Ekonomi Produksi
Ekonomi Produksi
Oleh :
DEDI DARUSMAN.,IR.MSc.
Types of Ecocomics
(klasiffikasi ilmu ekonomi)
Economics
Uncertainty Trend Uncertainty Uncertainty Trend uncertainty
2
• Agricultural economics is applies the techniques and principles of
economics to agricultural problem.
• Dalam mempelajari ilmu ekonomi produksi pertanian
(Agricultural production economics) menyangkut 2 hal :
1.Analysis of manner and mechanism through wich individual
farms adjust to changing economic forces.
2. Economics theory as it relates to the production of agricultural
commodities.
8
BAB. II. PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
( PRODUCTION AND COST OF PRODUCTION)
Bab ini akan menjelaskan dasar-dasar hubungan input-output dan biaya produksi. Hal
ini sangat penting untuk mengerti alokasi sumberdaya dalam proses produksi.
Proses produksi pertanian merupakan sesuatu yang kompleks/rumit dengan
perubahan teknologi baru yang terus berkembang.
Penelitian-penelitian di bidang pertanian, tidak hanya membrikan kontribusi terhadap
pengembangan varietas baru, benih dan kualitas input/faktor produksi, tetapi juga
pengaruh penggunaan dan kombinasi faktor produksi dalam proses produksi.
9
Secara umum fungsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = f ( X1, X2, X3 ........ Xn-1 / XN), dimana :
Y = output/ hasil produksi,
X1.... Xn = input/faktor produksi variabel
XN = input/ faktor produksi tetap
X : Misalnya : pupuk, tenaga kerja, pestisida, dll.
11
• Untuk memahami konsep fungsi produksi lebih baik dengan
contoh dengan menggunakan angka empiris, seperti contoh di
bawah ini.
• Respon penggunaan pupuk terhadap hasil produksi jagung
12
Y
PT
I II III
PR
PM
Kurva Produksi 13
• Produk Total (PT) / Total Product adalah seluruh hasil
produksi. Y
• Produk Marjinal (MP) / Marginal Product is perubahan produk total
sebagai akibat penambahan satu unit input . PM = Y / X
• Produk Rata-Rata (PR)/ Average Product is kemampuan satu unit input
dalam menghasilkan hasil produksi. PR = Y/X
Percent change in output
• Elastisitas produksi (Ep) =
Percent change in input
Yang dimaksud elastisitas produksi adalah suatu nilai yang
menggambarkan perubahan dari produk (output) yang disebabkan oleh
adanya perubahan dari faktor input.
Y/ X Y X
Ep = = x
Y/X Y X
Y X Produk Marjinal ( PM)
= x =
X Y Produk Rata-Rata ( PR )
14
Jika produk marjinal > produk rata-rata , maka Ep > 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output lebih besar dari pada persentase
kenaikan input.
Jika produk marjinal < produk rata-rata , maka Ep < 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output lebih kecil dari pada persentase kenaikan
input.
Jika produk marjinal = produk rata-rata , maka Ep = 1, hal ini menunjukkan
bahwa persentase kenaikan output sama dengan persentase kenaikan input.
PT
PR
Ep=1 PM
15
Contoh : Dari hasil penelitian pada usahatani kentang diperoleh hubungan teknis
antara penggunaan pupuk daun dengan hasil kentang sebagai berikut : Y = X+ 4 X 2
– 0,2 X3
Ditanyakan :
a. Fungsi dari PM dan PR
b. Penggunaan pupuk daun saat PM maksimum
c. Penggunaan pupuk daun saat PR maksimum
d. Berapa nilai elastisitas saat penggunaan pupuk daun sebanyak 10 satuan.
e. Gambarkan kurva produksi di atas
Dimana : Y = Output
X = Faktor Produksi
b = Rasio transformasi dari X, dan juga sebagai koefisien elastisitas
produksi.
A = Konstanta, yang juga menujukkan koefisien perubahan
teknologi (technologigcal chane)
Pada fungsi produksi ini, nilai produk marjinalnya bisa konstan, bertambah
atau berkurang. Hal ini dapat dilihat dalam perhitungan sebagai berikut :
dY b-1
------ = b A X
dX b
dY bA X
----- = ----------
dX X
17
Produk marjinal ini dapat dibedakan menjadi :
a. Jika b = 1, maka produk marjinal (dan juga produk rata-ratanya) akan tetap
pada level A. Keadaan ini disebut dengan “constant returns to scale”.
b. Jika b >1, maka produk marjinal akan bertambah selama faktor
produksi naik sesuai dengan besarnya nilai b. Keadaan ini disebut
dengan “increasing returns to scale”.
c. Jika b <1, maka produk marjinal akan berkurang walaupun faktor
produksi naik, dimana pengurangan akan sesuai dengan besarnya nilai
b. Keadaan ini disebut dengan “Decreasing returns to scale”.
Untuk memudahkan dalam proses perhitungan koefisien-koefisien dan
konstanta dari fungsi produksi ini, maka semua data dari faktor produksi
maupun output ditransformasi ke dalam bentuk logaritma, s.b.b :
b
Log Y = Log ( A X )
Log Y = Log A + b Log X
Jika fungsi Cobb Douglas ini mempunyai faktor produksi lebih dari satu, maka
bentuk fungsi tersebut adalah s.b.b :
b1 b2 b3 bn
Y = A X X X .......X
1 2 3 n 18
2.2.2. Fungsi Spillman
Fungsi ini termasuk dalam fungsi eksponen dengan bentuk umum sebagai
berikut :
x
Y = M–AR
Dimana :
Y = Total output
M = Maksimal total output yang mungkin dapat dicapai dengan penggunaan
input.
A = Penambahan total yang dapat dicapai dengan penambahan X.
R = Konstanta yang menunjukka rasio penambahan bertingkat dari produk
total sebelumnya. R ini juga menunjukkan koefisien produk marjinal
dari level input Xi terhadap level input sebelumnya (X i -1).
Ada keistimewaan dari fungsi Spillman ini adalah bahwa produk marjinal dari
input ke-i mempunyai hubungan tertentu dengan produk marjinal dari input
sebelumnya ( yaitu input ke i-1). Sebagai penghubungnya adalah koefisien ‘’R’’.
d Yi dY i-1
........ = R --------
dXi d X i -1
19
2.2.3. Fungsi Kuadratik
Fungsi ini banyak digunakan dalam analisis dan bentuk umumnya sebagai
berikut :
2
Y = a+bX-cX
Dimana : Y = output
X = faktor input
a, b, c = konstanta
2
Jika kita menjumpai ada tanda negatif ( _ ) di depan c X , hal ini berarti hasil
marjinal yang berkurang ( diminishing marginal return).
Produk marjinal pada fungsi kuadratik ini dapat dihitung dengan :
dY
------ = b – 2 c X
dX
21
• Contoh perhitungan biaya variabel (Variable Cost), biaya
marjinal (marginal Cost / MC),biaya total ( Total Cost/ TC), dan
juga biaya rata-rata dari biaya variabel, biaya tetap dan baiaya
total. Hx =100.
Input Output Total Total Total Average Average Averag Marginal
Fixed Variable Cost Fixed Variable e Total Cost
Cost cost Cost Cost Cost
(X) (Y) (TFC) (TVC) (TC) (AFC) (AVC) (ATC) (MC)
22
Biaya rata-rata diperoleh dengan membegi biaya masing-masing dengan jumlah
ouput yang dihasilkan.
AVC akan berubah-ubah tergantung pada jumlah produksi, sehingga bentuk
kurvanya juga akan berubah mengikuti variasi jumalah output yang dihasilkan.
Tingginya kurva AVC tergantung kepada unit biaya dari input variabel.
