Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

EPILEPSI
Oleh:
Dhea Anindya Puteri
406162125

Pembimbing:
dr. Wariyah, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 11 Agustus 2018 – 16 September 2018
LATAR BELAKANG &
DEFINISI Epilepsi: Manifestasi gangguan fungsi otak akibat cetusan muatan
listrik neuron secara berlebihan dan bersifat paroksimal. (WHO)
EPIDEMIOLOGI

Dunia Indonesia
15 jt orang Indonesia

Asia
Asia
4-10/1000 penduduk Tenggara 1-1,8 juta orang
+ 80% hidup di negara Tenggara
perekonomian menengah
ke bawah
ETIOLOGI
01 Epilepsi idiopatik

02 Epilepsi simptomatik, dominan penyebab genetik atau perkembangan

03 Epilepsi simptomatik, dominan penyebab didapat

04 Epilepsi yang diprovokasi

05 Epilepsi kriptogenik
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

Kejang Umum
Tidak terklasifikasi
- Absans
- Mioklonik
Kejang Fokal Tidak terklasifikasi
- Klonik
- Tonik-klonik
- Atonik
- Sederhana
- Kompleks
- Fokal  umum
TANDA & GEJALA
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- Deskripsi detail
bangkitan
pertama
- Gejala prodromal/ Aura
- Deskripsi bangkitan klinis - Faktor pencetus
- Gejala post iktal - Riwayat epilepsi dalam
keluarga
Umum Neurologis

2. Pemeriksaan Fisik
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LAB
DARAH

PUNGSI LUMBAL ELEKTROLIT

ELEKTROENSEFALOGRAFI PENCITRAAN
STRUKTURAL
DIAGNOSA BANDING

SINKOP MIGRAINE PSIKOGENIK

TRANSIENT TRANSIENT
GLOBAL ISCHEMIC
AMNESIA ATTACK
TATALAKSANA
PROGNOSIS

• Ad Vitam : Dubia
• Ad Fungsionam : Dubia
• Ad Sanationam : Dubia ad malam
KESIMPULAN

• Epilepsi: Manifestasi gangguan fungsi otak akibat cetusan muatan listrik


neuron secara berlebihan dan bersifat paroksimal. (WHO)
• Prevalensi epilepsi di dunia, Asia Tenggara, dan Indonesia cukup tinggi
• Berdasarkan etiologi, epilepsi dibagi menjadi epilepsi primer dan sekunder
• Patofisiologi epilepsi adalah akibat lepasnya muatan paroksismal
berlebihandari fokus kejang atau jaringan normal yang terganggu akibat
suatu kelainanpatologis di otak, akibat meningkatnya glutamat atau
menurunnya GABA.
• ILAE menggolongkan epilepsi menjadi kejang parsial, kejang umum, dan
bangkitan yang tidak terklasifikasi.
• Tanda dan gejala epilepsi berbeda-beda, tergantung jenis kejangnya. Pada kejang
parsial, bangkitan yang tampak dimulai dari gerakan, sensasi abnormal, gangguan
penglihatan, atau kelainan persepsi lainnya. Pada bangkitan umum, bangkitan muncul
secara simultan dan diklasifikasikan menjadi bangkitan absans, tonik klonik, umum
sekunder, atonik, mioklonik, dan tonik.
• Pada anamnesis, harus ditanyakan deskripsi yang mendetail mengenai bangkitan,
termasuk bangkitan pertama, faktor-faktor presipitasi, dan hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya bangkitan.
• Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan dibagi menjadi fase iktal dan post iktal.
• Pemeriksaan penunjang epilepsi meliputi pemeriksaan laboratorium, pungsi lumbal,
EEG, MEG, TMS, dan pencitraan struktural.
• Diagnosis banding epilepsi adalah bangkitan umum tonik-klonik, sinkop, migraine,
TIA, transient global amnesia dan bangkitan psikogenik non-epileptik.
• Tatalaksana epilepsi bertujuan mencapai bebas kejang tanpa efek samping.
Pemilihan harus memperhatikan efek samping dan interaksi obat. Obat-obatan yang
digunakan antara lain karbamazepin, gabapentin, asam valproat, fenobarbital, dan
berbagai obat lainnya.
• Prognosis ad sanationam epilepsi tidak terlalu baik, karena biasanya pasien
mengalami kejang ulangan, jika terapi tidak dilanjutkan dengan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fisher RS, Acevedo C, Arzimanoglou A, Bogacz A, Cross H, 9. Enger J. Seizures and Epilepsy. Ed 2. 2013. USA: Oxford University
Elger CE, et al. A Practical Clinical Definition of Epilepsy. Press.
Epilepsia. 2014; 55(4):475-482. 10. Perucca E, Tomson T. The Pharmacological Treatment of Epilepsy in
2. WHO. Epilepsy. 2018 Feb 8. Diakses 2018 Aug 15 dari Adults. Lancet Neurol. 2011; 10: 446-456.
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy. 11. Brown C. Pharmacological Treatment of Epilepsy. Prog
3. WHO, IBE, ILAE. Epilepsy in The WHO South-East Asian Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry. 2016 Apr; 20(2).
Region: Bridging The Gap. [pdf] Diakses 2018 Aug 16 dari 12. Glauser T, Ben-Menachem E, Bougeois B, Cnaan A, Guerreiro C,
http://www.who.int/mental_health/neurology/epilepsy/searo_rep Kalviainen R, et al. Updated ILAE Evidance Review of Antiepileptic
ort.pdf Drugs Efficacy and Effectiveness as Initial Monotherapy of Epileptic
. Seizures and Syndrome. Epilepsia. 2013: 1-13.
4. Behr C, Goltzene MA, Kolmaski G, Hirsch E, Ryvlin P. 13. Hernandes-Diaz S, Smith CR, Shen A, Mittendorf R, Hauser WA,
Epidemiology of Epilepsy. Revue Neurologique. 2061; 172: 27- Yerby M, et al. Comparative Safety of Antiepileptic Drugs During
36. Pregnancy. Neurology. 2012 Mei 22; 78(21): 1692-1699.
5. Shorvon SD. The Ethiologic Classification of Epilepsy. Epilepsia. 14. Krumhoz A, Wiebe S, Gronseth GS, Gloss DS, Sanchez AM, Kahir
2011; 52(6):1052-1057. AA, et al. Evidence-Based Guideline: Management of An Unprovoked
6. Kumar S, Singh G. Pathophysiology of Epilepsy: An Updated First Seizure in Adults. Neurology. 2015; 84: 1705-1713.
Review. Int J Med Sci Public Health. 2016 Okt; 2(10): 32-36. 15. Su L, Di Q, Kwan P, Yu N, Zhang Y, Hu Y, et al. Prediction for Relapse
7. Munir B. Epilepsi. Dalam: Munir B. Neurologi Dasar. 2015. and Prognosis of Newly Diagnosed Epilepsy. Acta Neurol Scand.
Jakarta: Sagung Seto. 174-179. 2013; 127: 141-7.
8. Sharma S, Dixit V. Epilepsy - A Comprehensive Review. Int 16. Seneviratne U, Cook M, Souza W. The Prognosis of Idiopathic
Jour Pharma Research & Review. 2013 Des; 2(12): 61-80. Generalized Epilepsy. Epilepsia. 2012 Des; 53(12): 2079-90.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai