Anda di halaman 1dari 31

ASKEP KLIEN

PNEUMONIA

Ns. ELI INDAWATI


Anatomi paru-paru
Anatomi percabangan bronkus & paru
Alveoli
Alveoli
Ada tiga jenis sel utama pada dinding
alveolar (pneumocytes):

•Tipe I (skuamosa alveolar) sel-sel yang


membentuk struktur dinding alveolar;
•Tipe II (alveolar besar) sel-sel yang
mensekresi surfaktan paru untuk
menurunkan tegangan permukaan air dan
memungkinkan membran untuk
memisahkan, sehingga meningkatkan
kemampuan untuk bertukar gas.
•Makrofag yang merusak bahan asing,
seperti bakteri.
Pengertian
Pneumonia adalah suatu proses peradangan di mana
terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli
oleh eksudat.

Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang


mengalami konsolidasi, begitupun aliran darah disekitar
alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.

Hipoksemia dapat terjadi bergantung pada banyaknya jaringan


paru yang sakit.
Pengertian
• Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan
akut bagian bawah yang mengenai parenkim
paru.

• Pneumonia adalah peradangan akut parenkim


paru yang biasanya berhubungan dengan
peningkatan cairan alveolar dan interstitial.
(M. Black, 2014).
Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Mikoplasma
• Agen jamur
• Protozoa
• Aspirasi makanan, cairan, muntahan, asap
beracun, bahan kimia berbahaya, asap, debu
atau gas.
• Imobilitas atau penyakit kronis
Faktor resiko utama
• Usia lanjut
• Perokok
• Infeksi saluran napas bagian atas
• Intubasi trakea
• Imobilitas jangka panjang
• Terapi imunosupresif
• Penurunan sistem imun
• Malnutrisi, dehidrasi, tuna wisma
• Penyakit kronis (Dm, Jantung, PPOK, ginjal dan
Kanker.)
Faktor resiko
• Disfagia
• Paparan polusi udara
• Gangguan kesadaran (alkohol, over dosis obat,
anastesi umum dan kejang)
• dll
Patofisiologi
• Streptococcus pneumoniae, penyebab utama
pneumonia bakterial, biasanya berdiam diri
pada nasofaring dan muncul tanpa gejala pada
20-50% orang sehat. Merupakan kasus yang
sering terjadi. Infeksi virus meningkatkan
pengikatan Streptococcus pneumoniae pada
reseptor di epitelium pernapasan. Sekali
terhirup kedalam alveolus.
Patofisiologi
• Pneumococcus menginfeksi sel alveolus tipe II.
Mereka berkembang biak dalam alveolus dan
menginvasi epitel alveolus.
• Pneumococcus menyebar dari alveolus ke alveolus
lainnya melalui pori-pori kohn, sehingga
menyebabkan inflamasi dan konsolidasi lobus.
• Kantong alveolus yang mengalami inflamasi dan
terisi cairan tidak dapat menukar oksigen dengan
karbon dioksida dengan efektif. Eksudasi alveolus
cairan cenderung kental, sehingga sangat sulit
dikeluarkan dengan cara batuk.
Patogenesis
• 1. Community-acquired (di luar sarana
kesehatan).
• 2. Hospital-acuired (di RS)
Gambaran infeksi pneumonia
• Gambaran alveoli yang terinfeksi
Klasifikasi berdasarkan anatomi
• 1. Pneumoni lobaris adalah apabila infeksi
terjadi pada satu lobus atau lebih.
• 2. Pneumoni lobularis adalah apabila infeksi
menunjukan penyebran yang memiliki
bercak dengan diameter 3-4 cm pada
bronkus sehingga disebut
bronkopneumonia
KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI
PNEUMONIA

1. Sindroma tipikal
2. Sindroma atipik
3. Aspirasi
4. Hematogen
1. SINDROMA TIPIKAL

Etiologi :
1. Streptococcus
Faktor resiko :
Multipel mieloma

Tanda dan gejala :


1.Demam 39-40
2.Nyeri dada pleuritis
3.Batuk produktif
4.Retraksi interkostal
5.Sianosis
2. SINDROMA ATIPIK
Etiologi :
1. Haemophilus influenza, staphilacoccus aurues
Faktor resiko :
Usia tua, COPD, FLU

Tanda dan gejala :


1.Demam bertahap 3-5 hari 39-40
2.Malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorokan
3.Batuk kering
4.Nyeri dada
2. SINDROMA ATIPIK
Etiologi :
1. Mycoplasma pneumonia, virus patogen
Faktor resiko :
Anak-anak, dewasa

Tanda dan gejala :


1.Demam bertahap 3-5 hari 39-40
2.Malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorokan
3.Batuk kering
4.Nyeri dada
3. ASPIRASI
Etiologi :
1. Aspirasi basil garam negatif, klebsiela, pseudomonas,
enterobacter, escherichia proteus, basil garam positif,
stafilococcus, aspirasi asam lambung.
Faktor resiko :
Alkoholisme, infeksi nosokomial, gangguan kesadaran

Tanda dan gejala :


1.Demam sub febris dan febris
2.Dispnea berat, sianosis, hipoksemia, infeksi sekunder
3.Batuk , sputum bau
4.Distres respirasi mendadak
4. HEMATOGEN
Etiologi :
Terjadi apabila kuman menyebar melalui aliran darah,
anaerob enterik
Faktor resiko :
Infus yang terinfeksi, endokarditis, drug abuse, abses
intraabdomen, pielonefritis, empiema kandung kemih.

Tanda dan gejala :


1.Gejala pulmonal timbul minimal dibandingkan gejala
septikemia
2.Batuk non produktif
3.Nyeri pleuritik.
Stadium pneumonia karena
pneumococcus :
• 1. Kongesti (4-12 jam) : eksudat serosa
masuk ke dalam alveolus dari pembuluh
darah yang bocor.
• 2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) :
Paru-paru tampak merah karena dan
tampak bergranulasi karena sel darah
merah, fibrin dan leukosit mengisi alveolus.
Lanjutan.....
• 3. Hepatisasi kelabu (3-8 hari) : paru tampak
abu-abu karena leukosit dan fibrin
mengalami konsolidasi dalam alveolus
yang terinfeksi.
• 4. Resolusi (7-11 hari) : Eksudat mengalami
lisis dan direabsorbsi oleh makrofag
sehingga jaringan paru kembali kepada
struktur semula.
Pemeriksaan penunjang
• 1. Lab
• 2. Radiologis
• 3. AGD
• 4. Fungsi paru
• 5. Kultur
• 6. Biopsi
• 7. dll
Askep Klien Pneumonia
• Pengkajian secara komprehensif.
Diagnosa keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
inflamasi trachea bronchial, pembentukan edema,
peningkatan produksi sputum.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
konsolidasi, tidak efektif kapasitas pengangkutan oksigen
darah.
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik, nyeri.
• Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim
paru, batuk menetap.
• Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik
sekunder terhadap demam dan proses inlamasi.
Diagnosa keperawatan
• Resiko kekurangan volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. intake cairan oral tidak
adekuat, kehilangan cairan aktif
• Intoleransi aktifitas b.d. ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum.

Anda mungkin juga menyukai