TVC = Px . X
T C = TFC + TVC = TFC + Px .X
MC = TC/ Y
TVC Px . X X Px
AVC = --------- = ----------- = Px ----- = -------
Y Y Y PR
Contoh : Dari hasil analisis suatu usahatani jagung diperoleh fungsi biaya total
TC = 115 + 3 Y – 0,2 Y2 + 0,01 Y3
X Y TC = FC + VC TVP = Py . Y TVP – TC
0 0 1 000 0 - 1 000
1 4,9 1 100 98 - - 1 002
2 13,2 1 200 264 - - 936
3 24,3 1 300 486 - - 814
4 37,6 1 400 752 - - 648
5 52,5 1 500 1 050 - - 450
6 68,4 1 600 1 368 - - 232
7 84,7 1 700 1 694 - -6
8 100,8 1 800 2 016 216
9 116,1 1 900 2 322 432
10 130,0 2 000 2 600 600
11 141,9 2 100 1 838 738
12 151,2 2 200 3 024 824
13 157,3 2 300 3 146 846
14 159,6 2 400 3 192 792
15 157,5 2 500 3 144 644
16 150,4 2 600 3 008 408
Keuntungan maksimum :
d Profit = Py dY - Px = 0
-------- ---
dX dX
= Py . MP – Px = 0
Py. MP = Px
NPM = Px NPM = Nilai Produk Marginal
Jadi keuntungan maksimum penggunaan input X tercapai saat :
NPMx
---------- = 1 Pemakaian input X
Px sudah efisien
28
3.2 Menentukan Jumlah Output Optimum
o Output optimum dapat kita tentukan atau hitung dengan menggunakan data
penerimaan total (TR)dan biaya total (TC).
dX/dY adalah turunan pertama dari fungsi terbalik terhadap Y., maka
dX 1 1 d keuntungan Px
---- = --------- = ------- , maka : ------------------ = Py - ------ = 0
dY dY/dX MP dY MP
32
3.4. Produksi Dengan Penggunaan Input Variabel Jamak.
Dalam konsep sebelumnya, kita pahami konsep produksi dengan
menggunakan 1 (satu) variabel input dan penggunaan hukum
kenaikkan hasil yang semakin berkurang.
Proses produksi yang lebih komplek bisa dipahami dengan
pemahaman proses produksi 2 (dua) faktor produksi yang
variabel.
Dengan demikian dalam penggunaan 2 input variabel, maka
berbagai kemungkinan kombinasi input atau kemungkinan
penggantian (substitusi) busa terjadi.
Penggantian (substitusi) sebagai gambaran hubungan antar
input variabel, akan menambah dimensi ekstra dalam
pengambilan keputusan. Hal ini karena harus memilih kombinasi
penggunaan input yang tepat, agar proses produksi dalam posisi
keuntungan maksimum. (contoh Tabel Berikut)
33
Hubungan antara Jumlah Hasil Produksi Jagung dengan Dua Input Variabel
(Jumlah Pupuk dan Jumlah tanaman per Hektar)
Jumlah Jumlah tanaman per hektar
pupuk yang 9.000 12.000 15.000 18.000 21.000
dipakai
0 50 54 53 48 39
50 78 85 88 87 81
100 94 105 111 114 112
150 97 112 122 128 130
200 88 107 121 130 135
0 X2
37
Menurunnya kemampuan susbstutusi itu disebabkan oleh berlakunya hukum
hasil yang semakin berkurang (The Law of diminishing return).
b. Tingkat Substitusi Konstan (Constan rates of substitution)
Tingkat substitusi akan konstan terjadi bila jumlah salah satu input digantikan
dengan input lain tidak berubah, walaupun input yang ditambahkan terus
meningkat.
X1 X1 X1
0 X2 0 X2 0
X2
(A) (B) (C )
Jadi MRTS X2,X! Akan konstan, sehingga Isoquant merupakan garis lurus.
38
c. Hubungan Input yang bersifat Komplemen
Komplemen artinya saling melengkapi, sebagai lawan dari substitusi (saling
menggantikan).
Dalam hal ini, ‘’ komplemen’’ mengandung pengertian bahwa hanya
satu kombinasi input yang dapat menghasilkan tingkat ourput
tertentu.
Kombinasi semacam ini merupakan kombinasi input dalam proporsi
yang tetap ( fixed proportion).
X1 X1
0 X2 0 X2
39
d. Input ‘’Lumpy’’
Sampai sejauh ini, pembicaraan hanya menyangkut faktor produksi atau
input variabel yang dapat dibagi-bagi secara sempurna (completely
visible).
Namum apabila kedua faktor input tersebut tidak dapat dibagi-bagi secara
semputna, melainkan hanya dalam bentuk satuan-satuan diskrit, yang
kalo dihubungkan akan berbentuk segmen-segmen linier.
Untuk isoquant dari input-input lumpy, dalam pengambilan keputusannya
akan lebih mudah (karena alternatifnya sedikit) dibandingkan dengan
hubungan substitusinya bersifat kontinyu.
X1
0 X2 40
3.8. Elastisitas Substitusi Input
• Konsep elastisitas substitusi input (Es) dlam hubungan input, mirip
dengan elastisitas produksi (Ep) dalam hubungan input dengan output.
• Elastisitas substitusi input (Es) didefinisikan sebagai prosentase
perubahan salah satu input (misalkan X1) dibagi dengan prosentase
perubahan dari input yang lain (X2).
X1 X2 X2
Es = X1/X1 : X2 /X2 = --------- x -------- = (MRTS X2, X1) x -----
X2 X1 X1
TVC merupakan fungsi dari jumlah X1 dan X2, dan dapat digambarkan dalam
bentuk garis . 42
Isocost Lines
X1
B
0 X2
TVC Px2
X 1 = ------ - ------ X2
Px1 Px1
X1 Expansion Path
S
III (Isoquant)
R II T3 ( Isocost )
P T2 I
T1
0 X2
44
Soal- soal Latihan :
1. Dari analisis suatu usahatani yang menggunakan dua input diperoleh
fungsi sebagai berikut :
Y = 10 + 2 X1 – 0,1 X12 + 14 X2 - X22
Hitunglah produl marjinal untuk X1 dan X2, jika X1 = 2 dan X2 = 1 -
2. Diketahui Y = 100 – 3 X21 + 4 X1 + 2 X1 X2 – 5 X22 + 48 X2
Tentukan nilai X1 dan X2 saat Y mencapai titik maksimum
Y1 Y2
0 X 0 X
Y1 Kurva Kemungkinan Produksi
(KKP) saat X = 7
KKP saat X = 5
48
0 Y2
4.2. Biaya Alternatif dan Kriteria Marjinal Dalam Alokasi Sumberdaya
• Penerimaan maksimum yang diperoleh dari sejumlah faktor produksi
terbatas akan terjadi jika dipenuhi syarat :
Y2 Py1
------------- = - ------------ atau - Py1 ( Y1) = Py2 ( Y2), dimana Y2
negatif
Y1 Py2
Maka : d Y1 - Py2 6
....... = ......... Atau - 0,013 Y2 = - ....... Dan Y2 = 92,3
d Y2 Py1 5
maka : Y1 = 100 – 0,0065 ( 92,3) 2 = 44,6. dan TR yang diterima = 44,6 (Rp 5,-) + 92,3
(Rp 6,-) = Rp. 776,8.
51
4.4. Hubungan Antar Produk
KKP melukiskan hubungan antara produk yang satu dengan yang lainnya.
Berbagai bentuk hubungan ini tergantung pada situasi tertentu yang khusus.
4.4.1. Produk-produk Yang Saling Bersaing ( Competitive Product)
Hubungan antar produk dikatakan saling bersaing jika output yang satu
ditingkatkan dan harus mengurangi produk yang lainnya.
Y1 Y1
0 Y2 0 Y2
4.4.2. Produk-produk Yang Saling Melengkapi ( Complementary Product)
Dua produk dikatakan mempunyai hubungan komplementer, jika kenaikan
produk yang satu diikuti kenaikan produk yang kedua, dgn catatan input yang
digunakan konstan.
52
Gambar Complementary product:
Y1 Y1 .B
B A
A
.C
0 C D Y2 0 D Y2
A-B : Complementary Product A-B dan C –D : Complementary
Product
A B A B
0 C Y2 0 D Y2
4.4.4. Produk-produk Bersama/Gabungan( Joint Product)
Dua produk dikatakan produk bersama/gabungan, jika produk yang dihasilkan secara bersma-
sama. Dengan demikian kenaikan produk yang satu diikuti kenaikan produk yang kedua, ataun
sebaliknya. Kenaiakan atau penurunan kedua produk ini dalam proporsi yang sama’
Y1 Y1
54
0 Y2 0 Y2
4.5. Kombinasi Output Untuk Menghasilkan Pendapatan Maksimum
Hal yang sangat penting untuk di ketahui dalam hubungan dua produk
yang dihasilkan dalam usahatani adalah Tingkat Substutisi Produk
Marjinal (Marginal Rate of Product Substitution / MRPS).
Contoh di bawah ini :
Kemungkinan Produksi untuk Marginal Rate of Product
Penggunaan X = 7 Substitution (MRPS)
Y2 Y1 Y2 Y1 Of Y1 for Y2 = Y2/ Y1
43 0 - 1 7 - 1/7
42 7 - 2 6 - 1/3
40 13 - 4 5 - 4/5
36 18 - 6 4 - 3/2
30 22 - 8 3 -8/3
22 25 - 10 2 - 5
12 27 - 12 1 - 12
0 28
55
Kurva kemungkinan produksi mencerminkan suatu kemungkinan
kombinasi dua produk yang dapat diproduksikan dengan menggunakan
sejumlah input variabel.
Kenyataan di lapangan, hanya satu kombinasi yang akan diproduksi,
sehingga akan timbul dua pertanyaan :
1. Kombinasi output manakah (berapakah) yang seharusnya diproduksi?
2. Bagaimanakah menentukan kombinasi tersebut ?
Dengan asumsi Biaya total adalah konstan untuk seluruh kombinasi
output, maka dalam mengelola usahatani dapat dipilih:
a. Kombinasi output yang memaksimumkan penghasilan total? Atau,
b. Kombinasi output yang menghasilkan keuntungan tertinggi ?
Dalam Kombinasi yang pertama (a), dilakukan dengan kondisi dimana
input variabel terbatas. Kombinasi yang menghasilkan maksimum
penghasilan ini berada pada satu kurva kemungkinan produksi tertentu.
Maka disebut kombinasi penghasilan maksimum (maximum revenue
combination).
56
Tabel . Menghituing Kombinasi Penghasilan Maksimum Dengan Input 7 Unit.
(H Y1 = Rp 2,- dan H Y2 = Rp 1,-)
Kemungkinan Produksi Penghasilan Penghasilan Total
Untuk X = 7 Dari Y2 Dari Y1 Penghasilan
Y2 Y1
43 0 43 0 43
42 7 42 14 56
40 13 40 26 66
36 18 36 36 72
30 22 30 44 74
22 25 22 50 72
12 27 12 54 66
0 28 0 56 56
Kombinasi ouput pada sebuah KKP yang akan menghasilkan Total Revenue/TR
(penghasilan total) maksimum dapat ditentukan dengan memakai rumus :
HY1 Y2 PY1
MRPS Y1,Y2 = - ------- , atau ------------- = - --------
HY2 Y1 P Y2 57
• Hubungan Produksi dan Manajemen Usahatani
A B
C
61
Ada dua hal yang menyebabkan nilai uang saat ini lebih disukai dari pada di
masa yang akan datang :
1. Uang yang sama dikonsumsi saat ini akan memberikan nilai guna yang
lebihbesar dibandingkan dengan jika dikonsumsi masa yang akan datang.
2. Sejumlah uang jika disimpan di Bank, nilainya akan terus bertambah.
F = P (1 + i ) n
Contoh. Mr. X harus membayar harus membayar sebanyak Rp. 60 000 000,-
setiap akhir tahun selama lima tahun berturut – turut. Jika bunga 15 %
pertahun. Berapa Mr. X harus membayar?
A = Rp 60 000 000,- i = 15 dan n = 5
(1 + 0,15) 5 – 1
F = 60 000 000 -----------------------
0,15
F = 60 000 000 (6,747)
F = 404 820 000
64
5.1.2 . Sinking Fund
Digunakan untuk mencari nilai A (annuity) jika diketahui nilai F , tingkat bunag
dan periode waktu.
Exp. Miss Y bercita – cita empat tahun yang akan datang membeli sebuah mobil
seharga Rp. 60 000 000,-. Jika bunga deposito 12 %, berapa Miss Y harus
mendepositokan uangnya tiap akhir tahun.
i
A = F ------------------ A = 60 000 000 ( 0,29) A = 12 540 000
(1 + i) n – 1
5.3. Discounting
5.3.1. Present worth/Value of annuity
Exp. Mr. X membayar asuransi Rp 600 000,- setiap akhir tahun selama lima
tahun berturut-turut. Mr X setuju membayar keseluruhan. Jika i = 15 %
pertahun,berapa yang harus dibayarkan ?
