Anatomi paru-paru Anatomi percabangan bronkus & paru Alveoli Alveoli Ada tiga jenis sel utama pada dinding alveolar (pneumocytes):
•Tipe I (skuamosa alveolar) sel-sel yang
membentuk struktur dinding alveolar; •Tipe II (alveolar besar) sel-sel yang mensekresi surfaktan paru untuk menurunkan tegangan permukaan air dan memungkinkan membran untuk memisahkan, sehingga meningkatkan kemampuan untuk bertukar gas. •Makrofag yang merusak bahan asing, seperti bakteri. Pengertian Pneumonia adalah suatu proses peradangan di mana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang
mengalami konsolidasi, begitupun aliran darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi bergantung pada banyaknya jaringan
paru yang sakit. Pengertian • Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru.
• Pneumonia adalah peradangan akut parenkim
paru yang biasanya berhubungan dengan peningkatan cairan alveolar dan interstitial. (M. Black, 2014). Etiologi • Bakteri • Virus • Mikoplasma • Agen jamur • Protozoa • Aspirasi makanan, cairan, muntahan, asap beracun, bahan kimia berbahaya, asap, debu atau gas. • Imobilitas atau penyakit kronis Faktor resiko utama • Usia lanjut • Perokok • Infeksi saluran napas bagian atas • Intubasi trakea • Imobilitas jangka panjang • Terapi imunosupresif • Penurunan sistem imun • Malnutrisi, dehidrasi, tuna wisma • Penyakit kronis (Dm, Jantung, PPOK, ginjal dan Kanker.) Faktor resiko • Disfagia • Paparan polusi udara • Gangguan kesadaran (alkohol, over dosis obat, anastesi umum dan kejang) • dll Patofisiologi • Streptococcus pneumoniae, penyebab utama pneumonia bakterial, biasanya berdiam diri pada nasofaring dan muncul tanpa gejala pada 20-50% orang sehat. Merupakan kasus yang sering terjadi. Infeksi virus meningkatkan pengikatan Streptococcus pneumoniae pada reseptor di epitelium pernapasan. Sekali terhirup kedalam alveolus. Patofisiologi • Pneumococcus menginfeksi sel alveolus tipe II. Mereka berkembang biak dalam alveolus dan menginvasi epitel alveolus. • Pneumococcus menyebar dari alveolus ke alveolus lainnya melalui pori-pori kohn, sehingga menyebabkan inflamasi dan konsolidasi lobus. • Kantong alveolus yang mengalami inflamasi dan terisi cairan tidak dapat menukar oksigen dengan karbon dioksida dengan efektif. Eksudasi alveolus cairan cenderung kental, sehingga sangat sulit dikeluarkan dengan cara batuk. Patogenesis • 1. Community-acquired (di luar sarana kesehatan). • 2. Hospital-acuired (di RS) Gambaran infeksi pneumonia • Gambaran alveoli yang terinfeksi Klasifikasi berdasarkan anatomi • 1. Pneumoni lobaris adalah apabila infeksi terjadi pada satu lobus atau lebih. • 2. Pneumoni lobularis adalah apabila infeksi menunjukan penyebran yang memiliki bercak dengan diameter 3-4 cm pada bronkus sehingga disebut bronkopneumonia KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI PNEUMONIA
1.Demam sub febris dan febris 2.Dispnea berat, sianosis, hipoksemia, infeksi sekunder 3.Batuk , sputum bau 4.Distres respirasi mendadak 4. HEMATOGEN Etiologi : Terjadi apabila kuman menyebar melalui aliran darah, anaerob enterik Faktor resiko : Infus yang terinfeksi, endokarditis, drug abuse, abses intraabdomen, pielonefritis, empiema kandung kemih.
Tanda dan gejala :
1.Gejala pulmonal timbul minimal dibandingkan gejala septikemia 2.Batuk non produktif 3.Nyeri pleuritik. Stadium pneumonia karena pneumococcus : • 1. Kongesti (4-12 jam) : eksudat serosa masuk ke dalam alveolus dari pembuluh darah yang bocor. • 2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : Paru-paru tampak merah karena dan tampak bergranulasi karena sel darah merah, fibrin dan leukosit mengisi alveolus. Lanjutan..... • 3. Hepatisasi kelabu (3-8 hari) : paru tampak abu-abu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi dalam alveolus yang terinfeksi. • 4. Resolusi (7-11 hari) : Eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan paru kembali kepada struktur semula. Pemeriksaan penunjang • 1. Lab • 2. Radiologis • 3. AGD • 4. Fungsi paru • 5. Kultur • 6. Biopsi • 7. dll Askep Klien Pneumonia • Pengkajian secara komprehensif. Diagnosa keperawatan • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan konsolidasi, tidak efektif kapasitas pengangkutan oksigen darah. • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik, nyeri. • Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap. • Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses inlamasi. Diagnosa keperawatan • Resiko kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake cairan oral tidak adekuat, kehilangan cairan aktif • Intoleransi aktifitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum.