Anda di halaman 1dari 14

Klasifikasi dan Mekanisme Kerja

Antijamur
SGD 9- 2nd meet
Antijamur?

Antijamur adalah kelompok obat yang berfungsi untuk menyembuhkan infeksi pada tubuh akibat jamur
atau fungi. Umumnya infeksi jamur terjadi pada kulit, rambut, dan kuku. Namun pada beberapa kasus,
infeksi ini juga dapat terjadi pada organ bagian dalam sehingga cukup berbahaya dan memerlukan
perawatan intensif. Seringkali infeksi jamur yang bersifat serius terjadi akibat penderita memiliki daya
tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat mengonsumsi obat imunosupresan atau menderita HIV.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya,
yaitu:
Antijamur golongan azole. Ini merupakan antijamur yang berspektrum luas, artinya dapat membunuh berbagai jenis jamur. Antijamur golongan azole
 

bekerja dengan cara merusak membran sel jamur. Jika membran sel jamur rusak, maka sel tersebut akan mengalami kematian. Contoh obat ini adalah:

 Clotrimazole.

 Fluconazole.

 Ketoconazole.

 Itraconazole.

 Miconazole.

 Voriconazole.

Echinocadin. Ini merupakan antijamur yang bekerja dengan cara merusak dinding sel jamur. Jika dinding sel jamur tidak dapat dibentuk maka sel
 

tersebut akan mengalami kematian. Contoh obat ini adalah:

 Anidulafungin.

 Micafungin.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya,
yaitu:
Polyene. Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik. Obat ini juga bekerja dengan cara merusak membran sel jamur sehingga
 

menyebabkan kematian sel tersebut. Contoh obat antijamur polyene adalah:

 Nystatin.

 Amphotericin B.

Selain yang telah disebutkan, terdapat juga antijamur lain yang tidak digolongkan namun juga dapat membunuh jamur, seperti griseofulvin dan terbinafine.
 

Obat antijamur umumnya dapat diperoleh dalam bentuk topikal (oles), oral (minum), intravena (suntik atau infus), maupun intravagina (ovula).

Nb:


Sebelum menggunakan obat antijamur, sebaiknya memerhatikan kondisi-kondisi berikut ini:


Kehamilan dan menyusui. Kebanyakan obat antijamur tidak cocok untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui. Hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter
jika akan menggunakan obat antijamur.


Alergi. Hendaknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada doker apabila Anda memiliki alergi terhadap benda atau obat tertentu, terutama antijamur. Interaksi antar obat.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan tertentu kemudian ingin mengonsumsi obat antijamur, hendaknya mengonsultasikannya terlebih dahulu
kepada dokter agar terhindar dari interaksi obat yang berbahaya.


Penyakit Liver. Hati-hati penggunaan obat jamur pada orang yang memiliki gangguan fungsi hati atau penyakit liver karena dapat mengakibatkan kerusakan hati.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya,
yaitu:
• Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan dari obat antijamur, antara lain adalah:
• Ruam.
• Gatal-gatal.
• Diare.
• Tidak enak badan.
• Kemerahan pada kulit.
• Nyeri perut.

Dosis Antijamur
• Berikut ini adalah jenis-jenis obat golongan antijamur, yang digunakan untuk menangani sejumlah kondisi pada orang dewasa. Penjelasan rinci mengenai efek
samping, peringatan, atau interaksi dari masing-masing antijamur, dapat dilihat pada halaman Obat A-Z.
Itraconazole
Merek dagang Itraconazole: Fungitrazol, Itzol, Mycotrazol, Sporanox, Sporax

Kondisi: Pencegahan infeksi jamur (mikosis) pada orang dengan daya tahan tubuh rendah
• Oral
Dosis: 100-200 mg, 1-3 kali sehari tergantung dari beratnya penyakit.
• Intravena
Dosis: 200 mg dua kali sehari untuk hari pertama, dilanjutkan dengan 200 mg sekali sehari sampai hari ke-14.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Kondisi: Tinea corporis, tinea cruris
• Oral
Dosis: 100 mg per hari selama 15 hari atau 200 mg per hari selama 7 hari.

Kondisi:Kandidiasis orofaring
• Oral
Dosis: 100 mg per hari selama 15 hari. Khusus pasien yang juga menderita AIDS atau neutropenia dapat diberikan 200 mg per hari selama 15 hari.
Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal
• Oral
Dosis: 200 mg dua kali sehari selama 1 hari.

Kondisi: Tinea pedis
• Oral
Dosis: 100 mg per hari selama 30 hari atau 200 mg per hari selama 7 hari.

Kondisi: Jamur kuku
• Oral
Dosis: 200 mg per hari selama 3 bulan.
Kondisi: Panu
• Oral
Dosis: 200 mg per hari selama 7 hari.
Kondisi: Pencegahan infeksi jamur pada orang dengan daya tahan tubuh rendah
• Oral
Dosis: 200 mg, satu-dua kali sehari.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Ketoconazole
Merek dagang Ketoconazole: Formyco, Nizol, Nizoral, Solinfec, Tokasid, Zoloral
Kondisi: Infeksi jamur
• Oral
Dosis: 200-400 mg per hari, digunakan sampai gejala hilang atau pemeriksaan negatif.
Kondisi: Panu dan jamur kulit
• Topikal
Dosis: Oleskan krim ketoconazole 2% satu hingga dua kali sehari hingga gejala yang timbul mereda.
Kondisi: Dermatitis seboroik
• Topikal
Dosis: Sampo 2%, digunakan 2 kali seminggu, selama 2-4 minggu.

Clotrimazole
Merek dagang Clotrimazole: Canesten, Clonitia
Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal
• Intravaginal
Dosis: 100 mg per hari selama 6 hari. Bisa juga diberikan 200 mg per hari selama 3 hari atau 500 mg sebagai dosis tunggal. Obat dimasukkan ke
dalam vagina.
Kondisi: Infeksi jamur pada kulit
• Topikal
Dosis: Oleskan krim clotrimazole 1% dua hingga empat kali sehari
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Fluconazole

Merek dagang Fluconazole: Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluxar, Kifluzol, Zemyc


Kondisi: Infeksi kriptokokosis dan kandidiasis sistemik
• Intravena dan oral
Dosis: 400 mg sekali sehari sebagai dosis awal, kemudian diikuti dengan 200-400 mg sekali sehari selama sekitar 6-8 minggu.
Kondisi: Kandidiasis mukosa superfisialis
• Oral
Dosis: 50 mg per hari, dapat ditambahkan hingga 100 mg per hari selama 7-14 hari.
Kondisi: Panu
• Oral
Dosis: 50 mg sekali sehari selama 6 minggu.
Kondisi: Kandidiasis penis dan vagina
• Oral
Dosis: 150 mg sebagai dosis tunggal.
Kondisi: Pencegahan infeksi jamur pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah
• Oral
Dosis: 50-400 mg per hari
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Miconazole

Merek dagang Miconazole: Funtas, Locoriz, Mycorine, Mycozol


Kondisi: Infeksi jamur kulit
• Topikal
Dosis: Gunakan krim atau powder 2 % sebanyak dua kali sehari pada area yang terinfeksi selama 2-6 minggu. Teruskan terapi sampai 1 minggu setelah gejala
hilang.
Kondisi: Infeksi fungi pada kuku
• Topikal
Dosis: Gunakan krim atau powder 2 % sebanyak 1-2 kali sehari pada area yang terinfeksi hingga 10 hari setelah gejala menghilang.
Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal
• Topikal
Dosis: Gunakan krim 2 % dengan cara dioleskan pada vagina sekali sehari pada saat sebelum tidur selama 10-14 hari.