(1 + i)n - 1
P = A -------------- P = 600 000 ( 3,352) P = 2 011 200
i (1 + i) n
65
5.3.2 Capital Recovery
Miss Y setuju menyimpan uang sebesar Rp 10 000 000,- kepada Bank untuk
pendidikan anak-anaknya selama 6 tahun. Jika i = 12 % , berapa yang dapat
Miss Y terima setiap akhir tahun?
i (1 + i ) n
A = P ------------------ A = 10 000 000 (0,243) A = 2 532 260
(1 + i ) n – 1
t=n
NPV = ( B - C ) (D F)
t t
t=0
67
t=n B - C
t t
NPV = ----------
t
t=0 (1 + i )
t=n
NPV = ( B - C ) (D F)
t t
t=0
t=n
NPV = (Net Benefit) (D F)
t=0
Keterangan :
B = Benefit pada tahun ke t
C = Biaya pada tahun ke t
DF = Discount faktor
i = Tingkat bunga yang berlaku
n = Lamanya periode waktu
68
Contoh analisis Finansial
Tahun Benefit Cost Net DF NPV PV (B) PV DF NPV DF NPV
Benefi (10%) (10%) (C) (13%) (13 %) (15%) (15%)
t (4 x 5) (4 x 9) (4 x 11)
(2 – 3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
69
5. 4.2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C )
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negatif.
Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benfit akan diperoleh
dari cost yang dikeluarkan.
............. = -------------------
t ( C - B ) ( D F)
t = 0 (1 + i ) t=0 t t
Net B/C = --------------------- ( Net Benefit Positif) ( D F )
t=n B - C = ----------------------------------- -----------
t t
............. ( Net Benefit Negatif ) ( D F)
t
t=0 (1 + i )
t=n
N P V Positif
t=0
Net B/C = -------------------------------
t=n
N P V Negatif
t=0
70
5.4.3. Gross Benefit Cost Ratio ( Gross B/C)
Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV B)
dengan Present Value dari Cost (PV C). Perhitungan Gross B?C adalah
sebagai berikut :
t=n Bt t=n ( B t ) ( D F)
............. = ----------------
t ( C ) ( D F)
(1 + i) t
t=0 t=0
Net B/C = --------------------- t=n
t=n Ct (PV) (B)
...........t t=0
Gross B/C = ----------------------
t=0 (1 + i ) t=n
( PV) ( C)
t=0
5.4.4. Internal Rate of Return ( IRR )
Dalam evaluasi proyek ada dua analisis yang biasa dilakukan yaitu Analisis
Finansial dan Analisis Ekonomis. Dengan demikian maka Internal Rate of
Return ada dua yaitu Financial Internal Rate of Return (FIRR) dan Ekonomic
Internal Rate of Return (EIRR)
71
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui prosentase keuntungan dari
suatu proyek tiap tahun. IRR ini juga dapat dijadikan alat ukur kemampuan proyek
dalam mengembalikan bunga pinjaman.
IRR pada dasarnya merupakan Discount Factor (DF) dimana besarnya NPV sama
dengan nol ( NPV = 0). Dengan demikian untuk mencari besaran IRR, kita harus
mencari Discount Factor (DF) hingga di peroleh NPV = 0.
Berdasarkan hal – hal tersebut maka langkah-langkah perhitungan IRR sbb:
a. Pertama siapkan Cash Flow dari proyek
b. Memilih Discount Factor (DF) tertentu untuk mencapai NPV = 0. Jika pilihan DF
pertama menghasilkan NPV positif, maka memilih Discount Factor (DF) yang lain
sampai diperoleh NPV yang negatif.
c. Karena NPV yang diperoleh nilainya positif dan negatif,maka dibuat interpolasi
antara DF dengan NPV positif dan DF dengan NPV negatif, agar diperoleh NPV = 0.
NPV+
IRR = i 1 + ------------------------------------ ( i 2 - i 1 )
NPV+ - NPV –
P V Net Benefit
Profitability Ratio = ------------------------
P V Investasi
73
5.5.Analisis Keuntungan Maksimum
Apabila variabel ‘’waktu ‘’ dimasukkan dalam analisis ekonomi, maka tujuan
atau sasaran seorang manajer perlu direvisi.
Periode waktu yang biasa digunakan dalam perusahaan adalah periode
akuntansi , yaitu Tahun.
Dengan demikian seorang manajer akan bertujuan untuk memaksimumkan
keuntungan dalam setiap periode akuntansi, berapapun panjangnya periode
waktu itu.
Serorang manajer tidak akan tertarik untuk memaksimumkan keuntungan
pada satu proses produksi saja, tetapi akan memaksimumkan keuntungan per
satuan waktu.
Dengan demikian pemaksimuman keuntungan per hari dilakukan bersama-
sama ( simultan ) dengan keuntungan per tahun.
Apabila periode produksi dari suatu proses produksi mengambil waktu tepat
satu tahun, maka keuntungan maksimum (MR =MC) untuk satu kali proses
produksi akan sama dengan keuntungan maksimum untuk satu tahun.
Keuntungan maksimum untuk satu kali proses produksi adalah konsisten
dengan keuntungan maksimum setiap tahun.
74
Dalam kasus-kasus tertentu , periode produksi didasarkan pada tahun
kalender.
Apabila periode produksi tidak sama dengan tahun kalender, maka bisa
terjadi dua situasi :
a. Panjangnya periode tetap ( fixed ).
b. Panjangnya periode produksi berubah-ubah
0 120,00 120,00 0
2 124,05 122,24 - 1,81 - 0,91 - 0,91
4 128,43 128,32 - - 0,11 - 0,85 - 0,03
6 133,45 137,28 3,83 1,97 0,64
8 139,43 148,16 8,73 2,45 1,09
10 147,70 160,00 13,30 2,29 1,33
12 155,58 171,84 16,26 1,48 1,36
14 166,39 182,72 16,33 0,04 1,17
16 179,44 191,68 12,24 -2,04 0,76
77
Hubungan input (waktu) dan output (berat badan sapi) serta dari
fungsi – fungsi biaya total dan penerimaan total (sebagai fungsi waktu)
maka :
TTC = 120 + 2,0 N + 0,0067 N3 ( 5.5.1)
TTR = 120 + 0,6 N 2 – 0,02 N 3 (5.5.2)
Dimana :
TTC = Total Time Cost
TTR = Total Time Revenu
N = Waktu ( dalam satuan 10 hari pemberian makanan ternak).
Dari persamaan 5.5.1 di atas, Rp 120,- mencerminkan harga beli anak
sapi, sedangkan 2,0 N dan 0,0067 N 3 menggambarkan besaran biaya
makanan ternak yanh berkaitan dengan jangka waktu pemeliharaan.
Dari persamaan 5.5.2. di atas,Rp 120 adalah besaran harga sapi di awal
pemeliharaan. Sedangkan keuntungan karena tambahan berat badan
sapi dewasa adalah 0,6 N 2 - 0,02 n 3 sepanjang waktu pemeliharaan.
78
Pada tabel 5.5.1 , keuntungan maksimum terjadi pada saat 14 satuan
waktu. Kolom keuntungan marjinal menunjukkan bahwa keuntungan
marjinal (dikaitkan dengan waktu pemeliharaan) menjadi sangat kecil
pada satuan waktu antara 12 dan 14 unit waktu. Oleh kerena itu
jumlah keuntungan maksimum yang pasti akan berada pada batas-
batas tersebut.
Satuan waktu yang akan menghasilkan keuntungan maksimum secara
pasti (keuntungan maksimum titik) dapat dihitung dengan
menggunakan prosedur seperti berikut ini :
Keuntungan = TTR – TTC atau,
d (keuntungan)
Keuntungan marjinal = -------------------- = - 0,08 N 2 + 1,2 N – 2
dN
79
Titik keuntungan maksimum akan terjadi saat keuntungan marjinal = 0,
maka :N
0,08 N 2 – 1,2 N + 2 = 0
11,2 13,1
Marginal profit
Average profit
0 11,2 13,1 Time 10 day units
0 0,0
2 3,7
4 13,9
6 28.8
8 46,9
10 66,7
12 86,4
14 104,5
16 119,5
18 129,6
20 133,3
Catatan : Harga faktor produksi Rp 200,00 dan biaya tetap (total fixed cost) Rp. 2000,00
82