Anda di halaman 1dari 47

KIMIA

MEDISINAL

OLEH

Kelompok IV
Moh. Kifli Buna
Rahmawati ismail
Istiqamaah Saadah
Muzdalifah Mohammad
Asri Ainun Anggarini Datu
Dhea Rizky
Sutrisna Ningsi Arsyad
HUBUNGAN STRUKTUR, IKATAN KIMIA
DAN AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT

IKATAN
IKATAN
VAN DER
KOVALEN
WAAL’S

IKATAN IKATAN
IONIK HIDROGEN
INTERAKSI ION-
DIPOL DAN DIPOL-
DIPOL

IKATAN
HIDROFOBIK

TRANSFER
MUATAN
IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen terbentuk jika ada dua atom saling


menggunakan sepasang elektron secara bersama-
sama. Ikatan kovalen meup9akan ikatan ang
paling kuat dengan rata-ratakekuatan ikata
100kkal/mol. Dengan kekuatan ikatan yang tinggi
ini, pada suhu normal ikatan bersifat reversibel
dan hana dapat pecah bila ada pengaruh
katalisator enzim tertentu
Contoh obat yang mekanisme kerjanya melibtakan ikatan kovalen

1) Turunan nitrogen mustar


2) Turunan antibiotika betalaktam
3) Senyawa organofosfat
4) Senyawa As-organik dan Hg-organik
5) Asam etakrinat
IKATAN IONIK

Ikatan ionik adalah ikatan yang


dihasilkan oleh daya tarik menarik
elektrostatik antra ion-ion yang
muatanna berlawanan. Kekuatan tarik-
menarikk akan makin berkurang bila jarak
antar ion makin jau dan pengurangan
tersebut berbanding terbalik dengan
jaraknya.
Contoh
INTERAKSI ION-DIPOL DAN
DIPOL-DIPOL

Adanya perbedaan keelogmagnetifan


atom C dengan atom ang lain, seperti O
dan N, akan membentuk distribusi
elektron tidak simetrik atau dipol, yang
mempu membentuk ikatan dengan ion
atau dipol lain, baik yang memmpunyai
daerahh kerapatan elektron tinggi
maupun yang rendah.
Contoh
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan
antara atom H yang mempunyai muatan
positif parsial dengann aom lain yang
bersifat elektronegatif dan mempunyai
sepasang elektron bebas dengan oktet
lengkap, seperti O, N, dan F. atom yang
bermuatan positif parsial dapat
berinteraksi dengan atom negatif parsial
dari molekul atau atom lain yang berbeda
ikatan ikatan kovalennya dalam satu
molekul.
Contoh
IKATAN VAN DER WAA’LS

Ikatan Van Der Waal’s merupakan


kekuatan tarik menarik antar molekul
atau atom yang tidak bermuatan, dan
letaknya berdekatan dengan atau
jaraknya ± 4-6º. Ikatan ini terajdi
karena sifat kepolarisasian molekul atau
atom.
Contoh
IKATAN HIDROFOBIK

Ikatan hidrofobik merupakan salah


satu kekuatan penting pada proses
penggabungan daerah non polar
molekul obat dengan daerah non
polar reseptor biologis. Daerah non
polar molekul obat yang tidak larut
dalam air dan molekul-molekul air
disekelilingnya, akan bergabung
melalui ikatan hidrogen membentuk
struktur quasi-crystalline (icebergs).
Contoh
TRANSFER MUATAN

Kompleks yang terbentuk antara dua


molekul melalui ikatan hidrogen
merupakan kasus khusus dari fenomena
umum kompleks donor-aseptor, yang
sistabilkan melalui daya tarik menarik
elektrostatik antara molekul donor
elektron dan molekul aseptor elektron.
Contoh
TEORI INTERAKSI OBAT
TEORI KLASIK
TEORI PENDUDUKAN
TEORI KECEPATAN
TEORI KESESUAIAN TERIMBAS
TEORI GANGGUAN MAKROMOLEKUL
TEORI PENDUDUKAN-AKTIVASI
KONSEP KURIR KEDUA
TEORI MEKANISME DAN FARMAKOFOR SEBAGAI
DASAR RANCANGAN OBAT
TEORI KLASIK

Crum, Brown Langley (1878) Ehrlich (1907)


dan Franser
(1869)
TEORI PENDUDUKAN
Clark (1926), memperkirakan bahwa satu molekul obat akan
menempati suatu sisi reseptor dan obat harus diberikan dalam jumlah
yang berlebihan agar tetap efektif selama proses pembentukan
kompleks.
Proses interaksi obat dengan reseptor sebagai berikut:
Proses interaksi obat-reseptor menurut Ariens-
Stephenson dijelaskan dengan bagan sebagai
berikut:

Dari hal-hal diatas dapat dinyatakan bahwa:


Efek Biologis = Aktivitas intrinsic x
(Kompleks O-R)
Contoh :
TEORI KECEPATAN

Senyawa dikatakan agonis bila mempunyai kecepatan asosiasi atau


sifat mengikat reseptor besar dan disosiasi yang besar.
Senyawa dikatakan antagonis bila mempunyai kecepatan asosiasi
sangat besar sedang asosiasinya sangat kecil. Disini pendudukan
reseptor tidak efektif karena menghalangi asosiasi senyawa agonis
yang produktif.
Senyawa dikatakan agonis parsial apabila kecepatan asosiasi dan
disosiasinya tidak maksimal.
TEORI KESESUAIAN TERIMBAS
Contoh : Pengikatan substrat pada enzim fosfoglukomutase dapat
menginduksi perubahan konformasi enzim
TEORI GANGGUAN MAKROMOLEKUL

Bellean (1964) memperkenalkan teori model


kerja obat yang disebut dengan gangguan
makro-molekul. Menurut ballean interaksi
makromolekul obat dengan makromolekul
protein (reseptor) dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk konformasi
reseptor sebagai berikut :
1. Gangguan konformasi spesisifk
(Specific Conformational
Perturbation =SCP)
2. Gangguan konformasi tidak
spesisfik (N0n-specific
conformational Perturbation=
NSCP)
Pada Jumlah atom
C=7 terjadi efek
agonis parsial karena
terjadi keseimbangan
struktur reseptor
dalam bentuk SCP
dan NSCP.

Pada jumlah atom


C=9 terjadi efek
antagonis karena
terbentuk struktur
NSCP dari sisi rantai
polarnya.
TEORI PENDUDUKAN-
AKTIVASI
•Ariens dan de Miranda (1979), mengemukakan teori pendudukan-aktivasi
dari model dua keadaan yaitu bahwa sebelum berinteraksi dengan obat,
reseptor berada dalam kesetimbangan dinamikantara dua keadaan yang
berbeda fungsinya, yaitu:
1. Bentuk teraktifkan (R*): dapat menunjang efek biologis.
2. Bentuk istirahat (R): tidak dapat memnunjang efek biologis.

•Senyawa dikatakana agonis bila keseimbangan menuju ke bentuk yang


teraktifkan (R*).
•Senyawa dikatakan antagonis bila keseimbangan menuju ke bentuk istirahat
(R).
•Senyawa dikatakan agonis parsial bila terjadi bentuk (R*) dan (R).
KONSEP KURIR KEDUA
•Reseptor dari banyak hormon berhubungan erat dengan sistem
adenil siklase. Sebagai contoh ketokolamin, glukagon, hormon
paratiroid, serotonin, dan histamin telah menunjukan pengaruh
terhadap kadar siklik-AMP. Interaksi hormon-reseptor dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar silik-AMP dalam intrasel,
tergantung meningkatkan kadar siklik-AMP, hormon dianggap
sebagai kurir pertama (first messenger), sedangkan siklik-
AMPsebagai kurir kedua (second messenger).
•Turunsan xantin, seperti kafein dan teofilin, juga dapat
menghambat secara kompetitif siklik nikletida fosfodiesterase
(PDE), enzim yang mengkatalisis perubahan siklik-AMP menjadi
5’-AMP. Pemberian turunan tersebut akan meningkatkan kadar
siklik-AMP dalam jaringan.
TEORI MEKANISME DAN FARMAKOFOR
SEBAGAI DASAR RANCANGAN OBAT

Teori mekanisme dan farmakofor sebagai dasar rancangan


obat dapat diilustrasikan oleh obat antihipertensi yang
bekerja sebagai penghambat enzim pengubah angiotensin
(Angiotensin-converting enzymen = ACE). Sebagai contoh
adalah katopril dan turunannya yang dapat menghambat
secara kompetitif enzim pengubah angiotensin,sehingga
mencegah perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin II,
senyawa yang dapat menimbulkan efek peningkat tekanan
darah.
Model tempat aktif pada ACE ditunjukan
oleh adanya:

Ion Zn2+, yang membentuk


Gugus yang
kompleks dengan gugus
farmakofor ligan, seperti Gugus yang dapat bermuatan positif
gugus sulhidril (S-) dari membentuk ikatan yang terikat melalui
katopril, gugus karboksi hidrogen dengan ikatan ionik dengan
(COO-) dari enalaprilatau gugus farmakofor gugus farmakofor
lisinopril, serta gugus karbonil karboksilat yang
fosforus (PO2-) dari bermuatan negatif.
fosinopril.
Melalui gugus-gugus farmakofor sebagai
berikut

gugus karbonil
(COO-) mengikat gugus keto
asam-asam amino gugus sulfhidril (S-)
mengikat asam
Lys495, Tyr504, dan mengikat atom Zn2+
amino His337
Gln265
Melalui gugus-gugus farmakofor
sebagai berikut:
a. Gugus karboksi (COO-) mengikat asam-asam
amino Lys495,Tyr504, dan Gln265
b. Gugus keto mengikat asam amino His337
c. Gugus karboksi (COO-) menikat atom Zn2=,
serta asam-asam aminoTyr507 dan Glu368
d. Gugus NH mengikat asam amino Ala338
e. Gugus NH2 menikat asam-asam amino Thr364
dan Asp360

Anda mungkin juga menyukai