Tioconazole
Merek dagang Tioconazole: Trosyd, Prodermal
Kondisi: Infeksi jamur kulit
• Topikal
Dosis: Sebagai krim 1%, oleskan 1-2 kali sehari selama 7 hari – 6 minggu.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Voriconazole
Merek dagang Voriconazole: VFend, Vazol
Kondisi: Pengobatan candidemia, infeksi candida pada jaringan bagian dalam, aspergillosis invasif, scedosporiosis dan fusariosis
• Intravena
Dosis: 6 mg/kg 2 kali selama 24 jam pertama diikuti dengan 4 mg/kg dua kali sehari.
• Oral
Dosis: 400 mg dua kali selama 24 jam pertama diikuti dengan 200 mg dua kali sehari.
Anidulafungin
Merek dagang Anidulafungin: Ecalta
Kondisi: Kandidiasis esofagus
• Intravena
Dosis: 100 mg sebagai dosis hari pertama diikuti 50 mg perhari hingga 7 hari setelah gejala klinis menghilang.
• Kondisi: Kandidiasis lainnya
• Intravena
Dosis: 200 mg dosis hari pertama, diikuti 100 mg per hari hingga 14 hari setelah gejala klinis menghilang.
Micafungin
Merek dagang Micafungin: Mycamin
Kondisi: Kandidiasis berat
• Intravena
Dosis: 100-200 mg per hari selama 14 hari.
• Kondisi: Kandidiasis esofagus
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
• Intravena
Dosis: 150 mg sehari sekali selama seminggu
Nystatin

Merek dagang Nystatin: Candistin, Cazetin, Constantia, Enystin, Mycostatin, Nymiko, Nystin, Flagystatin
Kondisi: Kandidiasis mulut
• Oral
Dosis: 100.000 unit 4 hari sekali. Kocok dulu di mulut sebelum ditelan.
Kondisi: Kandidiasis usus
• Oral
Dosis: 500.000-1.000.000 unit 3-4 kali sehari.
Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal
• Intravaginal
Dosis: 100.000-200.000 unit sehari sekali pada saat akan tidur selama 14 hari.
Amphotericin B

Merek dagang Amphotericin B: -

Kondisi: Aspergilosis yang menyebar
• Intravena
Dosis: 0,6-0,7 mg/kg tiap hari selama 3-6 bulan.

Kondisi: Endokarditis
• Intravena
Dosis: 0,6-1 mg/kg selama seminggu dan 0,8 mg/kg tiap 2 hari selama 6-8 minggu pasca operasi.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya, yaitu:
Griseofulvin
Merek dagang Griseofulvin: Grivin Forte, Rexavin
Kondisi: Jamur kulit
• Oral
Dosis: 0,5-1 gram per hari, dapat diminum dalam 1 atau 2 dosis selama 2 minggu – 12 bulan (bila infeksi mengenai kuku)
Terbinafine
Merek dagang Terbinafine: Interbi, Lamisil, Termisil
Kondisi: Jamur kulit
• Oral
Dosis: 250 mg sekali sehari. Dapat dikonsumsi selama 2-12 minggu.
• Topikal
Dosis: sebagai krim 1%, gunakan 1-2 kali sehari pada daerah yang terinfeksi. Dapat digunakan selama 1-2 minggu.
Referensi

Lewis, R. (2011). Current Concepts in Antifungal Pharmacology. Mayo


Clin Proc. 86(8), pp. 805–817.

Roemer, T. Krisan, D. (2014). Antifungal Drug Development:


Challenges, Unmet Clinical Needs, and New Approaches. Cold Spring
Harb Perspect Med. 4(5), pp. a019703.

Dermnet New zealand (2003). Oral Antifungal Medication.

NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Antifungal Medicines.


Referensi

Mims Indonesia (2017). Amphotericin B Mims Indonesia (2017) . Miconazole.


Mims Indonesia (2017). Anidulafungin. Mims Indonesia (2017). Nystatin.
Mims Indonesia (2017). Clotrimazole. Mims Indonesia (2017). Terbinafine.
Mims Indonesia (2017). Caspofungin. Mims Indonesia (2017). Trosyd.
Mims Indonesia (2017). Fluconazole. Mims Indonesia (2017). Voriconazole.
Mims Indonesia (2017). Griseofulvin. Drugs (2017). Drug Classes. Antifungals.
Mims Indonesia (2017). Itraconazole. Drugs (2017). Antifungals. Azole Antifungals.
Mims Indonesia (2017). Ketoconazole. Drugs (2017). Antifungals. Echinocandins.
Mims Indonesia (2017). Micafungin. Drugs (2017). Antifungals. Polyenes.

Anda mungkin juga menyukai