Factor (DF) yang lain
sampai diperoleh NPV yang negatif.
c. Karena NPV yang diperoleh nilainya positif dan negatif,maka dibuat interpolasi
antara DF dengan NPV positif dan DF dengan NPV negatif, agar diperoleh NPV = 0.

NPV+
IRR = i 1 + ------------------------------------ ( i 2 - i 1 )
NPV+ - NPV –

Dimana : i 1 = D F pertama dimana diperoleh NPV positif


i 2 = D F kedua dimana diperoleh NPV negatif
72
5.4.5. Profitability Ratio (PR)
 Profitability ratio adalah perbandingan antara Present Value dari Net benefit
(PV benefit di luar investasi) dengan Present Value dari Investasi
(PV Investasi).

P V Net Benefit
Profitability Ratio = ------------------------
P V Investasi

73
5.5.Analisis Keuntungan Maksimum
 Apabila variabel ‘’waktu ‘’ dimasukkan dalam analisis ekonomi, maka tujuan
atau sasaran seorang manajer perlu direvisi.
 Periode waktu yang biasa digunakan dalam perusahaan adalah periode
akuntansi , yaitu Tahun.
 Dengan demikian seorang manajer akan bertujuan untuk memaksimumkan
keuntungan dalam setiap periode akuntansi, berapapun panjangnya periode
waktu itu.
 Serorang manajer tidak akan tertarik untuk memaksimumkan keuntungan
pada satu proses produksi saja, tetapi akan memaksimumkan keuntungan per
satuan waktu.
 Dengan demikian pemaksimuman keuntungan per hari dilakukan bersama-
sama ( simultan ) dengan keuntungan per tahun.
 Apabila periode produksi dari suatu proses produksi mengambil waktu tepat
satu tahun, maka keuntungan maksimum (MR =MC) untuk satu kali proses
produksi akan sama dengan keuntungan maksimum untuk satu tahun.
 Keuntungan maksimum untuk satu kali proses produksi adalah konsisten
dengan keuntungan maksimum setiap tahun.

74
 Dalam kasus-kasus tertentu , periode produksi didasarkan pada tahun
kalender.
 Apabila periode produksi tidak sama dengan tahun kalender, maka bisa
terjadi dua situasi :
a. Panjangnya periode tetap ( fixed ).
b. Panjangnya periode produksi berubah-ubah

a. Panjangnya periode tetap ( fixed ).


 Di bidang pertanian, panjangnya periode produksi biasanya tetap.
 Misalnya padi sekitar tiga bulan, dan biasanya panjangnya periode
produksi tidak mengalami perubahan.
 Masa panen lebih banyak ditentukan oleh alam dan bukan oleh manajer
atau petani.
 Oleh karena itu maksimisasi keuntungan untuk proses produksi sama
saja dengan maksimisasi keuntungan untuk satuan waktu (tahun) .
 Adapun kriteria keuntungan maksimum dapat digunakan acuan
penerimaan marjinal (MR) dan biaya marjinal (MC) atau MR = MC.
75
b. Proses Produksi Dengan Jangka Waktu Tidak tetap
 Apabila jangka waktu proses produksi tidak tetap atau berubah-ubah,
maka kriteria keuntungan maksimum untuk sebuah perusahaan tidak
sama dengan dengan kriteria keuntungan maksimum per satuan waktu.
 Contoh : Usaha penggemukan sapi potong.
 Permasalahan yang mungkin akan muncul dalam usaha agribisnis seperti
ini a.l :
1. Sistem pemeliharaan atau rasio makanan apa yang seharusnya
diberikan pada sapi muda/bakalan.
2. Kapan sapi-sapi dewasa itu harus di jual untuk memperoleh harga yang
paling menguntungkan ?
3. Berdasarkan atas perbandingan makanan ternak dan harga pasar sapi
dewasa, berapa lamakah proses produksi ( pemeliharaan ternak ) itu
harus dilakukan agar diperoleh keuntunga maksimum per satuan
waktu ?
 Dari ketiga hal di atas, permasalahan yang harus di jawab dengan
landasan teori ekonomi produksi itu adalah persolan ketiga.
76
Tabel 5.5.1:
Biaya dan Penerimaan Dalam Usaha Penggemukan
Sapi Potong Sepanjang Waktu
(Rp)

Unit Biaya Total Penerimaan Profit Keuntungan Keuntunga


Waktu marjinal n
Rata-rata

0 120,00 120,00 0
2 124,05 122,24 - 1,81 - 0,91 - 0,91
4 128,43 128,32 - - 0,11 - 0,85 - 0,03
6 133,45 137,28 3,83 1,97 0,64
8 139,43 148,16 8,73 2,45 1,09
10 147,70 160,00 13,30 2,29 1,33
12 155,58 171,84 16,26 1,48 1,36
14 166,39 182,72 16,33 0,04 1,17
16 179,44 191,68 12,24 -2,04 0,76

77
 Hubungan input (waktu) dan output (berat badan sapi) serta dari
fungsi – fungsi biaya total dan penerimaan total (sebagai fungsi waktu)
maka :
TTC = 120 + 2,0 N + 0,0067 N3 ( 5.5.1)
TTR = 120 + 0,6 N 2 – 0,02 N 3 (5.5.2)
Dimana :
TTC = Total Time Cost
TTR = Total Time Revenu
N = Waktu ( dalam satuan 10 hari pemberian makanan ternak).
 Dari persamaan 5.5.1 di atas, Rp 120,- mencerminkan harga beli anak
sapi, sedangkan 2,0 N dan 0,0067 N 3 menggambarkan besaran biaya
makanan ternak yanh berkaitan dengan jangka waktu pemeliharaan.
 Dari persamaan 5.5.2. di atas,Rp 120 adalah besaran harga sapi di awal
pemeliharaan. Sedangkan keuntungan karena tambahan berat badan
sapi dewasa adalah 0,6 N 2 - 0,02 n 3 sepanjang waktu pemeliharaan.

78
 Pada tabel 5.5.1 , keuntungan maksimum terjadi pada saat 14 satuan
waktu. Kolom keuntungan marjinal menunjukkan bahwa keuntungan
marjinal (dikaitkan dengan waktu pemeliharaan) menjadi sangat kecil
pada satuan waktu antara 12 dan 14 unit waktu. Oleh kerena itu
jumlah keuntungan maksimum yang pasti akan berada pada batas-
batas tersebut.
 Satuan waktu yang akan menghasilkan keuntungan maksimum secara
pasti (keuntungan maksimum titik) dapat dihitung dengan
menggunakan prosedur seperti berikut ini :
Keuntungan = TTR – TTC atau,

Keuntungan = - 0,0267 N 3 + 0,6 N 2 – 2 N

d (keuntungan)
Keuntungan marjinal = -------------------- = - 0,08 N 2 + 1,2 N – 2
dN

79
 Titik keuntungan maksimum akan terjadi saat keuntungan marjinal = 0,
maka :N
0,08 N 2 – 1,2 N + 2 = 0

Dengan demikian , maka :


1,2 + 1,44 – 0,64
N = ---------------------------
0,16
N = 13,1
PR:
 Dari hasil analisis data perusahaan penggemukan sapi potong,
diperoleh formulasi fungsi hubungan antara output dan input (waktu)
adalah sebagai berikut :
TTR = 30 + 0,5 N – 0,01 N3
TTC = 30 + N 2 + 0,007 N 3
 Ditanyaka : a) besarnya investasi
b) berapa lama waktu yg diperlukan untuk mencapai
keuntungan maksimum
c) Besarnya biaya variabel
80
Profit
16
14 Total profit

11,2 13,1

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Time in 10 day units


-2

Marginal profit
Average profit
0 11,2 13,1 Time 10 day units

Kurva Keuntungan Total , Marjinal dan Rata-rata 81


• Lengkapi tabel di bawah ini .

Input Output Total Total Total Average Average Averag Marginal


Fixed Variable Cost Fixed Variable e Total Cost
Cost cost Cost Cost Cost
(X) (Y) (TFC) (TVC) (TC) (AFC) (AVC) (ATC) (MC)

0 0,0
2 3,7
4 13,9
6 28.8
8 46,9
10 66,7
12 86,4
14 104,5
16 119,5
18 129,6
20 133,3

Catatan : Harga faktor produksi Rp 200,00 dan biaya tetap (total fixed cost) Rp. 2000,00

82

Anda mungkin juga menyukai