Anda di halaman 1dari 17

ABSES PERIANAL

Oleh :
Mohamad Yasirwan Nurma’ruf Azhuri
415116132

Pembimbing :
Prof. Dr. Chairul Ismael, dr., Sp.B, SpBA(K)
Definisi
Merupakan suatu infeksi jaringan
lunak di sekitar lubang anus,
dengan pembentukan rongga
abses
Abses perianal dibagi menjadi
superficial abscesses dan deep
abscesses
Organisme umum yang terlibat
dalam pembentukan abses yaitu
Eschericia coli, Enterococcus sp,
Epidemiologi
 Pria > Wanita (2:1)
 dekade 3 dan 4
 Faktor risiko penyakit ini berhubungan
dengan:
Diabetes melitus, tuberkulosis, infeksi HIV
• Inflammatory bowel disease
• Trauma
• Post haemorrhoidectomy atau episiotomy
• Merokok
Patofisiologi

Pus terbentuk akibat infeksi bakteri pada kelenjar cryptoglandular


yang melapisi saluran anus

Sfingter ani internal berfungsi sebagai barier terhadap infeksi

Barier ini dapat ditembus melalui krista Morgagni, yang dapat


menembus sfingter ani internal menuju ke ruang intersphincteric
Patofisiologi

Setelah infeksi memperoleh akses ke ruang


intersphincteric, akses infeksi menjadi lebih mudah ke
ruang perirectal lain yang berdekatan

Perluasan dari infeksi dapat mencapai ruang


intersphincteric 2-5%, ruang ischiorectal 20-
25%, atau ruang supralevator 2-5%
Patofisiologi
Patofisiologi
Komplikasi
Manifestasi Klinis
Anamnesis
 Nyeri perianal disertai dengan
demam
 Pruritus perianal
 Nyeri perianal diperberat oleh
gerakan dan peningkatan
tekanan perineum seperti duduk
atau mengedan
Pemeriksaan Fisik
Menunjukan jaringan eritematosa, edema,
berfluktuasi, nyeri tekan, massa subkutan
kecil dekat lubang anus

Pemeriksaan Laboratorium
 Leukositosis

Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan dan MRI mempunyai akurasi 80%
untuk menentukan ukuran dan lokasi abses
Penatalaksanaan
 Penatalaksaan terpenting pada abses
perianal yaitu tindakan insisi dan drainase
dini untuk mengeluarkan jaringan purulen
Terapi antibiotik saja tidak efektif dalam
mengatasi infeksi penyebab dan hanya
untuk menunda tindakan intervensi bedah
Keterlambatan tindakan drainase akan
memperberat infeksi, menambah
kerusakan jaringan, dapat mengganggu
fungsi sphincter, serta menyebabkan
striktur atau pembentukan fistula
Drainase abses superfisial

Dapat dilakukan di emergency room, dengan


menggunakan anestesi lokal

Untuk pasien yang memiliki abses dengan penyerta


diabetes atau penyakit immunocompromised, drainase
harus dilakukan di ruang operasi  risiko lebih besar
untuk terjadi necrotizing fascitis
Analgesik pascaoperasi dan obat pelunak
feses diperlukan untuk mengurangi rasa
nyeri

Pasien di follow up selama 2-3 minggu


untuk evaluasi luka dan evaluasi
pembentukan fistel

Terapiantibiotik atas indikasi tertentu


seperti pasien dengan penyakit
immunocompromised
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai