otot
MELATI GANEZA
1102014153
Pembimbing :
dr. Cynthia Afriany, Sp.An
Pankuronium,
Suksinil-kolin Atrakurium,
Dekametonium Alkuronium
Klasifikasi non depolarisasi
susunan molekul
Suksinilkolin Dikolin ester Durasi sangat singkat; depolarisasi 1-1.5 5-8 Hidrolisis oleh plasma kolinesterase
D-Tubocurarine Alkaloid alami (cyclic Durasi lama; kompetitif 4-6 80-120 Eliminasi ginjal; klirens hati
benzylisoquinoline)
Atracurium (TRACRIUM) Benzylisoquinoline Durasi sedang; kompetitif 2-4 30-60 Degradasi Hoffman; Hidrolisis oleh plasma
kolinesterase, eliminasi ginjal
Doxacurium (NUROMAX) Benzylisoquinoline Durasi lama; kompetitif 4-6 90-120 Eliminasi ginjal
Mivacurium (MIVACRON) Benzylisoquinoline Durasi singkat; kompetitif 2-4 12-18 Hidrolisis oleh plasma kolinesterase
Pancuronium (PAVULON) Ammonio steroid Durasi lama; kompetitif 4-6 120-180 Eliminasi ginjal
Pipecuronium (ARDUAN) Ammonio steroid Durasi lama; kompetitif 2-4 80-100 Eliminasi ginjal; metabolisme hati dan klirens
Rocuronium (ZEMURON) Ammonio steroid Durasi sedang; kompetitif 1-2 30-60 Metabolisme hati
Vecuronium (NORCURON) Ammonio steroid Durasi sedang; kompetitif 2-4 60-90 Metabolisme hati dan klirens; Eliminasi ginjal
Tubokurarin klorida
(Kurarin)
Farmakokinetik
– Awitan aksi: kurang dari 2 menit
– Efek puncak: 2-6 menit
– Lama aksi: 25-90 menit
– efek dipotensiasi oleh anestetik volatil, antibiotik
aminoglikosid, anestetik lokal, diuretik, magnesium, litium,
obat-obatan penyekat ganglion, asidosis respiratorius,
– Dosis : intubasi : i.v. 0,3 – 0,6 mg/kg
– Pemeliharaan : i.v. 0,05 – 0,3 mg/kg (10% - 50% dari dosis
intubasi).
– Infus : 1 – 6 g/kg/menit.
– Prapengobatan : i.v. 10% dari dosis intubasi yang diberikan 3
– 5 menit sebelum dosis relaksan depolarisasi/
nondepolarisasi.
– Cara pemberian : terutama melalui i.v, kadang-kadang i.m.
– Eliminasi : Ekskresi terutama melaui ginjal dan sebagian
melaui hepar.
– Kemasan : suntikan, 3 mg /ml
– Penyimpanan : suhu kamar (150 - 300 C). Jangan biarekan
membeku.
– Pengencceran untuk infus: 15 mg dalam 100 ml D5W
(0,15 mg/ml
Galamin (Flaxedil)
Farmakologi
– Lama kerja obat berkisar 15-20 menit. Kerja sangat
berhubungan dengan aliran darah otot. Mempunyai efek
yang lenah terhadap ganglion syaraf dan tidak
menyebabkan pelepasan histamin. Memiliki sifat seperti
atropin yang menyebabkan takikardi walaupun pada dosis
kecil (20mg). Karena itu glamin cukup baik dipakai bersama
dengan halotan
Faramakokinetik:
– awitan aksi: 1 - 2 menit
– Efek puncak : 3 - 5 menit
– Lama aksi : 25 – 90 menit
– Interaksi/toksisitas : efek dipotensiasi oleh prapemberian
soksinilkolin, anastetik volatil, antibiotik haminoglikosida,
anestetik lokal, diuretik ansa, magnesium, litium, obat-obatan
penyekat ganglion, hipotermia, hipokalemia, dam asidosis
respiratoriuas
– Eliminasi : Ekskreasi terutama melaui ginjal dan sebagian melaui
empedu
Dosis:
– Intubasi : i.v. 1 – 1,5 mg/kg
– Pemeliharaan : i.v. 0,1 – 0,75 mg/kg (10% - 50% dari dosis
intubasi )
– Prapengobatan : i.v. 10% dari dosis intubasi diberikan 3 – 5 menit
sebelum dosis relaksan depolarisasi / nondepolarisasi.
– Kemasan : suntikan, 20 mg/ml (hanya untuk penggunaan i.v.)
penyimpanan: suhu kamar ( 150 – 300 C ). Jangan biarkan
membeku.
Alkurinium klorida/alkurium
(Alloferine)
Farmakologi :
– Mulai kerja pada menit ke-3 untuk selama 15 – 20 menit.
tempat sibersifat pelepas histamin jaringan, tetapi dapat
menghambat ganglion simpatik sehingga dapat
menimbulkan hipotensi terutama pada pasien dengan
riwayat penyakit jantung. Alkuronium dapat berpotensi
ringan dengan N2O-tiopental-narkotik
Eliminasi:
– Ekskresi terutama melalui ginjal (70%) salam bentuk utuh dan sebagian melalui
empedu.
Dosis :
– Dosis relaksasi pembedahan : 0.15 mg/kgBB/i.v. (dewasa)
– 0.125-0.2 mg/kgBB/i.v. (anak-
anak)
– Dosis intubasi trakea : 0.3 mg/kgBB/i.v
Penyimpanan : simpan pada suhu ruangan dan hindarkan dari cahaya matahari
secara langsung.
Atrakurium Besilat
(tracrium)
– Kemasan : falkon berisi bubuk putih 100 mg atau 500 mg. Pengenceran dapat
memakai garam fisiologik atau akuades steril 5 atau 25 ml sehingga
membenrtuk larutan 2%.
– Indikasi : sebagai pelumpuh otot jangka pendek.
– Kegunaan : terutama untuk mempermudah /fasilitas intubasi trakea karena
mula kerja yang cepat dan lama kerja yang sengkat. Juga dapat dipaki untuk
memelihara relaksasi otot dengan cara pemberian kontinyu per infus atau
suntikan intermiten.
– Dosis : i.v. 0,7 – 1 mg/kg ( 1,5 mg/kg degan prapengobatan nondepolarisator),
untuk anak-anak intubasi 1-2 mg/kgBB/i.v., untuk neonatus dan bayi 2-3 mg/kg,
– Cara pemberian: I.V./I.M/ intra lingual/ intra bukal.
– Mula kerja : 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit.
– Untuk mengurangi fasikulasi dan nyeri otot sering diberi
dahulu dengan obat pelumpuh otot non depolarisasi ¼
dosis relaksasi otot misalnya pankuronium 1 mg
(prekurarisasi)
DAFTAR PUSTAKA
1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, eds. Neuromuscular
blocking agents. In: Clinical Anesthesiology. 4th ed. McGraw Hills
Company. 2006.
2. White PF, Katzung BG. Skeletal muscle relaxants. In: Basic and
clinical pharmacology. 10th ed. McGraw Hills Company. 2007.
3. Francois D, Bevan DR. Pharmacology of muscle relaxants and
their antagonists. In: Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, eds.
Clinical anesthesia. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.
4. Stoelting RK. Neuromuscular blocking drugs. In: Pharmacology
and physiology in anaesthetic practice. 4th ed. Philadephia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2006.
5. Taylor P. Agents acting at the neuromuscular junction and
autonomic ganglia. In: Brunton LL, ed. Goodman & Gilman’s
the pharmacological basis of therapeutics. 11th ed. New York:
McGraw Hills Company. 2006.
Terimakasih